Anda di halaman 1dari 8

REVIEW ON: ONE GENE ONE POLYPEPTIDE HYPOTHESIS SERTA GEN

MENGENDALIKAN SIFAT: TIAP SIFAT DIKENDALIKAN OLEH BEBERAPA


GEN

RESUME
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Genetika 2
yang dibina oleh Prof. Dr. H. Agr. M. Amin, M.Si dan
Andik Wijayanto, S.Si,M.Si

Oleh
Kelompok 6 Offering H 2015:
1. Randa Ersapta 160342606304
2. Siti Nur Khoriatin 150342600290

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
OKTOBER 2017
Tinjau kembali: Hipotesis Satu Gene One Polypeptide
Oleh: Prof.Dr.Duran Corebima A., M.Pd
Pada tahun 1902, A.E. Garrod mengusulkan Kekeliruan Metabolisme Sejak Lahir
dalam hubungannya dengan abnormalitas fisiologis secara turun-temurun diantara manusia
semenjak pada saat itu jelas diketahui bahwa ada hubungan antara gen dengan enzim, bahkan
cara untuk mengatasi permasalahan terkait dengan bagaimana gen mengontrol fenotip suatu
organisme. Peneliti di bidang genetika selanjutnya menghubungkan suatu hubungan antara
gen dan enzim dalam konsep hipotesis satu gen satu enzim, yang kemudian di revisi
menjadi hipotesis satu gen satu polipeptida.
Hipotesis Satu Gen Satu Enzim

Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, hubungan antara gen dan enzim telah
diungkap semenjak publikasi dari Archibald E.Garrod. Salah satu dari beberapa abnormalitas
pada manusia yang dilaporkan oleh A.E.Garrod, yang secara serentak mengindikasikan
hubungan antara gen dan enzim disebut Alkaptonuria. Alkaptonuria diderita dari arthritis dan
produksi urin yang berubah menjadi hitam bila terpapar udara. Mereka mengekskresikan
sejumlah besar asam homogentisat dalam urinnya. Garrod mengusulkan bahwa alkaptonuria
ini disebabkan karena pemblokiran secara biokimiawi dalam suatu proses metabolisme.
Individu normal dapat memetabolisme asam homogentisat dan memecahkannya menjadi
produk lain, namun penderita alkaptonuria tidak bisa melakukan hal tersebut. Garrod
mengusulkan bahwa alkaptonuria pastinya diakibatkan karena kekurangan enzim untuk
memetabolisme asam homogentisat.

Gambar 1 : The metabolis step that is blocked in alkaptonuria


Banyak reaksi biokimia lain dari berbagai abnormalitas fisiologis pada manusia yang
menunjukkan hubungan gen dengan enzim, diantaranya fenilketonurea (PKU), Sindrom
Lesh-Nyhan, dan penyakit Tay Sachs.

Penelitian yang dilakukan oleh George W Beadle dan Edward L.Tatum dengan
menggunakan Neurospora crassa (tahun 1941) berhasil mengungkap secara tepat hubungan
antara gen dan enzim. Mereka menemukan rumusan terkenal untuk menunjukkan suatu
hubungan sebagai hipotesis satu gen satu enzim. Rumusan tersebut secara jelas
menjelaskan bahwa sintesis dari suatu enzim dikontrol oleh suatu gen. Dalam penelitian
tersebut, konidia dari N.crassa dipaparkan terhadap mutagen seperti sinar X atau sinar
ultraviolet Berbagai macam mutan kemudian diisolasi setelah pemaparan tersebut. Masing-
masing mutan hanya dapat berhasil tumbuh pada medium minimal yang dilengkapi dengan
nutrisi tertentu yang dibutuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing mutan tidak
dapat mensintesis nutrisi pelengkap tertentu karena reaksi biokimianya telah terblokir.
Penghalangan atau pemblokiran tahapan tertentu dari reaksi biokimia disebabkan karena
kurangnya enzim spesifik yang diperlukan untuk reaksi kimia tersebut. Kurangnya enzim
spesifik ini merupakan akibat efek mutasi gen yang mengontrol sintesis enzim tersebut.

Gambar 5 : Metode untuk mendeteksi mutasi nutrisional pada N.crassa

Beadle dan Tatum mengumumkan hubungan antara sebuah gen dan sebuah hipotesis
enzim. Model reaksi biokimia dari hipotesis satu gen-satu enzim ditunjukkan pada gambar
berikut:
Gambar 7 : Model reaksi biokimia dari hipotesis satu gen-satu enzim

Contoh yang diusulkan dari model reaksi biokimia merupakan reaksi biokimia yang
mengarah pada sintesis arginin pada N.crassa, dimulai dari substrat N-Acetylornithine.

Gambar 8 : intesis arginin pada N.crassa, dimulai dari substrat N-Acetylornithine.

G.W.Beadle dan Boris Ephrussi juga melakukan penelitian eksperimental pada


Drosophila dan Diptera lain dan ternyata hasilnya menunjukkan kesimpulan yang sama
seperti hasil penelitian pada N.crassa.

Gambar 9 : transplantation experiments in D.melanogaster larvae


Implant dari larva vermilion (v) yang ditransplantasikan ke dalam wild type larva (+)
akan berkembang menjadi mata liar karena adanya substansi difusi dari jaringan sekitarnya
yang mendukung pigmen jenis liar lebih jauh lagi. Secara umum percobaan transplastasi
menunjukkan bahwa dalam sintesis pigmen mata, blok langkah biokimia yang menghasilkan
pigmen mata vermilion terjadi sebelum blok langkah biokimia yang menghasilkan pigmen
mata cinnabar.

Hipotesis Satu Gen Satu Polipeptida

Pada tahun 1949, James V. Need dan E.A.Beet secara individu mengusulkan
pemikirannya tentang sickle-cell anemia, dimana mereka mengusulkan bahwa kelainan
tersebut disebabkan oleh suatu gen mutan yang keadaannya homozigot pada individu dengan
sickle cell anemia, namun heterozigot pada individu dengan sifat sickle cell (sel sabit). Pada
tahun yang sama, Linus Pauling dan tiga rekannya meneliti bahwa hemoglobin pada individu
normal dan pada individu penderita sickle cell anemia bisa dibedakan melalui perbedaan
tingkah laku hemoglobin ketika berada dalam proses elektroforesis. Hemoglobin pada orang
yang membawa sifat sickle cell tersusun dari campuran antara hemoglobin normal dan
hemoglobin sickle cell dalam jumlah yang diperkirakan sama.

Hemoglobin A, betukan paling umum dari hemoglobin pada manusia dewasa,


tersusun dari empat rantai polipeptida, dua rantai yang identik dan dua rantai yang identik
(22). Pada tahun 1957, Vernon M. Ingram menunjukkan bahwa hemoglobin normal dan
hemoglobin sickle-cell memiliki rantai yang identik namun memiliki rantai yang berbeda
pada asam amino ke 6 nya. Asam amino keenam dari rantai pada hemoglobin normal
merupakan asam glutamat, sedangkan pada hemoglobin sickle-cell adalah valin. Jadi disini
bisa disimpulkan bahwa gen bagaimanapun juga pasti menetapkan sekuens asam amino dari
polipeptida.

Rantai polipeptida dan dari protein hemoglobin A ditetapkan melalui gen yang
berbeda. Banyak enzim dan protein lain (meskipun tidak semuanya) tersusun dari dua atau
lebih rantai polipeptida yang dikode melalui gen yang berbeda pula. Ingram, mengusulkan
bahwa hipotesis satu gen satu enzim kurang sesuai dan perlu diubah menjadi hipotesis satu
gen-satu polipeptida. Dijelaskan bahwa pada tingkatan ekspresi gen yang terdahulu, masing-
masing gen hanya memiiki satu fungsi yang mengkode untuk satu polipeptida.
Dari sini bisa dilihat bahwa beberapa sintesis polipeptida akan mendasari
(manghasilkan) suatu protein jika ia tersusun dari lebih dari satu polipeptida (satu tipe atau
lebih dari satu tipe polipeptida). Sarin (1985) mengklarifikasi bahwa jika suatu protein
tersusun dari lebih dari satu tipe polipeptida, masing-masing polipeptida secara individual
akan disintesis dibawah kontrol gen yang berbeda, dan setelah sintesis masing-masing
polipeptida tersebut akan menghasilkan protein final.

Penemuan Lain yang Terkait dengan Hubungan Antara Gen dan Sintesis Polipeptida

a. Penyusunan Kembali Gen (Gene Rearrangement)


Pada saat ini diketahui bahwa DNA dari beberapa organisme eukariot dapat
mengarahkan penyusunan kembali gen dengan tujuan untuk mengubah keadaan
ekspresi gen. Organisme eukariotik memiliki beberapa mekanisme untuk menyusun
kembali segmen tertentu dari DNA mereka melalui sebuah cara yang terkontrol,
sebagaimana mekanisme untuk menambah kuantitas gen spesifik ketika dibutuhkan.
Penyusunan kembali gen berhubungan dengan ekspresi gen sampai pada level fenotip.
Bisa diasumsikan bahwa perubahan fenotip harus diproses melalui perubahan
polipeptida yang berhubungan.
b. Penyambungan Transkripsi Gen mRNA (Transcript Splicing of mRNA Gene)
Penyambungan transkripsi ekson dari mRNA yang mengkode gen pada organisme
eukariotik terjadi dalam beberapa cara. Salah satu contohnya adalah penyambungan
transkripsi ekson pada gen bovin yang mengkode preprotachykinin mRNA, dimana
ada lebih dari satu tipe polipeptida yang dihasilkan dari satu molekul prekursor
mRNA. Prekursor awal mRNA akan diproses menjadi dua tipe terpisah dari
prepatochykinin mRNA. Dua tipe prepatochykinin mRNA ini kemudaian akan
ditranslasikan untuk menghasilkan dua tipe protein neuropeptida yang disebut P dan
K. Kedua tipe neuropeptida tersebut merupakan komponen transmitter dari sistem
saraf sensori yang disebut tachykinin, dan dipercaya bahwa masing-masing komponen
memiliki perana fisiologis yang berbeda. Neuropeptida P secara khusus dominan
dalam jaringan saraf, sedangkan neuropeptida K lebih dominan pada intestinum
sebagaimana jaringan tiroid. Pada organisme eukariotik, masing-masing gen
pengkode tersebut sebenarnya mengkode lebih dari satu tipe polipeptida. Dikatakan
bahwa penyambungan transkripsi ekson pada eukariot dapat menghasilkan tipe
protein yang berbeda, sehingga ekspresi dari sebuah gen dapat menghasilkan suatu
kelompok protein yang relatif.
Gambar 10 : alternative splicing of the initial RNA trancript of the bovine
preprotachykinin gene

c. Overlapping Gen
Akhir-akhir ini diketahui bahwa ada suatu fenomena gen di dalam gen lain
yang disebut sebagai overlapping genes. Fenomena ini pertama kali ditemukan pada
bakteriofag x174. Fag ini memiliki DNA single strand yang hanya mengkode 1795
asam amino, cukup untuk 5 atau 6 protein saja. Namun, kenyataannya fag ini mampu
mensistesis tepat 11 protein, tersusun atas lebih dari 2300 asam amino. Terdapat 7
overlapping gen (A, A, C, D, E, B dan K). Dimana kode rangkaian polipeptida K dan
B berinisiasi pada pembacaan frame yang berbeda. Kuantitas asam amino dikode oleh
2 polypeptida berbeda. Overlapping gen didektesi pada tikus dimana overlapping gen
tikus, ditemukan 2 overlapping gen.
Pertanyaan

1. Apakah yang dimaksud Alkaptonuria dan apa penyebaba pada Alkaptonuria ?

Jawab : Alkaptonuria adalah salah satu dari beberapa abnormalitas pada manusia yang yang
secara serentak mengindikasikan hubungan antara gen dan enzim disebut Alkaptonuria.
Alkaptonuria ini disebabkan karena pemblokiran secara biokimiawi dalam suatu proses
metabolisme. Individu normal dapat memetabolisme asam homogentisat dan
memecahkannya menjadi produk lain, namun penderita alkaptonuria tidak bisa melakukan
hal tersebut. Garrod mengusulkan bahwa alkaptonuria pastinya diakibatkan karena
kekurangan enzim untuk memetabolisme asam homogentisat.

2. Apakah yang dimaksud dengan kelainan sickle-cell anemia ?


Jawab : sickle-cell anemia adalah kelaninan yang disebabkan oleh suatu gen mutan
yang keadaannya homozigot pada individu dengan sickle cell anemia, namun
heterozigot pada individu dengan sifat sickle cell (sel sabit).

Anda mungkin juga menyukai