Anda di halaman 1dari 4

POLICY BRIEF

ISTITHOAH KESEHATAN JEMAAH HAJI


Rustika, dkk
Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Analisa situasi
Peningkatan kegairahan masyarakat Indonesia dalam beribadah haji, dan adanya kemudahan
sarana transportasi menjadikan negara Indonesia terbanyak dalam mengirim jemaah hajinya.
Adanya pembatasan kuota 10 % jumlah penduduk beragama Islam dari pemerintah Arab Saudi,
dan akibat pembangunan di kawasan Masjidil Haram, menimbulkan daftar tunggu haji yang
lama antara 10 41 tahun.
Sementara itu profil jemaah haji memperlihatkan Usia lanjut,Risiko tinggi penyakit
kronis dan degeneratif, persiapan fisik tidak optimal, Angka kesakitan dan kematian tinggi
membutuhkan pembinaan selama masa tunggu. Pada tahun 2015 Angka kematian jemaah haji
paling tinggi (676 jiwa di arab saudi dan 38 di embarkasi) serta sebagian besar berusia lanjut.
Hal ini membuat pelayanan kesehatan haji sangat bermasalah dari hulu hingga hilir, akibatnya
angka kematian dan kesakitan Jemaah haji selalu meningkat dari tahun ke tahun. Data Pusat
Kesehatan Haji mencatat penyakit terbanyak dalam 10 tahun terakhir yaitu penyakit
kardiovaskular, penyakit infeksi pernafasan, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), diabetes
melitus, hipertensi, stroke, gangguan urogenital, geriatri, psikiatri, dan penyakit keganasan.
Sebagaimana diketahui bersama pelaksanaan haji memerlukan kesehatan prima, disamping
itu juga adanya aktivitas fisik yang berat misalnya untuk Wukuf di Arafah, Mabit di Muzdalifah,
Mabit dan Jumroh di Mina, dan pelaksanaan umrah sunnah. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pembinaan kesehatan sejak dini, agar pelaksanaan ibadah umrah sempurna namun kesehatan
jemaah tetap terjaga.
Permenkes No. 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Haji secara filosofis bertujuan
untuk memberikan perlindungan Jemaah Haji dalam melaksanakan ibadah melalui pembinaan
dan pelayanan kesehatan dan secara sosiologis pembinaan kesehatan sejak dini ditujukan untuk
mewujudkan istithaah kesehatan Jemaah Haji, namun masih memerlukan penyempurnaan
kriteria. Permenkes No. 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji ,belum
diketahui implementasi kebijakan tsb. dan di perlukan perbaikan/penyempurnaan kebijakan.
Pada bulan Mei tahun 2016 Kemenkes RI mengeluarkan Permenkes no 15 tahun 2016
tentang Istithaah kesehatan haji. Dibuatnya Permenkes tersebut bertujuan untuk
terselenggaranya pemeriksaan kesehatan dan pembinaan kesehatan Jemaah haji agar dapat
menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Dalam permenkes tersebut
dijelaskan ada 3 tahap pemeriksaan kesehatan terdiri tahap pertama dilaksanakan oleh Tim
Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/kota di puskesmas dan /atau rumah sakit pada saat
Jemaah haji melakukan pendaftaran nomor porsi, tahap kedua dilaksanakan oleh Tim
Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/kota di puskesmas dan /atau rumah sakit pada saat
pemerintah telah menentukan kepastian keberangkatan Jemaah haji pada tahun berjalan
sedangkan pemeriksaan tahap ketiga dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan di
embarkasi pada saat Jemaah haji menjelang keberangkatan.
Berdasarkan pemeriksaan kesehatan tahap kedua ditetapkan Istithaah kesehatan Jemaah
haji meliputi :
a. Memenuhi syarat istithaah kesehatan haji
b. Memenuhi syarat Istithaah kesehatan haji dengan pendampingan
c. Tidak memenuhi syarat Istithaah kesehatan haji untuk sementara
d. Tidak memenuhi syarat Istithaah kesehatan haji
Jemaah haji yang ditetapkan memenuhi syarat Istithaah ksehatan haji merupakan jemaah
haji yang memiliki kemampuan mengikuti proses ibadah haji tanpa bantuan obat, alat, dan /atau
orang lain dengan tingkat kebugaran jasmani setidaknya dengankategori cukup.

Fakta
1. Permenkes No. 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji digunakan
sebagai alat untuk melakukan skrining calon Jemaah haji untuk berangkat atau tidak
berangkat
2. Permenkes No. 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji belum
tersosialisasi dengan baik, sehingga pemahaman petugas lapangan bervariasi
3. Permenkes No. 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji belum
dilengkapi dengan penjelasan atau pedoman teknis sehingga interpretasi di berbagai
daerah bervariasi
4. Pelaksanaan skrining kesehatan calon Jemaah haji bervariasi antar daerah/ embarkasi
(ada yang langsung oleh KKP, KKP bersama tim kesehatan lain, atau oleh PPK
II/rujukan/ahli)
5. Di beberapa embarkasi pemberlakuan syarat istithaah menjadi beban bagi petugas di
lapangan
Hasil analisis profil jemaah haji yang ditunda keberangkatanya terbanyak laki laki sebanyak 64
orang (54,2%), kelompok umur > 60 tahun sebanyak 61 orang (51,7%), dan embarkasi terbanyak
dari Jakarta sebanyak 22 orang (18,6%). Pola penyakit terbanyak Jemaah yang ditunda tiga
terbesar adalah chronic kidney disease (35,1 %), Demensia (11,7 %), dan Tb Paru (7,4 %).
Selain itu ada beberapa penyakit yang belum masuk dalam kriteria Permenkes 15/16 diantaranya:
Hipertensi esensial, Parkinson, Gagal ginjal akut, Penyakit jantung hipertensi, Penyakit jantung
iskemik kronis, Melena, Rematoid artritis, dan Varisela.
Gap:

1. Permenkes No. 15 Tahun 2016 yang secara konsep sebagai alat pembinaan seharusnya
menjadi penentu berangkat/tidak berangkat ke arab Saudi
2. Beberapa calon Jemaah haji yang sebetulnya dilihat dari status kesehatannya bisa
diberangkatkan, yang terjadi gagal berangkat.
3. Adanya kekecewaan yang tinggi dari calon Jemaah haji yang sudah menunggu lama,
ternyata gagal berangkat
4. Pembinaan calon Jemaah haji tidak berjalan dengan baik
Berdasarkan gap tersebut perlunya perbaikan kebijakan istithaahh kesehatan Jemaah
haji.Kebijakan yang ada saat ini adalah Permenkes No. 15 Tahun 2016 tentang Istithaah
Kesehatan Jemaah Haji. Permenkes tersebut bertujuan untuk penyelenggaraan pemeriksaan
kesehatan dan pembinaan kesehatan jemaah haji agar dapat menunaikan ibadah sesuai ketentuan
ajaran agama Islam. Gap kebijakan yang ada adalah perlu dilakukan standardisasi diagnosis
untuk disosialisasikan kepada petugas di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Selain itu, dapat
pula dilakukan workshop untuk para petugas tersebut di setiap provinsi. Kriteria istithaah yang
ditetapkan diharapkan bukan hanya berupa diagnosis medis, melainkan juga diagnosis
fungsional. Kesadaran terhadap masalah kesehatan jemaah haji bahwa diperlukan status
kesehatan yang optimal untuk melakukan ibadah haji, dan menerima dengan ikhlas jika alasan
kesehatannya tidak mengijinkan untuk pergi haji atau ditunda keberangkatannya
Rekomendasi
1. Kriteria Istithaah bukan sebagai alat penentu keberangkatan jemaah haji pada saat di
embarkasi, melainkan sebagai dasar untuk pembinaan. Implikasi dari kebijakan ini adalah:
a. Pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji dilakukan minimal 1 tahun sebelum
keberangkatan.
b. PERDOKHI dan AKHI berperan dalam melakukan pembinaan calon jemaah haji segera
setelah hasil pemeriksaan kesehatan jemaah haji diketahui.
2. Kriteria Istithaah jemaah haji tidak hanya berdasarkan pada pemeriksaan medis, tetapi juga
dilihat fungsionalnya. Implikasi dari kebijakan ini adalah:
a. Pemeriksaan kesehatan pertama calon jemaah haji dilakukan lengkap dan seksama dengan
menggunakan tools sesuai dengan bidang profesi.
b. PERDOKHI dan AKHI memberikan workshop kepada petugas di fasilitas kesehatan
tingkat pertama dan calon petugas PPIH bidang kesehatan mengenai kesehatan jemaah
haji.
3. Keberhasilan pembinaan kesehatan jemaah haji yang direpresentasikan oleh persentase
jemaah risti yang berangkat dijadikan indikator keberhasilan program kesehatan haji.
Implikasi dari kebijakan ini adalah:
a. Penyelenggaraan pembinaan kesehatan jemaah haji diprioritaskan pada pembinaan calon
jemaah haji di tanah air.
b. Diperlukan sosialisasi serta edukasi kepada petugas kesehatan dan calon jemaah haji
mengenai upaya promotif dan preventif.
c. Kegiatan pembinaan tersebut diselenggarakan secara terpadu oleh Kementerian Kesehatan
dan Kementerian Agama.
4. Berdasarkan hasil penelitian masih ditemukan penyakit yang ditetapkan tidak laik terbang
atau gagal berangkat melaksanakan ibadah haji, oleh karena itu beberapa penyakit tersebut
perlu dikaji kembali sebagai syarat Istithaah.

Anda mungkin juga menyukai