JURUSAN AKUNTANSI EKSTENSI PERBANAS INSTITUTE A. Pendahuluan
IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh
International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). IFRS 1 berisi panduan bagaimana sebuah entitas harus mengimplementasikan perubahan dari standar akuntansi lokal (di Indonesia disebut dengan PSAK) kepada standar akuntansi internasional (IFRS). Salah satu alasan utama dalam mengeluarkan standar baru ini adalah bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa Eropa diharuskan membuat laporan keuangan mereka berdasarkan IFRS sejak tahun 2005 dan seterusnya. Standar tersebut dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan IFRS pertama sebuah entity mengandung informasi yang berkualitas tinggi yang transparan kepada pengguna dan dapat diperbandingkan di seluruh periode yang disajikan dan menyediakan titik awal yang tepat untuk memulai akuntansi berbasis IFRS. IFRS 1 First-time Adoption of International Financial Reporting Standards menetapkan prosedur ketika sebuah entitas mengadopsi IFRS untuk pertama kalinya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan bertujuan umum. Dalam melakukan transisi ke IFRS, sebuah Entitas harus menentukan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan IFRS pada tanggal pelaporan untuk laporan keuangan IFRS entitas tersebut. Entitas harus menyesuaikan kebijakan-kebijakan akuntansi yang pernah dibuatnya untuk comply kepada aturan yang dipersyaratkan oleh IFRS. Itu artinya perangkat kebijakan akuntansi sebuah entitas harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum entitas itu menerapkan IFRS. IFRS memberikan pengecualian terbatas dari persyaratan umum untuk mematuhi setiap IFRS efektif pada akhir periode IFRS pertama pelaporan. IFRS 1 bertujuan untuk memastikan bahwa laporan keuangan pertama suatu entitas setelah mengadopsi IFRS, dan laporan interim untuk periode parsial berdasarkan IFRS, akan:
1. transparan dan sebanding
2. memberikan titik awal yang cocok untuk akuntansi entitas di bawah IFRS; 3. memiliki manfaat yang melebihi biaya persiapan IFRS 1 dikeluarkan pada bulan November 2008 dan berlaku jika laporan keuangan IFRS pertama entitas adalah untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Juli 2009. B. Ruang Lingkup IFRS 1 berlaku untuk "laporan keuangan IFRS pertama" entitas dan laporan keuangan interim untuk bagian dari periode yang dicakup oleh laporan keuangan IFRS pertama. Standar ini mendefinisikan laporan keuangan pertama entitas sebagai "laporan keuangan tahunan pertama di mana entitas mengadopsi SAK, dengan pernyataan eksplisit dan tanpa pagu di dalam laporan keuangan sesuai dengan SAK". kasus-kasus tertentu meliputi laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang laporan keuangannya terbaru yang disusun sesuai dengan persyaratan nasional tidak konsisten dengan IFRS atau yang tidak menyajikan laporan keuangan pada periode sebelumnya. C. Persiapan Perusahaan Dalam Mengadopsi Dan Menerapkan IFRS Pengakuan dan Pengukuran (RECOGNITION and MEASUREMENT) Dalam laporan keuangan pertama, IFRS 1 membutuhkan entitas untuk menyajikan pernyataan IFRS pembukaan posisi keuangan sesuai dengan kebijakan akuntansi sesuai dengan masing-masing IFRS berlaku pada akhir periode IFRS pertama pelaporan. Namun, estimasi akuntansi pada tanggal transisi ke SAK adalah untuk konsisten dengan perkiraan yang dibuat sesuai dengan GAAP sebelumnya digunakan. Penyesuaian karena penggunaan sebelumnya dari GAAP berbeda untuk diakui langsung dalam laba ditahan atau kategori lain dari ekuitas jika sesuai. IFRS 1 membutuhkan entitas untuk menjelaskan efek dari transisi ke IFRS pada posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas. Sebagai contoh, membutuhkan entitas untuk menyajikan rekonsiliasi tertentu antara jumlah akuntansi di bawah GAAP sebelumnya dan bahwa di bawah IFRS. Suatu entitas diperbolehkan untuk menggunakan nilai wajar suatu aset tetap pada tanggal transisi ke SAK sebagai biaya dianggap pada tanggal tersebut. Jika ia melakukannya, entitas diharuskan untuk mengungkapkan agregat nilai-nilai yang adil dan penyesuaian agregat dari GAAP sebelumnya. Selain itu, laporan keuangan interim yang meliputi bagian dari periode laporan keuangan IFRS pertama juga diperlukan termasuk rekonsiliasi dari GAAP sebelumnya, antara persyaratan lainnya.
Dalam melakukan transisi ke IFRS, sebuah Entitas harus menentukan
kebijakan akuntansi yang sesuai dengan IFRS pada tanggal pelaporan untuk laporan keuangan IFRS entitas tersebut. Entitas harus menyesuaikan kebijakan-kebijakan akuntansi yang pernah dibuatnya untuk comply kepada aturan yang dipersyaratkan oleh IFRS. Itu artinya perangkat kebijakan akuntansi sebuah entitas harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum entitas itu menerapkan IFRS. Sebuah Entitas juga harus membuat laporan posisi keuangan IFRS pembuka pada tanggal transisi IFRS. Tanggal transisi IFRS adalah awal periode dimana sebuah entitas menyajikan informasi komparatif berdasarkan IFRS dalam laporan keuangan IFRSnya. Sebagai contoh, bila berdasarkan target IAI Indonesia akan full convergence pada 1 Januari 2012, itu artinya pada laporan keuangan akhir tahunnya per 31 Desember 2012 semua perusahaan di Indonesia harus membuat laporan keuangan komparatif per 31 Desember 2011 juga, dan juga harus menyajikan laporan posisi keuangan (hanya laporan posisi keuangan saja) pada awal periode komparatif yaitu per 1 Januari 2011. Sehingga dalam contoh ini tanggal transisi IFRS adalah tanggal 1 Januari 2011 (dalam IFRS 1, tanggal ini disebut dengan laporan posisi keuangan IFRS pembuka (opening IFRS statement of financial position)). Penerapan mundur ini disebut dengan istilah retrospektif. Dalam membuat laporan posisi keuangan IFRS pembuka, IFRS 1 menyatakan bahwa sebuah entitas diharuskan: 1) Mengakui semua aset dan liabilitas yang diakui berdasarkan IFRS. 2) Tidak mengakui item-item sebagai aset dan liabilitas jika IFRS tidak mengizinkannya. 3) Reklasifikasi item-item yang telah diakui berdasarkan GAAP sebelumnya sebagai satu jenis aset, liabilitas atau komponen ekuitas, tetapi berbeda jenis aset, liabilitas atau komponen ekuitas berdasarkan IFRS. 4) Menggunakan IFRS dalam mengukur semua asset dan liabilitas yang diakui. Dalam menyajikan laporan posisi keuangan IFRS pembuka ini, kebijakan akuntansi yang digunakan sebuah entitas mungkin berbeda dengan yang digunakan pada tanggal yang sama menggunakan GAAP sebelumnya. Hal ini akan menghasilkan adjustment yang akan diakui secara langsung dalam laba ditahan pada tanggal transisi. (karena adjustment tersebut dihasilkan dari kejadian dan transaksi sebelum tanggal transisi IFRS). Ada beberapa hal yang dibebaskan dalam IFRS 1 yang tidak harus diterapkan retrospektif (Optional Exemptions from the Requirements of IFRS). Beberapa hal tersebut adalah: Kombinasi bisnis Kombinasi bisnis (IFRS 3) tidak diterapkan secara retrospektif karena (a) Kombinasi bisnis menghasilkan klasifikasi yang sama (contoh Akuisisi, penyatuan kepentingan) seperti Laporan keuangan dalam GAAP sebelumnya. (2) Semua asset dan kewajiban telah diakui. (3) Item-item yang tidak memenuhi IFRS harus dikeluarkan dari laporan posisi keuangan IFRS pembuka, contohnya aset tak berwujud yang sebagiannya tidak sesuai dengan persyaratan IFRS dapat direklasifikasi sebagai goodwill. Dan (4) Nilai tercatat goodwill dalam laporan posisi keuangan IFRS pembuka adalah sama dengan nilai tercatat berdasarkan GAAP sebelumnya. Aset tetap Aset tetap (IAS 16) dikecualikan karena entitas dapat melakukan revaluasi menggunakan GAAP sebelumnya sebagai deemed cost nya (deemed cost adalah nilai yang digunakan sebagai pengganti untuk beban dan beban depresiasi pada tanggal yang ditentukan). Pengecualian ini juga berlaku untuk Properti Investasi (IAS 40) dan aset tak berwujud yang memenuhi kriteria revaluasi di IAS 38. Imbalan kerja Berdasarkan IAS 19, sebuah entitas dapat memutuskan menggunakan pendekatan koridor dan pendekatan komprehensif lainnya dalam mengukur kuntungan/kerugian aktuarial. Pendekatan koridor sudah terdapat dalam GAAP sebelumnya sehingga dikecualikan.
Perbedaan translasi kumulatif
Sesuai dengan IAS 21, pengecualiaan ini menyatakan bahwa perbedaan translasi kumulatif untuk semua operasi luar negeri dianggap nihil pada tanggal transisi. Instrumen keuangan majemuk Contoh instumen keuangan majemuk adalah convertible bond. IAS 32 mensyaratkan convertible bond dipisah (mana yang menjadi bagian ekuitas dan mana yang menjadi bagian liabilitas). Jika komponen liabilitasnya tidak lagi beredar pada tanggal transisi maka pemisahan tersebut tidak diperlukan lagi. Penentuan instrumen keuangan yang diakui sebelumnya Berdasarkan IAS 39, ketika instrumen keuangan diakui pertamakalinya, mereka harus ditentukan sebagai asset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau sebagai tersedia untuk dijual. Sebuah entitas dapat menggunakan penentuan tersebut pada tanggal transisi Transaksi Pembayaran berbasis saham Entitas tidak disarankan untuk menerapkan IFRS 2 untuk: 1) Instrumen ekuitas yang yang diperoleh dan berakhir (vested) sebelum tanggal transisiIFRS; 2) Liabilitas yang muncul dari transaksi berbasis saham yang diselesaikan sebelum tanggal transisi IFRS. Selain dari yang dibebaskan di atas, ada juga yang dilarang oleh IFRS untuk diterapkan retrosepktif yaitu: 1) Penghentian pengakuan aset keuangan dan kewajiban keuangan (Derecognition of financial assets and financial liabilities) . Entitas yang pertama-kali mengadopsi IFRS menerapkan persyaratan penghentian pengakuan di IFRS 9 secara prospektif untuk transaksi yang terjadi pada atau setelah tanggal transisi ke IFRS. Sebagai contoh, jika Entitas yang pertama-kali mengadopsi IFRS menghentikan pengakuannya aset keuangan non-derivatif atau liabilitas keuangan non-derivatif sesuai dengan GAAP sebelumnya sebagai hasil dari transaksi yang terjadi sebelum tanggal transisi ke IFRS, Entitas tidak akan mengakui aset dan liabilitas tersebut sesuai dengan IFRS (kecuali mereka memenuhi syarat untuk pengakuan sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa kemudian Contoh Kasus: ABC Ltd. Adalah perusahaan Kanada yang menyajikan hanya satu periode laporan keuangan komparatif. Sesuai dengan IFRS No.1, laporan keuangan IFRS pertama kali : Tanggal transisi ke IFRS yaitu 1 Januari 20X2 Periode pelaporan IFRS pertama adalah Laporan keuangan yg berakhir pada 31 Desember 20X3 ABC.Ltd melakukan penghentian pengakuan terhadap suatu aset keuangan berdasarkan GAAP pada 23 November 20X1 dan aset keuangan lain pada 30 Januari 20X2 Analisis : ABC.Ltd berhenti mengakui aset keuangan pada tanggal 23 November 20X1. Namun penghentian pengakuan pada tanggal 30 januari 20X2 tidak memenuhi kriteria penghentian pengakuan pada IAS 39 (IFRS 9), karena penghentian pengakuan dilakukan setelah tanggal transisi IFRS pada 1 Januari 20X2. IAS 39 diterapkan retrosepktif sejak 1 Januari 2001 (tanggal efektif). Itu artinya bahwa aset keuangan dan kewajiban keuangan yang dihentikan pengakuannya berdasarkan GAAP sebelumnya sebelum tanggal ini tidak boleh diakui. 2) Akuntansi lindung nilai Jika, sebelum tanggal transisi ke IFRS, entitas telah menetapkan suatu transaksi sebagai lindung nilai, tetapi lindung nilai tersebut tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai dalam IFRS 9, entitas harus menghentikan akuntansi lindung nilai. Transaksi yang muncul sebelum tanggal transisi ke IFRS tidak akan retrospektif ditetapkan sebagai lindung nilai. Contoh Kasus: ABC Ltd. Adalah perusahaan Kanada yang menyajikan hanya satu periode laporan keuangan komparatif. Sesuai dengan IFRS No.1, laporan keuangan IFRS pertama kali : Tanggal transisi ke IFRS yaitu 1 Januari 20X2 Periode pelaporan IFRS pertama adalah Laporan keuangan yg berakhir pada 31 Desember 20X3 Asumsi: ABC.Ltd tidak mengakui suatu transaksi yang muncul pada 16 Januari 20X1 sebagai transaksi lindung nilai. ABC Ltd. Mengakui transaksi lain yang muncul pada 23 Nopember 20X1 sebagai sebuah transaksi lindung nilai yang diperbolehkan berdasarkan GAAP, akan tetapi tidak diperpebolehkan berdasarkan IFRS. Analisis: ABC Ltd. Tidak dapat mengakui secara restropective atas transaksi yang muncul pada 16 Januari 20X1 sebagai lindung nilai karena transaksi yang muncul pada sebelum tanggal transisi penerapan IFRS. Pada transaksi yang muncul 23 Nopember 20X1, ABC Ltd. Harus melengkapi penunjukan dan dokumentasi atas hubungan lindung nilai pada atau sebelum 1 Januari 20X2, jika transaksi tersebut dapat dikategorikan sebagai akuntansi lindung nilai. Akuntansi lindung nilai hanya diterapkan sejak tanggal transisi IFRS. 3) Estimasi Estimasi yang dilakukan berdasarkan IFRS pada tanggal transisi harus sama dengan estimasi berdasarakn GAAP sebelumnya, kecuali jika ada bukti objektif bahwa estimasi tersebut adalah error. Contoh Kasus : ABC Ltd. Adalah perusahaan Kanada yang menyajikan hanya satu periode laporan keuangan komparatif. Sesuai dengan IFRS No.1, laporan keuangan IFRS pertama kali : Tanggal transisi ke IFRS yaitu 1 Januari 20X2 Periode pelaporan IFRS pertama adalah Laporan keuangan yg berakhir pada 31 Desember 20X3. Asumsi : ABC Ltd. Telah mengakui adanya liabilitas karena masalah hukum, yang sebelumnya diukur dengan GAAP, dicantumkan dalam laporan posisi keuangan per 1 Januari 20X2 dan 31 Desember 20X2 ABC Ltd. Telah menerima informasi baru tentang masalah hukum tersebut pada 15 Maret 20X3 Dalam menyiapkan laporan posisi keuangan pembuka sesuai IFRS tangga 1 Januari 20X2 dan laporan posisi keuangan komparatif pada31 Desember 20X2, ABC.Ltd harus menerapkan pengecualian mandatori terhadap estimasi liabilitas tersebut. Jadi informasi baru tersebut tidak boleh merubah estimasi terhadap liabilitas tersebut. 4) Kepentingan non-pengendali (Non-controlling interests) Bagi Entitas yang pertama-kali mengadopsi IFRS berlaku persyaratan berikut IFRS 10 prospektif dari tanggal transisi ke IFRS: persyaratan dalam ayat B94 yang menyatakan bahwa total laba rugi komprehensif diberikan untuk pemilik entitas induk dan kepentingan non- pengendali bahkan jika ini mengakibatkan kepentingan non-pengendali memiliki saldo defisit; persyaratan dalam paragraf 23 dan B93 untuk akuntansi untuk perubahan kepemilikan orang tua pada anak perusahaan yang tidak mengakibatkan hilangnya kontrol; dan persyaratan dalam paragraf B97-B99 untuk menghitung kehilangan kontrol atas anak perusahaan, dan persyaratan terkait ayat 8A IFRS 5 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Namun, jika Entitas yang pertama-kali mengadopsi IFRS memilih untuk menerapkan IFRS 3 retrospektif untuk penggabungan bisnis masa lalu, hal itu berlaku pula IFRS 10 sesuai dengan ayat C1 tentang penggabungan bisnis IFRS ini.
5) Klasifikasi dan pengukuran atas asset keuangan (Classification and
measurement of financial assets) Entitas harus menilai apakah aset keuangan memenuhi persyaratan dalam ayat 4.1.2 dari IFRS 9 atas dasar fakta-fakta dan keadaan yang ada pada tanggal transisi ke IFRS.
6) Derivatif melekat (Embedded derivatives)
Baru pertama kali adopter akan menilai apakah derivatif melekat (embedded derivatives) diperlukan untuk dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif berdasarkan kondisi yang ada pada akhir dari tanggal pertama kali menjadi pihak dalam kontrak dan tanggal ulang diperlukan berdasarkan IFRS 9.
7) Pinjaman pemerintah (Government loans)
Semua pinjaman pemerintah akan klasifikasi baik sebagai liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas mengikuti persyaratan IAS 32 Instrumen Keuangan - Penyajian. Suatu entitas akan mengikuti bimbingan berdasarkan IFRS 9 dan IAS 20 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah prospektif dari tanggal transisi untuk pinjaman pemerintah yang ada pada tanggal transisi dan tidak akan mengakui benefit yang sesuai dari pinjaman pemerintah dibawah suku bunga pasar sebagai hibah pemerintah. Jika entitas di bawah GAAP sebelumnya, tidak mengenali dan mengukur pinjaman pemerintah dibawah tingkat suku bunga pasar secara konsisten dengan persyaratan IFRS, itu akan menggunakan GAAP jumlah sebelumnya tercatat kredit pada tanggal transisi ke IFRS sebagai nilai tercatat hutang dalam pembukaan IFRS laporan posisi keuangan. Entitas harus menerapkan IFRS 9 dengan pengukuran pinjaman tersebut setelah tanggal transisi ke IFRS. Suatu entitas dapat, bagaimanapun, menerapkan IFRS 9 dan IAS 20 retrospektif untuk pinjaman pemerintah yang berasal sebelum tanggal transisi, memberikan informasi yang tersedia untuk melakukannya pada saat awalnya mengakui pinjaman. Sebagai akibat transisi tersebut, entitas juga diharuskan mengungkapkan dampak perubahan yang terjadi dalam laporan keuangannya. Entitas harus menjelaskan dampak transisi dari GAAP sebelumnya ke IFRS dalam laporan posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas dengan menyediakan rekonsiliasi ekuitas dan laba rugi. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN (PRESENTATION AND DISCLOSURE) Informasi Komparatif (Comparative Information) Laporan keuangan IFRS pertama entitas sekurang-kurangnya mencakup: 1. tiga laporan posisi keuangan, 2. dua laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif lain, 3. dua pernyataan terpisah laba rugi (jika disajikan), 4. dua laporan arus kas, dan 5. dua laporan perubahan ekuitas dan catatan yang terkait, termasuk informasi komparatif untuk semua pernyataan yang disajikan.
singkat yang optimal untuk dokumen tersebut. Judul berisi singkatan CMR yang merujuk pada topik utama dokumen yaitu penelitian pasar modal, dan panjangnya kurang dari sesuai permintaan