Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DENGAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

Disusun Oleh :
Kelompok 11
1. Ustadah Mustaqim
2. Martha Pangestu Adi Tiara
3. Mafudhotin O.
4. Ika Fitria Ningsih
5. Niken Larasati
6. Wahyu Retno Gumelar

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2017
DI RUANG SOFA ANAK RS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TELAH DI LAKSANAKAN PADA:
HARI : KAMIS
TANGGAL : 02 November 2017

MENGETAHUI,

PEMBIMBING CI PEMBIMBING AKADEMIK

(Titik Nuryati Amd. Kep) (Lilis Maghfuroh, S.Kep., Ns., M.Kes)


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Sub Pokok : Pencegahan Infeksi
Peserta : Keluarga Pasien Ruang Shofa Anak
Waktu : 30 menit
Mulai jam : 10.00-10.35
Tempat : Ruang Shofa Anak RS Muhammadiyah Lamongan

A. Latar Belakang
Kesehatan yang baik tergantung pada lingkungan yang aman. Praktisi atau
teknisi yang memantau untuk mencegah penularan infeksi membantu melindungi
klien dan pekerja keperawatan kesehatan dari penyakit. Klien dalam lingkungan
keperawatan beresiko terkena infeksi karena daya tahan yang menurun terhadap
mikroorganisme infeksius, meningkatnya pajanan terhadap jumlah dan jenis penyakit
yang disebabkan oleh mikroorganisme dan prosedur invasif dalam fasilitas perawatan
akut atau ambulatory, klien dapat terpajan pada mikroorganisme baru atau
berbeda,yang beberapa dari mikroorganisme tersebut daaapat saja resisten terhadap
banyak antibiotik. Dengan cara mempraktikan teknik pencegahan dan penembalian
infeksi dapat menghindarkan penyebaran mikroorganisme terhadap klien.
B. Tujuan Umum:
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan audiens mengetahui dan dapat
menerapkan pentingnya pencegahan dan pengendalian infeksi
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan audien dapat :
1. Dapat mengetahui dan menjelaskan tentang pengertian dari pencegahan dan
pengendalian infeksi.
2. Dapat mengetahui dan menjelaskan tujuan dari pencegahan dan pengendalian
infeksi
3. Dapat mengetahui dan menjelaskan apa saja macam-macam dari pencegahan
dan pengendalian infeksi

D. Sasaran
Keluarga Pasien Ruang Shofa Anak RS Muhammadiyah Lamongan
E. Pokok Bahasa
1. Pengertian Pencegahan Infeksi
2. Tujuan Pencegahan Infeksi
3. Macam-Macam Pencegahan Infeksi
F. Pengorganisasian
1. Pemateri : Ustadah Mustaqim
2. Moderator: Mafudhotin O.
3. Fasilitator : Ika Fitria N.
4. Observer : Martha Pangestu A.T
Wahyu Retno G.
5. Notulen : Niken Larasai
G. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
H. Media
1. Leaflet
2. Flipchat
I. Seting Tempat

Keterangan :
- Audiens - Observer
- Pemateri - Flipchat
- Moderator
- Fasilitator
- Notulen
J. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Respon peserta Alokasi waktu
Persiapan
a. Mempersiapkan tempat
b. Mempersiapkan peserta
c. Mempersiapkan alat dan dan - -

keperluan penyuluhan (leaflet,


lembar balik dan laptop)
Pembukaan
a. Membuka/memulai kegiatan - Menjawab salam 5 menit
dengan mengucapkan salam - Menjawab pertanyaan
b. Memperkenalkan diri yang diajukan pemateri
c. Menyebutkan materi penyuluhan
d. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
e. Melakukan kontrak waktu dengan
peserta
Pelaksanaan kegiatan Penyuluhan
1. Menjelaskan tentang pengertian - Memperhatikan 10 menit
pencegahan infeksi penjelasan yang
2. Menjelaskan tentang tujuan
disampaikan pemateri
pencegahan infeksi
3. Menjelaskan tentang macam-
- Menjawab pertanyaan

macam pencegahan infeksi - Mendengarkan


- Memberi umpan balik
dalam memahami
penjelasan tentang
Tanya Jawab / Evaluasi
- Memberikan kesempatan pada Mengajukan pertanyaan 10 menit
peserta untuk bertanya mengenai seputar Imunisasi
materi yang disampaikan
- Menanyakan kembali kepada
peserta apa yang telah di sampaikan
Penutup 5 menit
a. Mengucapkan terima kasih atas - Menjawab salam
kesediaan peserta mengikuti - Memperhatikan
kegiatan penyuluhan
b. Kontrak waktu untuk pertemuan
selanjutnya
c. Mengucapkan salam penutup.

K. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
- Kesiapan tempat penyuluhan
- Kesiapan alat dan materi penyuluhan
- Kesiapan peserta penyuluhan
- Pengorganisasian penyuluhan dilakukan sebelumnya
b. Evaluasi Proses
- Antusiasme peserta penyuluhan
- Masing-masing anggota tim bekerja sesuai tugasnya
- Kejelasan materi yang disampaikan
- Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Evaluasi Hasil
- Pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan
- Peserta mampu mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang materi penyuluhan
SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : TITIK NURYATI Amd. Kep.
Jabatan : KEPALA RUANGAN SOFA ANAK RS MUHAMMADIYAH
LAMONGAN
Menerangkan bahwa nama berikut :
Nama : Kelompok 11
Mahasiswa : PROGRAM PROFESI NERS STIKES MUHAMMADIYAH
LAMONGAN
Telah melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa memberikan penyuluhan/
ceramah pada masyarakat di Rumah Sakit pada:
Hari/ tanggal : KAMIS, 02 NOVEMBER 2017
Tempat : RUANG SOFA ANAK RS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Topik : PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

LAMONGAN KAMIS, 02 NOVEMBER 2017

KEPALA RUANGAN

TITIK NURYATI Amd. Kep.


MATERI PENYULUHAN

1.1 Pengertian Pencegahan Infeksi


Pencegahan Infeksi adalah suatu upaya yang bertujuan untuk mencegah penularan
penyakit menular di semua tempat pelayanan kesehatan (Minnesota Department of
Health, 2014)

1.2 Tujuan Pencegahan Infeksi


Mengidentifikasi dan mengurangi resiko penularan atau transmisi infeksi diantara
pasien, keluarga pasien, petugas kesehatan dan pengunjung.

1.3 Macam Macam Pencegahan Infeksi


1. Cuci Tangan
a. Pengertian Cuci Tangan
1) Kebersihan tangan adalah salah satu cara untuk mengurangi infeksi yang berkaitan
dengan perawatan kesehatan (Huis A, 2012).
2) 2. Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan 2 dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya dengan
tujuan untuk menjadi bersih (Jeong, 2010).
3) Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan membersihkan tangan
dan jari jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi bersih dan memutuskan
mata rantai kuman (Rose, 2012)
b. Tujuan Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk menghindari
masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan dengan tujuan:
1) Supaya tangan bersih
2) Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme
3) Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh
4) Mencegah infeksi silang/infeksi nosokomial di RS
c. Waktu Mencuci Tangan
Lima waktu penting cuci tangan cuci tangan pakai sabun:
1) Sebelum menyentuh pasien
2) Sebelum melakukan prosedur/tindakan
3) Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
4) Setelah menyentuh atau kontak dengan pasien
5) Setelah kontak dengan lingkungan pasien
d. Peralatan Cuci Tangan
1) Air mengalir / air bersih
2) Sabun cair / batangan
3) Lap / tisu kering
e. Langkah Cuci Tangan
Basahi sampai bersih dan rata tangan kita dengan air bersih yang mengalir, Sabun
telapak tangan kita sampai berbusa secukupnya dengan sabun batang / cair yang dapat
membunuh kuman. Langkah-langkahnya :
1) Gosok telapak dengan telapak
2) Gosok Telapak kanan diatas punggung tangan kiri dan telapak kiri diatas punggung
tangan kanan, sebaliknya.
3) Gosok telapak dengan telapak dan jari saling terkait
4) Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci
5) Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri, dan sebaliknya
6) Jari kiri menguncup, gosok memutar, ke kanan dan ke kiri pada telapak kanan, dan
sebaliknya.
Durasi cuci tangan dengan handrub 20-30 detik
Durasi cuci tangan dengan air mengalir dan sabun 40-60 detik

2. Pemakaian Masker
a. Pengertian Pemakaian Masker
Masker merupakan salah satu alat utama untuk mencegah penyebaran penyakit
yang ditularkan melalui udara dan liur seperti influenza, tuberculosis dan sebagainya.
b. Cara Penggunaan Masker
Perlu diingat bahwa masker hanya boleh dipergunakan sekali pakai dan harus
menggantinya dengan yang baru ketika sudah mulai kotor atau berdebu. Berikut
langkah-langkah penggunaan masker biasa/bedah yang benar :
1) Ambil sebuah masker dan pastikan tidak ada noda kotoran atau lubang/sobekan
pada setiap sisi masker.
2) Tentukan sisi atas masker yang ditandai dengan adanya kawat hidung (nose piece)
dan tempatkan pada bagian atas.
3) Tentukan yang mana sisi luar dan sisi dalam masker, sisi luar biasanya ditandai
dengan bagian yang berwarna dan memiliki permukaan yang lebih kasar serta arah
lipatan menghadap ke bawah, sedangkan sisi dalam biasanya berwarna putih dan
memiliki permukaan yang lebih halus.
4) Ikuti instruksi di bawah ini untuk berbagai tipe masker yang digunakan:
Masker dengan karet telinga: gantung masker dengan melingkarkan karet pada
setiap telinga.

Masker dengan tali pengikat: Letakkan sisi atas masker pada batas atas hidung dan
ikatkan tali bagian atas pada belakang atas kepala Anda.

5) Tempelkan dan bentuk kawat hidung (nose piece) mengikuti lekuk hidung Anda.
6) Jika menggunakan masker dengan tali pengikat, ikatkan tali bagian bawah pada
belakang leher.
7) Tarik bagian bawah masker sampai menutupi seluruh mulut dan dagu Anda.
8) Perhatian kawat masker posisi diatas dan lipatan dibawah
3. Etika Batuk
a. Penegertian Etika Batuk
Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup
hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju. jadi bakteri tidak menyebar ke udara
dan tidak menular ke orang lain.
b. Tujuan Etika Batuk
Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas (Droplets)
dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplets tersebut dapat
mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke orang lain disekitarnya
melalui udara pernafasan. Penularan penyakit melalui media udara pernafasan disebut
air borne disease.

c. Cara Etika Batuk yang Baik dan Benar


4. Pengelolaan Limbah
a. Pengertian Limbah
Limbah dibagi menjadi dua yaitu limbah medis dan non medis. Limbah medis
adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinari, farmasi atau
sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahan-
bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan
pengamanan tertentu (Depkes, 2009).
Limbah non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan
(berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan;
sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan lain-lain)
(Arifin, 2009).
b. Jenis Jenis Limbah
1) Limbah Medis:
a) Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti
jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau
bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan
cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau
radioaktif.

b) Limbah infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut:
Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit
menular (perawatan intensif), Limbah laboratorium yang berkaitan dengan
pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit
menular.
c) Limbah jaringan tubuh
Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan
tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.
d) Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau
tindakan terapi sitotoksik. Limbah yang terdapat limbah sitotoksik didalamnya
harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas 1000oc
e) Limbah farmasi
Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat
yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh
masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan
dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.

f) Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
g) Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop
yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat
berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan
bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas. Limbah cair yang dihasilkan
rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
h) Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit
dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang
terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis.
2) Limbah Non Medis
Sampah padat non medis adalah semua sampah padat diluar sampah padat
medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan, seperti berikut (Anies, 2006: 43):
a) Kantor/administrasi
b) Unit perlengkapan
c) Ruang tunggu
d) Ruang inap
e) Unit gizi atau dapur
f) Halaman parkir dan taman
g) Unit pelayanan
3) Pengelolaan Limbah
Teknologi Pengolahan Limbah Medis
Konsep pengelolaan lingkungan yang memandang pengelolaan lingkungan
sebagai sebuah sistem dengan berbagai proses manajemen didalamnya yang
dikenal sebagai Sistem Manajemen Lingkungan (Environment Management
System), melalui pendekatan ini, pengelolaan lingkungan tidak hanya meliputi
bagaimana cara mengolah limbah sebagai by product (output), tetapi juga
mengembangkan strategi-strategi manajemen dengan pendekatan sistematis untuk
meminimasi limbah dari sumbernya dan meningkatkan efisiensi pemakaian sumber
daya sehingga mampu mencegah pencemaran dan meningkatkan performa
lingkungan. Hal ini berarti menghemat biaya untuk remediasi pencemaran
lingkungan ( Adisasmito, 2008:1).
Ada beberapa konsep tentang pengelolaan lingkungan sebagai berikut (Adisamito,
2009) :
a) Reduksi limbah pada sumbernya (source reduction)
b) Minimisasi limbah
c) Produksi bersih dan teknologi bersih
d) Pengelolaan kualitas lingkungan menyeluruh (Total Quality Environmental
Management/TQEM)
e) Continous Quality Improvement (CQI)

Pengelolaan limbah medis secara konvensional meliputi hal-hal sebagai


berikut: pemilahan pada sumber, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan,
pemilahan, pemotongan, pengolahan dan pembuangan akhir.
a) Pemilahan dan pengurangan pada sumber
Limbah dipilah-pilah dengan mempertimbangkan hal-hal yaitu kelancaran
penanganan dan penampungan, pengurangan jumlah limbah yang memerlukan
perlakuan khusus, dengan pemisahan limbah B3 dan non B3, diusahakan sedapat
mungkin menggunakan bahan kimia non B3, pengemasan dan pemberian label yang
jelas dari berbagai jenis limbah untuk mengurangi biaya, tenaga kerja, dan
pembuangan, pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat
penghasil limbah akan mengurangi kemungkinan kesalahan petugas dan penanganan
(Adisasmito, 2009).
b) Pengumpulan (Penampungan)
Sarana penampungan harus memadai, diletakkan pada tempat yang pas, aman,
dan higienis. Pemadatan merupakan cara yang paling efisien dalam penyimpanan
limbah yang bisa dibuang dan ditimbun. Namun tidak boleh dilakukan untuk limbah
infeksius dan benda tajam (Adisasmito, 2009).
c) Pemisahan limbah
Untuk memudahkan pengenalan jenis limbah adalah dengan cara
menggunakan kantong berkode (umumnya dengan kode berwarna). Kode berwarna
yaitu kantong warna hitam untuk limbah domestik atau limbah rumah tangga biasa,
kantong kuning untuk semua jenis limbah yang akan dibakar (limbah infeksius),
kuning dengan strip hitam untuk jenis limbah yang sebaiknya dibakar tetapi bisa
juga dibuang ke sanitary landfill bila dilakukan pengumpulan terpisah dan
pengaturan pembuangan, biru muda atau transparan dengan strip biru tua untuk
limbah autoclaving (pengolahan sejenis) sebelum pembuangan akhir (Adisasmito,
2009).

Pengelolaan limbah medis secara konvensional meliputi hal-hal sebagai


berikut: pemilahan pada sumber, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan,
pemilahan, pemotongan, pengolahan dan pembuangan akhir.
a) Pemilahan dan pengurangan pada sumber
Limbah dipilah-pilah dengan mempertimbangkan hal-hal yaitu kelancaran
penanganan dan penampungan, pengurangan jumlah limbah yang memerlukan
perlakuan khusus, dengan pemisahan limbah B3 dan non B3, diusahakan sedapat
mungkin menggunakan bahan kimia non B3, pengemasan dan pemberian label yang
jelas dari berbagai jenis limbah untuk mengurangi biaya, tenaga kerja, dan
pembuangan, pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat
penghasil limbah akan mengurangi kemungkinan kesalahan petugas dan penanganan
(Adisasmito, 2009).
b) Pengumpulan (Penampungan)
Sarana penampungan harus memadai, diletakkan pada tempat yang pas, aman,
dan higienis. Pemadatan merupakan cara yang paling efisien dalam penyimpanan
limbah yang bisa dibuang dan ditimbun. Namun tidak boleh dilakukan untuk limbah
infeksius dan benda tajam (Adisasmito, 2009).
c) Pemisahan limbah
Untuk memudahkan pengenalan jenis limbah adalah dengan cara
menggunakan kantong berkode (umumnya dengan kode berwarna). Kode berwarna
yaitu kantong warna hitam untuk limbah domestik atau limbah rumah tangga biasa,
kantong kuning untuk semua jenis limbah yang akan dibakar (limbah infeksius),
kuning dengan strip hitam untuk jenis limbah yang sebaiknya dibakar tetapi bisa
juga dibuang ke sanitary landfill bila dilakukan pengumpulan terpisah dan
pengaturan pembuangan, biru muda atau transparan dengan strip biru tua untuk
limbah autoclaving (pengolahan sejenis) sebelum pembuangan akhir (Adisasmito,
2009).
Jenis Wadah dan label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya

NO Kategori Warna Lambang Keterangan


Kontainer
1 Radioaktif Merah Kantong boks
timbal dengan
simbol
radioaktif
2 Sangat Kuning Kantong
Infeksius plastik kuat,
anti bocor,
atau kontainer
yang dapat
disterilisasi
dengan
otoklaf

3 Limbah Kuning Kantong


infeksius, plastik kuat
patologi dan dan anti
anatomi bocor, atau
kontainer

4 Sitotoksis Ungu Kontainer


plastik kuat
dan anti bocor

5 Limbah Coklat Kantong


kimia dan - plastik atau
farmasi kontainer
5. Peraturan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
a. Waktu Berkunjung.
1) Jam berkunjung RSML adalah setiap hari pukul 10.00 s.d 13.00 dan 16.00 s.d
20.00.
2) RSML tidak menerima pengunjung diluar waktu berkunjung. Pengunjung
diluar jam besuk wajib melapor ke bagian keamanan (security) RSML
3) Anak-anak yang berusia dibawah 2 tahun tidak diperkenankan untuk
mengunjungi pasien, karena anak-anak rentan tertular penyakit.
b. Penunggu Pasien.
1) Penunggu pasien harus mempunyai dan menggunakan kartu tunggu pasien
yang diberikan oleh petugas saat mendaftar rawat inap.
2) Penunggu pasien wajib mengembalikan kartu penunggu apabila pasien pulang,
jika kartu hilang maka penunggu wajib menggantinya sebesar Rp. 100,000,-.
3) Pasien hanya boleh ditunggu oleh 2 (dua) orang saja kecuali bagi pasien pada
kamar isi 1 (satu), boleh ditunggu maksimal 3 (tiga) orang.
4) Pada saat waktu berkunjung ke ruang perawatan diluar jam besuk tidak
diperkenankan lebih dari 2 orang karena dapat mengganggu pasien lainnya.
5) Setiap pengunjung pasien diluar jam besuk wajib menukar identitas dengan
tanda pengenal di security dan harus dengan persetujuan pasien/keluarga
terdekat.
6) Setiap penunggu pasien wajib untuk turut memelihara kebersihan dan
ketertiban di lingkungan RSML.
c. Larangan Bagi Pasien Dan Keluarga Pasien :
1) Memberi tip dalam bentuk barang, uang atau apapun juga kepada petugas
RSML.
2) Melakukan perbuatan yang menggnaggu ketenangan, kenyamanan,
keselamatan/ hal-hal lain yang dapat merugikan orang lain.
3) Berbicara keras, tertawa terbahak-bahak dilingkungan RSML
4) Membawa barang berharga selama dirawat di RSML.
5) Merokok di lingkungan RSML
6) Pihak RSML tidak bertanggung jawab jika terjadi kehilangan atau kerusakan
barang bawaan kecuali barang pasien yang dititipkan ke bagian security
RSML.
DAFTAR PUSTAKA

Anies, 2006. Manajemen Berbasis Lingkungan Solusi mencegah dan Menanggulangi


Penyakit Menular, Elex Media Komputendo, Jakarta
Arifin M. 2009. Sanitasi lingkungan. http://inspeksisanitasi. blogspot.com/sanitasi-
lingkungan.html. Diakses pada 13 Maret 2012
Depkes RI 2009 , Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Kesehatan Lainnya. Jakarta
Depkes RI, 2001. Peraturan Proses Pembungkusan Limbah Padat. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.
Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
Pruss.A, 2005, Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan, Cetakan I, Jakarta: Penerbit
EGC.
Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.
http://www.depkes.go.id
Silfa, AB. 2013. Pengelolaan Sampah Limbah Rumah Sakit dn Permasalahannya.
http://ansharcaniago.wordpress.com/2013/02/24/pengelolaan-sampahlimbah-rumah-
sakit-dan-permasalahannya/
Wiku Adisasmito, 2009, Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, Jakarta : Rajawali
Pers.
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN PENANGAN PENYAKIT TB
DI RUANG IPI RS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

NO NAMA TTD

Anda mungkin juga menyukai