Bab I-Vii
Bab I-Vii
PENDAHULUAN
1
dijalankan dengan mengajak pasangan usia subur (PUS) agar menggunakan alat
kontrasepsi3,5
Persentase peserta KB baru terhadap pasangan usia subur di Indonesia pada tahun
2015 sebesar 13,46%. Angka ini lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2014 yang
sebesar 16,51%. Tiga provinsi yang memiliki persentase tertinggi yaitu Maluku Utara
sebesar 57,85%, DKI Jakarta sebesar 31,14%, dan Maluku sebesar 25,07%. Sedangkan
capaian terendah terdapat beberapa daerah, termasuk Jawa Tengah sebesar 12,47%.
Puskesmas sebagai salah satu institusi fasilitas kesehatan pemerintah daerah dan
sebagai lini terdepan dalam pemberian pelayanan kesehatan nasional, juga
dituntut untuk menberikan pelayanan dengan baik berdasarkan wewenang, tugas
pokok, dan fungsinya yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, masalah dan
kemampuan puskesmas tersebut. Salah satu dari 6 program wajib puskesmas
tersebut adalah program kesehatan ibu anak keluarga berencana (KIA-KB). Di
wilayah kerja Puskesmas Tempuran sendiri, cakupan jumlah peserta KB aktif
pada bulan Januari Agustus 2016 masih rendah, yaitu 76,02%, dimana angka ini
belum mencapai target yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang
yaitu sebesar 80%.3,5
A. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, didapatkan data
bahwa cakupan jumlah peserta KB aktif di Dusun Banjarsari bulan Januari
Agustus 2016 masih rendah. Oleh karena itu, perumusan masalahnya adalah
2
1. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan rendahnya cakupan jumlah
peserta KB aktif?
2. Bagaimana alternatif pemecahan masalah sesuai dengan penyebab
masalah yang ditemukan?
3. Kegiatan apa saja yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah
tersebut?
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Menganalisa dan mengidentifikasi penyebab rendahnya cakupan jumlah
peserta KB aktif di Dusun Banjarsari, Desa Tempurejo, Kecamatan
Tempuran, Kabupaten Magelang bulan Januari Agustus 2016, serta
menyusun rencana tindak lanjut pemecahan masalah tersebut.
2. Tujuan khusus
a) Mengetahui faktor apa saja yang dapat menyebabkan rendahnya
cakupan jumlah peserta KB aktif di Dusun Banjarsari, Desa
Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang bulan
Januari Agustus 2016
b) Mencari alternatif pemecahan penyebab masalah bagi PUS yang
belum menjadi peserta KB aktif di Dusun Banjarsari, Desa
Tempurejo Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang bulan
Januari Agustus 2016.
C. Manfaat
1. Memberikan data tambahan mengenai cakupan jumlah peserta KB aktif
di Dusun Banjarsari, Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten
Magelang bulan Januari Agustus 2016.
2. Memberikan data mengenai tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku PUS
tentang program KB di Dusun Banjarsari, Desa Tempurejo, Kecamatan
Tempuran, Kabupaten Magelang bulan Januari Agustus 2016.
3
3. Memberikan saran kepada Puskesmas Tempuran dalam pengambilan
keputusan mengenai program pelayanan KB.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana
Menurut WHO, definisi keluarga berencana (KB) adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri dalam perencanaan kehamilan,
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol
waktu saat kehamilan dalam hubungan dengan umur suami-istri, dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga. Sedangkan, menurut Undang-
undang Republik Indonesia nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, KB adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas.6
Banyak pilihan metode alat-alat kontrasepsi yang tersedia saat ini bagi
individu yang ingin mengikuti KB. Pertimbangan dalam pemilihan termasuk
keamanan (sebagai perlindungan dari penyakit menular seksual dan HIV dan
juga menghindari efek samping penggunaan alat-alat kontrasepsi tersebut),
keefektifan, kemudahan, biaya, penerimaan seseorang, serta sikap
pasangannya.6
5
Diafragma dengan Efek samping Pemasangan DPS
6
berat badan
Iritasi
Keputihan
Praktis
Efektivitasnya Perdarahan
Efektif
sangat tinggi. Ekspulsi Rumah sakit/
IUD Masa pakai
Angka kegagalan Nyeri bersalin
jangka panjang
< 1% Infeksi
Radang serviks
Vasektomi:
Harus dengan
sukarela
Vasektomi:
Melalui
Efektif
tindakan
Morbiditas
pembedahan
sangat kecil
Masih ada
Sekali operasi
kemunkinan
Tidak
Efektivitas sangat komplikasi
mengganggu
tinggi, 99,9%. seperti
hubungan seksual
Diperkirakan perdarahan dan
Tubektomi:
antara 1000 infeksi Rumah sakit/
Sterilisasi Efektif
orang, hanya satu Tubektomi: bersalin
Sekali operasi
orang yang Harus dengan
Tidak
mengalami sukarela
mengganggu
rekanalisasi Melalui
hubungan seksual
tindakan
Tidak perlu
pembedahan
berulang kali ke
Masih ada
klinik
kemunkinan
komplikasi
seperti
perdarahan dan
infeksi
7
balita. Pelayanan KB merupakan upaya kesehatan promotif dan preventif
perorangan. Pelayanan KB mulai diberikan kepada remaja berupa pemberian
informasi tentang kesehatan reproduksi yang terintegrasi dalam pelayanan
kesehatan peduli remaja. Untuk calon pengantin, pelayanan KB diberikan
dalam bentuk pemberian informasi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan
reproduksi.6
Pelayanan KB untuk ibu hamil diberikan terintegrasi dengan pelayanan
antenatal dalam bentuk konseling KB pasca-persalinan, penggunaan buku
KIA, program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K),
maupun dalam pemberian informasi dalam kelas ibu hamil. Apabila setelah
melahirkan seorang ibu belum menggunakan kontrasepsi, maka saat
pemberian pelayanan nifas petugas kesehatan dapat memberikan konseling
dan pelayanan KB pasca-persalinan. Untuk PUS yang sedang tidak hamil
pelayanan KB diberikan dalam bentuk konseling dan pelayanan KB dengan
tujuan merencanakan dan menjarangkan atau membatasi kehamilan.6
8
PLKB hanya melayani 1 desa. PLKB sebagai ujung tombak program KB di
daerah harus langsung berhadapan dengan msayarakat sampai tingkat
terbawah, termasuk di rukun tetangga. Berdasarkan penguasaan lapangan
tersebut, seorang PLKB juga harus memberikan laporan kepada atasannya
tentang hasil dan prediksi hasil yang akan dicapai dalam program KB di
wilayah binaannya. Dengan demikian, keberhasilan program era kebangkitan
KB di tengah-tengah masyarakat sangat tergantung pada efektivitas PLKB.7
Identifikasi
Masalah
Penentuan
Monitoring & Penyebab
Evaluasi Masalah
Penentuan
Penyusunan Alternatif
Rencana Pemecahan
Penerapan Masalah
Penetapan
Pemecahan
Masalah
Terpilih
9
1. Identifikasi masalah
Pada tahap identifikasi masalah ini, didasarkan pada format standar
pelayanan minimal (SPM) yang merupakan suatu standar dengan batas-
batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan
wajib daerah kabupaten atau kota yang berkaitan dengan pelayanan dasar
kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indikator dan nilai.
Identifikasi masalah ini dilakukan dengan mengambil data dari beberapa
bagian kegiatan pokok, menghitung sasaran dari tiap indikator kerja, lalu
membandingkan hasil pencapaian dengan target yang ditentukan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2016. Masalah didapatkan
pada hasil kegiatan yang pencapaiannya masih kurang dari 100%. Dari
daftar masalah dalam SPM tersebut, dilakukan pengkajian yang lebih
mendalam terhadap suatu program atau kegiatan yang akan dipecahkan.
10
Bagan 2. Diagram fishbone
Lingkungan
Fisik, Kependudukan, Sosial Budaya,
Sosial, Ekonomi, Kebijakan
11
4. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan
pemilihan pemecahan terpilih. Apabila ditemukan beberapa alternatif
maka digunakan metode kriteria matriks (miv/c) untuk menentukan atau
memilih pemecahan terbaik.
m : magnitude, besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan.
Semakin banyak penyebab masalah yang dapat diselesaikan maka
semakin efektif dan semakin besar nilainya.
i : importancy, pentingnya penyelesaian masalah. Makin penting
cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah maka makin
efektif.
v : vulnerability, sensitifitas cara penyelesain masalah. Makin
sensitif bentuk penyelesaian masalah maka semakin efektif.
c : cost, perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan
pemecahan masalah. Semakin mahal, semakin besar nilainya.
12
BAB III
ANALISIS MASALAH
A. Analisis Masalah
Dalam pelaksanaan kegiatan programnya, Puskesmas Tempuran masih
memiliki beberapa kegiatan yang belum mencapai target Dinas Kesehatan
Kabupaten Magelang, dimana salah satunya adalah jumlah peserta KB aktif.
Jumlah peserta
80% 8562 6509 76,02% 95,02%
KB aktif
13
7 Tempurejo 80% 1,301 932.50 71.68% 89.59%
14
6 Bolobatur 96 63 33 64.58% 80.73%
15
BAB IV
KERANGKA PENELITIAN
LINGKUNGAN
16
B. Kerangka Konsep
17
BAB V
METODE PENELITIAN
B. Jenis Data
Laporan ini disusun berdasarkan 2 jenis data yang berbeda. Data primer
didapatkan dari kuesioner mengenai data umum, pengetahuan, sikap, dan
perilaku mengenai program keluarga berencana dengan responden wanita
usia subur yang sudah menikah dan tidak menggunakan KB, serta wawancara
ke bidan Desa Tempurejo dan kader Dusun Banjarsari. Sedangkan, data
sekunder didapatkan dari data tertulis dari Desa Tempurejo, data tertulis dari
penyuluh/petugas lapangan KB (PLKB), dan data tertulis dari Puskesmas
Tempuran.
C. Batasan Judul
Laporan yang berjudul Rencana Peningkatan Cakupan Jumlah Peserta
KB Aktif di Dusun Banjarsari, Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran,
Kabupaten Magelang bulan Januari Agustus 2016 memiliki batasan
pengertian judul sebagai berikut:
1. Rencana
Rancangan atau rangka sesuatu yang akan dikerjakan.
2. Peningkatan
Proses, cara, atau perbuatan untuk meningkatkan.
3. Cakupan
Hasil mencakup atau jangkauan.
4. Jumlah
Bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu.
5. Peserta
Orang yang ikut serta atau yang mengambil bagian.
18
6. KB (keluarga berencana)
Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan
membatasi kelahiran.
7. Aktif
Giat (bekerja, berusaha).
8. Dusun Banjarsari
Salah satu dusun dari 10 dusun yang terletak di wilayah Desa Tempurejo.
9. Desa Tempurejo
Salah satu desa dari 15 desa yang terletak di wilayah Kecamatan
Tempuran.
10. Kecamatan Tempuran
Salah satu kecamatan dari 21 kecamatan yang terletak di wilayah
Kabupaten Magelang.
11. Kabupaten Magelang
Salah satu kabupaten dari 34 kabupaten dan kota yang terletak di wilayah
Provinsi Jawa Tengah.
12. Bulan Januari Agustus 2016
Jangka waktu Januari Agustus 2016.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah
dipilih oleh peneliti. Dalam definisi operasional, disebutkan cara pengukuran
masing-masing variabel.
1. Sasaran
PUS di Dusun Banjarsari, Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran,
Kabupaten Magelang bulan Januari Agustus 2016.
2. Cakupan
Persentase perbandingan antara jumlah peserta KB aktif dengan jumlah
PUS di Dusun Banjarsari, Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran,
Kabupaten Magelang bulan Januari Agustus 2016.
19
3. PUS (Pasangan usia subur)
Responden yang berusia 15-45 tahun dan sudah menikah di Dusun
Banjarsari, Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten
Magelang bulan Januari Agustus 2016.
4. Peserta KB aktif
Responden yang berusia 15-45 tahun, sudah menikah, dan sedang
menggunakan alat kontrasepsi saat ini di Dusun Banjarsari, Desa
Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang bulan Januari
Agustus 2016.
5. Pengetahuan
Tingkat kepandaian yang diukur dengan pengisian kuesioner mengenai
program keluarga berencana. Pengetahuan dapat dibagi menjadi beberapa
tingkatan, yaitu:
a) Baik
b) Cukup
c) Kurang
6. Sikap
Perbuatan yang berdasarkan pendirian yang diukur dengan pengisian
kuesioner mengenai program keluarga berencana.
7. Perilaku
Tanggapan atau reaksi yang diukur dengan pengisian kuesioner
mengenai program keluarga berencana.
E. Ruang Lingkup
1. Lokasi
Dusun Banjarsari, Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten
Magelang.
2. Waktu
Januari Agustus 2016.
3. Sasaran
Wanita berusia 15-45 tahun yang sudah menikah dan tidak menggunakan
KB.
20
4. Metode
Kuesioner, wawancara, dan pencatatan data.
5. Materi
Evaluasi jumlah peserta KB aktif.
21
BAB VI
HASIL PENELITIAN
A. Data Umum
1. Kondisi Geografis
Desa Tempurejo terletak di wilayah Kecamatan Tempuran, Kabupaten
Magelang Provinsi Jawa Tengah dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
2. Jumlah Penduduk
a. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
Laki-laki : 3942 orang
Jenis Kelamin
NO Dusun Laki- Perempuan
laki
1 Jambu 359 320
2 Punduhsari I 478 429
3 Punduhsari II 393 389
4 Turus 275 242
5 Banjarsari 209 215
6 Bolobatur 227 203
7 Banjaran 545 570
8 Tempursari 505 549
22
9 Semirejo 368 345
10 Ngandong 187 187
B. Hasil Survei
Pada tanggal 22-24 Agustus 2016, telah dilaksanakan survei lapangan di
Dusun Banjarsari, Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.
Responden survei ini adalah 30 orang ibu yang termasuk dalam kriteria inklusi.
Kuesioner dibuat dengan suatu pertanyaan terstruktur yang meliputi pengetahuan,
sikap, dan perilaku PUS tentang program keluarga berencana. Adapun hasil yang
didapatkan di lapangan adalah sebagai berikut.
23
SLTP 9 30,00%
SLTA 12 40,00%
S1 0 0.00%
Jumlah 30 100.00%
24
tingkat SLTA dan sederajat. Tidak ada responden yang bekerja, dimana mereka
hanya sebagai ibu rumah tangga. Dua puluh tiga responden rata-rata memiliki
lebih dari dan sama dengan 3 anak, dan sisanya memiliki 2 anak, & 1 anak.
3. Sikap responden
25
perempuan. Bagaimana pendapat anda mengenai hal ini?
TS 1 3,33%
KS 12 40%
S 9 30%
SS 8 26,67%
Seorang ibu yang sudah memiliki 3 anak perempuan, tidak mau mengikuti
3 program KB karena belum memiliki anak laki-laki. Bagaimana pendapat
anda mengenai hal ini?
TS 0 0.00%
KS 5 16,67%
S 25 83,33%
SS 0 0.00%
Seorang ibu tidak mau mengikuti program KB, karena menurutnya mahal.
4
Bagaimana pendapat anda mengenai hal ini?
TS 11 36,67%
KS 19 63,33%
S 0 0.00%
SS 0 0.00%
Seorang ibu tidak mau mengikuti program KB, karena menurutnya tidak
5
aman. Bagaimana pendapat anda mengenai hal ini?
TS 3 10%
KS 20 66,67%
S 7 23,33%
SS 0 0.00%
Seorang ibu tidak mau mengikuti program KB, karena menurutnya tidak bisa
6
memiliki anak lagi. Bagaimana pendapat anda mengenai hal ini?
TS 8 26,67%
KS 22 73,33%
S 0 0.00%
SS 0 0.00%
26
Tabel 14. Penilaian sikap responden
Sikap Responden Jumlah Persentase
Baik 12 40%
Cukup 17 56,67%
Kurang 1 3,33%
Jumlah 30 100.00%
4. Perilaku responden
a) Alasan responden tidak menggunakan KB saat ini
27
Tabel 16. Penggunaan KB sebelumnya oleh responden
Penggunaan KB Sebelumnya oleh Responden Jumlah Persentase
Ya 6 20%
Tidak 24 80%
Jumlah 30 100.00%
28
yaitu sebanyak 3 responden, dan sisanya 2 responden di Praktik bidan desa dan 1
responden di klinik swasta. Seluruh responden mendapatkan pelayanan KB dari
bidan, tidak satupun yang mendapat dari dokter.
29
Tabel 22. Keadaan alat kontrasepsi
Keadaan Alat Kontrasepsi Jumlah Persentase
Bersih 6 100.00%
Kotor 0 0.00%
Jumlah 6 100.00%
30
d) Ketersediaan fasilitas kesehatan pelayanan KB di lingkungan
sekitar responden
Tabel 25. Ketersediaan fasilitas kesehatan pelayanan KB di lingkungan sekitar
rumah responden
Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Pelayanan KB di
Jumlah Persentase
Lingkungan Sekitar Responden
Ada 30 100%
Tidak ada 0 0,00%
Tidak tahu 0 0.00%
Jumlah 30 100.00%
Tabel 26. Jarak antara fasilitas kesehatan pelayanan KB dengan rumah responden
Jarak antara Fasilitas Kesehatan Pelayanan KB
Jumlah Persentase
dengan Rumah Responden
<1 km 0 0.00%
>1 km 30 100.00%
Tidak tahu 0 0.00%
Jumlah 30 100.00%
31
yang jaraknya >1 km dari Dusun Banjarsari. Alat transportasi yang paling banyak
digunakan responden untuk menjangkau fasilitas kesehatan tersebut adalah motor,
yaitu sebanyak 50.00%.
e) Biaya pelayanan KB
32
Tidak pernah 24 80.00%
Jumlah 30 100.00%
33
Tidak pernah 0 0,00%
Jumlah 30 100.00%
C. Hasil Wawancara
Kader Dusun Banjarsari
Dari hasil wawancara dengan kader Dusun Banjarsari, yaitu Ibu Citra,
penyebab rendahnya cakupan jumlah peserta KB aktif di Dusun Banjarsari,
didapatkan dari hasil wawancara sebagai berikut:
a. Pada bulan apa program KB biasa dilakukan penyuluhan?
Belum pernah ada
b. Apakah setiap pelaksanaan posyandu dilakukan pelayanan KB?
Tidak selalu. Karena kegiatan posyandu biasanya menitikberatkan pada
kegiatan KIA
c. Apakah anda mengetahui deteksi dini efek samping dalam kontrasepsi?
Iya saya mengetahuinya
d. Apakah anda mengetahui SIYOMEKET (Simulasi Pengayoman Medis
Metoda Kontrasepsi Efektif Terpilih)?
Belum pernah mengetahui hal tersebut
e. Apakah dalam satu tahun terakhir pernah dilaksanakan pelatihan tentang efek
samping kontrasepsi?
Belum pernah
f. Apakah ada kesulitan dalam mempromosikan KB di Dusun Banjarsari?
Disini ibu yang usia subur tidak semua yang mau keposyandu untuk promosi
KB. Kebanyakan mereka akan langsung menuju kebidan dan dukungan suami
untuk penggunaan alat kontrasepsi kurang karena dinilai menyalahi aturan
agama islam.
g. Apakah ada kesulitan dalam pendeteksian peserta KB tidak aktif?
34
Tentu ada. Karena sebagian ibu PUS yang awalnya menggunakan KB, bila
berhenti menggunakan KB tidak melaporkan dan jumlah kader yang mendata
kurang. Serta jauhnya akses fasilitas kesehatan pelayanan KB dari Dusun
Banjarsari juga dirasa menjadi salah satu faktor rendahnya cakupan peserta
KB aktif, dimana fasilitas kesehatan pelayanan KB terdekat adalah di praktik
bidan desa yang berjarak >1 km juga posyandu yang diadakan sebulan sekali
di Dusun Banjarsari hanya menitikberatkan pada KIA.
h. Bagaimana menurut ibu tentang partisipasi suami dalam kepesertaan KB?
Masih kurang. KB sejauh ini masih didominasi oleh perempuan, bapak-bapak
biasanya juga tidak pernah datang bila ada promosi tentang KB
35
BAB VII
ANALISA PENYEBAB MASALAH
36
Terdapat program safari KB.
37
PUS, peserta aktif KB, dan PUS
tidak KB.
38
dan puskesmas sudah dilakukan.
Pertemuan antara bidan desa dan para
kader untuk membahas program KB
sudah dilaksanakan sesuai jadwal.
Pertemuan antara koordinator KB
dengan BKKBN untuk membahas
program KB sudah dilaksanakan sesuai
jadwal.
Pengawasan
pencatatan dan
pelaporan mengenai
Kerjasama lintas sektoral antara pihak
P3 berapa banyak WUS
puskesmas, bidan, PLKB, dan BKKBN
(Pengawasan, yang tidak
dalam wilayah Kabupaten Magelang
pengendalian, menggunakan
untuk pencatatan dan pelaporan
dan penilaian) pelayanan KB di
pelayanan KB.
Puskesmas
Tempuran belum
dilakukan
39
B. Rekapitulasi Penyebab Masalah
1. Kurangnya jumlah kader di Dusun Banjarsari
2. Kurangnya jumlah tenaga PLKB, dimana 1 PLKB bisa menangani 3-4
desa.
3. Bidan desa tidak hanya melaksanakan kegiatan mengenai program KB
saja
4. Tidak terdapat penyuluhan program KB di Dusun Banjarsari oleh tenaga
kesehatan
5. Tidak terdapat brosur, leaflet, atau poster tentang KB yang disebarkan
ke Dusun Banjarsari
6. Belum ada perencanaan penyuluhan tentang KB di Dusun Banjarsari
7. Pelaksanaan program safari KB sudah lama tidak dilakukan.
8. Pelaksanaan penyuluhan KB di Dusun Banjarsari belum dilakukan
9. Penyebaran brosur dan leaflet serta pemasangan poster tentang KB di
Dusun Banjarsari belum dilakukan
10. Pengawasan pencatatan dan pelaporan mengenai berapa banyak WUS
yang tidak menggunakan pelayanan KB di Puskesmas Tempuran belum
dilakukanPengetahuan dan sikap ibu usia subur tentang program KB
masih belum baik seluruhnya
11. Pengetahuan dan sikap ibu usia subur tentang program KB masih belum
baik seluruhnya
12. Dukungan dari suami kurang mengenai penggunaan alat kontrasepsi
13. Jarak fasilitas kesehatan pelayanan KB dengan rumah PUS cukup jauh.
40