Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jantung adalah sebuah system yang mempunyai otomatisasi dan irama kontraksi yang
teratur dimana system impuls atau daya listrik memberi daya rangsangan pada miokard
untuk melakukan kontraksi sebagai sebuah system mekanik. Kemampuan impuls ini
dilokasikan oleh jaringan neuromuskuler special yang disebut system konduksi. Yang
termasuk ke dalam system konduksi adalah SA Node, internodal atrial, AV node, his
bundle, RBB, LBB dan serabut purkinye.

Masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap system kardiovaskuler yang menuntut


asuhan keperawatan dapat dialami oleh orang pada berbagai tingkat usia. System
kardiovaskuler mencakup jantung, sirkulasi atau peredaran darah dan keadaan darah yang
merupakan bagian tubuh yang sangat penting karena merupakan pengaturan yang
menyalurkan oksigen serta nutrisi keseluruh tubuh. Bila salah satu organ tersebut
mengalami ganguan terutama jantung maka akan mengganggu semua system tubuh.
Aritmia atau Disritmia merupakan salah satu ganguan dari system kardiovaskuler.
Aritmia atau Disritmia adalah tidak teraturnya irama jangtung. Aritmia atau disritmia
disebabkan karena terganggunya mekanisme pembentukan impuls dan konduksi.hal ini
termasuk tergangunya system syaraf. Perubahan ditandai dengan denyut atau irama yang
merupakan retensi dalam pengobatan. Salah satu terapi pada aritmia atau disritmia adalah
dengan menggunakan Terapi mekanis Pace Maker atau bisa di sebut Alat pacu jantung.

Kematian mendadak yang berasal dari gangguan irama jantung diperkirakan


mencapai angka 50% dari seluruh kematian karena penyakit jantung. Gangguan irama
jantung yang terjadi berupa atrial fibrilasi, atrial flutter, blok jantung, ventrikel fibrilasi,
ventrikel takikardi serta gangguan irama lainnya. Fibrilasi atrial ( fa ) paling sering
dijumpai dalam praktek sehari-hari dan menjadi penyebab seorang harus menjalani
perawaan di rumah sakit. Pemasangan pacemaker dimasukkan untuk menghilangkan
gelaja klinis gangguan irama jantung, seperti pusing sampai sinkop, berdebar sampai
meninggal mendadak atau decompensasi jantung. Pacu jantung ini bersifat sementara
(temporary pace maker) atau menetap (permanent pace maker).

1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari pacemaker?
2. Jelaskan fungsi-fungsi dari pacemaker?
3. Jelaskan Klasifikasi dari Pacemaker?
4. Jelaskan komponen-komponen dari pacemaker?
5. Jelaskan metode-metode dari pacemaker?
6. Jelaskan indikasi dari pemasangan pacemaker?
7. Bagaimanakah manifestasi sebelum dilakukan pemasangan pacemaker?
8. Bagaimanakah komplikasi yang dialami setelah pemasangan pacemaker?
9. Bagaimanakah penatalaksanaan yang dilakukan setelah pemasangan pacemaker?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pacemaker.
2. Untuk mengetahui fungi-fungsi dari pacemaker.
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari pacemaker.
4. Untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada pacemaker.
5. Untuk mengetahui metode-metode dari pemasangan pacemaker.
6. Untuk mengetahui indikasi dari pemasangan pacemaker.
7. Untuk mengetahui manifestasi sebelum dilakukan pemasangan pacemaker.
8. Untuk mengetahui komplikasi yang dialami setelah pemasangan pacemaker.
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan yang dilakukan setelah pemasangan
pacemaker.

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian

Pacemaker adalah alat pacu detak jantung dan langsung mengontrol detak jantung.
Kontraksi jantung (cardiac) otot pada manusia , alat mekanis yang disebut alat pacu
jantung buatan (atau hanya "alat pacu jantung") dapat digunakan setelah kerusakan pada
sistem konduksi intrinsik tubuh untuk menghasilkan impuls sintetis (Shadily, 2014).
Simpul sinoatrial ( SA node ) adalah sekelompok sel ditempatkan pada dinding atrium
kanan, dekat pintu masuk vena kava superior. Sel-sel ini diubah kardiomiosit. Mereka
memiliki filamen kontraktil dasar, namun kontraksinya relatif lemah. Sel-sel dalam SA
node secara spontan berdepolarisasi , sehingga kontraksi sekitar 100 kali per
menit. Tingkat asli ini terus dimodifikasi oleh aktivitas simpatis dan parasimpatis serat
saraf, sehingga tingkat jantung istirahat rata-rata pada manusia dewasa adalah sekitar 70
denyut per menit. Karena simpul sinoatrial bertanggung jawab untuk sisa aktivitas listrik
jantung, kadang-kadang disebut alat pacu jantung utama. (Campbell, 2006)

B. Fungsi pacemaker
1. Mempercepat irama jantung yang lambat.
2. Membantu mengendalikan irama jantung abnormal atau cepat.
3. Pastikan kontrak ventrikel normal jika atrium yang bergetar bukan pemukulan
dengan irama normal (kondisi yang disebut atrial fibrilasi ).
4. Mengkoordinasikan sinyal listrik antara bilik atas dan bawah dari jantung.
5. Mengkoordinasikan sinyal listrik antara ventrikel. Alat pacu jantung yang
melakukan ini disebut terapi sinkronisasi jantung (CRT) perangkat. perangkat
CRT digunakan untuk mengobati gagal jantung .
6. Mencegah aritmia berbahaya yang disebabkan oleh kelainan yang disebut sindrom
QT panjang .
7. Alat pacu jantung juga dapat memonitor dan merekam aktivitas listrik jantung
Anda dan irama jantung.

3
8. Alat pacu jantung baru dapat memonitor suhu darah, kecepatan napas, dan faktor
lain dan menyesuaikan detak jantung Anda untuk perubahan dalam aktivitas
Anda.

C. Klasifikasi Pacemaker
Alat pacemaker terdiri dari :
1. Ransvenous pacing (temporary pacemaker)
Temporary pacemaker adalah suatu alat pacu jantung sementara dimana kawat
atau elektrode pacu jantung dimasukan melalui vena (pembuluh darah balik) biasanya
melalui vena femoralis/ vena jugularis/ vena subclavia menuju atrium atau ventrikel
kanan. Sedangkan generatornya ditempatkan diluar dan bersifat sementara.
Generator denyut temporer digunakan untuk pacu jantung jangka pendek yang
dilakukan pada area keperawatan kritis atau selama prosedur. Alat pacu jantung ini
mampu memacu satu atau dua ruang. Sistem lead transvena temporer biasanya
merupakan kateter bipolar . jika sebuah kateter bipolar digunakan bagian elektroda
negatif ( distal ) diletakan dibagian negatif dari terminal generator dan
elektrodapositif dari terminal generator. Kadang- kadang pendeteksian yang tidak
tepat dapat dikoreksi dengan membalikan letak dari ujung kateter ke terminal
generator. Bila dengan cara membalikan polaritas kateter bipolar tidak memperbaiki
kesalahan , pengubahan kesistem unipolar dapat mengatasi masalah . hal tersebut
dapat diatasi dengan cara memutuskan hubungan elektroda bipolar positif dari
generator dan menggantikannya dengan kawat dari elektroda pemantau pada dada
anterior , lengan , atau kaki. Saat elektroda dada digunakan sebagai bagian dari sistem
pacu , harus diberi tanda sehingga tidak akan dikacaukan dengan elektroda dada
lainnya yang digunakan untuk pemantauan irama jantung.

2. Permanent pacemaker

4
Pacu jantung menetap adalah suatu alat medis yang ditanam dalam tubuh
pasien beruapa kawat pacing yang ditanam dalam satu ruang atau beberapa ruang
jantung melalui vena yang tepat dan dihubungkan generator dari pacu jantung tersebut
yang ditanam dibawah kulit atau otot dada kanan atau kiri.

Kebanyakan generator denyut permanen dimasukan kedalam jaringan


subkutan dibawah subklavia kiri. Kateter ditempatkan melalui vena sentral dan
elektroda pemacu dihubungkan secara subkutan ke generator yang ditanamkan .
kateter pacu jantung permanen dapat berupa unipolar maupun bipolar. Usaha besar
telah dilakukan dalam memperpanjang masa hidup elektroda dan kateter sehingga
penggantian generator denyut multipel dapat dilakukan saat menggunakan sistem lead
yang sama. Elektroda permanen tanpa steroid yang elektroda abrasif mencapai
ambang pacu kronik yang stabil.meskipun bentuk generator lebih kecil dari yang
digunakan beberapa tahun yang lalu, para peneliti terus berusaha untuk meningkatkan
keefektifan masa hidupnya dan menurunkan ukuran generator permanen.
Ada beberapa tipe dari pacu jantung permanen, yaitu :
a. Single-chamber pacemaker
Pada tipe ini kawat pacing hanya ada satu yang akan ditempatkan disalah satu
ruang jantung yaitu atrium(serambi) atau ventrikel(bilik).
b. Dual-chamber pacemaker
Disini kawat pacing yang akan ditempatkan ada 2, satu ditempatkan di atrium
dan satu di ventrikel. Tipe ini lebih fisiologis atau lebih mirip dengan cara kerja
pacu jantung orang yang sehat dengan adanya koordinasi pemacuan antara
atrium dan ventrikel.

5
c. Rate-responsive pacemaker
Pacemaker tipe ini mempunyai sensor yang bisa mendeteksi aktifitas fisik
pasien dan secara otomatis akan mengatur frekwensi kecepatan pemacuan sesuai
dengan kebutuhan metabolisme pasien.
3. Biventricular pacing atau Cardiac resyncronization therapy (BVP/CRT).
Biventricular pacing adalah suatu pacemaker generasi baru dengan 3 kawat
pacu yang akan dipasang yaitu ditempatkan di atrium kanan, ventrikel kanan dan
ventrikel kiri melalui sinus coronarius.

D. Komponen Pacu Jantung


Setiap pacu jantung , baik yang ditanam secara permanen atau temporer, memiliki
tiga komponen dasar : generator denyut , elektroda- elektroda, dan kawat lead atau
kateter.

1. Generator denyut
Terdiri dari sumber tenaga ( baterai lithium ) dan rangkaian listrik.
Kebanyakan generator denyut memiliki rangkaian untuk mengeluarkan muatan pacu
jantung mengatur waktu dari fungsi , mendeteksi aktivitas intrinstik jantung , memori
, program , dan pemeriksaan. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan fisiologis
pasien secara adekuat , banyak generator denyut dilengkapi sensor untuk mendeteksi
gerekan yang akan meningkatkan denyut jantung selama latihan.
Parameter pendeteksi lainnya seperti saturasi oksigen vena, Ph , suhu, isi sekuncup
dari ventrikel, ventilasi per menit , volume tidal , seluruhnya dievaluasi untuk
menentukan kemamapuannya dalam mendeteksi kebutuhan metabolisme pasien.

6
2. Elektroda- elektroda
Semua rangkaian listrik harus memiliki sebuah elektroda negatif dan sebuah
elektroda positif untuk melengkapi rangkaian tersebut. Pada kateter bipolar , elektroda
pemacu negatif terletak di ujung kateter dan elektrods pendeteksi positif terletak 1 cm
dari ujung kateter. Pada pacu jantung permanen, letak generator dielektroda positif.
Hasil penelitian klinis pada bidang desain elektroda difokuskan pada pencapaian pacu
jantung yang nyata selama waktu saat penyimpanan masa hidup baterai pada pacu
jantung permanen. Elektoda dengan ujungnya tanpa steroid dan terbungkus
karbontitanium , keduanya menunjukan ambang rangsang pacu yang lambat . masih
banyak hal yang harus dipelajari untuk benar benar memahami komponen-
komponen yang mempengaruhi ambang pacu jantung.

3. Kawat lead atau kateter


Komponen ini memberikan jaringan komunikasi antara generator denyut dan
otot jantung. Lead diletakan pada otot jantung dengan alat pengikat lead.
Alat ini terdiri dari sekrup, ujung berkait , berbentuk gigi atau gulungan kawat.
Aktivitas listrik jantung dihantarkan menuju elektroda pendeteksi lain , ketika
dibutuhkan , generator denyut mengeluarkan rangsangan listrik ke otot jantung
melalui lead. Kateter harus memberikan konduksi listrik yang adekuat , pengisolasian
cukup dan mampu menahan getaran turbulen . selain itu , terdapat kebutuhan untuk
menurunkan ukuran lumen kateter . kateter baik unipolar maupun bipolar , terdiri dari
satu atau dua elektroda .

7
E. Metode-Metode Pacu Jantung
Berbagai metode pacu jantung telah digunakan selama beberapa tahun
termasuk pacu jantung eksternal, pacu jantung transtorakal, pacu jantung epicardial,
dan pacu jantung endokardial atau transvena.
1. Pacu jantung transkutan eksternal
Metode ini memungkinkan pacu jantung secara langsung kedinding dada
melalui piringan elektroda berjeli besar yang ditempatkan pada anterior dan
posterior. Elektroda-elektroda dihubungkan pada pacu jantung transkutan
eksternal. Pada awal pembuatan, pacu jantung transkutan memerlukan jumlah
listrik yang lebih besar untuk memacu, mengakibatkan nyeri, luka bakar, dan
kedutan otot rangka.
2. Pacu jantung transtorakal
Metode ini meliputi pemasangan lead pacu jantung kedalam jantung melalui
jarum didinding anterior. Pacu jantung transtorakal tidak untuk pacu jantung
jangka panjang atau sebagai profilaksis terhadap kewaspadaan distritmia.
3. Pacu jantung epikardial
Metode ini dapat dikerjakan dengan tindakan torakotomi atau melalui insisi
subxifoid dengan menempatkan elektroda pacu jantung langsung dipermukaan
jantung. Ini sering digunakan sebagai bantuan temporer selama dan setelah bedah
jantung terbuka. Kawat pacu jantung dijahit pada permukaan epikardial jantung,
ditarik keluar melalui insisi dada, dan juga dihubungkan kegenerator pacu

8
jantung temporer atau dibalut kemudian dihubungkan bila timbul kebutuhan.
Penanaman permanen lead epikardial jarang digunakan karena memerlukan
prosedur pembedahan besar, kecuali torakotomi diperlukan bersamaan dengan
pembedahan. Keuntungan utama dari lead epikardial permanen adalah stabilan
elektroda, yang mengakibatkan insiden rendah dari perubahan posisi.
4. Pacu jantung transvena endokardial
Metode ini meliputi sebuah kateter pacu jantung transvena, merupakan tipe
pacu jantung yang paling umum digunakan. Dapat digunakan baik untuk pacu
jantung temporer atau permanen. Untuk pacu jantung temporer, kateter
dimasukan kedalam vena supervisial dengan menggunakan anastesi local. Vena
yang umumnya digunakan adalah vena blakialis, femoralis, jugularis internal
atau subklavial. Kateter pacu jantung disisipkan melalui vena, vena kafa, antrium
kanan, dan kedalam ventrikal kanan. Kateter ditempatkan dengan
menghubungkan kepermuakan endokardial dari ventrikal kanan. Prosedur
pemasangan kateter dapat dilakukan dengan atau tampa menggunakan
fluoroskopi.
F. Indikasi Pemsangan Pacu Jantung
Pacu jantung diindikasikan untuk kondisi-kondisi yang mengakibatkan kegagalan
jantung untuk menciptakan atau mengkonduksi impuls listrik intrinsik pada frekuensi
yang secara normal adekuat untuk mempertahankan perfusi tubuh. Ini dapat digunakan
secara profilaktik bila distritmia tertentu tidak berespons terhadap bentuk terapi lain.
Perawat unit kritis harus mengantisipasi distritmia yang memerlukan alat pacu jantung
pada pasien dengan penyakit jantung aterosklerosis, infark miokard akut, atau toksisitas
digitalis.

Terdapat keterbatasan sumber-sumber yang tersedia untuk menggunakan


teknologi dalam pemberian pelayanan kesehatan. Untuk membantu para tenaga medis
profesional dalam menentukan kriteria klinis untuk implantasi, joint commitee of the
american collage of cardiology dan the american heart association dibentuk untuk
menciptakan kriteria yang seragam mengenai implantasi pacu jantung. Perubahan yang
diadakan oleh komite pada tahun 1991 merekomendasikan suatu pedoman untuk
gangguan konduksi khusus yang berhubungan dengan bradikardi simtomatik .
Bradikardi simtomatik menunjukkan manifestasi klinis pusing sementara, sakit kepala
ringan, hampir sinkope, pingsan, dan gejala-gejala umum seperti intoleran terhadap

9
aktivitas atau kegagalanm jantung kongestif. Komite membagi rekomendasinya kedalam
kelas T (kondisi dimana implantasi pacu jantung perlu), kelas II (kondisi dimana
implantasi pacu jantung mungkin perlu, tetapi terdapat beberapa perbedaan pendapat),
dan kelas III (kondisi dimana implantasi pacu jantung tidak perlu),seksi berikut ini
meliputi hanya rekomendasi kelas I untuk implantasi pacu jantung.

1. Bradiaritmia
Distritmia yang dapat menghalanmgi curah jantung adekuat meliputi sinus
bradikardia simptomatik, sinus arrest, sick sinus syndrome, dan blok jantung derajat
kedua dan ketiga simtomatik. Seseorang perlu mengevaluasi efeknya pada pasien dan
penyebab yang mendasari timbulnya masing-masing gangguan irama jantung buatan
sebagai bentuk terapi atau bila mempertimbangkan kebutuhan untuk pacu jantung
telah digunakan dengan berhasil untuk mencegah gejala-gejala bradikardi berat
karena hipersensitif badan karotid.
2. Blok jantung
Tidak ada bukti untuk memastikan bahwa pacu jantung diindikasikan pada
blok jantung derajat-pertama .pasien yang mengalami bradikardisimtomatik dengan
blok jantung derajat kedua, harus menggunakan pacu jantung. Blok jantung komplit
selalu membutuhkan pacu jantung,kecuali irama ventrikel lebih dari 40 denyut/menit
dan pasien asimtomatik.
3. Takikardia menetap
Takikardi supra ventricular dan takikardi ventrikel kadang-kadang ditekan
dengan berhasil melalui pacu jantung lebih cepat dari takikardi intrinstik (pacu
jantung overdrive). Metode ini sering digunakan sementara selama pemeriksaan
elektrofisiologi dan sekarang tersedia generasi baru ICD.

G. Manifestasi Klinis
1. Perubahan tekanan darah ( hipertensi atau hipotensi ), nadi tidak teratur, irama
jantung tidak teratur, kulit pucat, sianosis, berkeringat, edema, haluan urin menurun
bila curah jantung menurut berat.

2. Syncape, pusing, disorientasi, letargi perubahan pupil.

3. Nyeri dada ringan sampai berat, gelisah.

10
4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan atau kedalaman pernafasan, bunyi nafas
tambahan ( krekels, ronki, mengi ) menunjukkan adanya komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri ( edema paru ) atau fenomena tromboembolitik
pulmonal, hemoptisis.

5. Demam, kemerahan kulit ( reaksi obat ), inflamasi, eritema, edema, kehilngan


fonus otot/kekuatan.

H. Komplikasi Pacemaker
Komplikasi karena pemasangan pace maker adalah: pneumothoraks,
miokardial perforasi (adanya peradangan/infeksi pada otot jantung), aritmia ventrikel
(gangguan irama jantung pada ventrikel), infeksi, perdarahan dan pace maker
syndrome (tekanan dara renda, kelemahan, JVP meningkat dan timbul fatique (bintik-
bintik dikulit).
Adapun komlikasi berhubungan dengan fungsi pace maker:
1. Kegagalan pacing yang disebabkan oleh: baterai lemah, salah memasang kabel,
kabel rusak atau putus, salah menyambungkan kabel, generator lemah dan terlalu
responsif.
2. Kegagalan capture yang disebabkan oleh: salah menempatkan kabel, baterai lemah,
voltase pacing dibawah three capture, salah sambung, kabel atau lead putus dan
perforasi ventrikel.
3. Salah pengertian pace maker dapat menabrak irama intrinsic pasien sendiri yang
disebabkan oleh: sensivitas terlalu tinggi, baterai lemah, salah posisi lead, kabel putus,
pulse generator lemah dan insulasi lead/kabel putus atau patah.
Komplikasi yang mungkin terjadi dari operasi pemasangan alat pacu jantung Anda
sangat jarang, namun dapat juga terjadi:

1. Infeksi pada tempat dimana alat pacu jantung dipasang.


2. Reaksi alergi terhadap kontras atau obat bius selama tindakan.
3. Bengkak, memar, atau perdarahan pada lokasi generator, terutama apabila Anda
sedang mengkonsumsi pengencer darah.
4. Kerusakan pada pembuluh darah atau saraf Anda yang berada di dekat alat pacu
jantung.
5. Kolaps paru.

11
6. Tusukan pada otot jantung Anda, yang dapat menjadi sumber perdarahan dalam
selaput jantung Anda dan mungkin dapat membutuhkan penanganan segera.
7. Komplikasi yang mengancam nyawa sangat jarang terjadi.

I. Penatalaksanaan
1. Penyuluhan pada psien pacu jantung
Penyuluhan pasien mengenai pacu jantung dimulai pada saat keputusan untuk
pengguaan pacu jantung ditetapkan. Pasien dan keluarga harus diberi tahu
mengapa penggunaan pacu jantung diperlukan. Prosedur pemasangan harus
dijelaskan, begitu pula perawatan setelah pemasangan yang diharapkan.
2. Penggantian generator denyut
Jelaskan pada pasien mengenai harapan hidup batre pacu jantung, pasien harus
tahu bahwa penggantian generator perlu dirawat selama kurang lebih satu hari dan
biasanya generator perlu diganti.
3. Obat-obatan
Pasien harus diinstruksiakan mengenai obat-obat yang dibutuhkan, pasien harus
tahu nama obat, juga dosis, frekuensi pemberian, efek samping, dan penggunaan
masing-masing obat.

12
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Sebelum Pemasangan Pacemaker

Sebelum Dokter memutuskan apakah klien membutuhkan sebuah alat pacu


jantung, klien akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk menentukan penyebab
irama jantung klien yang tidak teratur. Pemeriksaan ini meliputi:
a. Elektrokardiogram (EKG).
Pada pemeriksaan sederhana ini, alas sensor yang terhubung dengan kabel,
yang dinamakan elektroda, akan ditempelkan pada dada klien dan terkadang
pergelangan kaki dan tangan Anda untuk menilai hantaran listrik jantung klien.
Gambaran pola jantung klien dapat memberi petunjuk pada Dokter mengenai jenis
irama jantung yang tidak teratur. Selengkapnya dapat dilihat disini.
b. Holter monitoring
Juga dikenal sebagai monitor EKG berjalan, suatu monitor Holter akan
merekam irama jantung selama 24 jam penuh. Kabel dari elektroda di dada akan
bekerja dengan tenaga baterai sebagai alat perekam yang dapat kantongi atau dibawa
kemana-mana dengan ikat pinggang atau tali pengikat di bahu.Selama memakai
monitor, klien akan menyimpan buku catatan (diary) mengenai aktivitas dan gejala
yang klien alami. Dokter akan membandingkan buku catatan klien dengan rekaman
untuk mencari penyebab dari keluhan klien.
c. Echocardiogram
Pemeriksaan non-invasif ini menggunakan gelombang suara yang tidak
berbahaya sehingga Dokter dapat melihat jantung tanpa perlu membuat sayatan.
Selama tindakan ini berlangsung, sebuah alat kecil terbuat dari plastik yang
dinamakan transducer ditempatkan di dada klien. Alat tersebut akan mengumpulkan
bayangan dari gelombang suara yang direfleksikan (echoes) dari jantung dan
mentransmisikannya ke mesin yang kemudian menampilkan gambar jantung klien
yang sedang berdetak di layar. Gambar ini akan menunjukkan seberapa bagus fungsi
pompa jantung klien,dan juga merekam gambar sehingga Dokter dapat mengukur
ketebalan dari dinding otot jantung klien.
d. Stress test

13
Beberapa masalah jantung hanya terjadi saat berolahraga. Pada stress test,
jantung akan diperiksa terlebih dahulu dengan echocardiogram atau EKG sebelum
dan segera sesudah berjalan diatas treadmill atau bersepeda statis. Tipe treadmill
exercise test lainnya juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi jantung, termasuk
pemeriksaan konsumsi oksigen untuk mengukur berapa banyak oksigen yang tubuh
butuhkan.

2. Proses Keperawatan pasien dengan Pacemaker


a. Pengkajian.
Setelah pemasangan pacemaker sementara atau permanen, frekuensi dan irama
jantung pasien harus dipantau dengan EKG. Pengaturan pacemaker harus dicatat;
frekuensi jantung pasien dapat bervariasi sampai lima denyut di atas atau di bawah
frekuensi yang telah diatur pada pacemaker. Bila timbul atau terjadi peningkatan
frekuensi disritmia, maka gejala ini harus diamati dan dilaporkan pada dokter.
Periksa adanya perdarahan, pembentukan hematoma atau infeksi pada luka insisi
tempat pembangkit pulsa dipasang (atau tempat masuk elektroda cetusan bila
pacemaker bersifat sementara). Infeksi adalah ancaman utama bagi pasien yang
dipasang pacemaker. Tempat pemasangan diperiksa terhadap adanya pembengkakan,
nyeri tekan, dan peningkatan panas. Pasien mungkin mengeluh rasa berdenyut yang
terus menerus atau nyeri. Setiap adanya rabas yang keluar harus dilaporkan pada
dokter.
Semua peralatan listrik yang digunakan di dekat pasien harus dihubungkan
dengan ground. Peralatan yang tidak duhubungkan dengan ground dapat
menyebabkan kebcoran arus yang dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel.
Perawat harus memeriksa akan adanya potensial bahaya dri sumber listrik. Tidak
boleh ada bagian terminal atau kabel pacemaker yang muncul keluar. Semua logam
telanjang harus ditutup rapat dengan bahan non konduktif untuk mencegah kecelakaan
fibrilasi ventrikel dari arus luar. Insinyur biomedis, tukang listrik, atau orang yang
ahli dibidang tersebut harus memastikan bahwa pasien berada dalam lingkungan yang
bebas listrik.

B. DIAGNOSA
1. Pra operasi
14
e. Penurunan curah jantung yang berhungan dengan frekuensi jantung
abnormal, irama, atau konduksi jantung abnormal.
f. Ansietas yang berhubungan dengan penyakit jantung yang mengancam hidup
yang memerlukan pacu jantung dan implikasinya dimasa datang.
g. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan rencana pemasangan pacu
jantung
2. Pasca operasi
a. Perubahan kenyamanan: nyeri insisi yang berhubungan dengan prosedur
pembedahan.
b. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan kegagalan system pacu
jantung.
c. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan prosedur pembedahan dan
adanya benda asing.

C. PERENCANAAN
1. Pra operasi
Diagnose Tujan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan
keperawatan
1. Penurunan Mempertahankan irama 1. Monitor irama jantung secara
curah jantung jantung dengan system continue pada MCL atau lead
yang perfusi yang adekuat. II
berhungan 2. Catat dan laporkan
dengan perubahan pada irama
frekuensi jantung
jantung 3. Kaji dan laporkan tanda-
abnormal, tanda penurunan curah
irama, atau jantung seperti TD rendah,
konduksi penurunan tingkat kesadaran,
jantung nadi perifer tidak teraba,
abnormal penurunan haluaran urin,
sianosis, dispnea
4. Siapkan fasilitas untuk
menurunkan kebutuhan O2

15
miokard seperti tirah baring,
meninggikan kepala tempat
tidur, membatasi aktivitas
5. Pasang jalur IV, sesuai
indikasi
6. Bantu pemasangan pacu
jantung eksternal atau pacu
jantung vena temporal sesuai
indikasi

2. Ansietas yang Pasien akan menggunakan 1. ciptakan hubungan antara


berhubungan mekanisme koping yang perawat dengan pasien
dengan efektif 2. gunakan tehnik komunikasi
penyakit yang membantu
jantung yang mengembangkan verbalisasi,
mengancam seperti diam, pernyataan
hidup yang pikiran terbuka
memerlukan 3. dorong pengambilan
pacu jantung keputusan berhubungan
dan dengan perawatan
implikasinya 4. dorong dukugan keluarga
dimasa datang 5. catat respon pasien terhadap
penyakit
6. adakan rencana penyuluhan
untuk lebih detailya

3. Kurang Pasien 1. Libatkan keluarga dalam


pengetahuan menggambarkan proses penyuluhan tentang
yang mengapa pacu pacu jantung permanen
berhubungan jantung harus 2. Beri gambaran seluruh terapi
dengan dipasang dan seperti obat-obatan melalui
rencana bagaimana kerjanya IV dan pemasangan pacu
pemasangan Pasien jantung temporer

16
pacu jantung menggambarkan 3. Beri gambaran dengan istilah
program pasca sederhana, proses dan
operasi normal prosedur operatif
4. Gunakan tehnik penyuluhan
pasca operasi
5. Buat tujuan semua
penyuluhan pada tingkat
yang tepat untuk pasien
secara individual
6. Catat respon pasien

2. Pasca operasi
Diagnose Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan
keperawatan
1. Perubahan Pasien akan merasa 1. Kaji derajat nyeri pasien
kenyamanan: nyaman dalam sekala 1-10
nyeri insisi 2. Berikan obat penghilang rasa
yang nyeri jika diperlukan atau
berhubungan sesuai indikasi
dengan 3. Kaji dan catat hilangnya rasa
prosedur nyeri
pembedahan 4. Bantu kativitas sehari-hari
5. Tingkatkan waktu istirahat
pasien tanpa gangguan

2. Penurunan Aspek mekanis 1. Monitor irama jantung pada


curah jantung system pacu lead yang paling baik
yang jantung akan stabil menggambarkan artifak pacu
berhubungan jantung.
dengan 2. Monitor tanda-tanda vital tiap
kegagalan empat jam selama 24 jam
system pacu 3. Kaji dan laporkan tanda-
jantung tanda adanya kegagalan

17
untuk memacu, menangkap
impuls dan mendeteksi
4. Pertahankan pembatasan
aktivitas sesuai indikasi
5. Lakukan peningkatan
aktivitas bertahap bila telah
ditentukan bahwa system
pacu jantung stabil
6. Monitor irama dengan
perubahan aktivitas
3. Resiko tinggi tanda dan gejala 1. pasien dan perawat mencuci
infeksi yang infeksi tidak ada tangan sesering mungkin
berhubungan sebelum dan sesudah
dengan tindakan
prosedur 2. gunakan tehnik steril pada
pembedahan penggantian balutan tiap 24
dan adanya jam sesudahnya
benda asing 3. pertahankan balutan pengikat
tetap utuh setelah
pembedahan
4. monitor tanda-tanda infeksi
seperti demam, kemerahan,
dan bengkak serta rasa nyeri
yang tak biasa atau nyeri
tekan pada sisi insisi.

18
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pacemaker adalah alat pacu detak jantung dan langsung mengontrol detak
jantung. Kontraksi jantung (cardiac) otot pada manusia , alat mekanis yang
disebut alat pacu jantung buatan (atau hanya "alat pacu jantung") dapat digunakan
setelah kerusakan pada sistem konduksi intrinsik tubuh untuk menghasilkan impuls
sintetis (Shadily, 2014).
Temporary pacemaker adalah suatu alat pacu jantung sementara dimana kawat
atau elektrode pacu jantung dimasukan melalui vena (pembuluh darah balik) biasanya
melalui vena femoralis/ vena jugularis/ vena subclavia menuju atrium atau ventrikel
kanan. Sedangkan generatornya ditempatkan diluar dan bersifat sementara.
Pacu jantung menetap adalah suatu alat medis yang ditanam dalam tubuh
pasien beruapa kawat pacing yang ditanam dalam satu ruang atau beberapa ruang
jantung melalui vena yang tepat dan dihubungkan generator dari pacu jantung tersebut
yang ditanam dibawah kulit atau otot dada kanan atau kiri.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

19
DAFTAR PUSTAKA

Suzanne C Smeltzer & Brenda G Bare. 2005. Keperawatan Medikal Bedah, ed 8 Vol 2.
Jakarta: EGC

Shadily. (2014). Hassan Ensiklopedia Indonesia.

Hudak, Carolyn M & Barbara M. Gallo. 1997. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik Vol.
1. Jakarta : EGC

Udjianti, W. J. (2011). Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika

http://kardioipdrscm.com/portfolio/pemasangan-alat-pacu-jantung/

20

Anda mungkin juga menyukai