Anda di halaman 1dari 18

DATA LINK LAYER

Data link layer atau disebut juga lapisan data-link merupakan lapisan kedua dari bawah dalam model
OSI, yang dapat melakukan konversi frame-frame jaringan yang berisi data yang dikirimkan
menjadi bit-bit mentah agar dapat diproses oleh lapisan fisik. Lapisan ini merupakan lapisan yang
akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam
sebuah wide area network (WAN), atau antara node ( node adalah server down atau tidak
merespon) didalam sebuah segmen local area network (LAN) yang sama. Lapisan ini bertanggung-
jawab dalam membuat frame, flow control, koreksi kesalahan dan pentransmisian ulang
terhadap frame yang dianggap gagal. MAC address juga diimplementasikan di dalam lapisan ini. Selain
itu,beberapa perangkat seperti Network Interface Card (NIC), switch layer 2 serta bridge jaringan juga
beroperasi di sini. Lapisan data-link menawarkan layanan pentransferan data melalui saluran fisik.

Pentransferan data tersebut mungkin dapat diandalkan atau tidak beberapa protokol lapisan data-
link tidak mengimplementasikan fungsi Acknowledgment untuk sebuah frame yang sukses diterima,
dan beberapa protokol bahkan tidak memiliki fitur pengecekan kesalahan transmisi (dengan
menggunakan checksumming). Pada kasus-kasus tersebut, fitur-fitur acknowledgment dan
pendeteksian kesalahan harus diimplementasikan pada lapisan yang lebih tinggi, seperti
halnya protokol Transmission Control Protocol (TCP) (lapisan transport).

Tugas utama dari data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi data mentah dan mentransformasi
data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke Network Layer,
lapisan data link melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input
menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian lapisan data
link mentransmisikan frame tersebut secara berurutan dan memproses acknowledgement frame yang
dikirim kembali oleh penerima. Karena lapisan fisik menerima dan mengirim aliran bit tanpa
mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada lapisan data-link-lah untuk membuat
dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke
awal dan akhir frame.

Fungsi dari lapisan data link adalah menyediakan layanan bagi lapisan jaringan. Layanannya yang
penting adalah pemindahan data dari lapisan jaringan pada node sumber ke lapisan jaringan di
pada node yang dituju. Tugas lapisan data link adalah menstransmisikan bit-bit ke komputer yang
dituju, sehingga bit-bit tersebut dapat diserahkan ke lapisan jaringan. Transmisi aktual yang mengikuti
lintasan akan lebih mudah lagi jika dianggap sebagai proses dua lapisan data-link yang berkomunikasi
menggunakan protokol data link . Lapisan data-link dapat dirancang sehingga mampu menyediakan
bermacam-macam layanan. Layanan aktual yang ditawarkan suatu sistem akan berbeda dengan
layanan sistem yang lainnya. Tiga layanan yang disediakan adalah sebagai berikut :

1. Layanan unacknowledged connectionless


Layanan jenis ini mempunyai arti di mana node sumber mengirimkan sejumlah frame ke node lain
yang dituju dengan tidak memberikanacknowledgment bagi diterimanya frame-frame tersebut. Tidak
ada koneksi yang dibuat baik sebelum atau sesudah dikirimkannya frame. Bila sebuah frame hilang
sehubungan dengan adanya noise, maka tidak ada usaha untuk memperbaiki masalah tersebut di
lapisan data-link. Jenis layanan ini cocok bila laju kesalahan (error rate) sangat rendah,
sehingga recovery bisa dilakukan oleh lapisan yang lebih tinggi. Sebagian besar teknologi [LAN]
meggunakan layanan unacknowledgment connectionless pada lapisan data link.

2. Layanan acknowledged connectionless

Pada layanan jenis ini berkaitan dengan masalah reabilitas. Layanan ini juga tidak menggunakan
koneksi, akan tetapi setiap framedikirimkan secara independen dan secara acknowledged. Dalam hal
ini, si pengirim akan mengetahui apakah frame yang dikirimkan ke komputer tujuan telah diterima
dengan baik atau tidak. Bila ternyata belum tiba pada interval waktu yang telah ditentukan,
maka frame akan dikirimkan kembali. Layanan ini akan berguna untuk saluran unreliable,
seperti sistem nirkabel.

3. Layanan acknowledged connection-oriented

Layanan jenis ini merupakan layanan yang paling canggih dari semua layanan yang disediakan oleh
lapisan data-link bagi lapisan jaringan. Dengan layanan ini, node sumber dan node tujuan membuat
koneksi sebelum memindahkan datanya. Setiap frame yang dikirim tentu saja diterima. Selain itu,
layanan ini menjamin bahwa setiap frame yang diterima benar-benar hanya sekali dan
semua frame diterima dalam urutan yang benar.

Sebaliknya dengan layanan connectionless, mungkin saja hilangnya acknowledgment akan


meyebabkan sebuah frameperlu dikirimkan beberapa kali dankan diterima dalam beberapa kali juga.
Sedangkan layanan connection-oriented menyediakan proses-proses lapisan jaringan dengan
aliran bit yang bisa diandalkan.

Pada saat layanan connection oriented dipakai, pemindahan data mengalami tiga fase. Pada fase
pertama koneksi ditentukan dengan membuat kedua node menginisialisasi variabel-variabel
dan counter-counter yang diperlukan untuk mengawasi frame yang mana yang diterima dan yang
belum diterima. Dalam fase kedua, satu frame atau lebih mulai ditransmisikan dari node sumber
ke node tujuan. Pada fase ketiga, koneksi dilepaskan, pembebasan variabel, buffer dan sumber daya
yang lain yang dipakai untuk menjaga berlangsungnya koneksi.

1.2 Framing

Untuk melayani lapisan jaringan, lapisan data-link harus menggunakan layanan yang disediakan oleh
lapisan fisik. Apa yang dilakukan lapisan fisik adalah menerima aliran bit-bit mentah dan berusaha
untuk mengirimkannya ke tujuan. Aliran bit ini tidak dijamin bebas dari kesalahan. Jumlah bit yang
diterima mungkin bisa lebih sedikit, sama atau lebih banyak dari jumlah bit yang ditransmisikan dan
juga bit-bit itu memiliki nilai yang berbeda-beda. Bila diperlukan, lapisan data-link juga dapat diserahi
tanggung jawab untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan yang terjadi.

Pendekatan yang umum dipakai adalah lapisan data link memecah aliran bit menjadi frame-frame dan
menghitung nilai checksum untuk setiap frame-nya. Memecah-mecah aliran bit menjadi frame-
frame lebih

sulit dibandingkan dengan apa yang kita kira. Untuk memecah-mecah aliran bit ini, digunakanlah
metode-metode khusus. Ada empat buah metode yang dipakai dalam pemecahan bit menjadi frame,
yaitu :

Karakter penghitung

pemberian karakter awal dan akhir, dengan pengisian karakter

Pemberian flag awal dan akhir, dengan pengisian bit

Pelanggaran pengkodean Physical layer

Berikut ini akan disajikan pembahasan mengenai metode-metode ini.

1. Karakter Penghitung merupakan metode yang menggunakan sebuah field pada header untuk
menspesifikasi jumlah karakter di dalam frame. Ketika data link layer pada komputer yang dituju
melihat karakter penghitung, maka data link layer akan mengetahui jumlah karakter yang
mengikutinya dan kemudian juga akan mengetahui posisi ujung framenya. Teknik ini bisa dilihat pada
di bawah ini, dimana ada empat buah frame yang masing-masing berukuran 5,5,8 dan 8 karakter.
Masalah yang akan timbul pada aliran karakter ini apabila terjadi error transmisi. Misalnya, bila
hitungan karakter 5 pada frame kedua menjadi 7, maka tempat yang dituju tidak sinkron dan tidak
akan dapat mengetahui awal frame berikutnya. Oleh karena permasalahan ini, metode hitungan
karakter sudah jarang dilakukan.

2. Pemberian Karakter Awal dan Akhir adalah metode yang mengatasi masalah resinkronisasi setelah
terjadi suatu error dengan membuat masing-masing frame diawali dengan deretan karakter DLE, STX,
ASCII dan diakhiri dengan DLE, ETX. DLE adalah Data Link Escape, STX adalah Start of Text, ETX adalah
End of Text. Dalam metode ini, bila tempat yang dituju kehilangan batas-batas frame, maka yang
perlu dilakukan adalah mencari karakter-karakter DLE, STX, DLE dan ETX. Masalah yang akan terjadi
pada metode ini adalah ketika data biner ditransmisikan. Karakter-karakter DLE, STX, DLE dan ETX
yang terdapat pada data akan mudah sekali mengganggu framing. Salh satu car untuk mengatasi
masalah ini adalah dengan membuat data link layer, yaitu pengirim menyisipkan sebuah karajter DLE
ASCII tepat sebeum karakter DLE pada data. Teknik ini disebut character stuffing (pengisian karakter).

3. Pemberian Flag Awal dan akhir adalah teknik baru memungkinkan frame data berisi sejumlah bit
dan mengijinkan kod karakter dengan sejumlah bit per karakter. Setip frame diawali dan diakhiri oleh
pola bit khusus, 01111110, yang disebut byte flag. Kapanpun data link layer pada pengirim
menemukan lima buah flag yang berurutan pada data, maka data link layer secara otomatis
mengisikan sebuah bit 0 ke aliran bit keluar. Pengisian bit analog dengan pengisian karakter, dimana
sebuah DLE diisikan ke aliran karakter keluar sebelum DLE pada data. Ketika penerima melihat lima
buah bit 1 masuk yang berurutan, yang diikuti oleh sebuah bit 0, maka penerima secara otomatis
menghapus bit 0 tersebut. Bila data pengguna berisi pola flag, 01111110, maka flag ini ditrnsmisikan
kembali sebagai 011111010 tapi akan disimpan di memori penerima sebagai 01111110.

4.Pelanggaran Pengkodean Physical Layer metode yang terakhir hanya bisa digunakan bagi jaringan
yang encoding pada medium fisiknya mengandung pengulangan. Misalnya, sebagian LAN melakukan
encode bit 1 data dengan menggunakan 2 bit fisik. Umumnya, bit 1 merupakan pasangan tinggi
rendah dan bit 0 adalah pasangan rendah tinggi. Kombinasi pasangan tinggi-tinggi dan rendah-rendah
tidak digunakan bagi data.

1.3 Kontrol Aliran

Flow control adalah suatu teknik untuk menjamin bahwa sebuah stasiun pengirim tidak membanjiri
stasiun penerima dengan data. Stasiun penerima secara khas akan menyediakan suatu buffer data
dengan panjang tertentu. Ketika data diterima, dia harus mengerjakan beberapa poses sebelum dia
dapat membersihkan buffer dan mempersiapkan penerimaan data berikutnya.

Bentuk sederhana dari kontrol aliran dikenal sebagai stop and wait, dia bekerja sebagai berikut.
Penerima mengindikasikan bahwa dia siap untuk menerima data dengan mengirim sebual poll atau
menjawab dengan select. Pengirim kemudian mengirimkan data.

Flow control ini diatur/dikelola oleh Data Link Control (DLC) atau biasa disebut sebagai Line Protocol
sehingga pengiriman maupun penerimaan ribuan message dapat terjadi dalam kurun waktu sesingkat
mungkin. DLC harus memindahkan data dalam lalu lintas yang efisien. Jalur komunikasi harus
digunakan sedatar mungkin, sehingga tidak ada stasiun yang berada dalam kadaan idle sementara
stasiun yang lain saturasi dengan lalu lintas yang berkelebihan. Jadi flow control merupakan bagian
yang sangat kritis dari suatu jaringan. Berikut ini ditampilkan time diagram Flow control saat
komunikasi terjadi pada kondisi tanpa error dan ada error.

Mekanisme Flow control yang sudah umum digunakan adalah Stop and Wait dan Sliding window,
berikut ini akan dijelaskan kedua mekanisme tersebut.

1. Stop and wait adalah protokol ini memiliki karakteristik dimana sebuah pengirim mengirimkan
sebuah frame dan kemudian menunggu acknowledgment sebelum memprosesnya lebih lanjut.
Mekanisme stop and wait dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar 8, dimana DLC mengizinkan
sebuah message untuk ditransmisikan (event 1), pengujian terhadap terjadinya error dilakukan
dengan teknik seperti VCR (Vertical Redundancy Check) atau LRC (Longitudinal Redundancy Check)
terjadi pada even 2 dan pada saat yang tepat sebuah ACK atau NAK dikirimkan kembali untuk ke
stasiun pengirim (event 3). Tidak ada messages lain yang dapat ditransmisikan selama stasiun
penerima mengirimkan kembali sebuah jawaban. Jadi istilah stop and wait diperoleh dari proses
pengiriman message oleh stasiun pengirim, menghentikan transmisi berikutnya, dan menunggu
jawaban.

2. Sliding window control adalah sifat inefisiensi dari stop and wait DLC telah menghasilkan teknik
pengembangan dalam memperlengkapi overlapping antara message data dan message control yang
sesuai. Data dan sinyal kontrol mengalir dari pengirim ke penerima secara kontinyu, dan beberapa
message yang menonjol (pada jalur atau dalam buffer penerima) pada suatu waktu.

2. Media Transmisi

2.1 Pengertian

Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi (data),
karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat inilah
yang akan dimanipulasi dengan berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi data. Media
transmisi digunakan pada beberapa peralatan elektronika untuk menghubungkan antara pengirim
dan penerima supaya dapat melakukan pertukaran data. Beberapa alat elektronika,
seperti telepon, komputer, televisi, dan radio membutuhkan media transmisi untuk dapat menerima
data. Seperti pada pesawat telepon, media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan dua
buah telepon adalah kabel. Setiap peralatan elektronika memiliki media transmisi yang berbeda-beda
dalam pengiriman datanya.

Karakteristik media transmisi ini bergantung pada Jenis alat elektronika, Data yang digunakan oleh
alat elektronika tersebut, tingkat keefektifan dalam pengiriman data, dan ukuran data yang
dikirimkan. Sistem transmisi optik telah ada sejak awal sejarah seperti smoke signals,lighthouses dan
mirror,tetapi media transmisinya mudah terpengaruh oleh kabut, hujan, danwaktu malam hari dan
sumber cahaya dan detektor lambat.

Sistem transmisi cahaya modern pertama kali ditemukan oleh fisikawan inggris John Tyndall pada
tahun 1870 bahwa cahaya mengikuti sifat dari air dalam wadah. Pada tahun 1880 Alexander
GrahamBell membuat telepon optik yang menggunakan sinar matahari yang dimodulasikan oleh
pantulan diaphragm untuk mentransmisikan suara ke penerima sejauh 200m

2.2 Jenis Media Transmisi

2.2.1 Twisted Pair Cable

Twisted pair cable atau kabel pasangan berpilin terdiri dari dua buah konduktor yang digabungkan
dengan tujuan untuk mengurangi atau meniadakan interferensi lektromagnetik dari luar seperti
radiasi elektromagnetik dari kabel Unshielded twisted-pair (UTP),dan crosstalk yang terjadi di antara
kabel yang berdekatan. Ada dua macam Twisted Pair Cable, yaitu kabel STP dan UTP. Kabel STP
(Shielded Twisted Pair) merupakan salah satu jenis kabel yang digunakan dalam jaringan komputer.
Kabel ini berisi dua pasang kabel (empat kabel) yang setiap pasang dipilin. Kabel STP lebih tahan
terhadap gangguan yang disebebkan posisi kabel yang tertekuk. Pada kabel STP attenuasi akan
meningkat pada frekuensi tinggi sehingga menimbulkan crosstalk dan sinyal noise. Kabel UTP
(Unshielded Twisted Pair) banyak digunakan dalam instalasi jaringan komputer. Kabel ini berisi empat
pasang kabel yang tiap pasangnya dipilin (twisted). Kabel ini tidak dilengkapi dengan pelindung
(unshilded). Kabel UTP mudah dipasang, ukurannya kecil, dan harganya lebih murah dibandingkan
jenis media lainnya. Kabel UTP sangat rentan dengan efek interferensi elektris yang berasal dari
media di sekelilingnya.

2.2.2 Coaxial Cable

Kabel koaksial adalah suatu jenis kabel yang menggunakan dua buah konduktor. Kabel ini banyak
digunakan untuk mentransmisikan sinyal frekuensi tinggi mulai 300 kHz keatas. Karena
kemampuannya dalam menyalurkan frekuensi tinggi tersebut, maka sistem transmisi dengan
menggunakan kabel koaksial memiliki kapasitas kanal yang cukup besar. Ada beberapa jenis kabel
koaksial, yaitu thick coaxial cab le (mempunyai diameter besar) dan thin coaxial cable (mempunyai
diameter lebih kecil). Keunggulan kabel koaksial adalah dapat digunakan untuk
menyalurkan informasi sampai dengan 900 kanal telepon, dapat ditanam di dalam tanah sehingga
biaya perawatan lebih rendah, karena menggunakan penutup isolasi maka kecil kemungkinan terjadi
interferensi dengan sistem lain. Kelemahan kabel koaksial adalah mempunyai redaman yang relatif
besar sehingga untuk hubungan jarak jauh harus dipasang repeater-repeater, jika kabel dipasang
diatas tanah, rawan terhadap gangguan-gangguan fisik yang dapat berakibat putusnya hubungan.

2.2.3 Fiber Optic

Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Berdasarkan mode transmisi yang
digunakan serat optik terdiri atas Multimode Step Index, Multimode Graded Index, dan Singlemode
Step Index. Keuntungan serat optik adalah lebih murah, bentuknya lebih ramping,kapasitas transmisi
yang lebih besar, sedikit sinyal yang hilang, data diubah menjadi sinyal cahaya sehingga lebih
cepat, tenaga yang dibutuhkan sedikit, dan tidak mudah terbakar.

Kelemahan serat optik antara lain biaya yang mahal untuk peralatannya, memerlukan konversi data
listrik ke cahaya dan sebaliknya yang rumit, memerlukan peralatan khusus dalam prosedur
pemakaian dan pemasangannya, serta untuk perbaikan yang kompleks membutuhkan tenaga yang
ahli di bidang ini. Selain merupakan keuntungan, sifatnya yang tidak menghantarkan listrik juga
merupakan kelemahannya karena memerlukan alat pembangkit listrik eksternal.

2.3.1 Unguided Transmission Media

Unguided transmission media atau media transmisi tidak terpandu merupakan jaringan yang
menggunakan sistem gelombang.
2.3.2 Gelombang mikro

Gelombang mikro (microwave) merupakan bentuk radio yang menggunakan frekuensi tinggi (dalam
satuan gigahertz), yang meliputi kawasan UHF, SHF dan EHF. Gelombang mikro banyak digunakan
pada sistem jaringan MAN, warnet dan penyedia layanan internet (ISP). Keuntungan menggunakan
gelombang mikro adalah akuisisi antar menara tidak begitu dibutuhkan, dapat membawa jumlah data
yang besar, biaya murah karena setiap tower antena tidak memerlukan lahan yang luas, frekuensi
tinggi atau gelombang pendek karena hanya membutuhkan antena yang kecil. Kelemahan gelombang
mikro adalah rentan terhadap cuaca seperti hujan dan mudah terpengaruh pesawat terbang yang
melintas di atasnya.

2.3.3 Satelit

Satelit adalah media transmisi yang fungsi utamanya menerima sinyal dari stasiun bumi dan
meneruskannya ke stasiun bumi lain. Satelit yang mengorbit pada ketinggian 36.000 km di atas bumi
memiliki angular orbital velocity yang sama dengan orbital velocity bumi. Hal ini menyebabkan posisi
satelit akan relatif stasioner terhadap bumi (geostationary), apabila satelit tersebut mengorbit di atas
khatulistiwa. Pada prinsipnya, dengan menempatkan tiga buah satelit geostationary pada posisi yang
tepat dapat menjangkau seluruh permukaan bumi. Keuntungan satelit adalah lebih murah
dibandingkan dengan menggelar kabel antar benua, dapat menjangkau permukaan bumi yang luas,
termasuk daerah terpencil dengan populasi rendah, meningkatnya
trafik telekomunikasi antar benua membuat sistem satelit cukup menarik secara komersial.
Kekurangannya adalah keterbatasan teknologi untuk penggunaan antena satelit dengan ukuran yang
besar, biaya investasi dan asuransi satelit yang masih mahal, atmospheric losses yang besar untuk
frekuensi di atas 30 GHz membatasi penggunaan frequency carrier.

2.3.4 Gelombang radio

Gelombang radio adalah media transmisi yang dapat digunakan untuk mengirimkan suaraataupun
data. Kelebihan transmisi gelombang radio adalah dapat mengirimkan isyarat dengan posisi
sembarang (tidak harus lurus) dan dimungkinkan dalam keadaan bergerak. Frekuensi yang digunakan
antara 3 KHz sampai 300 GHz. Gelombang radio digunakan pada band VHF dan UHF : 30 MHz sampai 1
GHz termasuk radio FM dan UHF dan VHF televisi. Untuk komunikasi data digital digunakan packet
radio.

2.3.5 Inframerah

Inframerah biasa digunakan untuk komunikasi jarak dekat, dengan kecepatan 4 Mbps. Dalam
penggunaannya untuk pengendalian jarak jauh, misalnya remote control pada televisi serta alat
elektronik lainnya. Keuntungan inframerah adalah kebal terhadap interferensi radio dan
elekromagnetik, inframerah mudah dibuat dan murah, instalasi mudah, mudah dipindah-pindah,
keamanan lebih tinggi daripada gelombang radio. Kelemahan inframerah adalah jarak terbatas, tidak
dapat menembus dinding, harus ada lintasan lurus dari pengirim dan penerima, tidak dapat
digunakan di luar ruangan karena akan terganggu oleh cahaya matahari.

3. Ethernet

Versi awal Xerox Ethernet dikeluarkan pada tahun 1975 dan di desain untuk menyambungkan 100
komputer pada kecepatan 2,94 megabit per detik melalui kabel sepanjang satu kilometer.

Desain tersebut menjadi sedemikian sukses di masa itu sehingga Xerox, Intel dan Digital Equipment
Corporation (DEC) mengeluarkan standar Ethernet 10Mbps yang banyak digunakan pada jaringan
komputer saat ini. Selain itu, terdapat standar Ethernet dengan kecepatan 100Mbps yang dikenal
sebagai Fast Ethernet.Asal Ethernet bermula dari sebuah pengembanganWAN di University of
Hawaii pada akhir tahun 1960 yang dikenal dengan nama "ALOHA". Universitas tersebut memiliki
daerah geografis kampus yang luas dan berkeinginan untuk menghubungkan komputer-komputer
yang tersebar di kampus tersebut menjadi sebuah jaringan komputer kampus.

Proses standardisasi teknologi Ethernet akhirnya disetujui pada tahun 1985 oleh Institute of Electrical
and Electronics Engineers (IEEE), dengan sebuah standar yang dikenal dengan Project 802. Standar
IEEE selanjutnya diadopsi oleh International Organization for Standardization (ISO), sehingga
menjadikannya sebuah standar internasional dan mendunia yang ditujukan untuk membentuk
jaringan komputer. Karena kesederhanaan dan keandalannya, Ethernet pun dapat bertahan hingga
saat ini, dan bahkan menjadi arsitektur jaringan yang paling banyak digunakan.

3.1 Jenis-jenis Ethernet

Jika dilihat dari kecepatannya, Ethernet terbagi menjadi empat jenis, yakni sebagai berikut:

1. 10 Mbit/detik, yang sering disebut sebagai Ethernet saja (standar yang


digunakan: 10Base2,10Base5, 10BaseT, 10BaseF)

2. 100 Mbit/detik, yang sering disebut sebagai Fast Ethernet (standar yang
digunakan:100BaseFX, 100BaseT, 100BaseT4, 100BaseTX)

3. 1000 Mbit/detik atau 1 Gbit/detik, yang sering disebut sebagai Gigabit Ethernet (standar yang
digunakan: 1000BaseCX, 1000BaseLX, 1000BaseSX, 1000BaseT).

4. 10000 Mbit/detik atau 10 Gbit/detik. Standar ini belum banyak diimplementasikan

Spesifikasi Ethernet mendefinisikan fungsi-fungsi yang terjadi pada lapisan fisik dan lapisan data-link
dalam model referensi jaringan tujuh lapis OSI, dan cara pembuatan paket data ke
dalam frame sebelum ditransmisikan di atas kabel.
Ethernet merupakan sebuah teknologi jaringan yang menggunakan metode transmisi Basebandyang
mengirim sinyalnya secara serial 1 bit pada satu waktu. Ethernet beroperasi dalam modus half-duplex,
yang berarti setiap station dapat menerima atau mengirim data tapi tidak dapat melakukan keduanya
secara sekaligus. Fast Ethernet serta Gigabit Ethernet dapat bekerja dalam modus full-
duplex atau half-duplex.

Ethernet menggunakan metode kontrol akses media Carrier Sense Multiple Access with Collision
Detection untuk menentukan station mana yang dapat mentransmisikan data pada waktu tertentu
melalui media yang digunakan.

Dalam jaringan yang menggunakan teknologi Ethernet, setiap komputer akan "mendengar" terlebih
dahulu sebelum "berbicara", artinya mereka akan melihat kondisi jaringan apakah tidak ada
komputer lain yang sedang mentransmisikan data. Jika tidak ada komputer yang sedang
mentransmisikan data, maka setiap komputer yang mau mengirimkan data dapat mencoba untuk
mengambil alih jaringan untuk mentransmisikan sinyal. Sehingga, dapat dikatakan bahwa jaringan
yang menggunakan teknologi Ethernet adalah jaringan yang dibuat berdasrkan basisFirst-Come, First-
Served, daripada melimpahkan kontrol sinyal kepada Master Station seperti dalam teknologi jaringan
lainnya.

Jika dua station hendak mencoba untuk mentransmisikan data pada waktu yang sama, maka
kemungkinan akan terjadi collision (kolisi/tabrakan), yang akan mengakibatkan dua station tersebut
menghentikan transmisi data, sebelum akhirnya mencoba untuk mengirimkannya lagi pada interval
waktu yang acak (yang diukur dengan satuan milidetik). Semakin banyak station dalam sebuah
jaringan Ethernet, akan mengakibatkan jumlah kolisi yang semakin besar pula dan kinerja jaringan
pun akan menjadi buruk. Kinerja Ethernet yang seharusnya 10 Mbit/detik, jika dalam jaringan
terpasang 100 node, umumnya hanya menghasilkan kinerja yang berkisar antara 40% hingga 55% dari
bandwidth yang diharapkan (10 Mbit/detik). Salah satu cara untuk menghadapi masalah ini adalah
dengan menggunakan Switch Ethernet untuk melakukan segmentasi terhadap jaringan Ethernet ke
dalam beberapa collision domain.

3.2 Frame Ethernet

Ethernet mentransmisikan data melalui kabel jaringan dalam bentuk paket-paket data yang disebut
dengan Ethernet Frame. Sebuah Ethernet frame memiliki ukuran minimum 64 byte, dan maksimum
1518 byte dengan 18 byte di antaranya digunakan sebagai informasi mengenai alamat sumber, alamat
tujuan, protokol jaringan yang digunakan, dan beberapa informasi lainnya yang disimpan dalam
header serta trailer (footer). Dengan kata lain, maksimum jumlah data yang dapat ditransmisikan
(payload) dalam satu buah frame adalah 1500 byte.

Ethernet menggunakan beberapa metode untuk melakukan enkapsulasi paket data menjadi Ethernet
frame, yakni sebagai berikut:

1. Ethernet II (yang digunakan untuk TCP/IP)

2. Ethernet 802.3 (atau dikenal sebagai Raw 802.3 dalam sistem jaringan Novell, dan digunakan
untuk berkomunikasi dengan Novell NetWare versi 3.11 atau yang sebelumnya)
3. Ethernet 802.2 (juga dikenal sebagai Ethernet 802.3/802.2 without Subnetwork Access Protocol,
dan digunakan untuk konektivitas dengan Novell NetWare 3.12 dan selanjutnya)

4. Ethernet SNAP (juga dikenal sebagai Ethernet 802.3/802.2 with SNAP, dan dibuat sebagai
kompatibilitas dengan sistem Macintosh yang menjalankan TCP/IP)

Sayangnya, setiap format frame Ethernet di atas tidak saling cocok/kompatibel satu dengan lainnya,
sehingga menyulitkan instalasi jaringan yang bersifat heterogen. Untuk mengatasinya, lakukan
konfigurasi terhadap protokol yang digunakan via sistem operasi.

3.3 Topologi

Ethernet dapat menggunakan topologi jaringan fisik apa saja (bisa berupa topologi bus, topologi
ring, topologi star atau topologi mesh) serta jenis kabel yang digunakan (bisa berupa kabel
koaksial (bisa berupa Thicknet atau Thinnet), kabel tembaga (kabel UTP atau kabel STP), atau
kabel serat optik). Meskipun demikian, topologi star lebih disukai. Secara logis, semua jaringan
Ethernet menggunakan topologi bus, sehingga satu node akan menaruh sebuah sinyal di atas bus dan
sinyal tersebut akan mengalir ke semua node lainnya yang terhubung ke bus.

4. Modem

4.1 Pengertian Modem

Sebenernya modem merupakan pengembangan dari TV kabel Modem berasal dari singkatan
MOdulator DEModulator. Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam
sinyal pembawa (carrier) dan siap untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang
memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa yang diterima
sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem merupakan penggabungan kedua-
duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh
dua-arah umumnya menggunakan bagian yang disebut "modem", seperti VSAT, Microwave Radio,
dan lain sebagainya, namun umumnya istilah modem lebih dikenal sebagaiPerangkat keras yang
sering digunakan untuk komunikasi pada komputer.

Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital diberikan kepada modem untuk diubah
menjadisinyal analog, ketika modem menerima data dari luar berupa sinyal analog, modem
mengubahnya kembali ke sinyal digital supaya dapat diproses lebih lanjut oleh komputer. Sinyal
analog tersebut dapat dikirimkan melalui beberapa media telekomunikasi seperti telepon danradio.

Setibanya di modem tujuan, sinyal analog tersebut diubah menjadi sinyal digital kembali dan
dikirimkan kepada komputer. Terdapat dua jenis modem secara fisiknya, yaitu modem
eksternaldan modem internal.

Disamping kedua pembagian diatas, kita juga mengenal istilah hardware atau software modem.
Modem yang bekerja secara hardware menggunakan chip khusus untuk menangani fungsi-fungsi
komunikasi data, sedangkan pada software modem, pekerjaan ini diambil alih oleh sebuah program
driver

4.2 Jenis-jenis modem

Modem ISDN (Integrated Services Digital Network) layanan beroperasi pada saluran data 64-
Kbit/sec atau 128-Kbit/sec. Tingkat utama ISDN menyediakan bandwith tambahan dalam kelipatan
64-Kbit/sec.

Modem GSM adalah modem yang menggunakan teknologi sistem telepon selular ( GPRS , UMTS,
HSPA, EVDO , WiMax), Teknologi Transfer data GSM lebih dikenal sebagai modem nirkabel atau
modem seluler.

Modem analog yaitu modem yang mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital

Modem ADSL adalah Modem teknologi ADSL (Asymetric Digital Subscribe Line) yang
memungkinkan berselancar internet dan menggunakan telepon analog secara berbarengan. Caranya
sangat mudah, untuk ADSL diberikan sebuah alat yang disebut sebagai Splitter atau pembagi line.
Posisi Splitter ditempatkan di depan ketika line telepon masuk. Artinya anda tidak boleh
mencabangkan line modem untuk ADSL dengan suara secara langsung. Alat Splitter berguna untuk
menghilangkan gangguan ketika anda sedang menggunakan ADSL modem. Dengan Splitter keduanya
dapat berjalan bersamaan, sehingga pengguna dapat menjawab dan menelpon seseorang dengan
telepon biasa. Di sisi lain, pengguna tetap dapat terkoneksi dengan internet melalui ADSL modem.

Modem kabel yaitu modem yang menerima data langsung dari penyedia layanan lewat TV Kabel

Modem CDMA adalah Modem CDMA yaitu modem yang menggunakan frekuensi CDMA 800
MHz atau CDMA 1x. Dan yang terbaru menggunakan frekuensi EVDO Rev-A (setara dengan3G) dan
teknologi CDMA terbaru adalah EVDO Rev-B.

4.3 Fungsi Modem

Fungsi modem yaitu untuk mengubah sinyal digital menjadi sinyal suara dan juga sebaliknya. Dewasa
ini modem telah berkembang dengan berbagai fasilitas yang cukup bermanfaat, misalnya voice
modem. Dengan adanya fasilitas voice modem ini, merubah fungsi modem bukan hanya sebagai
penyambung ke internet tetapi lebih dari itu, modem dapat menjadi saluran radio, audio, percakapan
telepon sampai streaming video.

Walaupun isi cable modem berbeda-beda, pada dasarnya sekarang isinya seperti diilustrasikan di
diagram berikut.

4.4 Kecepatan Modem


Kecepatan data downstream (yang masuk) rata-rata berkisar antara 4-56 Megabit per
detik.Sedangkan kecepatan upstream (yang keluar) berkisarantara 256 Kilobit hingga 3 Megabit per
detik.

5. ACCESS POINT

5.1 PENGERTIAN ACCES POINT

Ada dua buah perangkat wireless, satu buah jenis wireless Access Point (AP) dan sebuah lagiWireless
Cable/DSL Router. Kedua perangkat ini sudah lama tidak difungsikan secara optimal, langsung saja
timbul rasa penasaran untuk melakukan konfigurasi AP. Model dan merk perangkat wireless tidak
disebutkan, karena tidak dapat fee dari vendor dan memungkinkan exploitasi menjadi lebih mudah
oleh pengakses ilegal yang ada di area sekitar kantor he.. he..

Konfigurasi pertama dilakukan terhadap AP, ada passwordnya, password default telah berganti, tidak
perlu bertanya ke konfigurator sebelumnya, cari cara untuk melakukan reset ke default factory
setting di google.com, dapat beberapa informasi dari forum/milis, setelah dicoba akhirnya konfigurasi
AP kembali ke setting awal.

Interface untuk mengatur setting AP dilakukan dengan memasukkan alamat IP perangkat AP melalui
browser, beberapa konfigurasi dilakukan, diantaranya dengan:

1. Mengatur supaya AP dapat berfungsi sebagai DHCP server

2. Mencoba fitur Wired Equivalent Privacy (WEP) dan Wi-Fi Protected Access (WPA)

3. Mengatur akses berdasarkan MAC Address device pengakses

4. dsb

Beberapa konfigurasi yang dibuat tidak bekerja dengan baik, misalnya meski DHCP server telah diatur,
AP tidak memberikan IP sesuai dengan alokasi yang ditentukan.

5.2 AP dan Komputer Server

Saat ini AP telah berfungsi dengan baik dan benar, selanjutnya ada keinginan untuk menyiapkan
sebuah komputer untuk dijadikan sebuah server yang akan menyediakan fungsi untuk:

1. Pengelolaan user

2. Pengelolaan akses

3. Proxy dan Firewall

4. Pengelolaan authentifikasi
5. Mencatat log/history akses

6. Menyediakan fitur billing

Protokol paling sederhana

Protokol Stop-and-Wait

Noisy Channels:

1. Stop-and-Wait Automatic Repeat Request

The Stop-and-Wait Automatic Repeat Request (Stop-and-Wait ARQ)


Isian bit

Setiap frame dimulai dan diakhiri dengan pola bit khusus yang disebut flag byte [01111110]. {Perhatikan
ini adalah 7E in hex}

jika di dalam payload terdapat bit pattern seperti ini 011111, yaitu bit 0 diikuti bit 1 sejumlah 5
secara berurutan, maka akan ada penambahan bit 0 setelah bit pattern tersebut.

Metode frame mengaplikasikan perubahan data menjadi kode pada media fisik berisi beberapa data
berulang atau duplikat. Sebagai contoh, beberapa LAN mengkodekan bit data dengan menggunakan 2
bit fisik.

Bit stuffing digunakan untuk mencegah kebingungan terhadap data yang mengandung 01111110

y 0 disisipkan setelah setiap deretan lima buah bit 1

y Jika receiver mendeteksi lima buah bit 1 maka akan mengecek bit berikutnya

y Jika 0, maka dihapus

y Jika 1 dan bit ketujuh adalah 0, diterima sebagai flag

y Jika bit keenam dan ketujuh adalah 1, pengirim mengindikasikan abort (gagal)

Byte isian:

Dalam metode ini, start dan akhir frame dikenali dengan bantuan flag bytes. Setiap frame
diawali dengan dan diakhiri dengan flag byte. Dua byte berturut-turut menunjukkan akhir dari
satu frame dan mulai dari frame berikutnya. Bilah bendera yang digunakan pada gambar 2 yang
digunakan dinamakan sebagai "ESC" flag flag.

Sebuah frame yang dibatasi oleh flag bytes. Metode pembingkaian ini hanya berlaku dalam kode
karakter 8-bit yang merupakan kelemahan utama dari metode ini karena tidak semua kode
karakter menggunakan karakter 8-bit misalnya Unicode.

Empat contoh urutan byte sebelum dan sesudah isian:


Protocol Bit-oriented

Sebuah protokol komunikasi sinkron yang hanya memerlukan satu bit untuk mengkomunikasikan sinyal
perintah ke stasiun target. Protocol Bit-oriented mengirimkan informasi tanpa memperhatikan batas
karakter dan dengan demikian menangani semua jenis gambar informasi. Protokol berorientasi bit jauh
lebih sedikit daripada overhead-intensive, dibandingkan dengan protokol byte-oriented, yang juga
dikenal sebagai protokol yang berorientasi karakter.

Protokol bit-oriented biasanya full-duplex (FDX).Contohnya termasuk Synchronous Data Link Control
(SDLC) dan High-Level Data Link Control (HDLC)
Protocol Byte-oriented

Protocol byte-oriented adalah "sebuah protokol komunikasi dimana byte penuh digunakan sebagai
kode kontrol. Juga dikenal sebagai protokol berorientasi karakter." Misalnya
komunikasi UART (Universal Asynchronous Receiver-Transmitter)

Dan Protokol berorientasi byte mengirimkan data sebagai string karakter. Metode
transmisi bersifat asinkron. Setiap karakter dipisahkan dengan start bit dan stop bit,
dan tidak ada mekanisme timing yang dibutuhkan.

Protokol asynchronous digunakan dengan kebanyakan modem dan Protokol BISYNC


(Binary Synchronous Communications)

Flow control :

suatu teknik untuk menjamin bahwa entitas pengirim tidak akan membanjiri data kepada entitas
penerima. Entitas penerima secara khusus mengalokasikan buffer dengan beberapa kali
panjangnya tansfer

setiap node memiliki keterbatasan buffer, link layer menjamin pengiriman frame tidak lebih cepat
dari pemrosesan frame pada penerima. Jika rate atau laju bit stream lebih atau berkurang maka
flow control akan melakukan tindakan untuk menstabilkan laju bit.

Error Control :

untuk mendeteksi dan memperbaiki error-error yang terjadi dalam transmisi frame-frame (frame-
frame yang gagal terkirim). Ada 2 tipe error yang mungkin :
Frame hilang : suatu frame gagal
mencapai sisi yang lain
Frame rusak : suatu frame tiba tetapi
beberapa bit-bit-nya error.

Error control dalam data link layer berbasis pada pengulangan request otomatis/automatic repeat
request (ARQ), untuk retransmisi data.
fungsi pertama dari data link layer adalah melakukan proses grouping pada paket data
yang ditransmisikan melalui jaringan. Proses grouping, sesuai namanya, merupakan
proses pengelompokkan kembali. Yang dikelompokkan kembali adalah data yang
sebelumnya dipecah dan terbagi pada saat proses transmisi data berlangsung. Proses
ini kemudian membuat pecahan dan bagian data tersebut menjadi satu kesatuan data
utuh, yang siap ditransmisikan menuju layer berikut. Perlu diketahui, proses penyatuan
atau grouping data ini dilakukan secara logic, dan tidak menggunakan alat fisik.

2. Menyediakan akses ke dalam media menggunakan MAC Address


MAC address merupakan sebuah alamat atau kode alamat yang trcetak secara
fisik. MAC address ini memiliki fungsi untuk membantu proses pengeiriman dan juga
menerimaan data yang terhubung ke dalam jaringan. Untuk dapat menggunakan fungsi
dari MAC address ini, maka data link layer menunjukkan perannya.

Data link layer merupakan lapisan pada OSI layer yang menyediakan akses dari
suatu jaringan komputer ke dalam media tertentu denan menggunakan sistem
pengalamatan menggunakan MAC address. Dengan begitu, setiap proses transmisi
yang berlansung di dalam suatu jaringan memiliki akses tersendiri terhadap
pengalamatan menggunakan MAC address.
3. Mendeteksi kesalahan pengiriman dan penerimaan paket data dan melakukan proses
pengkoreksian

Fungsi berikutnya dari data link layer adalah untuk melakukan proses
pendeteksian kesalahan pengiriman dan juga penerimaan paket data yang terjadi
selama proses transmisi data berlangsung. Kesalahan pengiriman ini bisa saja terjadi,
terutama ketika jaringan mengalami masalah pada alamat yang akan dituju. Sudah
merupakan fungsi dasar dari data link layer ini untuk mendeteksi masalah yang muncul
tersebut.

Selain berfungsi untuk mendeteksi kesalahan pengiriman dan juga penerimaan


paket data, data link layer juga berfungsi untuk melakukan proses pengkoreksian pada
paket data yang mengalami kesalahan tesebut, sehingga pada akhirnya kesalahan
pengiriman dan juga penerimaan data dapat diminimalisir sedemikian rupa.
4. Menggabungkan paket data ke dalam byte, dan menggabungkan byte ke dalam frame.
Sesuai dengan namanya, data link layer merupakan layer atau lapisan pada
OSI reference model yang bertugas untuk mengurusi bit data yang ditranmsisikan
melalui sebuah jaringan komputer. Fungsi berikutnya adalah data link layer bertugas
untuk menggabungkan dan menyatukan paket data yang dipecah ataupun dibagi
selama proses transmisi berlangsung menjadi bentuk tertentu.
Paket data yang ditransmisikan akan digabungkan ke dalam bentuk byte, dan
kemudian paket data yang berbentuk byte akan digabungkan menjadi bentuk frame.
Fungsi ini masih berkaitan dengan fungsi dari data link layer yang pertama, yaitu
melakukan proses penggabungan pada data yang ditransmisikan melalui jaringan
komputer.

Anda mungkin juga menyukai