Anda di halaman 1dari 19

TUGAS AKHIR

MIKROKONTROLER
Rancang Bangun Traffic Light dengan Seven Segment Berbasis Arduino Uno
Dosen : Eddo Mahardika, S.ST,. M.MT

Oleh :
Nama : Daud Dwiatmojo
NIM : 20161330073

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2017

1
I. Judul
Prototype Smart Traffic Light Menggunakan Arduino Uno

II. Bidang Studi


Sistem Mikrokontroler

III. Pembimbing
Pembimbing : Eddo Mahardika. S.ST. M.T

IV. Latar Belakang


Perkembangan teknologi yang pesat di bidang transportasi membuat
manusia harus mengikuti kemajuan zaman untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini
berdampak negatif terhadap sisi transportasi umum dalam kehidupan. Manusia
dipaksa untuk meneliti dan mengkaji permasalahan tersebut serta mencari
solusinya. Salah satu contoh permasalahan transportasi yang sering dijumpai adalah
masalah kepadatan lalu lintas.

Berdasarkan Redaksi Harian PELITA, Indonesia merupakan negara urutan


ke-14 dengan jumlah lalu lintas terpadat sedunia. Hal ini disebabkan karena
populasi penduduk yang terus meningkat dan tingginya tingkat gaya hidup
masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi lebih dari satu. Banyak solusi yang
ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut seperti pembuatan jalan tol,
pembuatan jalan layang, peraturan pembatasan kendaraan yang lewat, dan
pengadaan angkutan massal. Namun hal tersebut masih belum mampu mengatasi
permasalahan yang ada.

Salah satu bukti kepadatan lalu lintas berdasarkan survei adalah kepadatan
lalu lintas di pertigaan jalan K.H Agus Salim, kota Slawi. Pertigaan ini sering
mengalami kepadatan lalu lintas terutama pada saat jam berangkat dan pulang kerja.
Hal tersebut memotivasi penulis untuk menangani masalah kepadatan yang terjadi.
Penulis mencoba memberikan solusi dengan mengoptimalkan pengaturan lampu
lalu lintas menggunakan pendeteksian tingkat kepadatan lalu lintas.

2
V. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditentukan permasalahan dalam
tugas akhir ini adalah Bagaimana logika pengaturan lampu lalu lintas berdasarkan
jumlah kepadatan kendaraan di pertigaan jalan ?

VI. Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada tugas akhir ini adalah :
1. Pengunaan prototype ini dikhususkan untuk lalu lintas di pertigaan.
2. Penggunaan sensor LDR diganti dengan menggunakan saklar.
3. Prototype ini hanya fokus pada proses penyalaan lampu lalu lintas dengan
keadaan yang ditentukan oleh sensor.

4. Prototype ini memiliki aturan bahwa kendaraan yang akan memilih jalur ke
kiri harus mengikuti nyala lampu lalu lintas.

5. Kendaraan dalam keadaan mengikuti aturan lalu lintas.


6. Durasi waktu tidak ditampilkan dalam display.
7. Prototype ini menggunakan software Arduino Integrated Development
Environment (IDE) 1.5.7.

VII. Tujuan
Penelitian tugas akhir ini memiliki tujuan untuk menjawab perumusan
masalah yang dimiliki dalam penelitian yaitu Mengetahui logika pengaturan lampu
lalu lintas berdasarkan jumlah kepadatan kendaraan di pertigaan jalan.
VIII. Tinjauan Pustaka
Simanjuntak, Novan Parmonangan, 2012, menjelaskan bahwa sistem
pengontrolan lampu lalu lintas yang digunakan di Indonesia menggunakan sistem
konvensional, dimana warna lampu ditukar setiap waktu konstan. Misalnya saja, di
suatu persimpangan jalan yang sepi diberikan waktu yang sama dengan
persimpangan jalan lain yang sedang ramai kendaraan.

3
Windarto, Muhammad Haekal, 2012, menjelaskan bahwa melalui
pengaturan durasi melalui interface dapat memudahkan setiap petugas dalam
mengubah durasi lampu lalu lintas secara langsung di lapangan.

Vishakha dkk, 2013, menemukan bahwa sensor infra merah dapat


digunakan untuk mengetahui kepadatan lalu lintas, memberikan informasi
kepadatan lalu lintas kepada pengguna sehingga pengguna dapat mengendalikan
laju kendaraannya.

Aburizal, 2012, menerapkan teknik Distributed Constraint Satisfaction


Problem (DCSP) yang merupakan teknik kecerdasan buatan untuk mengontrol
lampu lalu lintas yang diimplementasikan melalui kamera pemantau yang ada di
persimpangan untuk selanjutnya menentukan keputusan untuk mengontrol lampu
lalu lintas.

Adhitya Yoga Yudanto, dkk, 2013, mengemukakan bahwa kepadatan


kendaraan dikatakan sedikit apabila jumlah kendaraan memenuhi kurang dari 25%
suatu simpang jalan. Dikatakan sedang apabila jumlah kendaraan memenuhi kurang
dari 75% suatu simpang jalan. Dan dikatakan banyak apabila jumlah kendaraan
lebih dari 75% suatu simpang jalan. Sedangkan aturan nyala lampu lalu lintas
dikategorikan sebentar jika menyala selama 0 sampai 40 (detik). Dikategorikan
sedang jika menyala selama 40 sampai 80 (detik). Dan dikategorikan lama jika
menyala selama 80 sampai 120 (detik).

IX. Teori Penunjang


9.1 Arduino Uno
Arduino adalah papan rangkaian elektronik open source yang didalamnya
terdapat komponen utamanya yaitu sebuah chip mikrokontroler berbasis ATMega.
Mikrokontroler sendiri adalah sebuah chip yang bisa diprogram menggunakan
komputer. Program yang direkam bertujuan agar rangkaian elektronik dapat

4
membaca input, memproses, dan kemudian menghasilkan output sesuai yang
diinginkan. Output yang dihasilkan berupa sinyal, besaran, tegangan, lampu, suara,
getaran, gerakan, dan sebagainya. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam
Arduino Uno adalah bahasa C yang disederhanakan dengan bantuan library
Arduino.

Gambar 1. Arduino Uno

9.2 Input dan Output Arduino


Masing-masing dari 14 pin digital pada Uno dapat digunakan sebagai input
atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Pin-
pin tersebut beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau
menerima maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-up internal dari 20-

50 K. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:


1. Serial: pin 0 digunakan untuk menerima (RX) dan pin 1 digunakan untuk
mengirimkan (TX) data serial Transistor-Transistor Logic (TTL). Pin ini
terhubung dengan pin ATmega8U2 Unit Serial Bus (USB)-to-Serial
Transistor-Transistor Logic (TTL).
2. Eksternal Interupsi: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu
interupsi pada nilai yang rendah, tepi naik atau jatuh, atau perubahan nilai.

Lihat attachInterrupt() fungsi untuk rincian.

5
3. Pulse Width Modulation (PWM) yaitu pada pin 3, 5, 6, 9, 10, 11.
Menyediakan 8-bit output Pulse Width Modulation (PWM) dengan
analogWrite() fungsi.

4. Serial Peripheral Interface (SPI): pin 10 Slave Select (SS), 11 Master Out
Slave In (MOSI), 12 Master In Slave Out (MISO), 13 Serial Clock (SCK).
Pin ini mendukung komunikasi Serial Peripheral Interface (SPI)
menggunakan library Serial Peripheral Interface (SPI).

5. Light Emitting Diode (LED) : pin 13. LED dibuat dan terhubung ke pin
digital 13. Ketika pin bernilai TINGGI, LED menyala, ketika pin adalah
RENDAH, LED mati.

Arduino Uno memiliki 6 input analog, diberi label A0 sampai A5, yang
masingmasing menyediakan resolusi 10 bit yaitu 1024 nilai yang berbeda. Secara
default sistem mengukur dari tanah sampai 5 volt.

1. Two Wire Interface (TWI): pin A4 atau Saluran Data (SDA) dan A5 atau
Saluran Clock (SCL) mendukung komunikasi Two Wire Interfce (TWI).

2. Analogue Reference (AREF). Tegangan referensi untuk input analog.


Dapat digunakan dengan fungsi analogReference().
3. Reset.

9.3 Lampu Lalu Lintas


Lampu lalu lintas adalah lampu yang digunakan untuk mengatur
kelancaran lalu lintas di suatu persimpangan jalan. Cara kerja yang digunakan
adalah dengan cara memberi kesempatan pengguna jalan dari masing-masing arah
untuk berjalan secara bergantian. Karena fungsinya yang penting maka lampu lalu
lintas harus dapat dikendalikan dengan mudah.

Sistem lampu lalu lintas menggunakan jenis nyala tiga lampu, yaitu lampu
hijau, lampu kuning dan lampu merah.

Tujuan diterapkannya pengaturan lampu lalu lintas adalah:

6
1. Menciptakan pergerakan-pergerakan dan hak berjalan secara bergantian dan
teratur.

2. Hirarki rute bisa dilaksanakan : rute utama diusahakan untuk mengalami


kelambatan (delay) minimal.

3. Mengurangi terjadinya kecelakaan dan kelambatan lalu lintas.


4. Memberikan mekanisme pengaturan lalu lintas yang lebih efektif dan murah
dibandingkan pengaturan manual.

Secara default, setiap lampu lalu lintas akan mengatur laju kendaraan yang
akan berjalan lurus dan berbelok ke kanan. Sedangkan belok kiri ada lampu lalu
lintas atau rambu-rambu lalu lintas lain yang mengatur belokan ke kiri, apabila tidak
ada maka belok ke kiri mengikuti nyala lampu berjalan lurus.

Gambar 2. Lampu Lalu Lintas

X. Metodologi Penelitian

7
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai metodologi yang digunakan
dalam penelitian. Secara umum metode yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari
tugas akhir ini adalah:
1) Penentuan Kepadatan Lalu Lintas
Kepadatan lalu lintas dikategorikan sedikit apabila jumlah kendaraan
memenuhi kurang dari 25% suatu simpang jalan. Kepadatan lalu lintas
dikategorikan sedang apabila jumlah kendaraan memenuhi kurang dari 75%
suatu simpang jalan. Kepadatan lalu lintas dikategorikan banyak apabila
jumlah kendaraan memenuhi lebih dari 75% suatu simpang jalan.

Kepadatan tidak ada apabila tidak ada kendaraan pada suatu simpang jalan.
2) Penentuan Logika Lampu Lalu Lintas
Logika lampu lalu lintas yang digunakan adalah logika persimpangan dengan
tiga lampu lalu lintas.

3) Penentuan Waktu Lampu Lalu Lintas


Waktu maksimal nyala lampu hijau pada masing-masing persimpangan jalan
tentu berbeda, tergantung panjang jalan dan kecepatan rata-rata kendaraan.
Misalnya rata-rata kendaraan saat keadaan padat di lampu merah pada suatu
jalur adalah 6 km/jam = 6000 m/jam = 100 m/menit. Didapatkan rumus :

(1)
Ketiga langkah tersebut merupakan prosedur penelitian tugas akhir secara umum.
Prosedur selengkapnya akan dijelaskan pada bagian berikut ini.

Langkah-langkah Penelitian
Prototype Smart Traffic Light memerlukan tahapan tahapan perkerjaan
yang urut dan sistematis, serta dilakukan beberapa kali pengambilan data agar
didapatkan logika pengontrolan lampu lalu lintas yang sesuai. Prototype Smart
Traffic Light menggunakan software Arduino Integrated Development Environment
(IDE) 1.5.7 dengan metodologi penelitian yang dijelaskan sebagai berikut.

8
Gambar 3. Flowchart langkah-langkah penelitian
1. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan
referensi yang terkait dengan pembuatan prototype Smart Traffic Light. Hal ini
dilakukan untuk menguatkan pengetahuan penulis dalam merancang protoype.
Selain itu studi literatur ini juga mempermudah dalam proses selanjutnya di
dalam pembuatan prototype ini.

9
2. Pembuatan Desain Prototype
Pembuatan desain prototype yang dilakukan oleh penulis berupa pembuatan
desain pertigaan jalan menggunakan software Corel Draw untuk menentukan
panjang jalan dan jarak antar saklar. Selain itu juga dibutuhkan blok diagram
dari prototype yang akan dibuat untuk mengetahui komponen yang akan
digunakan dalam sistem kontrol. Berikut adalah desain prototype :

3. Penentuan Kepadatan Lalu Lintas


Dalam rencana pembuatan prototype ini kepadatan lalu lintas dikategorikan
dalam 4 jenis yaitu dikategorikan normal jika kendaraan berada diantara lampu
lalu lintas dan saklar pertama. Dikategorikan sedikit padat apabila kendaraan
berada diantara saklar pertama dan saklar kedua. Dikategorikan sedang apabila
kendaraan berada diantara saklar kedua dan ketiga. Dan dikategorikan sangat
padat apabila kendaraan berada pada posisi melebihi saklar ketiga.

4. Penentuan Logika Lampu Lalu Lintas

10
Penentuan logika lampu lalu lintas yang dilakukan adalah menentukan nyala
lampu lalu lintas di masing-masing jalan pada pertigaan. Secara umum logika
nyala lampunya adalah sebagai berikut

Tabel 1. Tabel logika nyala lampu lalu lintas

Simpang 1 Simpang 2 Simpang 3


Kuning Merah Merah
Hijau Merah Merah
Kuning Merah Merah
Merah Kuning Merah
Merah Hijau Merah
Merah Kuning Merah
Merah Merah Kuning
Merah Merah Hiju
Merah Merah Kuning

5. Penentuan Waktu Lampu Lalu Lintas


Logika nyala lampu yang telah didapat kemudian diolah dengan
memberikan durasi waktu pada masing-masing nyala lampu merah, kuning,
dan hijau. Durasi waktu yang dihasilkan berdasar pada masukan yang diberikan
oleh saklar sehingga memberikan durasi yang berbeda-beda. Untuk durasi
nyala lampu kuning adalah 3 detik. Durasi nyala lampu hijau adalah
berdasarkan kondisi saklar dengan kelipatan 20 detik. Sedangkan nyala lampu
merah adalah penjumlahan dari durasi nyala lampu kuning dan hijau.

6. Percobaan Program Prototype Smart Traffic Light


Percobaan program ini adalah proses mencoba memasukan
variabelvariabel yang telah ditentukan ke dalam rangkaian yang telah dibuat
untuk kemudian diprogram. Apabila terjadi error dan ketidaksesuain hasil
yang diinginkan maka akan dilakukan lagi peninjauan variabel hingga
diperoleh hasil yang sesuai. List Program :

11
#define segA 1

#define segB 2

#define segC 3

#define segD 4

#define segE 5

#define segF 6

#define segG 7

#define segDP 8

int led1 = 9 ;

int led2 = 10 ;

int led3 = 11 ;

byte segments[20] = {

B00000000, //0

B00001000, //1

B00000100, //2

B00001100, //3

B00000010, //4

B00001010, //5

B00000110, //6

B00001110, //7

B00000001, //8

B00001001, //9

B10000000, //0

B10001000, //1

12
B10000100, //2

B10001100, //3

B10000010, //4

B10001010, //5

B10000110, //6

B10001110, //7

B10000001, //8

B10001001 //9

};

byte segment[10] = {

B00000000, //0

B00001000, //1

B00000100, //2

B00001100, //3

B00000010, //4

B00001010, //5

B00000110, //6

B00001110, //7

B00000001, //8

B00001001 //9

};

void setup() {

pinMode(segA, OUTPUT);

pinMode(segB, OUTPUT);

13
pinMode(segC, OUTPUT);

pinMode(segD, OUTPUT);

pinMode(segE, OUTPUT);

pinMode(segF, OUTPUT);

pinMode(segG, OUTPUT);

pinMode(segDP, OUTPUT);

pinMode(led1, OUTPUT);

pinMode(led2, OUTPUT);

pinMode(led3, OUTPUT);

void loop() {

digitalWrite(led1, HIGH);

for (int h = 20; h > 0; --h) {

Display(h - 1);

delay(500);

digitalWrite(led1, LOW);

digitalWrite(led2, HIGH);

delay(1000);

digitalWrite(led2, LOW);

digitalWrite(led3, HIGH);

for (int i = 10; i > 0; --i) {

Dispa(i - 1);

delay(500);

14
}

digitalWrite(led3, LOW);

digitalWrite(led2, HIGH);

delay(1000);

digitalWrite(led2, LOW);

void Display(int number) {

byte segs = segments[number];

digitalWrite(segA, bitRead(segs, 0));

digitalWrite(segB, bitRead(segs, 1));

digitalWrite(segC, bitRead(segs, 2));

digitalWrite(segD, bitRead(segs, 3));

digitalWrite(segE, bitRead(segs, 4));

digitalWrite(segF, bitRead(segs, 5));

digitalWrite(segG, bitRead(segs, 6));

digitalWrite(segDP, bitRead(segs, 7));

void Dispa(int number) {

byte segs = segment[number];

digitalWrite(segA, bitRead(segs, 0));

digitalWrite(segB, bitRead(segs, 1));

digitalWrite(segC, bitRead(segs, 2));

digitalWrite(segD, bitRead(segs, 3));

digitalWrite(segE, bitRead(segs, 4));

15
digitalWrite(segF, bitRead(segs, 5));

digitalWrite(segG, bitRead(segs, 6));

digitalWrite(segDP, bitRead(segs, 7));

7. Hasil Program
Hasil program yang didapat mampu mengatur lampu lalu lintas sesuai
dengan kondisi saklar yang telah ditentukan. Sehingga program ini mampu
menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.

8. Analisa Hasil Program


Analisa hasil program diperoleh ketika program telah selesai dibuat.
Kemudian program tersebut dibandingkan dengan logika yang digunakan pada
pengaturan lampu lalu lintas secara konvensional.

9. Pembuatan Prototype
Pembuatan prototype ini akan mengkombinasikan rangkaian yang telah
dibuat dengan miniatur keadaan nyata di pertigaan jalan. Agar prototype
terlihat seperti keadaan yang sesungguhnya.

10. Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan data-data yang telah diperoleh selama percobaan serta analisa
terhadap hasil Prototype Smart Traffic Light, maka ditarik sebuah kesimpulan
sebagai jawaban atas permasalahan yang diajukan pada tugas akhir ini. Setelah
itu akan diberikan saran untuk percobaan selanjutnya yang akan
mengembangkan prototype ini.

Flowchart Program

16
Gambar 2. Flowchart program
1. Inisialisasi sistem
Inisialisasi sistem yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengukur
dan menentukan panjang jalan sebagai sampel.

2. Cek kepadatan persimpangan


Setelah menginisialisasi sistem, mengecek kepadatan simpangan dengan
membandingkan antara jumlah kendaraan dengan panjang jalan yang dijadikan

17
sampel. Aturan dari kepadatan persimpangan ini seperti pada penjelasan
sebelumnya.

3. Pembandingan 3 persimpangan
Pembandingan 3 persimpangan ini bertujuan untuk menentukan waktu
lamanya lampu hijau menyala pada setiap simpangan. Simpangan yang
kepadatannya tinggi tentu berbeda waktu lamanya lampu hijau menyala dengan
simpangan yang kepadatannya rendah. Perbandingan ini selain menentukan
lamanya lampu hijau menyala, juga menentukan lamanya lampu merah
menyala namun pada persimpangan lainnya.

4. Pengaturan waktu traffic light


Set waktu traffic light proses mendapatkan hasil dari pembandingan 3
persimpangan. Waktu maksimal lampu hijau pada masing-masing
persimpangan jalan tentu berbeda tergantung panjang jalan dan kecepatan rata-
rata kendaraan.

5. Jalankan traffic light


Menjalankan hasil berupa tampilan pada LED (Light Emitting Diode) yang
telah dirangkai menyerupai lampu lalu lintas, yang mana lampu lalu lintas
tersebut telah diprogram menurut hasil dari proses sebelumnya.

18
XI. Daftar Pustaka
1. Thakara, Vishakha S., dkk. 2013. Design of Smart Traffic Light Controller
Using Embedded System. Gokhale Education Societies College Of

Engineering : India.
2. Windarto dan Muhammad Haekal, 2012. Aplikasi Pengatur Lampu Lalu
Lintas Berbasis Arduino Mega 2560 Menggunakan Light Dependent

Resistor. Universitas Budi Luhur : Jakarta Selatan.


3. Simanjuntak, Novan Parmonangan, 2012. Aplikasi Fuzzy Logic Controller
pada Pengontrolan Lampu Lalu Lintas. Institut Teknologi Bandung :

Bandung.
4. Aburizal, 2012. Sistem Lalu Lintas Cerdas dan Adaptif.
http://www.gruprobot.com/ui-rancang-sistem-lalu-lintas-
cerdasdanadaptif.html (diunduh pada tanggal 11 November 2014 pukul :
16.17 WIB).
5. Yudanto, Adhitya Yoga, dkk, 2013. Optimalisasi Lampu Lalu Lintas dengan
Fuzzy Logic. Universitas Multimedia Nusantara : Tangerang.

19

Anda mungkin juga menyukai