- Indikasi :
Untuk infeksi jamur : koksidioidomikosis, parakoksidioidomikosis,
aspergilosis, kromoblastomikosis, kandidiosis
Obat terpilih untuk blastomikosis
Histoplasmosis, kriptokokosis sistemik
Leismaniasis mukokutan
Topikal : efektif thd keratitis mikotik
Pengobatan dg amfoterisin harus dilaksanakan di RS harus dilakukan
pengamatan : urin, darah, pemeriksaan K, Mg, ureum dan kreatinin
plasma.
Bila terjadi insufisiensi ginjal terapi dihentikan sementara sp fungsi
ginjal normal kembali.
2. Flusitosin
- Aktifitas antijamur :
Spektrum anti jamur agak sempit.
Efektif untuk : kriptokokus, kandidosis, kromomikosis, aspergilosis.
Criptoccocus dan Candida dapat menjadi resisten selama terapi.
- Mekanisme kerja
Masuk ke dalam sel jamur, dl sitoplasma mengalami de-aminasi menjadi
5-fluorourasil bergabung dg RNA sintesa protein terganggu.
- Farmakokinetik
Absorpsi :
oral baik dan cepat
Abs diperlambat oleh makanan, tapi jumlah yg diabs tidak berkurang
Abs juga diperlambat oleh Mg(OH)2 , Al(OH)3 dan dg neomisin
Distribusi :
Baik, ke seluruh jaringan : CSS, akuosa, saliva
Ekskresi :
Ginjal >>, 90% dl bentuk utuh
Waktu paruh :2,4 4,8 jam
- Efek non-terapi
Kurang toksik daripada amfoterisin B
Anemia, leukopenia, trombositopenia
Mual, muntah, diare, enterokolitis
Peningkatan SGOT, SGPT dan hepatomegali
Efek hilang bila pengobatan dihentikan
Kadang-2 : sakit kepala, bingung, pusing,mengantuk, halusinasi
Tidak bersifat nefrotoksik
Keamanan pada kehamilan belum diketahui jangan diberikan pada
wanita hamil.
- Indikasi
Untuk infeksi jamur sistemik
Umumnya dikombinasi dg Amfoterisin B
Penggunaan tunggal hanya untuk kromoblastomikosis
- Posologi
Kapsul 250mg dan 500mg
Dosis lazim : 50mg-150mg/kgBB/hari dalam 4 dosis
Dosis disesuaikan pd penderita insufisiensi ginjal.
3. Turunan Azol
a. Ketokonazol
- Aktivitas antijamur
Merupakan turunan imidazol
Baik untuk infeksi jamur sistemik dan non-sistemik.
- Farmakokinetika
Absorpsi :
Oral : baik
Abs berkurang pada penderita dg pH lambung tinggi, pemberian
bersama antagonis H2 atau bersama antasida.
Distribusi :
Sampai ke kel lemak,saliva, kulit yg mengalami infeksi, tendon dan
cairan sinovial
Dl cairan otak hanya bila terjadi infeksi
Sebag besar mengalami metabolisme lintas pertama
Ekskresi :
Empedu >>,urin << , dl bentuk metabolit tidak aktif.
- Efek non-terapi
Lebih kecil daripada Amfoterisin B
Paling sering mual dan pruritus diatasi dg memberi bersama
makanan, sebelum tidur atau dibagi dalam beberapa dosis.
Jarang : sakit kepala, vertigo, nyeri epigastrik, fotofobia, parestesia, gusi
berdarah, erupsi kulit, trombositopenia.
Kadang-2 menimbulkan kerusakan hati
Pada pria : ginekomastia, infertilitas, penurunan libido, oligospermia.
Hindarkan pd wanita hamil pd tikus menimbulkan cacat jari fetus.
- Indikasi
Terutama untuk histoplasmosis paru, tulang, sendi dan jar lemak.
Tidak dianjurkan untuk meningitis oleh kriptokokus penetrasi kurang
baik
Efektif untuk kriptokokus non-meningeal.
b. Itrakonazol
- Turunan triazol
- Aktivitas antijamur lebih luas dengan toksisitas lebih kecil dari ketokonazol
- Dapat diberikan per oral, abs lebih sempurna, dapat diberikan bersama
makanan
- Kadar dalam jaringan lebih tinggi
- Rifampisin dapat mengurangi kadar dl plasma
- Efeknon-terapi :
Mual, muntah tak perlu dihentikan, 10%-15% penderita
Kemerahan, pruritus, lesu, pusing, parestesia, kehilangan libido
- Posologi :
Sediaan kapsul 100mg
Dosis :
Dermatofitosis : 1x100mg/hari, selama 2-8mgg tgt lokasi lesi
Kandidiasis vaginal : 1x200mg, / hari selama 3 hari
Pitiriasis versikolor : 1x200mg/ hr selama 5 hari
- Indikasi :
Blastomikosis, histoplasmosis, koksidioidomikosis,
parakoksidioidomikosis, kandidiasis mulut dan tenggorokan , tinea
versikolor.
c. Flukonazol
- Farmakokinetika :
Abs melalui sal cerna sempurna, tidak dipengaruhi makanan
Distribusi merata sampai sputum dan saliva
Ekskresi : ginjal
- Posologi :
Sediaan :
Kapsul : 50 mg dan 150mg
Dosis :
100mg-400mg/ hari
Kandidiosis vag : dosis tunggal 150mg
- Efek non-terapi :
Umumnya dapat ditoleransi dengan baik
Paling banyak : gangguan sal cerna
Alergi kulit, eosinofilia, sindrom Stevens - Johnson, ggn faal hati
sementara trombositopenia penderita AIDS
- Interaksi :
Kadar plasma fenitoin , sulfonilurea , warfarin dan siklosporin
meningkat dg pemberian bersama flukonazol
- Indikasi :
Mencegah relaps meningitis oleh kriptokokus pd penderita AIDS setelah
pengobatan dengan Amfoterisin B
Pengobatan kandidiasis mulut dan tenggorokan pd penderita AIDS
Pengobatan infeksi jamur sistemik
a. Aspergillosis
- Obat pilihan : Amfoterisin B secara IV , dosis 0,5 1,0mg/kg BB setiap hari.
Bila penyakit menjadi progresif dosisdapat ditingkatkan
b. Blastomikosis
- Obat terpilih : Ketokonazol oral 400mg/hari selama 6-12 bulan
- Itrakonazol 200 mg-400mg, 1xsehari
- Amfoterisin B : untuk penderita yg tidak dapat menerima ketokonazol,
infeksinya sangat progresif, atau infeksi menyerang SSP. Dosis 0,4mg/kg/hr,
selama 10 mgg
c. Kandidiasis
- Kandidiasis sal kemih :
Bila invasi tidak sampai ke parenkim ginjal : bilasan Amfoterisin B,
selama 5-7hari
Bila ada kelainan parenkim : Amfoterisin B secara IV
- Flusitosin bersama Amfoterisin B untuk meningitis, endoftalmitis, artritis
d. Koksidioidomikosis
- Amfoterisin B IV
- Ketokonazol supresi jangka panjang pada lesi kulit , tulang dan jar lunak
- Itrakonazol
e. Kriptokokosis
- Amfoterisin B obat terpilih
- Flukonazol terapi supresi pd penderita AIDS
f. Histoplasmosis
- Ketokonazol 6-12 bl,
- Itrakonazol
- Amfoterisin B
g. Mukormikosis
- Amfoterisin B obat pilihan
h. Parakoksidioidomikosis :Ketokonazol obat pilihan
- Mekanisme kerja :
Menghambat mitosis jamur dg mengikat protein mikrotubuler dl sel
jamur.
- Efek non-terapi :
Efek samping yg berat jarang terjadi
Sakit kepala hilang sendiri bila pengobatan dilanjutkan
Artralgia, neuritis perifer, demam,pandangan kabur, insomnia, pusing.
Pd sal cerna : mulut kering, mual, muntah, diare, flatulensi.
Pd kulit : urtikaria, reaksi fotosensitivitas, eritema multiform, vesikula
dan erupsi menyerupai morbili
- Indikasi :
Efektif untuk infeksi jamur kulit, rambut dan kuku oleh Microsporum,
Trichophyton dan Epidermophyton.
Dosis sangat tinggi karsinogenik dan teratogenik
- Interaksi :
Meningkatkan metabolisme warfarin, kontrasepsi oral perlu
penyesuaian dosis
Abs dihambat oleh barbiturat.
- Posologi
Sediaan :
Tablet 125mg dan 500mg, suspensi 125mg/ml mikrokristal
Dosis :
Anak : 10mg/kgBB/hari, dosis tunggal
Dewasa :500mg 1000mg/ hari , dosis tunggal
Bila dosis tunggal tidak dapat diterima diberikan dalam dosis terbagi
Dosis lebih besar ( 1,5 2,0g/hr ) dapat diberikan untuk infeksi berat,
dalam waktu singkat diturunkan kembali setelah lesi baik
Hasil memuaskan bila dosis dibagi 4 dan diberikan setiap 6 jam.
- Efek non-terapi :
Iritasi, rasa terbakar, maserasi terapi dihentikan
- Indikasi :
Dermatofitosis, tinea versikolor, kandidiasis mukokutan
- Posologi :
Sediaan :
Krem 2%, bedak tabur 2x sehari , selama 2 4 mgg
Gel 2% : kandidiasis oral
Tidak boleh untuk mata
b.Klotrimazol
- Mempunyai efek antijamur dan antibakteri
- Mekanisme kerja mirip mikonazol
- Topikal: Tinea pedis, kruris dan korporis yg disebabkan oleh Tinea rubrum,
T. Mentagrophytes, E. Floccosum dan M. Canis, T versikolor
- Infeksi kulit dan vulvovaginitis oleh C albicans
- Sediaan:
Krem dan larutan 1%
- Efek non-terapi : rasa terbakar, eritema,edema, gatal dan urtikaria.
3. Tolnaftat
- Efektivita antijamur :
Dermatofitosis oleh T rubrum, T metagrophites, T tonsurans, E
floccosum, M canis,
Tidak efektif untuk candida
- Sediaan :
Krem, gel,bubuk, cairan topikal,aerosol dg kadar 1%
4. Nistatin
- Aktivitas antijamur :
Menghambat jamur dan ragi
Tidak aktifthd bakteri,protozoa dan virus
- Mekanisme kerja :
Berikatan dg erg sterol pd membran sel jamurdan ragi permeabilitas
>> mol-2 kecil keluar sel
- Efek non terapi :
Mual,muntah, diare ringan
- Indikasi :
Terutama untuk infeksi kandida dikulit, selaput lendir dan sal cerna
Tidak efektif untuk kandida di kuku
- Posologi :
Sediaan :
Krem, salap,tablet vagina ( 100.000U/tab ), suspensi oral ( 100.000
U/ml), tablet oral ( 500.000 U/tab )
Dosis :
Kandidiasis mulut dan esofagus :
Dewasa : 500.000 -1.000.000U , 3 atau 4x sehari
Anak dan bayi : suspensi 400.000 dan 200.000 Unit, 4xsehari
Kulit : 2-3 xsehari
Tablet vagina : 1-2 xsehari selama 14 hari
d. Haloprogin
- Antijamur sintetik
- Fungisidal thd Epidermophyton, Trichophyton, Microsporum, Malassezia
furfur, kandida
- Efeknon-terapi :
Iritasi lokal, rasa terbakar, vesikulasi, sensitisasi
- Sediaan : krem dan larutan 1%
- Indikasi : tinea pedis dan tinea versikolor
e. Natamisin
- Jarang menimbulkan iritasi pd mata keratitis oleh jamur
- Obat terpilih untuk infeksi oleh Fusarium solani
- Sediaan : suspensi 5% dan salap 1% untuk mata.
f. Siklopiroksolamin
- Antijamur topikal yg berspektrum luas.
- Penggunaan klinik : dermatofitosis, kandidiasis, tinea versikolor
- Sediaan : krem 1%
- Dapat terjadi iritasi jarang