Anda di halaman 1dari 9

Sistem Komunikasi Serat Optik

Sistem komunikasi fiber optik, atau lebih dikenal dengan sistemkomunikasi serat
optik SKSO, secara blok diagram digambarkan seperti pada gambar 1. Komunikasi yang
terjadi pada gambar 1 hanya untuk satu arah. Bila ingin untuk dua arah, maka disisi Tx
akanada RX dan disisi Rx akan ada perangkat Tx. Kabel fiber yang digunakan menjadi satu
pasang.

Bagan Transmiter terdiri dari Pemroses Data, yang menerima masukan dari beragam
data, baik data analog maupun data digital. Data akan digabung menggunakan Mutiplexer.
Data processing saat ini lebih banyak bekerja secara digital. Data input analog akan diubah
menjadi data digital menggunakan analog to digital (A/D), dimana sinyal keluarannya berupa
Pulsa Amplitude Modulation (PAM). Beberapa PAM akan digabung melalui proses
multiplexing digital yang dikenal dengan Pulse Code Modulation PCM. Kapasitas PCM ada
dua macam, kapasitas 1.544 Mbps untuk PCM 24 dan 2,048 Mbps untuk PCM 30.

Di bagan transmitter, sinyal yang telah melewati data processing akan diumpankan ke
rangkaian driver, dimana pada rangkaian ini akan ada penguatan sinyal agar daya dan arus
yang ditransmisikan sesuai dengan spesifikasi perangkat sumber cahaya. Perangkat cahaya
berupa Laser atau LEDakan mengubah gelombang elektrik menjadi gelombang cahaya.

Di bagan Receiver atau penerima, gelombang cahaya akan diterima photo detektor dan
diubah menjadi gelombang elektrik. Setelah dikuatkan sinyal tersebut akan diproses
kebalikan dari pengirim, dan diteruskan menjadi data output.

Gambar 1. Blok diagram SKSO

Bila jarak transmiter dan receiver relatif jauh, dan sinyal banyak mengalami losses atau
kerugian. Maka pada jalur tersebut dipsang repeater. Repeater berfungsi untk memperbaiki
sinyal yang mengalami kerusakan (deteriorated signal) dan ditransmit kembali. Gambar 2
memperlihatkan blok diagram dari repeater.

Pengrusakan sinyal disebabkan oleh rugi-rugi daya dan pelebaran sinyal (dispersi). Repeater
mendeteksi sinyal (receive) dan memperbaiki (reshape) sinyal sehingga bersih dari noise dan
akurat pewaktu dari deretan pulsa sehingga sama seperti dengan sinyal awal yang dikirim.
Setelah sinyal direkonstruksi, selanjutnya akan dikirim (retransmit) . Misalkan panjang
lintasan 10 Km dan pada jarak 5 Km dipasang repeater. Dispersi yang terjadi dihitung untuk
jarak 5 Km.

Gambar 2. Blok diagram repeater.

Misalkan pada sistem digital mempunyai kecepatan data 800Kbps, kecepatan ini kan
mempengaruhi komponen lainnya agar mengikuti kecepatan data yang ada. Dengan kata lain
rise time dari beragam komponen seperti amplifier, LED, dan dispersi fiber harus lebih
kecil dibandingkan dengan dari periode bit tersebut.

Bitrate berkaitan dengan besarnya bandwidth BW yang dibutuhkan. Semua


komponen yang ada didalam sistem akan dibatasi oleh Bandwidth yang akan menangani
proses transmisi. Dari bitrate 800KBps, pada coding NRZ band width yang dbutuhkan
minimal adalah 400 Khz. Rise time tr dan bandwith untuk NRZ adalah sebesar

Sedangn untuk coding RZ, besar bandwith menjadi

Sistem Analog

Sistem analog biasanya dispessifikasikan dalam bentuk kebutuhan Bandwitdh elektrikal.


Rise time total dari sistem harus memperhitungkan rise time dari setiap komponen yang
mempengaruhi,yang dihitung menggunakan persamaan xxx, yaitu

Dimana

ttc : rangkaian pengirim transmiting circuit


tL : LED atau Laser
tp : dispersi dari fiber
tph : photodiode
trc : rangkaian penerima

Contoh
Sistem dengan panjang kabel 2km dengan BW x lengh product 25 MHz x km (optical fiber)
digunakan untuk sistem komunikasi. BW ini didasarkan pada total dispersi dari dispersi
intramodal dan intermodal fiber. Rise time dari setiap komponen adalah t tc =10 ns, tL= 2 ns, tph
= 3 ns , dan trc = 12 ns. Hitung BW elektrikal dari data tersebut.

Jawab :
BW x length product = 25 Mhz x Km, untuk jawak 2 km , maka BW opt = 25/2 = 12.5
Mhz.
BW elektrikal = 0.7 x BWopt = 0.7 x 12.5 Mhz = 8.8375 Mhz

maka

Rise time fiber coding NRZ =0.35/8.8375 Mhz = 39,6 ns

Rise time total ts= (102+22+32+122+39.62) =42.7 ns

BW el = 0.35/ts=0.35/42.7 ns = 8.2 ns

Power Budget

Daya yang sampai di titik penerima harus cukup besar untuk mendapatkan ddeteksi
sinyal yang bersih dengan sedikit error. Dengan kata lain sinyal yang diterima harus lebih
besar dari daya noise yang timbul di penerima. Untuk lebih mudahnya harus lebih diatas
ambang batas level Ps atau sensitivitas penerima yang berhubungan dengan BER.

Sensitivitas penerima tergantung pada tipe detektor dan pada detail transmisi yang
spesifik. Ada penerima dengan sensitivitas -45dBm dengan BER 10-9, artinya receiver dapat
menerima sinyal 31.6 nW dengan kemungkinan satu error dari 109 sinyal yang dikirim.

Daya yang diterima sebagai fungsi dari

1. Daya yang dipancarkan dari sumber cahaya PL


2. Loss /rugi-rugi dari sumber ke fiber
3. Losses pda fiber tergantung pada panjang fiber L dan loss/km
4. Loss pada konektor dan penyambungan ( splice) Lcon
5. Loss fiber ke detektor Lfd

Pengalokasian daya yan hilang sepanjang komponen diatas disebut sebagai power
budget. Agar sistem reliable beroprasi, dibutuhkan power margin, dimana power margin
menjadi tinggi bila sinyal yang datang jauh lebih besar dari pada sensitivitas penerima.

Dimana
M : margin (dB)
Pr : sinyal yang diterima (dBm)
Ps : sensitivitas penerima (dBm)
Daya yang diterima Pr merupakan selisih daya pancar dengan losses yang terjadi
sepanjang jalur fiber.

Dimana

Pt : daya transmit (dBm)

Lsf : loss sumber cahaya ke optik (dB)

: loss kabel (dB/km)

Lcon : loss akibat konektor (dB)

Lfd : loss fiber ke detektor (dB)

Dengan subtitusi, maka margin menjadi

Contoh :
Sistem komunikasi fiber optik mempunyai karateristik sebagai berikut
Daya LED = 1 mW (0 dBm)
Loss LED ke fiber = 10 dB
Fiber loss = 4 dB/km
Fiber length = 4 km
Loss total konektor = 4.5 dB
Sensitivitas penerima = -38 dBm
Hitung Margin dari sistem tersebut.
Jawab :

Margin M = 0 -10- (4x4)- 4,5-1- (-38) = 6.5 dB

Dari contoh penyelesain soal diatas, dapat dibuatkan grafik dari daya yang diterima berbasis
jarak yang disebut sebagai power budget. Misalkan konektor dipasang pada setiap jarak 1Km
dengan loss masing-masing 1.5 dB. Power budget per jarak 1 km dapat dihitung dengan hasil
seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Power Budget

Nilai Sat. Ket.


Pada titik 0 km
Daya transmit 0 dBm
Loss LED-fiber 10 dB Drop
Keluaran Fiber -10 dB
Pada titik 1 km
loss kabel 4 dB Slope
daya yg diterima -14 dB
loss konektor 1 1.5 dB Drop
daya keluaran konektor 1 -15.5 dB
Pada titik 2 km
loss kabel 4 dB Slope
daya yg diterima -19.5 dB
loss konektor 2 1.5 dB Drop
daya keluaran konektor 2 -21 dB
Pada titik 3 km
loss kabel 4 dB Slope
daya yg diterima -25 dB
loss konektor 3 1.5 dB Drop
daya keluaran konektor 2 -26.5 dB
Pada titik 4 km
loss kabel 4 dB Slope
daya yg diterima -30.5 dB
loss fiber-detektor 1 dB Drop
Daya yang dietrima -31.5
Sensitivitas penerima -38 dBm
Margin 6.5 dB

Jika kabel diganti dengan kabel fiber dengan loss 1 dB/km, maka Margin akan makin besar

Margin M = 0 -10- (1x4)- 4,5-1- (-38) = 18.5 dB

Range Dinamik RD
Dalam sistem telekomunikasi, variasi dari range daya diperbolehkan. Daya input tidak boleh
terlalu besar untuk mencegah agar tidak terjadi saturasu, tetapi tidak boleh terlalu rendah agar
tetap terditeksi. Range dinamik pada receiver adalah perbandingan daya sinyal input
maksimum terhadap daya input minimum yang dapat ditangani. RD dinyatakan dalam
decibel

RD yang besar pada reciver lebih bagus sehingga dapat lebih banyak menangai variasi daya
input. Variasi ini memungkinkan perubangahn pada panjang saluran, penanmbahan splices,
kopler, konektor atau losses lainnya yang ada di dalam saluran.
Contoh

Transmiter LASER dan receiver dikoneksikan dengan fiber optik dengan loss 5 dB/ km .
panjang fiber bervariasi mulai 100m hingga 5 km. Laser dikopel ke fiber dengan daya
bervariasi mulai dari 0.8 - 1.6 mWatt. Hitung RD yang dibutuhkan pada receiver

Jawab :
Daya -.8 mW sampai dengan 1.6 mW; dalam dBm -0.97 dBm hingga 2 dBm
Pmin dapat dihitung menggunakan daya laser minimum dengan jarak maksimum
Pmin = -0.97 dBm (5dB/km x 5 km) = - 25,97 dBm
Pmak dihitung menggunakan daya laser maksimum dengan jarak minimum
Pmak = 2 dBm (0.1kmx5dB/km) =1,5 dBm.
Maka RD = Pmak Pmin =1,5 dBm - ( - 25,97dBm) =27.47 dB.

Noise & Bit Error Rate BER

Sensitivitas penerima merupakan fungsi dari sejumah noise elektrikal yang ada di
detektor. Istilah noise elektrikal didasarkan pada arus elektrik yang random maupun yang
palsu yang tidakada hubungan dengan arus sinyal. Arus noise akan berinterferensi dengan
sinyal sehingga akan membuat pendeteksian menjadi sulit. Pada sistem analog, noise akan
mendistorsi sinyal. Sehinga seberapa besar noise yang diterima tergantung pada kekuatan
sinyal dan seberapa besar distorsi dapat ditoleransi. Sedang pada sistem digital, noise
merupakan hasil pendeteksian error. Sinyal dideteksi apakah 0 sebagai 0 atau sebagai 1.
Besarnya noise tergantung sinyal sehingga memungkinkan mendeteksi error yang akan
terjadi.

Bit Error Rate

Performa dari sistem komunikasi dalam hal error atau distorsi sinyal adalah dengan
mengkaitkan secara langsung dengan S/N pada penerima, dimana S/N menghasilkan lebih
banyak distorsi untuk sistem analog dan lebih banyak error pada sistem digital. Error
dideteksi bila sinyal yang dikirim 1 dan yang diterima 0, dan sebaliknya, serta dihitung secara
statistika. BER didefiniskan sebagai kemungkinan error tarjadi untuk sejumlah deteksi.

For contoh, jika diantisipasi ada satu error terjadi dari 1000 deteksi, BER menjadi 10-3. Jika
BER 10-9, berarti ada satu error terdeteksi dari 109 deteksi atau dari109 bit yang dikirim.
Makin presisi suatu perangkat nilai BER makin kecil yang menunjukan makin kecil
terjadinya error dari sekian banyaknya data yang dideteksi. Hubungan antara S/N dan BER
diperlihatkan seperti gambar sss. Bila BER besar S/N nya kecil, BER mengecil maka S/N
membesar.
Karakteristik dari noise penerima seringkali dalam bentuk daya optikal. Noise equivalent
Power (NEP) adalah daya sinyal optikal yang dibutuhkan untuk membuat S/N =1 dengan
bandwidth sistem 1Hz. Hal ini dihasilkan dari sinyal elektrik yag sama dengan sinyal noise.
NEP dalam satuan W/(Hz)1/2. Untuk penerima yang berkualitas, daya optikal harus beberapa
kali dari NEP. Daya minimum yang dapat dideteksi Pmin seringkali didasarkan pada daya yang
dibuthkan untuk menghasilkan S/N =1 atau 0 dB, tetapi sistem terkadang tidak mau bekerja
dengan level sinyal tersebut.

Contoh
Rangkaian photodetektor sederhan seeperti pada gambar yyy. Sistem mempunyai
karakteristik sebagai berikut
BW = 1 MHz
Ps = 20 nW daya sinyal elektrikal ( terhadap Pin)
Pn = 0,5 nW dayanoise elektrikal
R 0,8 A/W responsitivitas photodioda
Hitung
1. S/N dlam dB
2. BER (berdasarkan kurva)
3. NEP

Jawab

1. S/N = 10 log (Ps/Pn) = 10 log (20/0,5) = 16 dB


2. Dari kurva, dengan S/N = 16 dB, didapat BER =10-3
3. Untuk meghitung NEP, hitung terlebih dahulu daya optikal ekivalen dengan noise 0,5
nW melalui beban resistor 100 K.

, atau

in = [(0,5x 10-9)/105]1/2=0,707 x 10-7 A


Arus ini digunakan untuk menghitung Pin dengan mempertimbangkan adanya responsibitas
pengkonversian arus menjadi daya optikal input

Pin = (0,77x10-7) A/[0,8(A/W)]= 0,884 x 10-7 W.

Pin ini ekivalen dengan daya noise dengan BW 1 MHz. Per cycle dihasilkan NEP [W/Hz1/2]

NEP = (0.884x 10-7)/(106)1/2=0.884-10 W/Hz1/2

BER dari receiver tergantung pada S/N, juga tergantung pada data rate dari sistem atau BW.
Dari gambar zzz, terlihat hubungan antara daya yang diterima dengan BER untuk data rate
yang berbeda-beda. Contoh , jika daya receiver -36 dBm, pada saat beroperasi dengan data
rate 10 Mbps akan menghasilkan BER 2x 10-10 . Tetapi bila data rate diubah menjadi 25
Mbps, BER akan naik menjadi 3x10-7. Agar tetap pada BER 2x10-10 dengan data rate 25
Mbps,maka daya dipenerima harus dinaikan menjadi -35 dBm.

Latihan

1. Hitung bandwidth dari sistem yag menggunakan LED dengan rise tim = 15 ns,
dispersi fiber 30 ns, rise time photodioda 10ns.

2. Panjang Fiber optik 10 km dengan spesifikasi BW optikal 50 MHz x km bandwidth,


tL = 20 ns, dan tph 15 ns. Abaikan yang lainnya, hitung : Bandwith system, Berapa
besarnya bandwitdh jika repeater sempurna disisipkan pada jarak 5 km

3. Hitung data rate digital format NRZ dari sistem yang mengunakan fiber optik
sepanjang 2 km dengan tL =12 ns; tf 24 ns; tph 10 ns; ttc 5 ns; dan trc 5 ns

4. Ulangi soal no 3 dengan format RZ.

5. Sistem fiber mempunyai LED dengan Pt 2 mW (daya total radiasi) dengan loss
kopling-fiber 17 dB; loss fiber 5 dB/km; loss konektor 0,6 dB/konktor; loss kopling
ke photodioda 1,2 dB; sensitivitas penerima -38 dBm
6. Photodiode mempunyai NEP 10-13 [W/Hz1/2] dengan daya sinyal 18 nW. Hitung S/N
dalam dB dengan BW 1 Mhz & 10 Mhz. Estimasi besarnya BER masing-masing

Anda mungkin juga menyukai