Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FIRST 3 KOMBINASI BISNIS


SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

CICILYA UTAMI RACHMAT


1511060114

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN AKUNTANSI EKSTENSI
PERBANAS INSTITUTE
A. Pendahuluan

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh


International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional
(International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia
yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC),
Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal
(IFAC). IFRS 1 berisi panduan bagaimana sebuah entitas harus mengimplementasikan
perubahan dari standar akuntansi lokal (di Indonesia disebut dengan PSAK) kepada
standar akuntansi internasional (IFRS). Salah satu alasan utama dalam mengeluarkan
standar baru ini adalah bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa Eropa
diharuskan membuat laporan keuangan mereka berdasarkan IFRS sejak tahun 2005 dan
seterusnya. Standar tersebut dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan
IFRS pertama sebuah entity mengandung informasi yang berkualitas tinggi yang
transparan kepada pengguna dan dapat diperbandingkan di seluruh periode yang
disajikan dan menyediakan titik awal yang tepat untuk memulai akuntansi berbasis
IFRS.
IFRS 1 First-time Adoption of International Financial Reporting Standards
menetapkan prosedur ketika sebuah entitas mengadopsi IFRS untuk pertama kalinya
sebagai dasar penyusunan laporan keuangan bertujuan umum. Dalam melakukan
transisi ke IFRS, sebuah Entitas harus menentukan kebijakan akuntansi yang sesuai
dengan IFRS pada tanggal pelaporan untuk laporan keuangan IFRS entitas tersebut.
Entitas harus menyesuaikan kebijakan-kebijakan akuntansi yang pernah dibuatnya
untuk comply kepada aturan yang dipersyaratkan oleh IFRS. Itu artinya perangkat
kebijakan akuntansi sebuah entitas harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum entitas
itu menerapkan IFRS. IFRS memberikan pengecualian terbatas dari persyaratan umum
untuk mematuhi setiap IFRS efektif pada akhir periode IFRS pertama pelaporan. IFRS
1 bertujuan untuk memastikan bahwa laporan keuangan pertama suatu entitas setelah
mengadopsi IFRS, dan laporan interim untuk periode parsial berdasarkan IFRS, akan:

1. transparan dan sebanding


2. memberikan titik awal yang cocok untuk akuntansi entitas di bawah IFRS;
3. memiliki manfaat yang melebihi biaya persiapan
IFRS 1 dikeluarkan pada bulan November 2008 dan berlaku jika laporan keuangan
IFRS pertama entitas adalah untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Juli 2009.
B. Ruang Lingkup
IFRS 1 berlaku untuk "laporan keuangan IFRS pertama" entitas dan laporan
keuangan interim untuk bagian dari periode yang dicakup oleh laporan keuangan IFRS
pertama. Standar ini mendefinisikan laporan keuangan pertama entitas sebagai
"laporan keuangan tahunan pertama di mana entitas mengadopsi SAK, dengan
pernyataan eksplisit dan tanpa pagu di dalam laporan keuangan sesuai dengan SAK".
kasus-kasus tertentu meliputi laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang laporan
keuangannya terbaru yang disusun sesuai dengan persyaratan nasional tidak konsisten
dengan IFRS atau yang tidak menyajikan laporan keuangan pada periode sebelumnya.
C. Persiapan Perusahaan Dalam Mengadopsi Dan Menerapkan IFRS
Pengakuan dan Pengukuran (RECOGNITION and MEASUREMENT)
Dalam laporan keuangan pertama, IFRS 1 membutuhkan entitas untuk
menyajikan pernyataan IFRS pembukaan posisi keuangan sesuai dengan kebijakan
akuntansi sesuai dengan masing-masing IFRS berlaku pada akhir periode IFRS
pertama pelaporan. Namun, estimasi akuntansi pada tanggal transisi ke SAK adalah
untuk konsisten dengan perkiraan yang dibuat sesuai dengan GAAP sebelumnya
digunakan. Penyesuaian karena penggunaan sebelumnya dari GAAP berbeda untuk
diakui langsung dalam laba ditahan atau kategori lain dari ekuitas jika sesuai.
IFRS 1 membutuhkan entitas untuk menjelaskan efek dari transisi ke IFRS pada
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas. Sebagai contoh, membutuhkan
entitas untuk menyajikan rekonsiliasi tertentu antara jumlah akuntansi di bawah
GAAP sebelumnya dan bahwa di bawah IFRS. Suatu entitas diperbolehkan untuk
menggunakan nilai wajar suatu aset tetap pada tanggal transisi ke SAK sebagai biaya
dianggap pada tanggal tersebut. Jika ia melakukannya, entitas diharuskan untuk
mengungkapkan agregat nilai-nilai yang adil dan penyesuaian agregat dari GAAP
sebelumnya. Selain itu, laporan keuangan interim yang meliputi bagian dari periode
laporan keuangan IFRS pertama juga diperlukan termasuk rekonsiliasi dari GAAP
sebelumnya, antara persyaratan lainnya.

Dalam melakukan transisi ke IFRS, sebuah Entitas harus menentukan


kebijakan akuntansi yang sesuai dengan IFRS pada tanggal pelaporan untuk laporan
keuangan IFRS entitas tersebut. Entitas harus menyesuaikan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang pernah dibuatnya untuk comply kepada aturan yang dipersyaratkan
oleh IFRS. Itu artinya perangkat kebijakan akuntansi sebuah entitas harus
dipersiapkan terlebih dahulu sebelum entitas itu menerapkan IFRS.
Sebuah Entitas juga harus membuat laporan posisi keuangan IFRS pembuka
pada tanggal transisi IFRS. Tanggal transisi IFRS adalah awal periode dimana
sebuah entitas menyajikan informasi komparatif berdasarkan IFRS dalam laporan
keuangan IFRSnya. Sebagai contoh, bila berdasarkan target IAI Indonesia akan full
convergence pada 1 Januari 2012, itu artinya pada laporan keuangan akhir tahunnya
per 31 Desember 2012 semua perusahaan di Indonesia harus membuat laporan
keuangan komparatif per 31 Desember 2011 juga, dan juga harus menyajikan
laporan posisi keuangan (hanya laporan posisi keuangan saja) pada awal periode
komparatif yaitu per 1 Januari 2011. Sehingga dalam contoh ini tanggal transisi IFRS
adalah tanggal 1 Januari 2011 (dalam IFRS 1, tanggal ini disebut dengan laporan
posisi keuangan IFRS pembuka (opening IFRS statement of financial position)).
Penerapan mundur ini disebut dengan istilah retrospektif.
Dalam membuat laporan posisi keuangan IFRS pembuka, IFRS 1 menyatakan
bahwa sebuah entitas diharuskan:
1) Mengakui semua aset dan liabilitas yang diakui berdasarkan IFRS.
2) Tidak mengakui item-item sebagai aset dan liabilitas jika IFRS tidak
mengizinkannya.
3) Reklasifikasi item-item yang telah diakui berdasarkan GAAP sebelumnya
sebagai satu jenis aset, liabilitas atau komponen ekuitas, tetapi berbeda jenis
aset, liabilitas atau komponen ekuitas berdasarkan IFRS.
4) Menggunakan IFRS dalam mengukur semua asset dan liabilitas yang diakui.
Dalam menyajikan laporan posisi keuangan IFRS pembuka ini, kebijakan akuntansi
yang digunakan sebuah entitas mungkin berbeda dengan yang digunakan pada
tanggal yang sama menggunakan GAAP sebelumnya. Hal ini akan
menghasilkan adjustment yang akan diakui secara langsung dalam laba ditahan pada
tanggal transisi. (karena adjustment tersebut dihasilkan dari kejadian dan transaksi
sebelum tanggal transisi IFRS).
Ada beberapa hal yang dibebaskan dalam IFRS 1 yang tidak harus diterapkan
retrospektif (Optional Exemptions from the Requirements of IFRS). Beberapa hal
tersebut adalah:
Kombinasi bisnis
Kombinasi bisnis (IFRS 3) tidak diterapkan secara retrospektif karena (a)
Kombinasi bisnis menghasilkan klasifikasi yang sama (contoh Akuisisi,
penyatuan kepentingan) seperti Laporan keuangan dalam GAAP sebelumnya.
(2) Semua asset dan kewajiban telah diakui. (3) Item-item yang tidak memenuhi
IFRS harus dikeluarkan dari laporan posisi keuangan IFRS pembuka, contohnya
aset tak berwujud yang sebagiannya tidak sesuai dengan persyaratan IFRS dapat
direklasifikasi sebagai goodwill. Dan (4) Nilai tercatat goodwill dalam laporan
posisi keuangan IFRS pembuka adalah sama dengan nilai tercatat berdasarkan
GAAP sebelumnya.
Aset tetap
Aset tetap (IAS 16) dikecualikan karena entitas dapat melakukan revaluasi
menggunakan GAAP sebelumnya sebagai deemed cost nya (deemed
cost adalah nilai yang digunakan sebagai pengganti untuk beban dan beban
depresiasi pada tanggal yang ditentukan). Pengecualian ini juga berlaku untuk
Properti Investasi (IAS 40) dan aset tak berwujud yang memenuhi kriteria
revaluasi di IAS 38.
Imbalan kerja
Berdasarkan IAS 19, sebuah entitas dapat memutuskan menggunakan
pendekatan koridor dan pendekatan komprehensif lainnya dalam mengukur
kuntungan/kerugian aktuarial. Pendekatan koridor sudah terdapat dalam GAAP
sebelumnya sehingga dikecualikan.

Perbedaan translasi kumulatif


Sesuai dengan IAS 21, pengecualiaan ini menyatakan bahwa perbedaan
translasi kumulatif untuk semua operasi luar negeri dianggap nihil pada tanggal
transisi.
Instrumen keuangan majemuk
Contoh instumen keuangan majemuk adalah convertible bond. IAS 32
mensyaratkan convertible bond dipisah (mana yang menjadi bagian ekuitas dan
mana yang menjadi bagian liabilitas). Jika komponen liabilitasnya tidak lagi
beredar pada tanggal transisi maka pemisahan tersebut tidak diperlukan lagi.
Penentuan instrumen keuangan yang diakui sebelumnya
Berdasarkan IAS 39, ketika instrumen keuangan diakui pertamakalinya, mereka
harus ditentukan sebagai asset keuangan atau kewajiban keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau sebagai tersedia untuk
dijual. Sebuah entitas dapat menggunakan penentuan tersebut pada tanggal
transisi
Transaksi Pembayaran berbasis saham
Entitas tidak disarankan untuk menerapkan IFRS 2 untuk:
1) Instrumen ekuitas yang yang diperoleh dan berakhir (vested) sebelum
tanggal transisiIFRS;
2) Liabilitas yang muncul dari transaksi berbasis saham yang diselesaikan
sebelum tanggal transisi IFRS.
Selain dari yang dibebaskan di atas, ada juga yang dilarang oleh IFRS untuk
diterapkan retrosepktif yaitu:
1) Penghentian pengakuan aset keuangan dan kewajiban keuangan
(Derecognition of financial assets and financial liabilities) .
Entitas yang pertama-kali mengadopsi IFRS menerapkan persyaratan
penghentian pengakuan di IFRS 9 secara prospektif untuk transaksi yang
terjadi pada atau setelah tanggal transisi ke IFRS. Sebagai contoh, jika
Entitas yang pertama-kali mengadopsi IFRS menghentikan pengakuannya
aset keuangan non-derivatif atau liabilitas keuangan non-derivatif sesuai
dengan GAAP sebelumnya sebagai hasil dari transaksi yang terjadi sebelum
tanggal transisi ke IFRS, Entitas tidak akan mengakui aset dan liabilitas
tersebut sesuai dengan IFRS (kecuali mereka memenuhi syarat untuk
pengakuan sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa kemudian
Contoh Kasus:
ABC Ltd. Adalah perusahaan Kanada yang menyajikan hanya satu periode
laporan keuangan komparatif. Sesuai dengan IFRS No.1, laporan keuangan
IFRS pertama kali :
Tanggal transisi ke IFRS yaitu 1 Januari 20X2
Periode pelaporan IFRS pertama adalah Laporan keuangan yg berakhir
pada 31 Desember 20X3
ABC.Ltd melakukan penghentian pengakuan terhadap suatu aset keuangan
berdasarkan GAAP pada 23 November 20X1 dan aset keuangan lain pada
30 Januari 20X2
Analisis :
ABC.Ltd berhenti mengakui aset keuangan pada tanggal 23 November
20X1. Namun penghentian pengakuan pada tanggal 30 januari 20X2 tidak
memenuhi kriteria penghentian pengakuan pada IAS 39 (IFRS 9), karena
penghentian pengakuan dilakukan setelah tanggal transisi IFRS pada 1
Januari 20X2. IAS 39 diterapkan retrosepktif sejak 1 Januari 2001 (tanggal
efektif). Itu artinya bahwa aset keuangan dan kewajiban keuangan yang
dihentikan pengakuannya berdasarkan GAAP sebelumnya sebelum tanggal
ini tidak boleh diakui.
2) Akuntansi lindung nilai
Jika, sebelum tanggal transisi ke IFRS, entitas telah menetapkan suatu
transaksi sebagai lindung nilai, tetapi lindung nilai tersebut tidak memenuhi
persyaratan akuntansi lindung nilai dalam IFRS 9, entitas harus
menghentikan akuntansi lindung nilai. Transaksi yang muncul sebelum
tanggal transisi ke IFRS tidak akan retrospektif ditetapkan sebagai lindung
nilai.
Contoh Kasus:
ABC Ltd. Adalah perusahaan Kanada yang menyajikan hanya satu periode
laporan keuangan komparatif. Sesuai dengan IFRS No.1, laporan keuangan
IFRS pertama kali :
Tanggal transisi ke IFRS yaitu 1 Januari 20X2
Periode pelaporan IFRS pertama adalah Laporan keuangan yg berakhir
pada 31 Desember 20X3
Asumsi:
ABC.Ltd tidak mengakui suatu transaksi yang muncul pada 16 Januari
20X1 sebagai transaksi lindung nilai.
ABC Ltd. Mengakui transaksi lain yang muncul pada 23 Nopember
20X1 sebagai sebuah transaksi lindung nilai yang diperbolehkan
berdasarkan GAAP, akan tetapi tidak diperpebolehkan berdasarkan
IFRS.
Analisis:
ABC Ltd. Tidak dapat mengakui secara restropective atas transaksi yang
muncul pada 16 Januari 20X1 sebagai lindung nilai karena transaksi yang
muncul pada sebelum tanggal transisi penerapan IFRS.
Pada transaksi yang muncul 23 Nopember 20X1, ABC Ltd. Harus
melengkapi penunjukan dan dokumentasi atas hubungan lindung nilai pada
atau sebelum 1 Januari 20X2, jika transaksi tersebut dapat dikategorikan
sebagai akuntansi lindung nilai.
Akuntansi lindung nilai hanya diterapkan sejak tanggal transisi IFRS.
3) Estimasi
Estimasi yang dilakukan berdasarkan IFRS pada tanggal transisi harus
sama dengan estimasi berdasarakn GAAP sebelumnya, kecuali jika ada
bukti objektif bahwa estimasi tersebut adalah error.
Contoh Kasus :
ABC Ltd. Adalah perusahaan Kanada yang menyajikan hanya satu periode
laporan keuangan komparatif. Sesuai dengan IFRS No.1, laporan keuangan
IFRS pertama kali :
Tanggal transisi ke IFRS yaitu 1 Januari 20X2
Periode pelaporan IFRS pertama adalah Laporan keuangan yg berakhir
pada 31 Desember 20X3.
Asumsi :
ABC Ltd. Telah mengakui adanya liabilitas karena masalah hukum,
yang sebelumnya diukur dengan GAAP, dicantumkan dalam laporan
posisi keuangan per 1 Januari 20X2 dan 31 Desember 20X2
ABC Ltd. Telah menerima informasi baru tentang masalah hukum
tersebut pada 15 Maret 20X3
Dalam menyiapkan laporan posisi keuangan pembuka sesuai IFRS
tangga 1 Januari 20X2 dan laporan posisi keuangan komparatif pada31
Desember 20X2, ABC.Ltd harus menerapkan pengecualian mandatori
terhadap estimasi liabilitas tersebut. Jadi informasi baru tersebut tidak
boleh merubah estimasi terhadap liabilitas tersebut.
4) Kepentingan non-pengendali (Non-controlling interests)
Bagi Entitas yang pertama-kali mengadopsi IFRS berlaku persyaratan berikut
IFRS 10 prospektif dari tanggal transisi ke IFRS:
persyaratan dalam ayat B94 yang menyatakan bahwa total laba rugi
komprehensif diberikan untuk pemilik entitas induk dan kepentingan non-
pengendali bahkan jika ini mengakibatkan kepentingan non-pengendali
memiliki saldo defisit;
persyaratan dalam paragraf 23 dan B93 untuk akuntansi untuk perubahan
kepemilikan orang tua pada anak perusahaan yang tidak mengakibatkan
hilangnya kontrol; dan
persyaratan dalam paragraf B97-B99 untuk menghitung kehilangan kontrol
atas anak perusahaan, dan persyaratan terkait ayat 8A IFRS 5 Aset Tidak
Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
Namun, jika Entitas yang pertama-kali mengadopsi IFRS memilih untuk
menerapkan IFRS 3 retrospektif untuk penggabungan bisnis masa lalu, hal itu
berlaku pula IFRS 10 sesuai dengan ayat C1 tentang penggabungan bisnis
IFRS ini.

5) Klasifikasi dan pengukuran atas asset keuangan (Classification and


measurement of financial assets)
Entitas harus menilai apakah aset keuangan memenuhi persyaratan dalam ayat
4.1.2 dari IFRS 9 atas dasar fakta-fakta dan keadaan yang ada pada tanggal
transisi ke IFRS.

6) Derivatif melekat (Embedded derivatives)


Baru pertama kali adopter akan menilai apakah derivatif melekat (embedded
derivatives) diperlukan untuk dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat
sebagai derivatif berdasarkan kondisi yang ada pada akhir dari tanggal pertama
kali menjadi pihak dalam kontrak dan tanggal ulang diperlukan berdasarkan
IFRS 9.

7) Pinjaman pemerintah (Government loans)


Semua pinjaman pemerintah akan klasifikasi baik sebagai liabilitas keuangan
atau instrumen ekuitas mengikuti persyaratan IAS 32 Instrumen Keuangan -
Penyajian. Suatu entitas akan mengikuti bimbingan berdasarkan IFRS 9 dan
IAS 20 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
prospektif dari tanggal transisi untuk pinjaman pemerintah yang ada pada
tanggal transisi dan tidak akan mengakui benefit yang sesuai dari pinjaman
pemerintah dibawah suku bunga pasar sebagai hibah pemerintah. Jika entitas
di bawah GAAP sebelumnya, tidak mengenali dan mengukur pinjaman
pemerintah dibawah tingkat suku bunga pasar secara konsisten dengan
persyaratan IFRS, itu akan menggunakan GAAP jumlah sebelumnya tercatat
kredit pada tanggal transisi ke IFRS sebagai nilai tercatat hutang dalam
pembukaan IFRS laporan posisi keuangan. Entitas harus menerapkan IFRS 9
dengan pengukuran pinjaman tersebut setelah tanggal transisi ke IFRS. Suatu
entitas dapat, bagaimanapun, menerapkan IFRS 9 dan IAS 20 retrospektif
untuk pinjaman pemerintah yang berasal sebelum tanggal transisi,
memberikan informasi yang tersedia untuk melakukannya pada saat awalnya
mengakui pinjaman.
Sebagai akibat transisi tersebut, entitas juga diharuskan mengungkapkan
dampak perubahan yang terjadi dalam laporan keuangannya. Entitas harus
menjelaskan dampak transisi dari GAAP sebelumnya ke IFRS dalam laporan posisi
keuangan, kinerja keuangan dan arus kas dengan menyediakan rekonsiliasi ekuitas
dan laba rugi.
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN (PRESENTATION AND DISCLOSURE)
Informasi Komparatif (Comparative Information)
Laporan keuangan IFRS pertama entitas sekurang-kurangnya mencakup:
1. tiga laporan posisi keuangan,
2. dua laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif lain,
3. dua pernyataan terpisah laba rugi (jika disajikan),
4. dua laporan arus kas, dan
5. dua laporan perubahan ekuitas dan catatan yang terkait, termasuk informasi
komparatif untuk semua pernyataan yang disajikan.

Anda mungkin juga menyukai