Anda di halaman 1dari 6

Kita Untuk Selamanya

Aku lulus SD dan seperti yang lainnya aku berfikir, ingin kemana aku melangkah,
kemana selanjutnya, dan setelah berfikir dan mempertimbangkan banyak sisi,
bermusyawaroh dengan keluarga, aku memutuskan ingin masuk pesantren, ingin menebalkan
iman, ingin terus dekat dengan yang Maha Cinta. Ibu pun mengiyakan keinginan ku. waktu
pemberangkatan pun tibabu,, Farhkah brangkat bu,, doakan Farkhah,, agar Farkha bisa
menjadi anak yang di harapkan semua orang kata ku ya pasti tak doakan kamu nak,, insya
allah kamu mbesuk bisa menjadi orang sukses fiddini wadunya wal akhiroh kata ibu iya
bu,, Farkah berangkat dan aku pun menyalami semua orang yang ada di sana. Semua ikut
mendoakan kepergian ku mengaharapkan yang terbaik untuk ku.suasana tiba-tiba menjadi
haru ibu sedih tapi harus kuat karna aku akan jauh dari ibu untuk menuntut ilmu.

Suasana di pesantren sungguh membuatku terkagum-kagum, seluruh santri silih


berganti berpapasan untuk mengaji, yang dari utara ke selatan dan yang dari selatan ke utara,
yang dari barat ke timur dan yang dari timur melangkah ke barat. Suara sandal yang di
gesekan menghasilkan bunyi yang khas dan gesekannya menimbulkan debu yang terus
berterbangan. Tidak ada yang namanya hand phon, atau suara-suara semacam alat musik atau
nyanyian band yang membuatku tak nyaman, suasana nya hening karna semua orang hanya
sibuk menghafal dan mutholaah pelajaran.

Aku masuk ke asrama sebagai santri baru, semua mata menatap ku heran dan asing,
aku yang berbadan kecil menjadi sorotan dari ujung ke ujung, tapi aku cuek saja karna aku
tak mengerti pandangan mereka. Aku jalan terus menyusuri koridor menuju ruang
administrasi mengikuti mbak ku yang sudah jalan lebih dulu. mbak nanti mbak,, jalannya
jangan cepet-cepet,, farhka susah jalanya,, kataku yang sedikit mengeluhkan mbak ku.

Administrasi sudah selesai dan aku pun di tinggal di ruangan yang mereka menyebutnya
sebagai kamar. mbak pulang dulu ya far,, nanti kalau sudah satu bulan di kirimin uang,,
nanti kamu nelpon yaah,,, mbak tak pulang,,, hati-hati di sini yang betah-betah,, kata mbak
ku, iya mbak,, jawab ku setengah hati

hai,, kamu santri baru disini yah,,? seseorang menghampiri ku iya,, jawab ku malu aku
syifa katanya sambil mengulurkan tangannya aku farkhah. Gadis bernama syifa itu
akhirnya menjadi teman ku, hingga kemana-mana aku selalu bersamanya, kami
mengingatkan satu sama lain saat kami di serang setan kemalasan, di serang oleh rasa
ngantuk saat sedang mengaji. Kami melihat santri baru yang sedang menangis di pojokan
majlis yang sepertinya baru di tinggal oleh keluarganya. Ia menangis sesenggukan kami pun
menghampirinya heei,,,, kamu kenapa,,? kata ku bermaksud untuk menenangkan hatinya
hiks,, hiks,, hiks,, dia masih belum merespon kamu ndak usah nangis kita juga sama kok,,
ndak punya saudara di sini,, kamu ndak usah menangis yaah,, sekarang giliran syifa
menenangkannya, iya kamu tenang saja,, disini kita semua sama kata ku, dia mulai mereda
dan mulai mengangkat wajahnya aku syifa dan ini farkha,, kamu siapa,,? aku syila
jawabnya pendek, okeeey,, kamu ndak usah nangis,, yuuk,,, kita masuk ke kamar kata ku
sammbil merangkulnya, sejak saat itulah kami bertiga selau bersama entah itu berangkat
sekolah atau pun mengaji.

Waktu berjalan begitu cepat, tanpa sadar kami sudah masuk 5 tahun di pesantren,
waktunya angkatan kami masuk ke dalam organisasi kepengurusan. Dan setelah halal bi halal
pengumuman kepengurusan pondok pesantren Assalafiyah tahun 2014/2015 di bacakan oleh
pengasuh pondok. Seluruh santri mulai hening ada rasa cemas dan penasaran karna angkatan
kami yang pastinya paling banyak masuk ke dalam kepengurusan, mengemban amanat kyai
dan nyai untuk mengurus pesantren, baik buruknya pesantren bisa di lihat dari ketegasan
pengurusnya. Dan ternyata Syifa menjadi ketua asrama, syila menjadi keamanan asrama, dan
aku menjadi ketua kamar. Dengan tangan dingin kami bertiga saling bergandengan dengan
erat meyakinkan diri sendiri. insya Allah kita bisa mengemban amanah ini kata ku berbisik
kepada syila dan syifa. semangat,,!! syifa menambahkan. Kami bertiga berpegangan
tambah erat Seluruh nama-nama yang di sebutkan di harapkan maju kedepan untuk
membaca ikrar kepengurusan dan kepada pengasuh pondok pesantren Assalafiyah di
persilahkan memasuki tempat yang sudah di sediakan suara MC menggetarkan jantung ku,
tangan ku dingin dan gemetar menerima selembar kertas yang bertuliskan Ikrar
Kepengurusan Pondok Pesantren Assafiyah Tahun Periode 2014/2015

Acara telah selesai dan seluruh santri di harapkan segera meninggalkan tempat duduknya.
Wallahul muafiq ilaa aqwamitthoriq wassalamuaalaikum warihmatullahi wabarokatuh
suara MC si penghujung acara. Acara berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang
diinginkan kami bertiga pulang dengan mengemban amanah yang sudah kami janjikan
dengan keadaan sadar dan tanpa ada paksaan dari siapa pun.

Seiring berjalannya waktu kami bertiga sudah jarang sekali untuk berkumpul, karna
amanah yang kami emban berbeda dan kami sangat sibuk dengan urusan masing-masing. Tak
sesering dulu saat kami masih santri junior. Untuk tingkatannya aku adalah bawahan syila
dan syifa,syifa dengan ketegasannya dan selalu di segani oleh santri lain, dengan demikian
seiring waktu berjalan, sifat syifa berubah dia lebih egois dan sering mengatur. Sesekali
bertemu syifa sebagai ketua asrama selalu memarahi ku karna ulah anak-anak kamar ku
farkhah,,, ini kok kamar mu kotor,,?? Cepat bersihkan,,!! aku pun langsung mengambil
sapu dan membersihkan tempat yang kotor tadi, meski itu bukan perbuatanku. Karna itu
adalah tanggung jawabku sebagai ketua kamar. Ku fikir syifa bersikap seperti itu karna
tanggung jawabnya dan aku masih menerima sikapnya yang tegas. Itu karna untuk kebaikan
asrama kami.

Jarak antara kami bertiga benar-benar sudah semakin jauh dan jarang ada komunikasi,
syifa hari ini pelajaran apa yah,,,?? Nanti kita brangkat musyawaroh bareng yaah,, kata ku
mengajaknya masa kamu ndak tau sih,, ini kan jadwal sudah lama,,, masa belum hafal juga
sih,,?! jawabnya ketus sambil berlalu pergi. Kenapa dia,,,?? Kenapa seperti tak
mengenalku,,?? Dia berubah bukan syifa yang ku kenal dulu kata ku dalam hati. Aku pun
berusaha untuk berkhusnuzdon kepadanya, mungkin dia sedang pusing dengan segala
amanah yang sedang di embannya. Syila kasihan melihatku yang selalu mendapat perlakuan
tidak sopan dari syifa tapi aku mengatakan bahwa aku baik-baik saja, mungkin karna syifa
punya banyak masalah kata ku. aku dan syila masih berteman baik seperti dulu karna dia
begitu dewasa dan pengertian. Kami pun masih berhubungan baik, berbeda dengan syifa yang
semakin hari semakin ketus dengan ku dan semakkin menjengkelkan.

Banyak ustadz yang dekat dengan ku karna mungkin keaktifan ku di kelas


membuatnya suka menanyaiku banyak hal, salah satunya pa Hamdan ustadz yang mengajar
Kawakibudduriyah di kelas ku, beliau sering sekali memberi masukan untuk ku,
mengarahkan dan selalu membantuku saat dalam kesulitan. Beliau adalah penyemangat ku
agar terus menghafal Alfiyah. Suatuketika aku berbicara dengan pa Hamdan, terlihat begitu
akrab dan sangat menyenangkan, syifa melintas di depan ku dan menatap ku seakan aku
punya kesalahan besar kepadanya. Aku pun bertanya-tanya kenapa dia selalu seperti ini,,??
Apa salah ku,,?. Dan untuk yang kesekian kalinya aku bertanya dengan syifa dan di jawab
dengan nada ketus dan jengkel. kenapa lagi dia,,? kata ku dalam hati, semakin hari kita
semakin jauh tak pernah tegur sapa dan dia tak pernah senyum kepadaku, apa salah ku,,??
Kenapa menjadi seperti ini,??

Lagi-lagi syila menghampiriku dan berusaha menenangkan hatiku agar aku tak terlalu sakit
hati. Aku semakin penasaran dengan perubahan sikap syifa kepada ku, ternyata saat ku
telusuri dia marah dengan ku karna aku dekat dengan seorang ustadz yang dia sukai, yaitu
pak Hamdan.ya Allah gustiii,,,,, ternyata Cuma gara-gara aku deket sama pa hamdan syil,,,
hahahaha,,,, aku lucu mendengarnya kata ku bercerita kepada syila. Dan syila pun ikut
tertawa karna dia tau kalau pak Hamdan sudah punya istri loooh kok kamu tau,,?? tau dari
mana,,?? Syifa bilang gitu sama kamu,,?? kata syila, aaaahh,, ya gak mungkin lah,, masa
dia mau jujur sama aku sih sil,,, orang mau ngomong sama aku juga ndak kok,, jadi gini nih,,
tadi aku ngikutin dia saat dia lewat di depan ku, aku pura-pura tidak melihatnya dan setelah
itu tidak lama aku langsung pamit sama pak hamdan kalau aku ingin pergi ke kantin di tengah
perjalanan aku liat kalau syifa itu sedang kesal dan bercerita dengan suara keras di taman, di
sana dia menangis dan sangat jengkel dengan ku, katanya aku suka caper inilah itulah,, bla,,
bla,, bla,, banyak sekali dia berbicara, aku sempat sakit hati sil,, tapi tooh ini juga salah
paham,, jadi aku diam dan belum sempat menjelaskan kesalah pahaman ini cerita ku
panjang lebar dengan nya. ya sudah besok kamu langsung ngomong kalau ini kesalah
pahaman, kamu sama pak Hamdan tidak ada hubungan apa-apa Syila menimpali baiklah,,
nanti besok aku langsung ngomong dengan Syifa.

Keesokan hari nya di asrama aku langsung menemuinya saat dia sedang sendiri, tapi
saat kuhampiri dia pergi dan dan tak mau mendengarkan penjelasanku, tapi ku tarik lengan
nya untuk tidak menghindar Syifa,,, kamu salah apa sama aku,,? Aku tak merasa bahwa aku
sudah menyakiti hati mu, jika aku punya salah tolong maafkan aku syifa,, kata ku memohon,
tapi dia masih diam dan tak merespon apa masalahku,,?? Apa kesalahan ku,,?? Kita sudah
lama tak berbicara Syifa,, apa karna aku dekat dengan pak hamdan,,?? kata ku langsung
membuatnya kaget dan mulai menatap wajah ku. kalau iya kenapa,,?? Kamu ada hubungan
kan,,?? Sama kang Hamdan,,?? tanyanya dengan nada ketus ini saya akan jelaskan bahwa
semua ini salah faham, sila datang dan langsung menyambar pembicaraan kami kamu ini
salah faham syifa,, kalau kang hamdan sama farkhah itu tidak ada hubungan,, mereka Cuma
sekedar murid dengan guru,,, Syila menasehati tapi,, aku sering melihat dia ngobrol dengan
kang Hamdan la,,,, katanya iya,, tapi itu sekedar jika ada keperluan yang harus di
pertanyakan, karna kang Hamdan adalah wali kelas farkhah,, dan farkhah ketua kelas jadi dia
sering berkomunikasi denganya. ooooh,,, seperti itu,,?? Jadi aku yang salah,,?? kata Syifa
mengalah Baiklah farhkah,, aku minta maaf atas kesalah fahaman ini dan jujur sebenarnya
aku sangat merindukan perkumpulan kita ini,, aku kangeen kamu farkhah,, kangen gilanya
kamu kalo lagi ngelawak,, kata syifa sambil tertawa. Ada sedikit rasa haru di sana.
Alhamdulillah,, semuanya kembali seperti semula.
Dan akhirnya kami bertiga kembali akrab dan banyak sekali cerita-cerita yang kami
tertawakan, meski kami banyak sekali tanggung jawab tapi kami pasti menyediakan waktu
agar kami bertiga bisa kumpul.
Biografi Pengarang

Saya Tiara Urbaningrum lahir di kota Tegal pada tanggal 4 Januari 1999, saya adalah
anak pertama dari tiga bersaudara, saya Mahasiswa Universitas Pancasakti Tegal, fakultas
FKIP, Prodi PBSID Kelas 1A.

Anda mungkin juga menyukai