El-nissi
(102013427)
Abstrak
Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin perifer pada tubuh. Di dalam
kelenjar tiroid terjadi proses sintesis hormon tiroid. Hormon tiroid merupakan produk utama
kelenjar tiroid dimana mekanisme ini diatur dan distimulasi oleh hipotalamus dan
Hipersekresi dan hiposekresi hormon tiroid akan mengakibat gangguan metabolisme tubuh dan
Abstract
Thyroid gland is one of the perifer endocrine glands in the body. Inside of the thyroid
glands, the synthesis of thyroid hormone happens.Thyroid hormone is the main product of
thyroid glands and the synthesis process were regulated and stimulated by hypothalamus and
pituitary gland. Thyroid hormone has an important role in increasing the body metabolism rate.
Hipersecretion and hiposecretion of the thyroid hormone will causing a disruption of the body
metabolism rate and in certain condition can causing goiter (enlargement of thyroid gland).
1
Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam tubuh manusia terdapat dua tipe integrasi. Pertama, sistem saraf- terbentuk suatu
jaringan komunikasi yang melaksanakan koneksi cepat dan spesifik di dalam tubuh, Impuls saraf
adalah cara pesan-pesan mengembara dari suatu daerah ke daerah lainnya. Pengaruh sistem saraf
dalam pengorganisasian dan pengarahan terletak di sistem saaf pusat, yaitu otak dan sum-sum
tulang belakang. Tipe integrasi sistem saraf sangat kontras dengan yang tipe integrasi ke dua
yang akan lebih mendalam dibahas di malakalh ini yaitu, sistem endokrin. Kelenjar-kelenjar
Hormon-hormon ini selanjutnya akan disalurkan ke seluruh bagian tubuh dan dapat
menghasilkan efek-efek pada berbagai struktur di tempat-tempat yang jauh dari kelenjar tersebut.
Mengingat hormone ini tidak disampaikan ke dalam saluran menuju ke lokasi spesifik, kelenjar
endokrin disebut juga kelenja buntu. Hormon-hormon berasal dari kata Yunani yang berart
merangsang. Meskipun begitu, sebenarnya beberapa hormone juga menghasilkan efek yang
kontradiktif yaitu dapat menghambat proses-proses tertentu selagi menjalani proses lain. Hormon
dapat menghasilkan efeknya pada struktur target dengan cara mengubah fungsi gen,
spesifik atau prouk sekretorisnya. Organ yang memberikan respons terhadap suatu hormone
Dalam makalah ini, penulis akan membahas lebih mendalam dan spesifik terhadap salah
satu hormon yaitu hormon tirosin yang berasal dari kelenjar tiroid meliputi siklus penghasilan
tirosin dimulai dari regulasi dari hipotalamus, sistem yang terdapat pada kelenjar tiroid hingga
2
disekresikannya di dalam tubuh, dan struktur mikroskopisnya serta gangguan yang mungkin
terjadi pada kelenjar tiroid dan hormon tiroid pada kaitannya pada skenario kasus yang ada.
Tujuan Penulisan
memperkenalkan cabang ilmu dalam kedokteran yaitu metabolik endokrin. Penulis bertujuan
untuk membagi ilmu tentang metabolik endokrin dan gangguan yang mungkin terjadi pada salah
satu organ yang termasuk kedalamnya, yaitu kelenjar tiroid. Lebih spesifik gangguan yang akan
dibahas adalah pada kelenjar tiroid yang merupakan salah satu komponen pendukung dalam
metabolik endokrin. Harapan penulis adalah dengan ditulisnya makalah ini didapatkan manfaat
antara lain dapat menambah pemahaman mengenai fisiologi, anatomi, dan biokimia dari sistem
kelenjar tiroid, serta gangguan pada sistem metabolic endokrin. Dengan demikian, penulis dapat
menerapkan dan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah didapat di tengah masyarakat saat
Skenario 2
Seorang perempuan usia 40 tahun mengeluh berkeringat yang berlebihan dan kehilangan
berat badan yang mendadak. Pada pemeriksaan didapatkan pembesaran kelenjar tiroid.
Rumusan Masalah
3
Pembahasan
Untuk memudahkan dalam mengerti isi makalah, berikut ini makalah secara singkat
RM
Struktur Makro
Hormon yang Faktor Terjadinya
dan Mikro Intake Iodium
dihasilkan Kehilangan BB
Kelenjar Tiroid
Sesuai dengan mind map, akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai struktur makro dan
mikro kelenjar tiroid.iroid terletak di pangkal leher dan di kedua sisi laing dan cincin atas trakea.
Kelenjar tiroid memiliki berat normal sekitar 15-20 gram. Kelejar tiroid dikelilingi satu kapsul
fibrosa.2 Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus yang terdiri dari 2 lobus terletak di kanan dan
kiri dari takea dan diikat bersama oleh secarik janringan tiroid (isthmus tiroid) dan yang
Pada beberapa orang terdapat pula sebuah lobus pyramidal langsing yang terjulur ke atas
dari istmus dekat lobus kiri. Kelenjar ini dibungkus simpai jaringan ikat yang menyatu dengan
fascia servikal. Permukaan dalamnya berhubungan dengan lapisan jaringan ikat kurang padat
lainnya yang melekat erat pada kelenjar. Pemisahan simpai ini dalam dua lapisan memungkinkan
pemisaha keduanya yang memisahkan pencapaian kelenjar melalui bedah bila diperlukan
tiroidektoni parsial.4
4
Pasokan darah utama ke kelenjar tiroid berasal dari dua arteri tiroidalis superior yang
berasal dari arteri karotis eksternus dan turun ke kutub atas tiroid. Dua arteri tiroidalis inferior
berasal dari arteri subclavia dan masuk ke bagian dalam kedua lobus tiroid. Pada beberapa kasus
terdapat sebuah arteri lain yang berasal dari arkus aorta ke bagian tengah kelenjar, yang disebut
tiroidea ima. Baik vena tiroidalis superior maupun media mengalirkan darah ke vena jugularis
Persarafan kelenjar tiroid berasal dari bagian simpatis dan parasimpatis sistem saraf
otonom. Posisi anatomis saraf laryngealis rekuren sering bervariasi. Secara umum, saraf ini
terletak lateral terhadap alur trakeosofagus dan medial terhadap arteri karotis. Saraf laringealis
nonrekuren biasanya dijumpai berdekatan dengan arteri tiroidalis inferior dan dibelakang karotis,
Pada kebanyakan kelenjar endokrin, sejumlah terbatas hormon disimpan dalam granul
sekresi intrasel. Tiroid memiliki susunan histologik yang mengadakan penyimpanan ekstrasel
5
bagi produknya dalam lumen folikel mirip kista. Folikel diperkirakan berjumlah 20-30 jua dan
mengandung hormone yang cukup untuk beberapa minggu. Pada preparat, folikel-folikel
berbentuk bulat dan berdiameter 0,2-0,9 mm. Sel-selnya terpolarisasi terhadap lumen, yang
Setiap folikel dibungkus lamina basal tipis, yaitu jalinan serat retikuler halus dan sebuah
pleksus kapiler. Pada sediaan, folikel ini tampak sebagai struktur tersendiri, namun bila dibuat
rekonstruksi dari sederetan irisan, dasar epitel satu folikel dalam keadaan tertentu dapat
berkontak langsung dengan epitel folikel berdekatan tanpa adanya lamina basal atau lapis serat
retikuler diantaranya. Meskipun begitu tidak tampak adanya hubungan langsung antara lumen
folikel bersebelahan.6
Epitel folikel tiroid teriri atas 2 jenis sel, yaitu sel principal yang terbanyak pada epitel itu
dan sel parafolikel yang terdapat satu-satu atau dalam kelompok kecil diantara basis sel-sel
principal. Epitel ini umumnya kuboid rendah namun tingginya bervariasi dari folikel ke folikel
dan pada keadaan aktivitas fisiologik berbeda. Ia dapat terutama gepeng atau kuboid pada
6
kelenjar yang relatif tenang dan kolumnar pada kelenjar hiperaktif. Meskipun, begitu penilaian
Sel prinsipal memiliki inti bulat atau lonjong, sedikit heterokromatin dan mengandung
satu atau dua nucleoli. Sitoplasma selnya basofilik, sedangkan koloidnya terpulas dengan eosin
dan member reaksi kuat terhadap karbohidrat dengan asam periodat Schiff. Sitoplasma apical
mengandung banyak granul padat kecil yang member reaksi positif terhadap hidrolase asaam dan
Sel parafolikuler besar yang pucat terletak di dalam epitel namun tidak mencapai
permukaan bebasnya, terpisah darinya oleh bagian melengkung sel-sel prinsipal di sebelahnya.
Sel parafolikuler 2-3x lebih besar dari sel prinsipal, namun hanya merupakan 0,1% dari massa
epithelial kelenjar. Sel parafolikuler cnderung lebih banyak terdapat di bagian pusat lobus tiroid.
Intinya bulat atau lonjong dan mungkin berlekuk pada satu sisinya. Sitoplasmanya berdensitas
rendah dan mengandung reticulum endoplasma dalam jumlah sedang, terutama berbentuk
tubular, namun mungkin juga terdapat tmpukan kecil sisterna. Terdapat granula padat kecil yang
yang merupakan hormone pepida dari 32 asam amino berfungsi untuk menurunkan konsentrasi
Koloid yang berperan sebagai tempat penyimpan ekstrasel bagi hormone tiroid memiliki
konstituen utama yaitu suatu molekul protein besar yang dikenal sebagai tyrogobulin (Tg) yang
berperan sangat penting pada sintesis hormone tiroid karenanantinya akan berikatan dengan
Tiroid menyekresi dua macam hormone utama, yakni tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3).
7
Kekurangan sekresi tiroid total biasanya menyebabkan penurunan keecapatan metabolism basl
kira-kira 40 sampai 50 persen dibawah normal, dan kelebihan sekresi tiroid sangat hebat dapat
meningkatkan laju metabolism basal sampai setinggu 60-100 persen diatas normal. Sekresi
kelenjar tiroid terutama diatur oleh Thyroid Stimulatin Hormone (TSH) yang disekresi hipofisis
anterior.9
Sekitar 93% hormon metabolik aktif yang disekresi oleh kelenjar tiroid adalah tiroksin
dan 7%nya adalah triiodotironin.Namun, nantinya hampir semua tiroksin akan diubah menjadi
triiodotironin di dalam jaringan, sehingga secara fungsional keduanya bersifat penting. Secara
kualitatif, fungsi kedua hormone sama, tapi keduanya berbeda dalam kecepatan dan intensitas
kerjanya. Triidotironin kira-kira 4 kali lebih kuat dari tiroksin, namun jumlahnya dalam darah
jauh lebih sedikit dan keberadaannya dalam darah jauh lebih singkat dari tiroksin.9
Untuk membentuk tiroksin dalam jumlah normal, setiap tahunnya dibutuhkan kira-kira
50 mg yodium yang dikonsumsi dalam bentuk iodide, atau kira-kira 1mg/minggu. Agar tidak
8
terjadi defisiensi yodium, garam dapur yang umum dipakai diiodisasi dengan kira-kira 1 bagia
natrium iodide untuk setiap 100.000 bagan natrium klorida. Iodida yang dikonsumsi per oral
akan diabsorbsi dari saluran cerna ke dalam darah dengan pola yang kira-kira mirip dengan
klorida. Biasanya, sebagian besar iodida tersebut dengan cepat dikeluarkan oleh ginjal, tetapi
hanya setelah kira-kira satu perlimanya dipindahkan dari sirkulasi darah oleh kelenjar tiroid
Tahap pertama pembentukan hormone tiroid adalah pengangkutan iodida dari dara ke
dalam sel-sel dan folikel kelenjar tiroid. Membran basal sel tioid mempunyai kemampuan yang
spesifik untuk memompakan iodide secara aktif ke bagian dalam sel. Hal ini terjai oleh aktivitas
simporter natrium iodide (NIS) yang mentranspor satu ion iodide bersama-sama dengan dua ion
antrium menembus membrane (plasma) basolateral masuk ke dalam sel. Energi yang diapaki
untuk transport iodide melawan gradient konsentrasi berasal dari pompa natrium kalium ATPase,
yang memopa natrium keluar sel, sehingga tercipta konsentrasi natrium intraselular yang rendah
Proses pemekatan iodide dalam sel ini disebut penjeratan iodide (iodide trapping). Pada
kelenjar tioid yang normal, pompa iodida memekatkan iodide sekitar 30 kali konsentrasinya
dalam darah. Bila kelenjar tiroid menjadi sangat aktif, maka rasio konsentrasi dapat meningkat
sampai 250 kali nilai tersebut. Kecepatan penjeratan iodide oleh tiroid dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yang terpenting adalah konsentrasi TSH. TSH merangsang pompa iodide dan
hipofisektomi sangat mengurangi aktivitas pompa iodide di sel-sel tiroid. Iodida ditranspor
keluar sel kelenjar tiroid melewati membrane apical dan masuk ke dalam folikel dengan bantuan
chloride iodide ion counter transporter yang disebut pedrin. Sel epitel tiroid juga menyekresi ke
dalam folikel trioglobulin yang mengandung asam amino tirosin tempat ion iodide melekat.9
9
Sel-sel kelenjar tiroid merupakan merupakan sel kelenjar khas uang menyekresi protein.
Retikulum endoplasma dengan alat Golgi menyintesis serta menyekresi molekul glikoprotein
besar yaitu trioglobulin ke dalam folikel. Setiap molekul tioglobulin mengandung sekitar 70
asam amino tirosin, dan tioglobulin merupakan substrat utama yang bergabung dengan iodide
Tahap selanjtunya yang terpenting dalam pembentukan hormone tiroid adalah perubahan
ion iodide menjadi bentuk yodium yang tteroksidasi, baik yodium awal (nascent iodine) (Io) atau
I3- ; yang selanjutnya mampu langsung berikatan dengan asam amino tirosin. Proses oksidasi
yodium ini ditingkatkan oleh enzim peroksidase dan penyertanya hidrogen peroksidase, yang
menyediakan suatu sistem kuat yang mampu mengoksidasi iodide. Enzim peroksidase terletak di
bagian apical membrane sel atau melekat pada membrane sel, sehingga menempatkan yodium
yang teroksidasi tadi di dalam sel tepat pada tempat molekul trioglobulin mula-mula dikeluarkan
ke dalamtempat penyimpanan koloid kelenjar tiroid. Bila sistem peroksidase ini terhambat, atau
secara herediter tidak terdapatdi dalam sel, maka kecepatan oembentukan hormone tiroid turun
sampai 0.9
Bahkan saat masih dalam bentuk molekul, yodium yang sudah teroksidasi ini akan berikatan
langsung dengan asam amino tirosin secara lambat. Dalam sel tiroid, yodium teroksidasi akan
berasosiasi dengan enzim tiroid eroksidase yang menyebabkan proses diatas dapat berlangsung
selama beberapa detik atau menit. Oleh karena itu, dengan kecepatan yang hampir sama dengan
kecepatan pelepasan molekul tiroglobulin dari apparatus Golgi, atau seperti waktu disekresi
melalui bagian apical membrane ke dalam folikel,yodium akan berikatan dengan kira-kira
sepernam bagian dari asam amino tirosin yang ada di dalam molekul tiroglobulin.9
10
Tirosin mula-mula diiodisasi menjadi monoioditirosin dan selanjutnya menjadi
diiodotirosin. Lalu selama beberapa menit, jam, bahkan hari berikutnya, makin lama makin
anyak sisa iodotirosin yang saling bergandengan satu sama lain (coupled) satu sama lain. Hasil
reaksi penggadengan ini adalah terbentuknya molekul tiroksin (T4), yang terbentuk bila dua
molekul diiodotirosin bergabung; tiroksin tersebut kemudian tetap merupakan bagian dari
molekul tioglobulin. Atau dapat juga terjadi penggandengan satu molekul monoiodotirosin
dengan satu molekul diiodtirosin membentuk triiodotirosin (T3) yang merupakan satu perlima
dari jumlah hormone akhir. Sejumlah kecil reverse T3 (RT3) terbentuk dari gabungan
perbedaan dengan kelenjar endokrin lainnya. Sesudah hormone tiroid disintesis, tiap molekul
tiroglobulin mengandung samoai 30 molekul tiroksin dan rata-rata terdapat sedikit molekul
triidotironin sesudah hormone tiroid disintesis.Dalam bentuk ini, hormone tiroid disimpan dalam
folikel dalam jumlah yang cukup untuk supla tubuh dengan kebutuhan normal hormone tiroid
selama 2-3 bulan. Oleh karena itu, bila sintesis hormone tiroid berhenti, efek fisiologis akibat
Tiroglobulin sendiri tidak dilepaskan ke dalam sirkulasi darah dalam jumlah yang
bermakna; justru, pada awalnya hormon tiroksin dan triiodotironin harus dipecah dari molekul
trioglobulin dan selanjtunya hormone ini bebas dilepaskan. Permukaan apikal sel sel tiroid
pinositik yang masuk ke bagian apeks sel-sel tiroid. Kemudian lisosom pada sitoplasma sel
segeran dengan vesikel-vesikel ini untuk membentuk vesikel-vesikel digestif yang mengandung
nzim-enzim pencernaan yang berasal dari lisosom yang sudah tercampur dengan bahn koloid
11
tadi. Beragam protease yang ada dianatar enzim ini akan mencerna molekul-molekul tiroglobulin
serta akan melepaskan tiroksin dan triiodotironin dalam bentuk bebas. Kedua hormone bebas ini
selanjutnya akan berdifusi melewati bagian basal sel-sel tiroid ke pembuluh kapiler
disekelilingnya.9
Kira-kira tiga perempat tirosin yang telah diiodinasi di dalam tiroglobulin tidak akan
pernah menjadi hormone tiroid tetapi akan tetap sebagai monoiodotirosin dan diiodotiosin.
Selama terjadinya proses pencernaan molekul trioglobulin untuk melepaskan tiroksin dan
triiodotironin, tirosin yang sudah mengalami iodinasi ini juga turut dilepaskan dari molekul
tiroglobulin. Akan tetapi, tirosin-tirosin itu tidak disekresikan ke dalam darah. Sebaliknya,
dengan bantuan enzim deioinase, yodium dilepaskan dari tirosin sehingga akhirnya membuat
semua yodium ini cukup tersedia dalam pembentukan hormone tiroid tambahan. Pada kelainan
congenital yang tidak memiliki enzim deidodinase, pasien sering mengalami defisiensi yodium
Saat memasuki darah, lebih dari 99% tiroksin dan triiodotironin segera berkaitan dengan
beberapa protein plasma yang semuanya disintesis oleh hati. Tiroksin dan triidotirnin ini
terutama berkaitan dengan globuline pengikat tiroksin, tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit
Karena afinitas protein pengikat plasma terhadap hormone tiroid besar, maka hormone ini
terlebi tiroksin, sangat lambat dilepaskan ke sel jaringan. Kira-kira setiap 6 hari, setengah dari
jumlah tiroksin yang ada di dalam darah dilepaskan ke dalam sel-sel jaringan, sedangkan
setengah dari triiodotironin dilepaskan ke dalam sel kira0kira 1 hari disebabkan oleh afinitasnya
yang rendah. Saat memasuki sel, sekali lagi hromon tiroksin dan triidotironin ini berikatan
dengan protein intrasel, dimana tiroksin berikatan lebih kuat dibanding triidotironin. Oleh karena
12
itu, kedua hormone sekali lagi disimpan, namun kali ini di dalam sel tagetnya sendiri, dan kedua
Thyroid stimulating hormone (TSH), hormon tropik tiroid dari hipofisis anterior, adalah
regulator fisiologik terpenting sekresi hormone tiroid. Hampir setiap tahap dalam sintesis dan
pelepasan hormone tiroid dirangsangoleh TSH. Selain meningkatkan sekresi hormone tiroid,
TSH juga mempertahankan integritas struktural kelenjar tiroid. Tanpa adanya TSH, tiroid
mengalami atrofi dan mengeluarkan hormone tiroid dengan jumlah yang rendah. Sebaliknya, jika
Thyroid Releasing Hormone (TRH) yang dimiliki hipotalamus, melalui efek tropiknya
menyalakan sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Sementara hormone tiroid, melalui
mekanisme umpan balik negatif memadamkan sekresi TSH dengan menghambat hipofisis
anterior. Seperti umpan lengkung balik lainnya, mekanisme antara hormone tiroid dan TSH ini
13
cenderumng mempertahankan kestabilan sekresi hormone tiroid. Umpan balik negatif antara
tiroid dan hipofisis anterior melaksanakan regulsi kadar hormone tiroid bebas sehari-hari
sistem hormone lainnya, hormone-hormon di aksis tiroid pada orang dewasa tidak mengalami
perubahan sekresi yang mendadak dan besar. Sekresi hormon ini relatif tetap sesuai dengan
respon lambat dan berkepanjangan yang diinduksi hormon ini; peningkatan atau penurunan
Satu-satunya faktor yang diketahui meningkatkan sekresi TRH adalah pajanan ke cuaca
dingin pada bayi baru lahir, suatu mekanisme adaptif. Hal ini disebabkan karena peningkatan
drastic sekeresi hormon tiroid yang menghasilkan panas membantu mempertahankan suhu tubuh
sewaktu penurunan mendadak suhu linkungan saat lahir ketika bayi keluar dari tubuh ibunya
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme basal keseluruhan tubuh, atau laju
langsam dan juga merupakan regulator terpenting laju konsumsi O2 serta pengeluaran energi
pada keadaan istirahat.Efek metabolik hormone tiroid berkaitan erat dengan efek kalorigenik
Hormon tiroid memodulasi kecepatan banyak reaksi spesifik yang berperan dalam
karbohidrat, lemak dan protein tetapi hormon dalam jumlah sedikit atau banyak dapat
14
menimbulkan efek sebaliknya. Sebagai contoh, pada pembentukan glikogen diperlukan kadar
hormon tiroid dalam jumlah sedikit. Akan tetapi, sebaliknya pada jumlah berlebih dapat
Efek simpatomimetik
epinefrin dan norepinefrin yang merupakan pembawa pesan kimiawi yang digunakan oleh sistem
saraf simpatis dan medulla adrenal. Akibat efek ini dapat dilihat bahwa ketika terjadi sekresi
Hormon tiroid meningkatkan kecepatan jantung dan kekuatan kontraksi sehingga curah
jantung meningkat akibat efek terhadap katekolamin dalam darah. Hormon tiroid juga
Hormon tiroid meransang sekresi GH dan meningkatkan produksi IGF-I oleh hati.Selain
itu hormon tiroid juga meransang dan mendorong efek GH dan IGF-I pada protein struktural dan
pada pertumbuhan tulang. Hormon tiroid juga berperan penting dalam perkembangan normal
sistem saraf, khususnya SSP sehingga defisiensi pada hormon tiroid dapat menyebabkan
Abnormalitas sekresi hormon tiroid dapat terjadi akibat defisiensi iodium, atau malfungsi
hipotalamus, hipofisis dan kelenjar tiroid. Berbagai abnormalitas sekresi hormon tiroid dapat
15
Hipotiroidisme
konstipasi, letargi, reaksi mental lambat, dan peningkatan simpanan lemak.Pada orang dewasa,
keadaan hipotiroidisme menyebabkan miksedema yang ditandai dengan adanya akumulasi air
dan musin di bawah kulit sehingga penampakan edema terlihat. Sementara pada anak-anak,
Hipertiroidisme
Produksi hormon tiroid yang berlebih. Hal ini mengakibatkan aktivitas metabolik meningkat,
berat badan turun, rasa gelisah, tremor, diare, frekuensi jantung meningkat, dan dapat
hipertiroidisme adalah penyakit graves atau suatu penyakit autoimun dimana tubuh secara salah
menghasilkan long-acting thyroid stimulator (LATS) yang akan bekerja pada reseptor TSH di
kelenjar tiroid dan akan meningkatkan produksi hormon tiroid seperti halnya TSH. Namun
LATS tidak diinhibisi oleh hormon tiroid sehingga terjadilah over product hormone tiroid. Selain
itu penyebab hipertiroidisme yang lain adalah gangguan dimana hipotalamus dan hipofisis
Goiter
Pembesaran kelenjar tiroid sampai dua atau tiga kali lipat.Hal ini dapat berkaitan baik dengan
hipotiroidisme dan juga hipertiroidisme. Goiter ringan atau endemik biasa terjadi berkaitan
dengan hipotiroidisme dan juga berkaitan dengan daerah atau wilayah yang mengalami defisiensi
iodium sehinggatidak terjadi pompa iodium dan hormon tiroid tidak terbentuk sehingga
mengalami hipotiroidisme dan kemudian pada kelenjar tiroid akan terjadi penumpukan atau
16
akumulasi tiroglobulin dalam koloid pada folikel. Sementara goiter yang berkaitan dengan
hipertiroidisme dapat disebabkan oleh adanya stimulasi berlebihan baik oleh LATS pada
penyakit graves atau pada gangguan hipotalamus dan hipofisis menjadikan kelenjar tiroid
membesar.
Abnormalitas pada hormon tiroid baik juga pada organ regulatornya yaitu hipotalamus,
hipofisis dan juga pada organ penghasilnya yaitu kelenjar tiroid dapat mempengaruhi
keseimbangan hormonal dalam tubuh dan juga menimbulkan gangguan pada tubuh karena efek-
Penutup
lemak dan metabolisme protein (asam-asam amino) diatur dan diregulasi oleh banyak komponen
yang berfungsi sebagai aktivator, inhibitor juga akselerator atau perlambatan bagi reaksi-reaksi
disekresikan ke dalam tubuh, merupakan suatu komponen yang berperan sangat penting dalam
memerlukan durasi dibandingkan dengan kecepatan reaksi dikarenakan hormon tidak bekerja
secara langsung.
Hormon-hormon yang terdapat pada tubuh disekresikan oleh kelenjar endokrin dimana
kelenjar endokrin dapat dibagi atas kelenjar endokrin pusat yaitu hipotalamus dan hipofisis
sebagai hormon regulator dan tropik serta oleh kelenjar endokrin perifer seperti kelenjar tiroid,
17
Dalam makalah ini penulis telah menyorot spesifik terhadap kelenjar tiroid sebagai
kelenjar endokrin perifer serta mekanisme terhasilnya hormon tirosin pada kelenjar tiroid (dalam
Pada skenario kasus II, dapat kita lihat bahwa masalah yang terjadi adalah adanya
seorang perempuan berusia 40 tahun yang mengeluhkan keringat berlebih, frekuensi pernapasan
meningkat dan berat badan turun, dan melalui pemeriksaan fisik dikatan adanya pembesaran
kelenjar tiroid. Penulis terlebih dahulu mengkaji ulang tentang sistemendokrin secara
keseluruhan sebagai dasar ilmu dalam menerapkan dan menganalisis masalah yaitu dengan
beracuan pada penjabaran akan kelenjar tiroid sebagai kelenjar endokrin perifer yaitu dalam hal
ini penulis menjabarkan tentang hormon tiroid yang merupakan produk utama dalam kelenjar
tiroid, selain kelenjar tiroid pula menghasilkan hormon kalsitonin yang berasal dari sel
parafolikular dan mekanisme sintesis hormon tiroid, penyimpanan sampai kepada sekresinya
dalam tubuh, serta fungsi-fungsi hormon tiroid, pula abnormalitas yang dapat terjadi pada
kelenjar tiroid maupun produknya yang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh sesuai dengan
pengarahan akan studi kasus yaitu pada studi kasus masalah terjadi pada adanya pembesaran
kelenjar tiroid yang dialami seorang perempuan berusia 40 tahun, yang disimpulkan setelah
adanya pemeriksaan fisik dan keluhan keringat berlebih, frekuensi pernafasan yang meningkat
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah penulis lakukan pada skenario kasus II,
maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pada skenario kasus II, didapati bahwa
pembesaran kelenjar tiroid yang dialami oleh perempuan berusia 40 tahun tersebut sehingga
dapat menimbulkan efek keringat berlebih, frekuensi pernafasan meningkat, serta berat badan
18
turun adalah pembesaran kelenjar tiroid atau gondok (goiter) yang disertai dengan adanya
Hormon tiroid, seperti yang telah dibahas memiliki banyak fungsi dalam tubuh antara
lain meningkatkan laju metabolisme dan produksi panas, efek pada metabolisme antara (baik
sel sasaran terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) yang merupakan efek
hinggacurah jantung meningkat, serta berperan pada pertumbuhan dan sistem saraf. Apabila pada
suatu kejadian terjadi peningkatan atau penurunan sekresi hormon tiroid, maka tentunya akan
Seperti halnya pada skenario kasus II, menilik dari permasalahan yang ada, dapat kita
ketahui bahwa telah terjadi hipersekresi dari hormon tiroid, yang terlihat pada keluhan-keluhan
dari sang perempuan berusia 40 tahun tersebut di antara lain adalah keringat berlebih, frekuensi
pernafasan yang meningkat dan disertai berat badan turun yang mengindikasikan peningkatan
kerja dari hormon tiroid.Hipersekresi hormon tiroid tersebut seperti yang telah dibahas pada
bagian pembahasan dapat terjadi karena adanya stimulasi berlebih pada kelenjar tiroid oleh
hipotalamus dan hipofisis (gangguan pada hipotalamus dan hipofisis) serta dapat juga
Dengan demikian, pembesaran kelenjar tiroid yang terjadi pada seorang perempuan berusia 40
tahun tersebut berkaitan dengan adanya peningkatan kerja hormon tiroid (hipersekresi hormon
tiroid).
19
Daftar Pustaka
1. Fried GH, Hademenos GJ. Schaums outline biologi edisi kedua. Jakarta: Erlangga;
2006.h. 240
2. Gruendemann BJ. Buku ajar keperawatan perioperatif, vol 2. Jakarta: EGC; 2005.h.107
3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
2009.h.283
8. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. h. 208-10
9. Hall JE. Guton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran edisi keduabelas. Singapura:
10. Pembentukan, penyimpanan, dan sekresi hormone tiroid. 25 Oktober. Diunduh dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Thyroid_hormone
11. Regulasi sekresi hormon tiroid. 25 Oktober 2014. Diunduh dari www.wikipedia.org
20