Anda di halaman 1dari 20

Struktur dan Fungsi Kelenjar Tiroid

El-nissi

(102013427)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Kristen Krida Wacana

Jalan Terusan Arjuna No.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Abstrak

Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin perifer pada tubuh. Di dalam

kelenjar tiroid terjadi proses sintesis hormon tiroid. Hormon tiroid merupakan produk utama

kelenjar tiroid dimana mekanisme ini diatur dan distimulasi oleh hipotalamus dan

hipofisis.Hormon tiroid berperan penting dalam meningkatkan taraf metabolisme tubuh.

Hipersekresi dan hiposekresi hormon tiroid akan mengakibat gangguan metabolisme tubuh dan

dalam kondisi tertentu gondok (pembesaran kelenjar tiroid).

Kata kunci : sintesis hormon tiroid, hieprsekresi hrmon tiroid

Abstract

Thyroid gland is one of the perifer endocrine glands in the body. Inside of the thyroid

glands, the synthesis of thyroid hormone happens.Thyroid hormone is the main product of

thyroid glands and the synthesis process were regulated and stimulated by hypothalamus and

pituitary gland. Thyroid hormone has an important role in increasing the body metabolism rate.

Hipersecretion and hiposecretion of the thyroid hormone will causing a disruption of the body

metabolism rate and in certain condition can causing goiter (enlargement of thyroid gland).

Key Words : sintesys hormone thyroid, hypersecretion hormone thyroid

1
Pendahuluan

Latar Belakang

Dalam tubuh manusia terdapat dua tipe integrasi. Pertama, sistem saraf- terbentuk suatu

jaringan komunikasi yang melaksanakan koneksi cepat dan spesifik di dalam tubuh, Impuls saraf

adalah cara pesan-pesan mengembara dari suatu daerah ke daerah lainnya. Pengaruh sistem saraf

dalam pengorganisasian dan pengarahan terletak di sistem saaf pusat, yaitu otak dan sum-sum

tulang belakang. Tipe integrasi sistem saraf sangat kontras dengan yang tipe integrasi ke dua

yang akan lebih mendalam dibahas di malakalh ini yaitu, sistem endokrin. Kelenjar-kelenjar

endokrin merupakan struktur-struktur sekretoris terlokalisasi yang membentuk dan melepaskan

zat-zat kimiawi yang disebut hormone langsung ke dalam sirkulasi umum.1

Hormon-hormon ini selanjutnya akan disalurkan ke seluruh bagian tubuh dan dapat

menghasilkan efek-efek pada berbagai struktur di tempat-tempat yang jauh dari kelenjar tersebut.

Mengingat hormone ini tidak disampaikan ke dalam saluran menuju ke lokasi spesifik, kelenjar

endokrin disebut juga kelenja buntu. Hormon-hormon berasal dari kata Yunani yang berart

merangsang. Meskipun begitu, sebenarnya beberapa hormone juga menghasilkan efek yang

kontradiktif yaitu dapat menghambat proses-proses tertentu selagi menjalani proses lain. Hormon

dapat menghasilkan efeknya pada struktur target dengan cara mengubah fungsi gen,

mempengaruhi jalur metabolik secara langsung, atau mengatur perkembangan organ-organ

spesifik atau prouk sekretorisnya. Organ yang memberikan respons terhadap suatu hormone

disebut organ target dari hormone tersebut.1

Dalam makalah ini, penulis akan membahas lebih mendalam dan spesifik terhadap salah

satu hormon yaitu hormon tirosin yang berasal dari kelenjar tiroid meliputi siklus penghasilan

tirosin dimulai dari regulasi dari hipotalamus, sistem yang terdapat pada kelenjar tiroid hingga
2
disekresikannya di dalam tubuh, dan struktur mikroskopisnya serta gangguan yang mungkin

terjadi pada kelenjar tiroid dan hormon tiroid pada kaitannya pada skenario kasus yang ada.

Tujuan Penulisan

Dengan ditulisnya makalah ini penulis bertujuan untuk menjelaskan dan

memperkenalkan cabang ilmu dalam kedokteran yaitu metabolik endokrin. Penulis bertujuan

untuk membagi ilmu tentang metabolik endokrin dan gangguan yang mungkin terjadi pada salah

satu organ yang termasuk kedalamnya, yaitu kelenjar tiroid. Lebih spesifik gangguan yang akan

dibahas adalah pada kelenjar tiroid yang merupakan salah satu komponen pendukung dalam

metabolik endokrin. Harapan penulis adalah dengan ditulisnya makalah ini didapatkan manfaat

antara lain dapat menambah pemahaman mengenai fisiologi, anatomi, dan biokimia dari sistem

kelenjar tiroid, serta gangguan pada sistem metabolic endokrin. Dengan demikian, penulis dapat

menerapkan dan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah didapat di tengah masyarakat saat

penulis sudah terjun di dunia kemasyarakatan terutama dalam bidang kedokteran.

Skenario 2

Seorang perempuan usia 40 tahun mengeluh berkeringat yang berlebihan dan kehilangan

berat badan yang mendadak. Pada pemeriksaan didapatkan pembesaran kelenjar tiroid.

Rumusan Masalah

Perempuan berusia 40 tahun mengalami pembesaran kelenjar tiroid

3
Pembahasan

Untuk memudahkan dalam mengerti isi makalah, berikut ini makalah secara singkat

dijabarkan dalam bentuk mind map dibawah ini.

RM

Struktur Makro
Hormon yang Faktor Terjadinya
dan Mikro Intake Iodium
dihasilkan Kehilangan BB
Kelenjar Tiroid

Sesuai dengan mind map, akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai struktur makro dan

mikro kelenjar tiroid.iroid terletak di pangkal leher dan di kedua sisi laing dan cincin atas trakea.

Kelenjar tiroid memiliki berat normal sekitar 15-20 gram. Kelejar tiroid dikelilingi satu kapsul

fibrosa.2 Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus yang terdiri dari 2 lobus terletak di kanan dan

kiri dari takea dan diikat bersama oleh secarik janringan tiroid (isthmus tiroid) dan yang

melintasi trakea sebelah depannya.3

Pada beberapa orang terdapat pula sebuah lobus pyramidal langsing yang terjulur ke atas

dari istmus dekat lobus kiri. Kelenjar ini dibungkus simpai jaringan ikat yang menyatu dengan

fascia servikal. Permukaan dalamnya berhubungan dengan lapisan jaringan ikat kurang padat

lainnya yang melekat erat pada kelenjar. Pemisahan simpai ini dalam dua lapisan memungkinkan

pemisaha keduanya yang memisahkan pencapaian kelenjar melalui bedah bila diperlukan

tiroidektoni parsial.4
4
Pasokan darah utama ke kelenjar tiroid berasal dari dua arteri tiroidalis superior yang

berasal dari arteri karotis eksternus dan turun ke kutub atas tiroid. Dua arteri tiroidalis inferior

berasal dari arteri subclavia dan masuk ke bagian dalam kedua lobus tiroid. Pada beberapa kasus

terdapat sebuah arteri lain yang berasal dari arkus aorta ke bagian tengah kelenjar, yang disebut

tiroidea ima. Baik vena tiroidalis superior maupun media mengalirkan darah ke vena jugularis

interna. Vena tiroidalis inferior mengalirkan isinya ke vena inominata.2

Gambar 1. Tampak Anterior Kelenjar Tiroid5

Persarafan kelenjar tiroid berasal dari bagian simpatis dan parasimpatis sistem saraf

otonom. Posisi anatomis saraf laryngealis rekuren sering bervariasi. Secara umum, saraf ini

terletak lateral terhadap alur trakeosofagus dan medial terhadap arteri karotis. Saraf laringealis

nonrekuren biasanya dijumpai berdekatan dengan arteri tiroidalis inferior dan dibelakang karotis,

hanya di sisi kanan.2

Pada kebanyakan kelenjar endokrin, sejumlah terbatas hormon disimpan dalam granul

sekresi intrasel. Tiroid memiliki susunan histologik yang mengadakan penyimpanan ekstrasel

5
bagi produknya dalam lumen folikel mirip kista. Folikel diperkirakan berjumlah 20-30 jua dan

mengandung hormone yang cukup untuk beberapa minggu. Pada preparat, folikel-folikel

berbentuk bulat dan berdiameter 0,2-0,9 mm. Sel-selnya terpolarisasi terhadap lumen, yang

berisi substansi mirip gelatin atau semicair yang disebut koloid.6

Gambar 2. Histologi Kelenjar Tiroid7

Setiap folikel dibungkus lamina basal tipis, yaitu jalinan serat retikuler halus dan sebuah

pleksus kapiler. Pada sediaan, folikel ini tampak sebagai struktur tersendiri, namun bila dibuat

rekonstruksi dari sederetan irisan, dasar epitel satu folikel dalam keadaan tertentu dapat

berkontak langsung dengan epitel folikel berdekatan tanpa adanya lamina basal atau lapis serat

retikuler diantaranya. Meskipun begitu tidak tampak adanya hubungan langsung antara lumen

folikel bersebelahan.6

Epitel folikel tiroid teriri atas 2 jenis sel, yaitu sel principal yang terbanyak pada epitel itu

dan sel parafolikel yang terdapat satu-satu atau dalam kelompok kecil diantara basis sel-sel

principal. Epitel ini umumnya kuboid rendah namun tingginya bervariasi dari folikel ke folikel

dan pada keadaan aktivitas fisiologik berbeda. Ia dapat terutama gepeng atau kuboid pada

6
kelenjar yang relatif tenang dan kolumnar pada kelenjar hiperaktif. Meskipun, begitu penilaian

aktivitas fungsional tidak dapat didasarkan pada tinggi epitelnya saja.6

Sel prinsipal memiliki inti bulat atau lonjong, sedikit heterokromatin dan mengandung

satu atau dua nucleoli. Sitoplasma selnya basofilik, sedangkan koloidnya terpulas dengan eosin

dan member reaksi kuat terhadap karbohidrat dengan asam periodat Schiff. Sitoplasma apical

mengandung banyak granul padat kecil yang member reaksi positif terhadap hidrolase asaam dan

karenanya diidentifikasi sebagai lisosom, bukan granul sekresi.6

Sel parafolikuler besar yang pucat terletak di dalam epitel namun tidak mencapai

permukaan bebasnya, terpisah darinya oleh bagian melengkung sel-sel prinsipal di sebelahnya.

Sel parafolikuler 2-3x lebih besar dari sel prinsipal, namun hanya merupakan 0,1% dari massa

epithelial kelenjar. Sel parafolikuler cnderung lebih banyak terdapat di bagian pusat lobus tiroid.

Intinya bulat atau lonjong dan mungkin berlekuk pada satu sisinya. Sitoplasmanya berdensitas

rendah dan mengandung reticulum endoplasma dalam jumlah sedang, terutama berbentuk

tubular, namun mungkin juga terdapat tmpukan kecil sisterna. Terdapat granula padat kecil yang

biasanya mengumpul di sitoplasma basal. Granula sekrsi parafolikel mengandung kalsistonin,

yang merupakan hormone pepida dari 32 asam amino berfungsi untuk menurunkan konsentrasi

kalsium darah dengan menekan resorpsi tulang.6

Koloid yang berperan sebagai tempat penyimpan ekstrasel bagi hormone tiroid memiliki

konstituen utama yaitu suatu molekul protein besar yang dikenal sebagai tyrogobulin (Tg) yang

berperan sangat penting pada sintesis hormone tiroid karenanantinya akan berikatan dengan

hormone tiroid dalam berbagai stadium sintesis hormon tiroid.8

Tiroid menyekresi dua macam hormone utama, yakni tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3).

Kedua hormone ini sangat meningkatkan meningkatkan kecepatan metabolisme tubuh.

7
Kekurangan sekresi tiroid total biasanya menyebabkan penurunan keecapatan metabolism basl

kira-kira 40 sampai 50 persen dibawah normal, dan kelebihan sekresi tiroid sangat hebat dapat

meningkatkan laju metabolism basal sampai setinggu 60-100 persen diatas normal. Sekresi

kelenjar tiroid terutama diatur oleh Thyroid Stimulatin Hormone (TSH) yang disekresi hipofisis

anterior.9

Sekitar 93% hormon metabolik aktif yang disekresi oleh kelenjar tiroid adalah tiroksin

dan 7%nya adalah triiodotironin.Namun, nantinya hampir semua tiroksin akan diubah menjadi

triiodotironin di dalam jaringan, sehingga secara fungsional keduanya bersifat penting. Secara

kualitatif, fungsi kedua hormone sama, tapi keduanya berbeda dalam kecepatan dan intensitas

kerjanya. Triidotironin kira-kira 4 kali lebih kuat dari tiroksin, namun jumlahnya dalam darah

jauh lebih sedikit dan keberadaannya dalam darah jauh lebih singkat dari tiroksin.9

Gambar 3. Pembentukan, Penyimpanan , dan Sekresi Hormon Tiroid10

Untuk membentuk tiroksin dalam jumlah normal, setiap tahunnya dibutuhkan kira-kira

50 mg yodium yang dikonsumsi dalam bentuk iodide, atau kira-kira 1mg/minggu. Agar tidak
8
terjadi defisiensi yodium, garam dapur yang umum dipakai diiodisasi dengan kira-kira 1 bagia

natrium iodide untuk setiap 100.000 bagan natrium klorida. Iodida yang dikonsumsi per oral

akan diabsorbsi dari saluran cerna ke dalam darah dengan pola yang kira-kira mirip dengan

klorida. Biasanya, sebagian besar iodida tersebut dengan cepat dikeluarkan oleh ginjal, tetapi

hanya setelah kira-kira satu perlimanya dipindahkan dari sirkulasi darah oleh kelenjar tiroid

secara selektif dan digunkan untuk sintesis hormone tiroid.9

Tahap pertama pembentukan hormone tiroid adalah pengangkutan iodida dari dara ke

dalam sel-sel dan folikel kelenjar tiroid. Membran basal sel tioid mempunyai kemampuan yang

spesifik untuk memompakan iodide secara aktif ke bagian dalam sel. Hal ini terjai oleh aktivitas

simporter natrium iodide (NIS) yang mentranspor satu ion iodide bersama-sama dengan dua ion

antrium menembus membrane (plasma) basolateral masuk ke dalam sel. Energi yang diapaki

untuk transport iodide melawan gradient konsentrasi berasal dari pompa natrium kalium ATPase,

yang memopa natrium keluar sel, sehingga tercipta konsentrasi natrium intraselular yang rendah

dan gradient untuk difsi terfasilitasi natrium ke dalam sel.9

Proses pemekatan iodide dalam sel ini disebut penjeratan iodide (iodide trapping). Pada

kelenjar tioid yang normal, pompa iodida memekatkan iodide sekitar 30 kali konsentrasinya

dalam darah. Bila kelenjar tiroid menjadi sangat aktif, maka rasio konsentrasi dapat meningkat

sampai 250 kali nilai tersebut. Kecepatan penjeratan iodide oleh tiroid dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yang terpenting adalah konsentrasi TSH. TSH merangsang pompa iodide dan

hipofisektomi sangat mengurangi aktivitas pompa iodide di sel-sel tiroid. Iodida ditranspor

keluar sel kelenjar tiroid melewati membrane apical dan masuk ke dalam folikel dengan bantuan

chloride iodide ion counter transporter yang disebut pedrin. Sel epitel tiroid juga menyekresi ke

dalam folikel trioglobulin yang mengandung asam amino tirosin tempat ion iodide melekat.9

9
Sel-sel kelenjar tiroid merupakan merupakan sel kelenjar khas uang menyekresi protein.

Retikulum endoplasma dengan alat Golgi menyintesis serta menyekresi molekul glikoprotein

besar yaitu trioglobulin ke dalam folikel. Setiap molekul tioglobulin mengandung sekitar 70

asam amino tirosin, dan tioglobulin merupakan substrat utama yang bergabung dengan iodide

untuk membentuk hormone tiroid.9

Tahap selanjtunya yang terpenting dalam pembentukan hormone tiroid adalah perubahan

ion iodide menjadi bentuk yodium yang tteroksidasi, baik yodium awal (nascent iodine) (Io) atau

I3- ; yang selanjutnya mampu langsung berikatan dengan asam amino tirosin. Proses oksidasi

yodium ini ditingkatkan oleh enzim peroksidase dan penyertanya hidrogen peroksidase, yang

menyediakan suatu sistem kuat yang mampu mengoksidasi iodide. Enzim peroksidase terletak di

bagian apical membrane sel atau melekat pada membrane sel, sehingga menempatkan yodium

yang teroksidasi tadi di dalam sel tepat pada tempat molekul trioglobulin mula-mula dikeluarkan

ke dalamtempat penyimpanan koloid kelenjar tiroid. Bila sistem peroksidase ini terhambat, atau

secara herediter tidak terdapatdi dalam sel, maka kecepatan oembentukan hormone tiroid turun

sampai 0.9

Pengikatan yodiun dengan molekul tiroglobulin disebut organifikasi tiroglobulin.

Bahkan saat masih dalam bentuk molekul, yodium yang sudah teroksidasi ini akan berikatan

langsung dengan asam amino tirosin secara lambat. Dalam sel tiroid, yodium teroksidasi akan

berasosiasi dengan enzim tiroid eroksidase yang menyebabkan proses diatas dapat berlangsung

selama beberapa detik atau menit. Oleh karena itu, dengan kecepatan yang hampir sama dengan

kecepatan pelepasan molekul tiroglobulin dari apparatus Golgi, atau seperti waktu disekresi

melalui bagian apical membrane ke dalam folikel,yodium akan berikatan dengan kira-kira

sepernam bagian dari asam amino tirosin yang ada di dalam molekul tiroglobulin.9

10
Tirosin mula-mula diiodisasi menjadi monoioditirosin dan selanjutnya menjadi

diiodotirosin. Lalu selama beberapa menit, jam, bahkan hari berikutnya, makin lama makin

anyak sisa iodotirosin yang saling bergandengan satu sama lain (coupled) satu sama lain. Hasil

reaksi penggadengan ini adalah terbentuknya molekul tiroksin (T4), yang terbentuk bila dua

molekul diiodotirosin bergabung; tiroksin tersebut kemudian tetap merupakan bagian dari

molekul tioglobulin. Atau dapat juga terjadi penggandengan satu molekul monoiodotirosin

dengan satu molekul diiodtirosin membentuk triiodotirosin (T3) yang merupakan satu perlima

dari jumlah hormone akhir. Sejumlah kecil reverse T3 (RT3) terbentuk dari gabungan

diiodotiroksin dan monoiodotiosin, namun tidak menunjukkan fungsi yang berarti.9

Dalam kemampuannya menyimpan sejumlah besar hormone, kelenjar tiroid memiliki

perbedaan dengan kelenjar endokrin lainnya. Sesudah hormone tiroid disintesis, tiap molekul

tiroglobulin mengandung samoai 30 molekul tiroksin dan rata-rata terdapat sedikit molekul

triidotironin sesudah hormone tiroid disintesis.Dalam bentuk ini, hormone tiroid disimpan dalam

folikel dalam jumlah yang cukup untuk supla tubuh dengan kebutuhan normal hormone tiroid

selama 2-3 bulan. Oleh karena itu, bila sintesis hormone tiroid berhenti, efek fisiologis akibat

defisiensi hormone tersebut belum tampak untk beberapa bulan.9

Tiroglobulin sendiri tidak dilepaskan ke dalam sirkulasi darah dalam jumlah yang

bermakna; justru, pada awalnya hormon tiroksin dan triiodotironin harus dipecah dari molekul

trioglobulin dan selanjtunya hormone ini bebas dilepaskan. Permukaan apikal sel sel tiroid

menjulurkan pseudopodia mengelilingi sebagian kecil koloid sehingga terbentuk vesikel

pinositik yang masuk ke bagian apeks sel-sel tiroid. Kemudian lisosom pada sitoplasma sel

segeran dengan vesikel-vesikel ini untuk membentuk vesikel-vesikel digestif yang mengandung

nzim-enzim pencernaan yang berasal dari lisosom yang sudah tercampur dengan bahn koloid

11
tadi. Beragam protease yang ada dianatar enzim ini akan mencerna molekul-molekul tiroglobulin

serta akan melepaskan tiroksin dan triiodotironin dalam bentuk bebas. Kedua hormone bebas ini

selanjutnya akan berdifusi melewati bagian basal sel-sel tiroid ke pembuluh kapiler

disekelilingnya.9

Kira-kira tiga perempat tirosin yang telah diiodinasi di dalam tiroglobulin tidak akan

pernah menjadi hormone tiroid tetapi akan tetap sebagai monoiodotirosin dan diiodotiosin.

Selama terjadinya proses pencernaan molekul trioglobulin untuk melepaskan tiroksin dan

triiodotironin, tirosin yang sudah mengalami iodinasi ini juga turut dilepaskan dari molekul

tiroglobulin. Akan tetapi, tirosin-tirosin itu tidak disekresikan ke dalam darah. Sebaliknya,

dengan bantuan enzim deioinase, yodium dilepaskan dari tirosin sehingga akhirnya membuat

semua yodium ini cukup tersedia dalam pembentukan hormone tiroid tambahan. Pada kelainan

congenital yang tidak memiliki enzim deidodinase, pasien sering mengalami defisiensi yodium

akibat gagalnya pembentukan kembali proses tersebut.8

Saat memasuki darah, lebih dari 99% tiroksin dan triiodotironin segera berkaitan dengan

beberapa protein plasma yang semuanya disintesis oleh hati. Tiroksin dan triidotirnin ini

terutama berkaitan dengan globuline pengikat tiroksin, tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit

dengan prealbuin pengikat tiroksin dan albumin.8

Karena afinitas protein pengikat plasma terhadap hormone tiroid besar, maka hormone ini

terlebi tiroksin, sangat lambat dilepaskan ke sel jaringan. Kira-kira setiap 6 hari, setengah dari

jumlah tiroksin yang ada di dalam darah dilepaskan ke dalam sel-sel jaringan, sedangkan

setengah dari triiodotironin dilepaskan ke dalam sel kira0kira 1 hari disebabkan oleh afinitasnya

yang rendah. Saat memasuki sel, sekali lagi hromon tiroksin dan triidotironin ini berikatan

dengan protein intrasel, dimana tiroksin berikatan lebih kuat dibanding triidotironin. Oleh karena

12
itu, kedua hormone sekali lagi disimpan, namun kali ini di dalam sel tagetnya sendiri, dan kedua

hormone ini dipakai secara lambat selama berhari-hari atau berminggu-minggu.8,9

Gambar 4. Regulasi Sekresi Hormon Tiroid11

Thyroid stimulating hormone (TSH), hormon tropik tiroid dari hipofisis anterior, adalah

regulator fisiologik terpenting sekresi hormone tiroid. Hampir setiap tahap dalam sintesis dan

pelepasan hormone tiroid dirangsangoleh TSH. Selain meningkatkan sekresi hormone tiroid,

TSH juga mempertahankan integritas struktural kelenjar tiroid. Tanpa adanya TSH, tiroid

mengalami atrofi dan mengeluarkan hormone tiroid dengan jumlah yang rendah. Sebaliknya, jika

kelenjar mengalami hipertrofi dan hyperplasia sebagai respon TSH berlebihan.12

Thyroid Releasing Hormone (TRH) yang dimiliki hipotalamus, melalui efek tropiknya

menyalakan sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Sementara hormone tiroid, melalui

mekanisme umpan balik negatif memadamkan sekresi TSH dengan menghambat hipofisis

anterior. Seperti umpan lengkung balik lainnya, mekanisme antara hormone tiroid dan TSH ini

13
cenderumng mempertahankan kestabilan sekresi hormone tiroid. Umpan balik negatif antara

tiroid dan hipofisis anterior melaksanakan regulsi kadar hormone tiroid bebas sehari-hari

sementara hipotalamus memerantarai penyesuaian jangka panjang. Tidak seperti kebanyakan

sistem hormone lainnya, hormone-hormon di aksis tiroid pada orang dewasa tidak mengalami

perubahan sekresi yang mendadak dan besar. Sekresi hormon ini relatif tetap sesuai dengan

respon lambat dan berkepanjangan yang diinduksi hormon ini; peningkatan atau penurunan

mendadak hormon tiroid tidak memiliki manfaat adaptif.12

Satu-satunya faktor yang diketahui meningkatkan sekresi TRH adalah pajanan ke cuaca

dingin pada bayi baru lahir, suatu mekanisme adaptif. Hal ini disebabkan karena peningkatan

drastic sekeresi hormon tiroid yang menghasilkan panas membantu mempertahankan suhu tubuh

sewaktu penurunan mendadak suhu linkungan saat lahir ketika bayi keluar dari tubuh ibunya

yang hangat ke udara linkungan yang lebih dingin.12

Efek hormon tiroid pada tubuh dapat dibagi menjadi:8,9,12

Efek pada laju metabolisme dan produksi panas

Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme basal keseluruhan tubuh, atau laju

langsam dan juga merupakan regulator terpenting laju konsumsi O2 serta pengeluaran energi

pada keadaan istirahat.Efek metabolik hormone tiroid berkaitan erat dengan efek kalorigenik

(penghasil panas). Peningkatan aktivitas metabolik menyebabkan peningkatan produksi panas.

Efek pada metabolisme antara

Hormon tiroid memodulasi kecepatan banyak reaksi spesifik yang berperan dalam

metabolisme bahan bakar, tidak hanya mempengaruhi pembentukkan dan penguraian

karbohidrat, lemak dan protein tetapi hormon dalam jumlah sedikit atau banyak dapat

14
menimbulkan efek sebaliknya. Sebagai contoh, pada pembentukan glikogen diperlukan kadar

hormon tiroid dalam jumlah sedikit. Akan tetapi, sebaliknya pada jumlah berlebih dapat

menyebabkan penguraian glikogen.

Efek simpatomimetik

Hormon tiroid meningkatkan responsivitas sel sasaran terhadap katekolamin yaitu

epinefrin dan norepinefrin yang merupakan pembawa pesan kimiawi yang digunakan oleh sistem

saraf simpatis dan medulla adrenal. Akibat efek ini dapat dilihat bahwa ketika terjadi sekresi

hormon tiroid meningkat serupa dengan pengaktifan sistem saraf simpatis.

Efek pada sistem kardiovaskular

Hormon tiroid meningkatkan kecepatan jantung dan kekuatan kontraksi sehingga curah

jantung meningkat akibat efek terhadap katekolamin dalam darah. Hormon tiroid juga

menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah perifer untuk membawa kelebihan panas ke

permukaan tubuh untuk dikeluarkan ke lingkungan.

Efek pada pertumbuhan dan sistem saraf

Hormon tiroid meransang sekresi GH dan meningkatkan produksi IGF-I oleh hati.Selain

itu hormon tiroid juga meransang dan mendorong efek GH dan IGF-I pada protein struktural dan

pada pertumbuhan tulang. Hormon tiroid juga berperan penting dalam perkembangan normal

sistem saraf, khususnya SSP sehingga defisiensi pada hormon tiroid dapat menyebabkan

terjadinya retardasi mental.

Abnormalitas sekresi hormon tiroid dapat terjadi akibat defisiensi iodium, atau malfungsi

hipotalamus, hipofisis dan kelenjar tiroid. Berbagai abnormalitas sekresi hormon tiroid dapat

terjadi pada kondisi berikut:12

15
Hipotiroidisme

Penurunan produksi hormon tiroid.Hal ini mengakibatkan penurunan aktivitas metabolik,

konstipasi, letargi, reaksi mental lambat, dan peningkatan simpanan lemak.Pada orang dewasa,

keadaan hipotiroidisme menyebabkan miksedema yang ditandai dengan adanya akumulasi air

dan musin di bawah kulit sehingga penampakan edema terlihat. Sementara pada anak-anak,

hipotiroidisme dapat mengakibatkan retardasi mental dan fisik (kretinisme).

Hipertiroidisme

Produksi hormon tiroid yang berlebih. Hal ini mengakibatkan aktivitas metabolik meningkat,

berat badan turun, rasa gelisah, tremor, diare, frekuensi jantung meningkat, dan dapat

menyebabkan toksisitas hormon pada keadaan hipertiroidisme berlebihan.. Penyebab tersering

hipertiroidisme adalah penyakit graves atau suatu penyakit autoimun dimana tubuh secara salah

menghasilkan long-acting thyroid stimulator (LATS) yang akan bekerja pada reseptor TSH di

kelenjar tiroid dan akan meningkatkan produksi hormon tiroid seperti halnya TSH. Namun

LATS tidak diinhibisi oleh hormon tiroid sehingga terjadilah over product hormone tiroid. Selain

itu penyebab hipertiroidisme yang lain adalah gangguan dimana hipotalamus dan hipofisis

menstimulasi secara berlebih kelenjar tiroid.1,2,9

Goiter

Pembesaran kelenjar tiroid sampai dua atau tiga kali lipat.Hal ini dapat berkaitan baik dengan

hipotiroidisme dan juga hipertiroidisme. Goiter ringan atau endemik biasa terjadi berkaitan

dengan hipotiroidisme dan juga berkaitan dengan daerah atau wilayah yang mengalami defisiensi

iodium sehinggatidak terjadi pompa iodium dan hormon tiroid tidak terbentuk sehingga

mengalami hipotiroidisme dan kemudian pada kelenjar tiroid akan terjadi penumpukan atau

16
akumulasi tiroglobulin dalam koloid pada folikel. Sementara goiter yang berkaitan dengan

hipertiroidisme dapat disebabkan oleh adanya stimulasi berlebihan baik oleh LATS pada

penyakit graves atau pada gangguan hipotalamus dan hipofisis menjadikan kelenjar tiroid

membesar.

Abnormalitas pada hormon tiroid baik juga pada organ regulatornya yaitu hipotalamus,

hipofisis dan juga pada organ penghasilnya yaitu kelenjar tiroid dapat mempengaruhi

keseimbangan hormonal dalam tubuh dan juga menimbulkan gangguan pada tubuh karena efek-

efek yang seharusnya dijalankan dengan normal dapat mengalami ketidakseimbangan.8,9,12

Penutup

Metabolisme dalam tubuh sebagai contoh adalah metabolisme karbohidrat, metabolisme

lemak dan metabolisme protein (asam-asam amino) diatur dan diregulasi oleh banyak komponen

yang berfungsi sebagai aktivator, inhibitor juga akselerator atau perlambatan bagi reaksi-reaksi

dalam suatu metabolisme.Sistem endokrin (hormonal), melalui hormon-hormon yang

disekresikan ke dalam tubuh, merupakan suatu komponen yang berperan sangat penting dalam

metabolisme.Hormon-hormon umumnya mengatur aktivitas metabolisme yang lebih

memerlukan durasi dibandingkan dengan kecepatan reaksi dikarenakan hormon tidak bekerja

secara langsung.

Hormon-hormon yang terdapat pada tubuh disekresikan oleh kelenjar endokrin dimana

kelenjar endokrin dapat dibagi atas kelenjar endokrin pusat yaitu hipotalamus dan hipofisis

sebagai hormon regulator dan tropik serta oleh kelenjar endokrin perifer seperti kelenjar tiroid,

kelenjar adrenal, kelenjar paratiroid dan organ pancreas.

17
Dalam makalah ini penulis telah menyorot spesifik terhadap kelenjar tiroid sebagai

kelenjar endokrin perifer serta mekanisme terhasilnya hormon tirosin pada kelenjar tiroid (dalam

sel folikel), dan juga fungsi-fungsi daripada kelenjar tiroid tersebut.

Pada skenario kasus II, dapat kita lihat bahwa masalah yang terjadi adalah adanya

seorang perempuan berusia 40 tahun yang mengeluhkan keringat berlebih, frekuensi pernapasan

meningkat dan berat badan turun, dan melalui pemeriksaan fisik dikatan adanya pembesaran

kelenjar tiroid. Penulis terlebih dahulu mengkaji ulang tentang sistemendokrin secara

keseluruhan sebagai dasar ilmu dalam menerapkan dan menganalisis masalah yaitu dengan

beracuan pada penjabaran akan kelenjar tiroid sebagai kelenjar endokrin perifer yaitu dalam hal

ini penulis menjabarkan tentang hormon tiroid yang merupakan produk utama dalam kelenjar

tiroid, selain kelenjar tiroid pula menghasilkan hormon kalsitonin yang berasal dari sel

parafolikular dan mekanisme sintesis hormon tiroid, penyimpanan sampai kepada sekresinya

dalam tubuh, serta fungsi-fungsi hormon tiroid, pula abnormalitas yang dapat terjadi pada

kelenjar tiroid maupun produknya yang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh sesuai dengan

pengarahan akan studi kasus yaitu pada studi kasus masalah terjadi pada adanya pembesaran

kelenjar tiroid yang dialami seorang perempuan berusia 40 tahun, yang disimpulkan setelah

adanya pemeriksaan fisik dan keluhan keringat berlebih, frekuensi pernafasan yang meningkat

dan berat badan yang menurun.

Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah penulis lakukan pada skenario kasus II,

maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pada skenario kasus II, didapati bahwa

pembesaran kelenjar tiroid yang dialami oleh perempuan berusia 40 tahun tersebut sehingga

dapat menimbulkan efek keringat berlebih, frekuensi pernafasan meningkat, serta berat badan

18
turun adalah pembesaran kelenjar tiroid atau gondok (goiter) yang disertai dengan adanya

gangguan pada sekresi hormone tiroid yaitu hipertiroidisme.

Hormon tiroid, seperti yang telah dibahas memiliki banyak fungsi dalam tubuh antara

lain meningkatkan laju metabolisme dan produksi panas, efek pada metabolisme antara (baik

dalam meningkatkan metabolisme dan menurunkan metabolisme), meningkatkan responsivitas

sel sasaran terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) yang merupakan efek

simpatomimetik, meningkatkan tekanan darah, kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung

hinggacurah jantung meningkat, serta berperan pada pertumbuhan dan sistem saraf. Apabila pada

suatu kejadian terjadi peningkatan atau penurunan sekresi hormon tiroid, maka tentunya akan

menganggu efek-efek atau fungsi dari hormon tiroid tersebut.

Seperti halnya pada skenario kasus II, menilik dari permasalahan yang ada, dapat kita

ketahui bahwa telah terjadi hipersekresi dari hormon tiroid, yang terlihat pada keluhan-keluhan

dari sang perempuan berusia 40 tahun tersebut di antara lain adalah keringat berlebih, frekuensi

pernafasan yang meningkat dan disertai berat badan turun yang mengindikasikan peningkatan

kerja dari hormon tiroid.Hipersekresi hormon tiroid tersebut seperti yang telah dibahas pada

bagian pembahasan dapat terjadi karena adanya stimulasi berlebih pada kelenjar tiroid oleh

hipotalamus dan hipofisis (gangguan pada hipotalamus dan hipofisis) serta dapat juga

disebabkan oleh penyakit Graves.

Dengan demikian, pembesaran kelenjar tiroid yang terjadi pada seorang perempuan berusia 40

tahun tersebut berkaitan dengan adanya peningkatan kerja hormon tiroid (hipersekresi hormon

tiroid).

19
Daftar Pustaka

1. Fried GH, Hademenos GJ. Schaums outline biologi edisi kedua. Jakarta: Erlangga;

2006.h. 240

2. Gruendemann BJ. Buku ajar keperawatan perioperatif, vol 2. Jakarta: EGC; 2005.h.107

3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;

2009.h.283

4. Fawcett DW. Buku ajar histology. Jakarta: EGC; 2002.h.437

5. Tampak anterior kelenjar tiroid. 25 Oktober 2014. Diunduh dari www.fpnotebook.com

6. Fawcett DW. Buku ajar histology. Jakarta: EGC; 2002.h. 438-9

7. Histologi kelenjar tiroid. 25 Oktober 2014. Diunduh dari legacy.owensboro.kctcs.edu

8. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. h. 208-10

9. Hall JE. Guton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran edisi keduabelas. Singapura:

Elsevier Inc.; 2014.h.983-96

10. Pembentukan, penyimpanan, dan sekresi hormone tiroid. 25 Oktober. Diunduh dari

http://en.wikipedia.org/wiki/Thyroid_hormone

11. Regulasi sekresi hormon tiroid. 25 Oktober 2014. Diunduh dari www.wikipedia.org

12. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: EGC;2011.h.761-3

20

Anda mungkin juga menyukai