Anda di halaman 1dari 32

2.

1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.
Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus,
kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin /
steroid dari poros hormonal thalamus hipothalamus hipofisis adrenal ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus
reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.

2.1.1.a GENITALIA INTERNA

Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi
konsepsi dikeluarkan.
Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.

Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam
vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat
(kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis
uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel
skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum
melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat
melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke
kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah
serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam,
peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.

Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di
intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke
dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium
yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh
hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior,
fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan
perkembangan wanita (gambar).

Ligamenta penyangga uterus


Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii,
ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina,
ligamentum rectouterina.

Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang
aorta abdominalis.

Salping / Tuba Falopii


Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14
cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa
dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan
fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap
bagiannya (gambar).

Pars isthmica (proksimal/isthmus)


Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer
gamet.

Pars ampularis (medial/ampula)


Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil
ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan
permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi menangkap ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.

Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).

Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan.
Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari
korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel
germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum),
sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh
korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui
perlekatan fimbriae. Fimbriae menangkap ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan
jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri
renalis.

2.1.1.b GENITALIA EKSTERNA

Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia
mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-
kelenjar pada dinding vagina.

Mons pubis / mons veneris


Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.

Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus
vena.
Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.
Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).

Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat
pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.

Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis
yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.
Homolog embriologik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf,
sangat sensitif.

Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari
sinus urogenital.
Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus
glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina
terdapat fossa navicularis.

Introitus / orificium vagina


Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu
selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit,
bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek
dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae).
Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah
melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total
lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.

Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial
dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi
dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina
memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis,
berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk
kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam
secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding
vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.

Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis
(m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda,
m.constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar
jalan lahir dan mencegah ruptur.

2.1.2 PANGGUL

Bentuk-Bentuk Panggul
Menurut Caldwell-Moloy, ada 4 bentuk pokok jenis panggul :

1. Panggul Ginekoid : yaitu bentuk panggul ideal, bulat dan merupakan jenis panggul tipikal
wanita
2. Panggul Android : yaitu bentuk PAP (Pintu Atas Panggul) seperti segitiga, merupakan jenis
panggul tipikal pria
3. Panggul Antropoid : yaitu bentuk PAP seperti elips, agak lonjong seperti telur
4. Panggul Platipeloid : yaitu bentuk PAP seperti kacang atau ginjal, picak, menyempit arah
muka belakang

PANGGUL WANITA (BIDANG -UKURANNYA)

21:16 Diposkan oleh Febri


A.Panggul terdiri atas
1. Bagian keras yang dibentuk oleh tulang
2. Bagian yang lunak dibentuk oleh otot otot dan ligamentum

B. Bagian Keras Panggul


Tulang panggul terdiri atas empat tulang :
1. 2 tulang pangkal paha (ossa coxae)
2. 1 tulang kelangkang (os sacrum)
3. 1 tulang tungging (os coccygis)

C. Tulang pangkal paha (ossa coxae) terdiri dari


a. Tulang usus (os ilium)
1. Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang dari
panggul.
2. Bagian atas merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut crista iliaca.
3. Ujung depan maupun belakang dari crista iliaca menonjol disebut spina iliaca anterior superior
dan spina iliaca posterior superior.
4. Sedikit dibawah spina iliaca anterior superior terdapat tonjolan tulang lagi ialah spina iliaca
anterior inferior, sedangkan sebelah bawah spina iliaca posterior superior terdapat spina iliaca
posterior inferior.
5. Dibawah spina iliaca posterior inferior terdapat tekik (lekuk) yang disebut incisura ischiadica
mayor.
6. Pada os ilium terdapat lajur ialah linea innominata (linea terminalis) yang menjadi batas antara
panggul besar dan panggul kecil.

b. Tulang duduk (os ischium)


1. Terdapat sebelah bawah dari tulang usus
2. Pinggir belakang berduri disebut Spina Ischiadica
3. Dibawah spina ischiadica terdapat incisura ischiadica minor. Pinggir bawah tulang duduk
sangat tebal, bagian inilah yang mendukung berat badan kalau kita duduk dan disebut tuber
ischiadicum.

c. Tulang kemaluan (os pubis)


1. Terdapat sebelah bawah dan depan dari tulang usus. Dengan tulang duduk, tulang ini
membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul yang disebut foramen obturatorium.
2. Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus disebut rasmus superior ossis
pubis.
3. Sedangkan yang berhubungan dengan tulang duduk disebut rasmus inferior ossis pubis.
4. Rasmus inferior kiri dan kanan membentuk arcus pubis.

D. Tulang kelangkang (os sacrum)


1. Berbentuk segitiga
2. Melebar diatas dan meruncing kebawah
3. Terletak sebelah belakang antara kedua pangkal paha
4. Terdiri dari 5 ruas tulang bersenyawa
5. Permukaan depannya cekung dari atas kebawah maupun dari samping ke samping
6. Kiri dan kanan dari garis tengah nampak lima buah lobang disebut foramina sacralia anteriora.
7. Lubang ini dilalui urat urat syaraf yang akan membentuk flexus dan pembuluh darah kecil
8. Flexus sacralis ini melayani tungkai, oleh karena itu kadang-kadang penderita merasa nyeri
atau kejang di kaki, kalau flexus sacralis ini tertekan pada waktu kepala turun ke dalam rongga
panggul.
9. Permukaan belakang tulang kelangkang gembung dan kasar. Di garis tengahnya terdapat
deretan duri disebut crista sacralis
10. Ke atas tulang kelangkang berhubungan dengan ruas ke 5 tulang pinggang
11. Bagian atas dari sacrum yang mengadakan perhubungan ini menonjol ke depan disebut
promontorium.

E. Tulang tungging (os coxigis)


1. Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu
2. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu
bawah panggul bertambah besar

F. Ruang Panggul (Pelvis Cavity)


(1) Pelvis major (false pelvis)
(2) Pelvis minor (true pelvis)
Pevis major terletak di atas linea terminalis yang di bawah disebut pelvis minor.

G. Pintu Panggul
(1) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea inominata dan
pinggir atas symphisis.
(2) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet
(3) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet
(4) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet.

H. Inklinasi panggul / miring panggul


yaitu sudut antara pintu atas panggul dengan bidang sejajar tanah, pada wanita yang berdiri sudut
ini 55 derajad.

I. Menentukan ukuran panggul


Ukuran panggul dapat ditentukan secara:
1. Klinik (pelvimetri klinik)
2. Rontgen pelvimetri

1. Pelvimetri Klinik
Pintu atas panggul
Ukuran terpenting dari pintu atas panggul adalah konjugata vera yang dapat diukur secara tidak
langsung yaitu dengan mengukur konjugata diagonalis dengan pemeriksaan dalam:
1,5 2 cm (CV = CD 1,5)

Pada panggul yang normal promontorium tidak dapat diraba dengan pemeriksaan dalam karena
konjugata diagonalis cukup panjang. Sedangkan pada panggul yang sempit promotorium dapat
diraba.

Pintu atas panggul dianggap normal bila:


a. CD > 11,5 cm
b. Multigravida dengan riwayat obstetric yang baik
c. Pada primigravida setelah kehamilan 36 minggu, kepala sudah masuk pintu atas panggul

Ukuran terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul


1. Pemeriksaan luar: Leopold IV divergen
2. Pemeriksaan dalam:
Jarak bidang pintu atas panggul sampai spina iskhiadika adalah 5 cm, jarak bidang biparietal
adalah 3-4 cm. Maka jika bagian terendah kepala sudah mencapai spina iskhiadika atau lebih
rendah, berarti ukuran terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul.

J. Ukuran ukuran panggul


Ukuran-ukuran luar tak dapat dipergunakan untuk penilaian,apakah persalinan dapat berlangsung
secara biasa atau tidak. Walaupun begitu ukuran-ukuran luar dapat memberikan petunjuk pada
kita akan kemungkinan panggul sempit.

Ukuran luar yang terpenting ialah:


1. Distantia spinarum :
Jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (Ind. 23, Er. 26), kurang lebih 24 26
cm
2. Distantia cristarum :
Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kira (Ind. 26, Er. 29), kurang lebih 28 30 cm.
3. Conjugata externa (Baudeloque) :
Jarak antara pinggir atas symphysis dan ujung prosessus spinosus ruas tulang lumbal ke-V (Ind.
18, Er. 20), 18 cm.
4. Ukuran lingkar panggul :
Dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan trochanter
major sepihak dan kembali melalui tempat tempat yang sama di pihak yang lain (Ind. 80, Er.
90), kurang lebih 10,5 cm.

Ukuran dalam panggul :


Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium, linea
inniminata, dan pinggir atas simfisis pubis
1. konjugata vera : dengan periksa dalam diperoleh konjugata diagonalis 10,5-11 cm
2. konjugata transversa 12-13 cm
3. konjugata obliqua 13 cm
4. konjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke promontorium

K. Jenis Panggul
Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4 bentuk pokok jenis panggul :
(1) Ginekoid : paling ideal, panggul perempuan, diameter anteroposterior sama dengan diameter
transversa bulat : 45%
(2) Android : panggul pria, PAP segitiga, diameter transversa dekat dengan sacrum. segitiga :
15%
(3) Antropoid : agak lonjong seperti telur, diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter
transversa.
(4) Platipeloid : picak, diameter transversa lebih besar daripada diameter anteroposterior,
menyempit arah muka belakang : 5%

L. Perbedaan bentuk panggul pria dan wanita


1. Pada wanita, dinding pelvis spurium dangkal, SIAS menghadap ke ventral. Pada pria, dinding
pelvis spurium tajam / curam, SIAS menghadap ke medial.
2. Pada wanita, apertura pelvis superior berbentuk oval. Pada pria, apertura pelvis superior
berbentuk heart-shaped, lengkung, dengan promontorium os sacrum menonjol ke anterior.
3. Pada wanita, pelvis verum merupakan segmen pendek suatu kerucut panjang. Pada pria, pelvis
verum merupakan segmen panjang suatu kerucut pendek.
4. Pada wanita, ukuran-ukuran diameter rongga panggul lebih besar (perbedaan sampai sebesar
0.5-1.5 cm) dibandingkan ukuran-ukuran diameter rongga panggul pria.
5. Pada wanita, apertura pelvis inferior berbentuk bundar, diameter lebih besar. Pada pria,
apertura pelvis inferior berbentuk lonjong dan kecil.
6. Pada wanita, angulus subpubicus adalah sudut lebar / besar. Pada pria, angulus subpubicus
merupakan sudut tajam / kecil.

M. Sumbu Panggul
Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang
melengkung ke depan (sumbu Carus)

Bidang-bidang :
(1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan
promontorium
(2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
(3) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
(4) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis

N. Bagian Lunak Panggul


Terdiri atas otot, ligamentum dan fascia, yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan
menutupi panggul sebelah bawah (dasar panggul)
1. Lapisan luar.
M.sfingter ani ekternus, yang mengelilingi anus.
M. Bulbokavernosus, yang mengelilingi vulva.
M. Transversus parinea suferfisialis.
2. Lapisan tengah
M. Transversus parinea profundus.
M. Stingfer uretra.
3. Lapisan dalam (diafragma pelvis)
M. Pubokoksigeus.
M. Iliokoksigeus.
M. Koksigeus.

2.1.3 SIKLUS HORMONAL

Seorang wanita untuk tumbuh dan berkembangnya alat reproduksi sangat dipengaruhi oleh
hormon-hormon yang dihasilkan oleh glandula hypophyse dan ovarium.

Glandula Hypophyse
Hypophyse anterior menghasilkan 3 hormon yaitu:

1. FSH (Folikel Stimulating Hormon)


2. LH (Luteizening Hormon)
3. Prolactin (LTH=Luteo Tropic Hormon)

FSH (Folikel Stimulating Hormon)

FSH mulai ditemukan pada gadis usia 11 tahun dan jumlahnya terus bertambah sampai dewasa.
FSH dalam jumlah besar ditemukan pada urine wanita menopause. FSH dibentuk oleh sel B
(basophil) dari lobus anterior hypophyse. Pembentukan FSH akan berkurang pada pembentukan
atau pemberian hormon estrogen dalam jumlah cukup maupun saat kehamilan. FSH dapat
mempengaruhi folikel promodial yang berkembang dalam ovarium menjadi folikel de graaf yang
dapat menimbulkan proliferasi pada endometrium.

LH (Luteinizing Hormon)

LH banyak ditemukan pada wanita menopause. LH bekerjasama dengan FSH menyebabkan


terjadinya sekresi estrogen dari folikel de graaf, penimbunan subtansi dari progesteron dalam sel
granulosa. Apabila estrogen dibentuk dalam jumlah besar, maka akan menyebabkan
pengurangan FSH. Sedangkan produksi LH bertambah, sehingga akan tercapai suatu rasio
produksi FSH dan LH yang dapat merangsang terjadinya ovulasi. LH juga mempengaruhi korpus
luteum serta memproduksi estrogen dan progesteron yang menyebabkan kelenjar-kelenjar
berleku-leku dan bersekresi.

Prolactin (LTH=Luteo Tropic Hormon)

Prolaktin hormon ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi. Prolaktin hormon
terbanyak pada urin wanita hamil, laktasi dan post menopause. Prolaktin dibentuk oleh sel alpha
(achidophil) dari lobus anterior hyphopyse. Fungsi hormon prolaktin adalah memulai dan
mempertahankan produksi progesteron dari korpus luteum, mempengaruhi proses metabolisme,
dan merangsang pengeluaran air susu. Prolaktin diatur dan dirangsang oleh pusat hipotalamus
yang menghasilkan gonadotropin releasing faktor dan Prolactin Inhibitory Hormon (PIH) yang
menghambat produksi prolaktin.

Hormon-Hormon Ovarium
Hormon-hormon ovarium terdiri dari:

1. Esterogen
2. Progesteron
3. Relaxin

Esterogen

Esterogen menimbulkan proliferasi dari endometrium, juga menyebabkan timbulnya tanda


kelamin sekunder dan menambah kontraktilitas uterus. Hormon esterogen berfungsi mengatur
haid, pengobatan menopause, memulai persalinan (kasus KJDK, serotinus), mempengaruhi
produksi dari sekresi epitel vagina dan mendorong pertumbuhan dari basil doderlein (keasaman
vagina).

Progesteron

Progesteron dibentuk oleh korpus luteum, setelah terjadi ovulasi dan plasenta. Kadar
pregnandiol (metabolit dari progesteron dalam urin) paling tinggi dijumpai pada hari ke 20 dan
ke 21 setelah menstruasi dan berkurang 2 hari sebelum menstruasi. Hormon progesteron
berpengaruh pada uterus dan mammae.
Pengaruh progesteron pada uterus adalah sebagai berikut:

1. Endometrium akan bereaksi, kelenjar semakin panjang dan berkelok-kelok, sehingga


endometrium menjadi tebal dan lembut sehingga memudahkan nidasi.
2. Pengaruh terhadap dinding uterus: mengurangi kontraksi dinding uterus dan mengurangi
pengaruh oksitosin.

Pengaruh terhadap mammae adalah menyebabkan pertumbuhan dari acini dan lobulis glandula
mammae, seperti yang dijumpai pada fase post ovulatoir dan selama kehamilan.
Relaxin

Hormon relaksin maksimum jumlahnya pada usia kehamilan 38-42 minggu. Hormon relaksin
mempengaruhi pengenduran panggul, kelembutan serviks dan mendorong uterus untuk
berkontraksi.

Kata Kunci
siklus hormonal, bagian-bagian ovarium, progesteron, hormonal, mammae, BAGIAN BAGIAN
OVARIUM, bagian ovarium, hypophyse, pil kb progesteron, siklus hormonal wanita, estrogen,
relaksin, glandula hypophyse, silkus hormonal, panggul dan siklus hormonal, siklus hormonal
pada masa kehamilan, siklus hprmonal, pengertian glandula hypophyse , bagaimana produksi
prolaktin, hormon yang mempengaruhi saat kelahiran, hormon relaksin adalah, hormon pih,
hormon hypophise, hormon hormon yang mempengaruhim kebuntingan, fungsi hormon relaksin.

2.2. KONSEPSI

Konsepsi disebut juga dengan fertilisasi atau pembuahan. Pengertian konsepsi adalah peristiwa
bertemunya sel telur (ovum) dan sperma.

Peristiwa konsepsi terjadi di ampula tuba. Pada hari ke 11-14 terjadi ovulasi dari siklus
menstruasi normal. Ovulasi adalah peristiwa matangnya sel telur sehingga siap untuk dibuahi.

Pada saat coitus, 3-5 cc semen yang ditumpahkan ke dalam forniks posterior, dengan jumlah
spermatozoon sekitar 200-500 juta. Gerakan sperma dari serviks terus melintasi uterus menuju
tuba falopi. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan
dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel
telur yang telah dibuahi oleh sperma akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh
menjadi bakal janin (embrio). Gerakan sperma di dalam rongga uterus dan tuba disebabkan oleh
kontraksi otot-otot pada organ tersebut.

Spermatozoa yang dapat melintasi zona pellusida dan masuk ke dalam vitellus pada saat
fertilisasi hanya satu. Pada keadaan normal, sel tubuh mempunyai 46 buah kromosom, masing-
masing ovum dan sperma memiliki 23 kromosom terdiri dari 22 kromosom tubuh (autosom) dan
1 kromosom seks. Kedua inti akan menyatu pada saat fertilisasi, sehingga ovum memiliki 46
kromosom, bersatunya sel sperma dan sel telur membentuk zigote.

Zigot akan mengalami pembelahan sekitar 30 jam pasca konsepsi. Proses pembelahan menjadi 2
sel disebut blastomer. Blastomer akan berjalan menuju uterus dan terus melakukan pembelahan
menjadi 4 sel, kemudian membelah lagi menjadi 8 sel dan akhirnya zigot menjadi 12-16
blastomer yang menyerupai buah murbai yang disebut morula. Perjalanan zigot hingga
memasuki kavum uteri memerlukan waktu sekitar 3 hari.

2.2.1.a Ovum
May 02, 2011 No Comments by lusa

Ovum atau sel telur adalah suatu sel terbesar dalam tubuh manusia. Ukuran ovum sekitar 0,2 mm
dan tertutup dalam folikel telur dari indung telur. Ovum dilingkari oleh zona pellusida dan
dilapisi oleh korona radiata.

Jumlah oogonium pada wanita berdasarkan umur adalah sebagai berikut:

Bayi baru lahir: 750.000


Umur 6-15 tahun: 439.000
Umur 16-25 tahun: 159.000
Umur 26-35 tahun: 59.000
Umur 35-45 tahun: 34.000
Masa menopause: semua hilang

Oogenesis
Pertumbuhan ovum (oogenesis) dimulai dengan oogonia, oosit primer (primary oocyte), primary
ovarian follicle, liquar folliculi, pematangan pertama ovum dan pematangan kedua ovum pada
sperma membuahi ovum.

Pada masa pubertas, oosit primer mengadakan pembelahan meiosis I menghasilkan satu sel oosit
sekunder yang besar dan satu sel badan kutub pertama (polar body primer) yang lebih kecil.
Perbedaan bentuk ini disebabkan sel oosit sekunder mengandung hampir semua sitoplasma dan
kuning telur, sedangkan sel badan kutub pertama hanya terdiri dari nucleus saja. Oosit sekunder
ini mempunyai kromosom setengah kromosom oosit primer yaitu 23 kromosom (haploid).

Pembelahan meiosis II, oosit sekunder membelah diri menghasilkan satu sel ootid yang besar
dan satu badan kutub kedua (polar body sekunder). Ootid yang besar tersebut mengandung
hampir semua kuning telur dan sitoplasma. Pada saat yang sama, badan kutub pertama
membelah diri menjadi dua kutub. Selanjutnya ootid tumbuh menjadi sel telur (ovum) yang
mempunyai 23 kromosom (haploid). Sedangkan ketiga badan kutub kecil hancur sehingga setiap
oosit primer hanya menghasilkan satu sel telur yang fungsional. Sel telur (ovum) yang besar itu
mengandung sumber persediaan makanan, ribosom, RNA, dan komponen komponen
sitoplasma lain yang berperan dalam perkembangan embrio. Sel telur yang matang diselubungi
oleh membrane corona radiate dan zona pellusida.

Oogenesis hanya berlangsung hingga seseorang usia 40 sampai 50 tahun. Setelah wanita tidak
mengalami menstruasi lagi (menopause) sel telur tidak diproduksi lagi.

Gambar. Oogenesis

2.2.1.b. Sperma
Spermat
Sebuah sel sperma yang sedang melakukan penetrasi terhadap
sebuah sel ovum untuk melakukan pembuahan.

Diagram dari Spermatozoa manusia


Spermatozoid atau sel sperma atau spermatozoa (berasal dari bahasa Yunani kuno: yang
berarti benih, dan yang berarti makhluk hidup) adalah sel dari sistem reproduksi laki-

laki. Sel sperma akan membuahi ovum untuk membentuk zigot. Zigot adalah sebuah sel dengan
kromosom lengkap yang akan berkembang menjadi embrio.

Sel sperma manusia adalah sel sistem reproduksi utama dari laki-laki. Sel sperma memiliki jenis
kelamin laki-laki atau perempuan. Sel sperma manusia terdiri atas kepala yang berukuran 5 m x
3 m dan ekor sepanjang 50 m. Sel sperma pertama kali diteliti oleh seorang murid dari
Antonie van Leeuwenhoek tahun 1677.

Sperma berbentuk seperti kecebong, dan terbagi menjadi 3 bagian yaitu: kepala, leher dan ekor.
Kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus). Bagian leher menghubungkan
kepala dengan bagian tengah. Sedangkan ekor berfungsi untuk bergerak maju, panjang ekor
sekitar 10 kali bagian kepala.

Urutan pertumbuhan sperma (spermatogenesis) adalah sebagai berikut: spermatogonium


(membelah 2), spermatosit pertama (membelah 2), spermatosit kedua (membelah 2), spermatid
dan tumbuh menjadi spermatozoa (sperma).

Pada pria dewasa normal, proses spermatogenesis terus berlangsung sepanjang hidup, walaupun
kualitas dan kuantitasnya makin menurun dengan bertambahnya usia.

2.2.2. a. Proses Pembuahan Atau Fertilisasi


Pembuahan adalah proses peleburan antara satu sel sperma dan satu sel ovum yang sudah
matang. Proses pembuahan ini terjadi di bagian saluran Fallopii yang paling lebar. Sebelum
terjadi poses pembuahan, terjadi beberapa proses sebagai berikut.
Ovum yang telah masuk akan keluar dari ovarium. Proses tersebut dinamakan ovulasi. Ovum
yang telah masak tersebutakan masuk ke saluran Fallopii. Jutaan sperma harus berjalan dari
vagina menuju uterus dan masuk ke saluran Fallopii. Dalam perjalanan itu, kebanyakan sperma
dihancurkan oleh mukus (lendir) asa di dalam uterus dan saluran Fallopii. Di antara beberapa sel
sperma yang bertahan hidup, hanya satu yang masuk menembus membran ovum. Setelah terjadi
pembuahan, membran ovum segera mengeras untuk mencegah sel sperma lain masuk.

Hasil pembuahan adalah zigot. Kemudian mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
berikut:

1. Zigot membelah menjadi 2 sel, 4 sel, dan seterusnya.


2. Dalam waktu bersamaan lapisan dinding dalam uterus menjadi tebal seperti spons, penuh
dengan pembuluh darah, dan siap menerima zigot.
3. Karena kontraksi oto dan gerak silia diding saluran Fallopii, zigot menuju ke uterus dan
menempel di dinding uterus untuk tumbuh dan berkembang.
4. Terbentuk plsenta dan tali pusat yang merupakan penghubung antara embrio dan jaringan
ibunya. Fungsi plasenta dan tali pusat adalah mengalirkan oksigen dan zat-zat makanan
dari ibu ke embrio, serta menglirkan sisa-sisa metabolisme dari embrio ke peredana darah
ibunya.
5. Embrio dikelilingi cairan amnion yang berfungsi melindungi embrio dari bahaya
benturan yang mungkin terjadi.
6. Embrio berusaha empat minggu sudah menunjukkan adanya pertumbuhan mata, tangan,
dan kaki.
7. Setelah berusia enam minggu, embrio sudah berukuran 1,5 cm. Otak, mata, telinga, dan
jantung sudah berkembang. Tangan dan kaki, serta jari-jarinya mulai terbentuk.
8. Setelah berusia delapan minggu, embrio sudah tampak sebagai manusia dengan organ-
organ tubuh lengkap. Kaki, tangan, serta jari-jariny telah berkembang. Mulai tahap ini
sampai lahir, embrio disebut fetus (janin).
9. Setelah mencapai usia kehamilan kira-kira sembilan bulan sepuluh hari, bayi siap
dilahirkan.

Jika ovum yang sudah masak tidak dibuahi oleh sperma, jaringan penyusun dinding rahim yang
telah menebal dan mengandung banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh/runtuh. Bersama-
sama dengan ovum yang tidak dibuahi, jaringan tersebut dikeluarkan dari tubuh lewat vagina
dalam proses yang disebut menstruasi (haid).

2.2.2.b. Nidasi atau Implantasi

Nidasi/implantasi merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam


endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai yang disebut trofoblas, yang mampu
menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan
endometrium dalam keadaan sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel
desidua.

Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell mass) akan masuk ke dalam
desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Pada saat nidasi
terkadang terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda Hartman). Nidasi terjadi pada
dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri.

Apabila nidasi telah terjadi, maka dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel yang lebih
kecil, terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entederm dan yolk salc. Sedangkan sel-sel
yang lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Sehingga terbentuk lempeng
embrional (embryonal-plate) diantara ruang amnion dengan yolk salc.

Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh sekitar mudigoh (embrio) akan melapisi bagian
dalam trofoblas, sehingga terbentuk sekat korionik (chorionic membrane) yang nantinya menjadi
korion. Sel-sel trofoblas terbagi menjadi 2 lapisan yaitu: sitotrofoblas (bagian dalam) dan
sinsitiotrofoblas (bagian luar).

Villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang disebut chorion
frondosum, sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan
sehingga menghilang disebut chorion leave. Dalam peringkat nidasi trofoblas dihasilkan hormon
human chorionic gonadotropin (HCG).

2.3 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI

2.3.1 PROSES PERKEMBANGAN EMBRIO


Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma
dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi akan menghasilkan
sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan
sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.

Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :


1.Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa
embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam
tubuh induk betina.
2. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan
zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage)

3 tahapan fase embrionik yaitu :


a.Morula
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus.
Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.
Morulasi yaitu proses terbentuknya morula

b.Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.
Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan
yang tidak beraturan.
Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel.
Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.

c.Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata
dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.
Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi,
berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.
Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm,
mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca,
Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.
Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan
endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata.
Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.

Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan
manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio
pada fase gastrula.
Contohnya :
a.Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen
(kulit), rambut dan alat indera.
b.Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi
(testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c.Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat
respirasi seperti pulmo.

Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu
organ tubuh pada makhluk hidup.
Contohnya :
a.Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam
pembentukan kelopak mata.

Pertumbuhan dan perkembangan manusia


Setelah peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio
akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 12 hari setelah proses fertilisasi.
Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau
human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan.
HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses
kehamilan jadi berlanjut.
Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh selaput-selaput
yaitu :
1.Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan
ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.
2.Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan
dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.
3.Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh
darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari
makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2.
4.Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat
munculnya pembuluhdarah yang pertama.

Tahapan perkembangan pada masa embrio


Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang berbentuk
pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6
cm.
Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan
(cartilago). Embrio berukuran 4 cm.
Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar.
Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai
berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras
dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG
(Ultra Sonographi).
Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan (posisi)
Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin
semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 3000 gram.
Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk
dilahirkan.

PROSES PERKEMBANGAN EMBRIO

Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma
dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi akan menghasilkan
sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan
sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.

Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :


1.Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa
embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam
tubuh induk betina.
Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan
zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage)

3 tahapan fase embrionik yaitu :


a.Morula
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus.
Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.
Morulasi yaitu proses terbentuknya morula

b.Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.
Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan
yang tidak beraturan.
Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel.
Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.

c.Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata
dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.
Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi,
berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.
Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm,
mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca,
Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.
Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan
endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata.
Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan
manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio
pada fase gastrula.
Contohnya :
a.Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen
(kulit), rambut dan alat indera.
b.Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi
(testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c.Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat
respirasi seperti pulmo.

Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu
organ tubuh pada makhluk hidup.
Contohnya :
a.Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam
pembentukan kelopak mata.

Pertumbuhan dan perkembangan manusia


Setelah peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio
akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 12 hari setelah proses fertilisasi.
Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau
human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan.
HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses
kehamilan jadi berlanjut.
Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh selaput-selaput
yaitu :
1.Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan
ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.
2.Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan
dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.
3.Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh
darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari
makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2.
4.Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat
munculnya pembuluhdarah yang pertama.

Tahapan perkembangan pada masa embrio


Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang berbentuk
pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6
cm.
Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan
(cartilago). Embrio berukuran 4 cm.
Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar.
Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai
berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras
dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG
(Ultra Sonographi).
Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan (posisi)
Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin
semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 3000 gram.
Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk
dilahirkan.

Amnion
Amnion membentuk dinding ruang amnion. Ruangan yang dilapisi oleh selaput janin (amnion
dan korion) berisi air ketuban (liquor amnii). Cairan amnion diproduksi oleh sel-sel dinding
amnion. Cairan amnion berwarna putih keruh, berbau amis, dan terasa manis. Reaksinya agak
alkalis sampai netral dengan berat jenis 1,008. Volume cairan amnion mencapai 1000-1500 cc
(99% air dan 1% glukosa, protein, garam mineral) pada akhir kehamilan. Cairan amnion terus
bersirkulasi dan 1/3 volumenya tiap jam mengalir, sehingga urin ibu hamil meningkat.

Pertumbuhan janin menyebabkan ruangan amnion semakin membesar, amnion dan korion
menjadi lisut, tali penghubung bersama dengan yolk sac membentuk tali pusat. Bila tidak ada
cairan amnion yang memadai selama hamil, janin akan mengalami hipoplasia paru bahkan
kematian.

Kandungan cairan amnion antara lain: prolaktin, Alpha-feto protein, lesitin-sphingomielin,


sitokin, Interleukin-1-beta, prostaglandin dan Platelet-activing factor (PAF).
Fungsi amnion antara lain:

1. Melindungi janin dari trauma atau benturan dengan benda di luar uterus
2. Sebagai pembersih/pelicin jalan lahir
3. Menahan tekanan uterus
4. Menstabilkan suhu tubuh janin agar tetap hangat
5. Memungkinkan janin bergerak bebas
6. Tempat perkembangan muskuloskeletal
7. Menjaga perkembangan dan pertumbuhan normal dari paru-paru dan traktus gastro
intestinal

Cairan amnion dapat diketahui dengan menggunakan kertas lakmus, secara makroskopis (berbau
amis, terdapat lanugo, verniks caseosa dan mekonium), secara mikroskopis (terdapat lanugo dan
rambut) dan secara laboratorium (kadar ureum rendah bila dibandingkan dengan air kemih).
STRUKTUR, FUNGSI,
SIRKULASI TALI PUSAT

1. Struktur Tali Pusat

Tali pusat merupakan penghubung janin dan plasenta, panjangnya kira-kira 50

cm, berwarna putih kuning dan tampak terpilih yang tidak sama tebalnya pada

semua tempat. Di dalam tali pusat terdapat tiga pembuluh darah yaitu satu vena

umbilikalis dan dua buah arteri umbilikalis.

Pembuluh-pembuluh darah biasanya lebih panjang daripada tali pusat,

sehingga berkelok-kelok dan menimbulkan tonjolan pada permukaan tali pusat dan

disebut simpul palsu.

Tali pusat diliputi oleh amnion, yang sangat erat melekat, selain berisi arteri

dan vena umbilikalis tali pusat berisi pula zat seperti agar-agar yang disebut selei

Wharton.

Seperti kita ketahui panjang rata-rata tali pusat adalah 50 cm. Hal ini cukup

untuk kelahiran bayi tanpa menarik plasenta. Tali pusat dianggap pendek jika

kurang dari 40 cm. tidak ada kesepakatan yang spesifik yang menggambarkan tali

pusat terlalu panjang, tapi ada kerugian dari tali pusat yang terlalu panjang adalah

dapat terjadi lilitan disekitar leher atau tubuh janin atau menjadi ikatan, bahkan

dapat menyebabkan oklusi pada pembuluh darah, khususnya pada saat persalinan.

Insersi tali pusat pada plasenta biasanya ditengah (insersio sentralis), di

pinggir plasenta (insersio marginalis) dan kadang-kadang pada plasenta, tetapi pada

selaput janin, disebut insertio velamentosa.


2. Fungsi Tali Pusat

Seperti yang dibahas pada struktur tali pusat bahwa tali pusat merupakan

penghubung janin dan plasenta, maka fungsi dan aktivitas yang ada di plasenta

yang dibutuhkan oleh janin untuk pertumbuhan, perkembangan, kelangsungan

hidup janin, disalurkan oleh tali pusat agar bisa digunakan oleh janin. Misalnya

transfer O2 dan nutrisi, begitupun sebaliknya, buangan dari janin dikirim kembali ke

plasenta. Jadi fungsi tali pusat yaitu sebagai media.

3. Sirkulasi Tali Pusat

Pembuluh darah tali pusat mengantar darah yang kaya akan nutrisi dari villi

korealis dalam plasenta menuju jantung janin dan sebagainya akan mengembalikan

darah yang tidak mengandung nutrisi menuju plasenta untuk kembali diperkaya

dengan nutrisi kembali (rep lenishment).

Pembuluh darah tali pusat terdiri dari :


- Satu pembuluh vena, dinding tipis dan lebar yang membawa kira-kira 85% darah

kaya oksigen dari plasenta menuju janin.

- Dua pembuluh arteri, dinding tebal dan sempit yang akan membawa darah yang

kurang mengandung oksigen dari janin menuju plasenta.

Arteri dan vena umbilikalis akan lebih menyempit hingga akhirnya menjadi

pembuluh kapiler pada plasenta dan akan beranastomose sehingga akan terjadi

batas sirkulasi selanjutnya terjadi aliran balik dari janin ke plasenta selanjutnya

kembali ke janin.

Struktur Plasenta

Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena sebagai alat pertukaran zat antara ibu dan
bayi atau sebaliknya. Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm
dan tebal 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada
kehamilan kurang dari 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.

Plasenta terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus uteri,
dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih
banyak tempat untuk berimplementasi. Plasenta berasal dari sebagian besar dari bagian janin,
yaitu villi koriales atau jonjot chorion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari
desidua basalis.

Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan fetal dan maternal. Permukaan fetal
adalah permukaan yang menghadap ke janin, warnanya keputih-putihan dan licin. Hal ini
disebabkan karena permukaan fetal tertutup oleh amnion, di bawah nampak pembuluh-pembuluh
darah. Permukaan maternal adalah permukaan yang menghadap dinding rahim, berwarna merah
dan terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu. Jumlah celah pada plasenta dibagi
menjadi 16-20 kotiledon.

Gambar 1. Permukaan plasenta

Penampang plasenta terbagi menjadi dua bagian yang terbentuk oleh jaringan anak dan jaringan
ibu. Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut membrana chorii, yang dibentuk oleh amnion,
pembuluh darah janin, korion dan villi. Bagian dari jaringan ibu disebut piring desidua atau
piring basal yang terdiri dari desidua compacta dan desidua spongiosa.

Gambar 2. Struktur plasenta

Pembentukan Plasenta

Perkembangan trofoblas berlangsung cepat pada hari ke 8-9, dari selapis sel tumbuh menjadi
berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas
(selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan. Stadium ini disebut stadium
berongga (lacunar stage).

Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan
endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut dialiri
masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya
sistem sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal.

Antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel
baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang
disebut mesoderm ekstraembrional. Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblas disebut
mesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic
plate).

Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm
ekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh lingkaran
blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri
darah ibu. Meski demikian, hanya sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang
berkembang lebih aktif dibandingkan daerah lainnya.

Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin
besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin
jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal
coelomic space) atau rongga korion (chorionic space).

Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan
invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut
jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran
darah ibu.

Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah
jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke
dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari inti
mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.

Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya, mesoderm
dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot
yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot
tersier/tertiary stem villi) .

Selom ekstraembrional/rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional
makin terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan
mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk). Mesoderm
connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang
menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.

Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring dengan
perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen sirkulasi utero-
plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan
sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi
satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan
korion.

Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan komponen
sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi
feto-maternal.

Fungsi Plasenta

Fungsi dari plasenta adalah:

1. Nutrisi: tempat pertukaran zat dan pengambilan bahan nutrisi untuk tumbuh kembang
janin
2. Respirasi: memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
3. Ekskresi: mengeluarkan sisa metabolisme janin
4. Endokrin: sebagai penghasil hormon-hormon kehamilan seperti HCG, HPL, esterogen,
progesteron
5. Imunologi: menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6. Farmakologi: menyalurkan obat-obatan yang diperlukan janin, diberikan melalui ibu
7. Proteksi: barier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat toksik

Tipe-Tipe Plasenta

Menurut bentuknya, plasenta terbagi menjadi:

1. Plasenta normal
2. Plasenta membranasea (tipis)
3. Plasenta suksenturiati (satu lobus terpisah)
4. Plasenta spuria
5. Plasenta bilobus (2 lobus)
6. Plasenta trilobus 3 lobus)

Menurut perlekatan pada dinding rahim, adalah sebagai berikut:

1. Plasenta adhesiva (lebih melekat)


2. Plasenta akreta (lebih melekat)
3. Plasenta inkreta (sampai ke otot polos)
4. Plasenta perkreta (sampai ke serosa)

Sirkulasi Darah Plasenta

Darah ibu yang berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries yang berada di desidua
basalis. Pada sistosel darah disemprotkan dengan tekanan 70-80 mmHg seperti air mancur ke
dalam ruang interviler sampai mencapai chorionic plate, pangkal kotiledon-kotiledon janin.
Darah tersebut membasahi semua villi koriales dan kembali perlahan-lahan dengan tekanan 80
mmHg menuju ke vena-vena di desidua.
Di tempat-tempat tertentu ada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk
menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat pula suatu rung
vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller diatas. Ruang ini
disebut sinus marginalis.

Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap menit pada
kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Seluruh ruang
interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih kurang 150-250 ml. Permukaan semua
villi koriales diperkirakan seluas lebih kurang 11 m2. Dengan demikian pertukaran zat-zat
makanan terjamin benar.

Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada


kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari villi tidak berubah, akan tetapi dari lapisan
sititrofoblas sel-sel berkurangdan hanya ditemukan sebagai kelompok sel-sel, stroma jonjot
menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya menjadi
lebih besar dan lebih mendekati lapisan trofoblas.

Pada kehamilan 36 minggu sebagian besar sel-sel sitotrofoblas tak ada lagi, akan tetapi antara
sirkulasi ibu dan janin selalu ada lapisan trofoblas. Terjadi klasifikasi pembuluh-pembuluh darah
dalam jonjot dan pembentukan fibrin di permukaan beberapa jonjot. Kedua hal terakhir ini
mengakibatkan pertukaran zat-zat makanan, zat asam, dan sebagainya antara ibu dan janin mulai
terganggu.

Deposit fibrin ini dapat terjadi sepanjang masa kehamilan sedangkan banyaknya juga berbeda-
beda. Jika banyak, maka deposit ini dapat menutup villi dan villi itu kehilangan hubungan
dengan darah ibu lalu berdegenerasi, timbullah infark.

SIRKULASI DAERAH FETUS

Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak. Dalam
rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plasenta.
Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke tiga dan bertujuan menyuplai
embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.
Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat.
Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500
ml per menit.

Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa inferior,
bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran
darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel
kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh.

Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan
melalui vena cafa superior. Kemudian melalui arteri pulmonalis besar meninggalkan ventrikel
kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta,
arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya.

Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan
sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui
paru-paru.

CARA MENGHITUNG USIA KEHAMILAN


Cara Menghitung Usia Kehamilan Masih banyak kasus dimana seorang ibu yang sedang
mengandung atau pasangannya bingung dan tidak tahu bagaimana menghitung usia kehamilan
janin sang ibu. Jika pada postingan kesehatan yang lalu saya sudah memberikan artikel Cara
Menghitung Masa Subur Wanita serta Tanda Tanda Kehamilan, maka untuk kali ini saya akan
memberikan tips Cara Menghitung Usia Kehamilan yang akan sangat berguna bagi sang ibu dan
pasangan untuk mengetahui usia kehamilan. Informasi ini saya sajikan dan olah dari berbagai
sumber terpercaya.

Untuk mengetahui Cara Menghitung Usia Kehamilan, silahkan anda simak beberapa penjelasan
metode untuk Menghitung Masa Kehamilan di bawah ini :
Cara Menghitung Usia Kehamilan Berdasarkan Siklus Haid.
Pada metode ini, daur haid yang jadi patokan untuk menentukan usia kehamilan sang ibu.
Berdasarkan tanggal haid terakhir, dokter dapat memperkirakan usia kehamilan dan tanggal
kelahiran si kecil yang dihitung berdasarkan rumus Naegele, yakni dengan menambahkan
tanggal haid terkahir dengan 7 (hari+7), mengurangkan bulan bulan dengan 3 (bulan3), dan
menambahkan tahun dengan 1 (tahun+1). Contohnya, bila haid terakhir tanggal 1 Juni 2011,
maka hari atau tanggal yakni 1 ditambah 7 menjadi 8, Bulan Juni dikurang 3 menjadi Maret dan
tahun ditambah 1 menjadi 20012. Perkiraan tanggal persalinan adalah 8 Maret 2012.
Catatan:

Untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret, maka
bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap.
Cara Menghitung Usia Kehamilan ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang daur
haidnya teratur, yakni antara 28-30 hari.
Perkiraan tanggal persalinan sering meleset antara 7 hari sebelum atau setelahnya. Hanya
sekitar 5% bayi yang akan lahir sesuai perhitungan ini.

Cara Menghitung Usia Kehamilan Berdasarkan Gerakan janin


Pada kehamilan pertama, gerakan janin mulai terasa sesudah usia kehamilan 18-20 minggu.
Pada kehamilan ke-2 dan seterusnya, gerakan janin sudah terasa pada usia kehamilan 16-18
minggu.
Memasuki trimester ke-3 usia kehamilan, gerakan janin akan semakin kuat dan sering. Namun,
tak jarang janin justru kurang aktif bergerak.
Catatan: Perkiraan ini dilakukan bila Anda lupa hari pertama haid terakhir.
Cara Menghitung Usia Kehamilan Berdasarkan Tinggi puncak rahim
Pada pengukuran ini, dokter akan meraba puncak rahim (fundus uteri) yang menonjol di dinding
perut. Di sini, usia kehamilan dihitung dengan 3 cara yang dimulai dari tulang kemaluan.

Memakai satuan cm
Kalau jarak dari tulang kemaluan sampai puncak rahim sekitar 28 cm, ini berarti usia
kehamilan sudah mencapai 28 minggu.
Tinggi maksimal puncak rahim adalah 36 cm, dan ini menunjukkan usia kehamilan 36
minggu.

Catatan: Ukuran ini tidak akan bertambah lagi, meski usia kehamilan mencapai 40 minggu.
Kalaupun tingginya bertambah, kemungkinan bayi Anda besar, kembar, atau cairan tubuh Anda
berlebih.
Cara Menghitung Usia Kehamilan Menggunakan 2 jari tangan
Jika jarak antara tulang kemaluan dengan puncak rahim masih di bawah pusar, setiap
penambahan 2 jari berarti penambahan usia kehamilan sebanyak 2 minggu. Bila jarak tadi sudah
di atas pusar, setiap penambahan 2 jari sama dengan bertambahnya usia kehamilan 4 minggu.
Cara Menghitung Usia Kehamilan Dengan Membandingkan tinggi puncak rahim dan tinggi
pusar
Kalau sama-sama tinggi, ini berarti usia kehamilan mencapai 5 bulan. Tinggi puncak rahim yang
melewati pusar dan hampir di tengah-tengah dada menunjukkan usia kehamilan sudah sekitar 7
bulan. Jika tinggi puncak rahim sudah mencapai dada, dapat dipastikan usia kehamilan 9 bulan.
Catatan: Cara ini agak sulit dilakukan pada wanita yang bertubuh gemuk.
Cara Menghitung Usia Kehamilan Dengan Ultrasonografi (USG)
USG dapat menentukan usia kehamilan dan memperkirakan waktu kelahiran si kecil berdasarkan
gambar janin yang muncul pada layar monitor dengan bantuan transducer .
Catatan: USG sering digunakan untuk melengkapi kepastian usia kehamilan. Meski biaya
pemeriksaannya agak mahal, tapi tingkat akurasinya tinggi, yakni sekitar 95%.
Semoga informasi Cara Menghitung Usia Kehamilan diatas dapat membantu anda para ibu yang
sedang mempersiapkan kedatangan sang buah hati, jangan lupa untuk terus berkonsultasi kepada
dokter untuk mengawal masa kehamilan anda.

Menentukan Periode Kehamilan

Istilah kehamilan adalah gravid, sehingga wanita hamil disebut sebagai gravida. Istilah-
istilah lain yang berkaitan dengan kehamilan adalah sebagai berikut:

1. Paritas (para): menunjukkan jumlah kelahiran hidup sebelumnya


2. Nuligravida: seorang wanita yang belum pernah hamil
3. Primigravida: seorang wanita yang sedang hamil untuk pertama kalinya
4. Multigravida/multipara: seorang wanita yang hamil pada sesudahnya
5. Embrio/mudigah: digunakan sampai usia kehamilan 11 minggu
6. Janin/fetus: digunakan setelah usia kehamilan 11 minggu

Masa kehamilan dibagi dalam tiga bulanan (trimester). Trimester pertama merupakan
perkembangan dan pembentukan organ. Trimester kedua merupakan tahap perkembangan dan
pertumbuhan lanjutan. Trimester ketiga merupakan tahap akselerasi tumbuh kembang dan
persiapan kelahiran.

Periode kehamilan
Istilah-istilah yang berkaitan dengan periode kehamilan adalah:

1. Aterm: janin dikatakan cukup bulan apabila usia kehamilannya mencapai 38-42 minggu
2. Prematur/preterm: janin dengan usia kehamilan kurang dari 38 minggu
3. Postmatur/postterm: janin dengan usia kehamilan lebih dari 42 minggu
4. Perinatal: periode dimulai pada usia kehamilan 22 minggu dengan berat janin 500 gram
hingga 7 hari setelah bayi dilahirkan
5. Masa nifas: periode segera setelah kelahiran bayi hingga 40 hari (6 minggu) dimana
tubuh ibu kembali ke kondisi sebelum hamil

Anda mungkin juga menyukai