Anda di halaman 1dari 13

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan adalah oranisme yang hidup di perairan, berdarah dingin, bernafas

dengan insang dan bergerak menggunakan sirip. Penyediaan benih ikan yang

berkualitas adalah cara yang tepat dalam meningkatkan keberhasilan di bidang

budidaya. Meningkatnya keberhasilan aktivitas budidaya, tentu saja membuat

kondisi kualitas air semakin mengalami penurunan karena terus-menerus

digunakan untuk berproduksi tanpa memperhatikan kualitasnya. Dalam media air,

mikroorganisme sangat cepat berkembang sehingga akan menjadi pathogen yang

dapat menyerang ikan budidaya. Sehingga ikan-ikan yang dibudidayakan akan

sakit bahkan akan mengalami kematian akibat kualitas air yang buruk.

Pada dasarnya banyak ikan budidaya yang mati akibat terserang oleh

penyakit. Penyakit diartikan sabagai gangguan fungsi fisiologis atau

penyimpangan bentuk anatomi organ tubuh, organ darah, dan kimiawi cairan

tubuh ikan. Fisiologis ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem respirasi

biogenetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor sistem syaraf, sistem

endokrin dan reproduksi.

Penyakit ikan timbul karena adanya interaksi antara lingkungan inang (ikan)

dan adanyga jasad penyebab penyakit. Apabila ketiga faktor ini terganggu dan

tidak seimbang, maka akan timbul penyakit ikan. Organisme yang diserang

penyakit pada umumnya berasal dari kelompok hama, parasit, dan non parasit.

Namun, yang paling banyak menimbulkan kerugian adalah penyakit yang

disebabakan oleh parasit.


2

Parasit adalah organisme yang hidup pada organisme lain yang mengambil

makanan dari tubuh organisme tersebut, sehingga organisme yang tempatnya

makan (inang) akan mengalami kerugian.Parasit yang dapat menyerang organisme

budidaya adalah dari jenis virus, bakteri, jamur, protozoa, golongan cacing dan

udang renik. Serangan parasit biasanya terjadi pada kolam yang kualitas airnya

buruk atau kolam yang tidak terawat. Faktor lain yang membuat serangan parasit

susah dicegah adalah minimnya peralatan yang dimiliki untuk mendeteksi parasit

tersebut.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu melihat dan

mengidentifikasi parasit yang terdapat pada keong mas.

Sedangkan manfaat dari praktikum ini adalah mengetahui jenis-jenis parasit

yang terdapat pada keong menggunakan mikroskop.


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi dan Morfologi Keong Mas (Pomacea canaliculata)

Keong mas (Pomacea canaliculata) termasuk dalam filum: Molusca,

Kelas: Gastropoda, Sub kelas: Pulmonata, Ordo: Stylommatohora, Genus:

Ampallarius, dan Spesies: Pomacea canaliculata (Pratiwi, 2008).

Gambar 1. Morfologi keong mas(Pomacea canaliculata)

Keong mas merupakan organisme air tawar. Keong mas ini berasal dari

Amerika selatan. Hewan ini diintroduksi ke Indonesia pada tahun 1981 sebagai

hewan hias. Sejak awal introduksi, ada dua pendapat yang bertentangan perihal

keong mas. Satu pihak mendukung introduksi keong mas dan membiakkannya

sebagai hewan hias, pihak lain mengkhawatirkan keong mas akan menjadi hama

tanaman (Hendarsih dkk, 2009). Keong mas merupakan hewan yang sangat rakus,

dan makan hampir semua tumbuhan dalam air yang masih lunak. Keong mas

memiliki mulut yang berada diantara tentakel bibir dan memiliki radula, yaitu

lidah yang dilengkapi dengan beberapa baris duri yang tiap baris terdiri atas tujuh
4

duri. Radula memarut jaringan tanaman sehingga tanaman patah dan kemudian

dimakan (Hendarsih dkk, 2005).

Keong mas (Pomacea canaliculata)dapat menyebar dengan cepat karena

setiap keong mas dewasa (60 hari setelah menetas hingga 3 tahun) menghasilkan

telur berkisar antara 132 sampai 1.827 butir. Telur menetas setelah 7 sampai 14

hari dengan persentase menetas lebih 80% (Musman, 2007).

Organisme ini berpotensi sebagai hama utama karena sawah merupakan

habitat yang cocok bagi perkembangannya, sehingga keong mas dapat

berkembang biak sangat cepat dan mampu merusak tanaman padi dalam waktu

yang cepat (Hendarsih dan Kurniawati, 2009). Keong mas dapat bertahan hidup

antara 2 sampai 6 bulan dengan fertilitas yang tinggi. Cangkangnya berwarna

coklat muda, dagingnya berwarna putih susu sampai merah keemasan atau orange

(Anonimus, 2009).

2.2. Parasit Digenea

Digenea adalah trematoda endoparasit yang fase dewasanya ditemukan pada

vertebrata termasuk ikan. memiliki siklus hidup kompleks yang melibatkan satu

atau lebih inang perantara(siput, burung). Biasanya di temukan di dalam tubuh

pada saluran pencernaan/usus, darah ,arteri,osheopagus, kantong empedu.

Digenea umumnya berbentuk pipih seperti daun dengan struktur mirip turbelaria

free living dan bersifat hermaprodit. Tubuh lunak dan terdiri 2 sucker, faring,

kaekum intestinalis, sistem reproduksi. Bentuk dasar tubuh digenea dewasa

bermacam-macam. ( Lukistyowati, 2017 ).


5

Digenea yang telah diketahui mendekati 400 genera dan sedikitnya 4000

spesies yang menyerang ikan. Parasit ini memperlihatkan inang spesifisitas yang

tinggi terutama pada inang antara yang pertama dan pada inang akhir. Organ yang

diserang pada inang akhir adalah organ internal seperti saluran gastrointernal dan

organ yang berdekatan seperti hati dan empedu, paru-paru, gelembung renang

serta saluran darah (muchsin, 2010).

2.3. Jenis Parasit Digenea

Menurut anonim(2012) jenis-jenis parasit digenea adalah berikut ini :

1. Fasciola hepatica

Cacing ini hidup sebagai parasit di dalam hati manusia dan hewan

ternak seperti sapi, babi, dan kerbau. Tubuhnya mencapai panjang 2-5 cm,

dilengkapi alat penghisap yang letaknya mengelilingi mulut dan di dekat

perut. Cacing hati berkembangbiak secara seksual dengan pembuahan

silang atau pembuahan sendiri (hermaprodit). Fasciola hepatica memiliki

siklus hidup mulai dari dalam tubuh inangnya, ketika keluar dari tubuh

inang, sampai kemudian masuk kembali sebagai parasit di tubuh inang

yang baru. Perhatikan.

Di dalam tubuh inangnya, cacing dewasa memproduksi sperma dan

ovum kemudian melakukan pembuahan. Telur yang telah dibuahi

kemudian keluar dari tubuh inang bersama feses (kotoran). Bila jatuh di

tempat yang sesuai, telur ini akan menetas dan menjadi mirasidium (larva

bersilia). Mirasidium kemudian berenang di perairan selama 8-20

jam. Bila menemukan siput air (Lymnaea javanica), mirasidium


6

akan masuk ke tubuh siput tersebut, tetapi bila tidak bertemu siput air

mirasidum akan mati. Di dalam tubuh siput, mirasidium kemudian tumbuh

menjadi sporoskista. Sporokista kemudian berpartenogenesis menjadi

redia dan kemudian menjadi serkaria. Serkaria membentuk ekor dan keluar

menembus tubuh siput, kemudian berenang beberapa lama sehingga

melepaskan ekornya di rumput dan tumbuhan air untuk menjadi

metaserkaria. Metaserkaria kemudian membungkus diri dengan kista

(cyste) sehingga dapat bertahan pada rumput atau tumbuhan

lain, menunggu termakan oleh hewan. Ketika kista ikut termakan bersama

tumbuhan, kista akan menembus dinding usus lalu masuk ke hati,

kemudian berkembang hingga dewasa dan bertelur kembali mengulang

siklus yang sama

2. Fasciolopsis buski

Fasciolopsis buski adalah salah satu trematoda usus yang bersifat

hermaprodit yang dapat menimbulkan penyakit fasciolopsiasis. Hospes

definitif parasit ini adalah manusia, babi, kadang-kadang anjing, hospes

intermedier 1 nya keong air, sedangkan hospes intermedier 2 nya adalah

tumbuhan air.
7

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ilmu penyakit ikan ini dilaksanakan pada hari Rabu 25 Oktober

2017, Pukul 15.00-17.00 WIB bertempat di Laboratorium Parasit dan Penyakit

Ikan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.

3.2. Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat yang digunakan saat praktikum

No. Nama alat Fungsi Alat


1. Cawan Petri Wadah tempat keong uji
2. Nampan Tempat meletakkan keong uji
3. Alat Bedah Membedah keong dalam mengambil sampel pada
tubuh ikan
4. Mikroskop Mengamati objek parasit
5. objek Glass Wadah tempat sampel
6. Cover Glass Penutup objek yang akan diamati pada bagian
objek glass
7. Penggaris Mengambil/menuangkan air ke cawan petri
8. Pipet Tetes Mengambil air aquades yang akan diletakkan ke
objek glass
9. Alat Tulis Mencatat hasil pengamatan
10. Oven Mengeluarkan parasit dari keong

Tabel 2. Bahan yang digunakan saat praktikum


No. Nama Bahan Fungsi Bahan
1. Keong Uji Objek yang diamati
2. Aquades Pelarut saat melarutkan senyawa
3. Mama Lemon Mencuci tangan yang bau amis
4. Tisu Gulung Mengeringkan tangan yang basah
8

3.3. Metode Praktikum

Metode praktikum yang digunakan adalah metode pengamatan secara

langsung terhadap objek-objek yang dipraktikumkan di dalam laboratorium.

3.4. Prosedur Praktikum

Prosedur yang pertama menaruh sampel yang telah ada ke nampan.

Pindahkan beberapa sampel keong mas berukuran kecil kedalam cawan petri yang

telah disediakan, lalu penuhi cawan petri dengan air sampai penuh dan cawan

petri ditutup rapat. Usahakan saat penutupan cawan petri jangan terjadi bubling,

kalo terjadi ulangi lagi. Kemudian cawan petri yang berisi siput dimasukkan

kedalam oven untuk disinari. tunggu beberapa saat cercaria yang keluar diamati.

Larva dipindahkan pada slide glass dan ditutup dengan cover glass. Kemudian

diamati di bawah mikroskop.


9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Parasit yang di temukan pada prktikum siklus hidup parasit digenea adalah

adalah Bucephalus polymorphus. Klasifikasi Bucephalus polymorphus adalah

sebagai berikut Kingdom: Animalia, filum: Platyhelminthes, kelas: Trematoda,

Subclass: Digenea, Ordo: Stigeidida, Superfamily: Buchephaloidae, Genus:

Bucephalus, Spesies: Bucephalus polymorphus.

4.2. Jenis Digenea yang Ditemukan

Digenea yang ditemukan adalah Bucephalus polymorphus. Berikut adalah

hasil perbandingan yang didapat dari sumber internet dan objek yang diamati

sewaktu praktikum.

Sumber : 1. Dari mikroskop: Handphone 2. Internet : http://www.zoofir


ma.ru/knigi/tremat
ody/15669-
bucephallus
polymorphus 1802-
odhner-1905.html
10

4.2.1. Pembahasan

Trematoda disebut juga cacing daun yaitu cacing yang termasuk kelas

Trematoda kelas Platyhelminthes dan hidup sebagai parasit. Keong air di sini

berfungsi sebagai hospes perantara pertama. Siput merupakan perantara (hospes)

dari cacing trematoda yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan

hewan. Pada tubuh siput tersebut berkembang cercaria yang pada waktu tertentu

keluar mencari hospes untuk bertumbuh lebih lanjut.

Pada umumnya Trematoda atau cacing daun merupakan parasit dengan

sifat hermafrodit yang memiliki siklus hidup yang kompleks. Mulai dari telur,

mirasidium. Serkaria. Redia, kemudian menjadi cacing dewasa muda dan

akhirnya menjadi cacing dewasa.berdasarkan tempat hidupnya pun jenis cacing

ini lebih bervariasi. Ada trematoda yang hidup di hati, Paru, usus bahkan dalam

darah. Proses penyebarannya pun sangatlah mudah dan sangat sederhana.


11

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa Faktor yang

membuat cercaria tidak ditemukan adalah terjadinya bubling pada waktu

penutupan cawan petri. Parasit digenea melakukaan siklus hidupnya dengan inang

perantara siput/ keong mas.

5.2 Saran

Hendak nya Praktikan harus lebih teliti dan fokus dalam mengamati

objek dan memahami betul cara mengambil sampel serta menggunakan

mikroskop agar tidak salah dalam menentukan jenis pasasit yang ditemukan.

Terakhir hendak nya teman-teman dalam kelompok praktikum harus benar-benar

melakukan praktikum ini sesuai prosedur yang ada, sehingga hasil yang diperoleh

bisa dipertanggung jawabkan.


12

DAFTAR PUSTAKA

Hendarsih, S., dan N. Kurniawati. 2009. Keong mas, dari Hewan


Peliharaan Menjadi Hama Utama Padi Sawah, Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi, Hal 385-403

Lukistyowati I, dkk. 2017. Parasit dan Penyakit Ikan. Pekanbaru : UNRI PRESS
.112 hal.

Muchsin, dkk. 2010. Kepadatan Keong Pila ampullaceal di Areal Persawahan Pondok
Hijau.Laporan Praktikum Ekologi Hewan

Musman, M. 2007. Pengaruh Ekstrak Metanol Buah Penteut (Barringtonia


asiatica) Terhadap Mortalitas Keong Mas (Pomacea canaliculata), Jurnal
Natural, 4 (2) 99-11.

Pratiwi, D. A. 2010. Biologi SMA X, Erlangga, Jakarta. Hal 145-223


13

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan selama praktikum

Nampan Penuntun praktikum Mikroskop

Sarung tangan Objek glass Aquades

Sampel Pisau scaple Pinset

Anda mungkin juga menyukai