Kimia Klinik PDF
Kimia Klinik PDF
MIKROSKOPIS URINE
Pembimbing :
Dikerjakan oleh:
Faridah (G0C015001)
Yulia Alfiani(G0C015003)
Anisatul F. (G0C015011)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik
dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah
Mikroskopis Urine, yang dibuat dalam bentuk yang sederhana.
Dalam makalah Mikroskopis Urine ini terdapat pengertian Urine serta Nilai Normal
dan cara pemeriksaannya. Sesungguhnya pembuatan makalah ini untuk memenuhi kewajiban
seorang mahasiswa yaitu pengambilan nilai dalam semester kedua.
Pembuatan makalah ini dibantu oleh beberapa pihak yang bersangkutan. Dalam hal
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Andri Sukeksi, SKM, M. Si dan Ibu Herlisa Anggraini, SKM,M. Si. Med yang
telah memberikan motivasi dan bimbingan;
2. Orang tua yang telah mendukung sehingga dapat menyelesaikan makalah ini;
3. Teman-teman yang telah membantu dalam pencarian tugas.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu dalam penyempurnaan
makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat digunakan sebagaimana semestinya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................... i
3
BAB I
PEMBAHASAN
4
Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan terhadap glukosuria; urin yang
pertama kali dilepaskan 1,5 3 jam setelah makan. Urin pagi tidak baik untuk
pemeriksaan penyaring terhadap adanya glukosuria.
D. Urin 24 Jam
Digunakan untuk pemeriksaan Kuantitatif. Untuk mengumpulkan urin 24 jam
diperlukan botol besar, bervolume 1,5 liter atau lebih yang dapat ditutup dengan
baik. Botol itu harus bersih dan biasanya memerlukan sesuatu zat pengawet.
Adakalanya urin 24 jam itu ditampung terpisah-pisah dalam beberapa botol
dengan maksud tertentu, Hal itu dapat dilakukan pada diabetes mellitus untuk
melihat banyaknya glukosa yang dikeluarkan dari santapan 1 hingga santapan
berikutnya. Dalam menjalankan pemeriksaan terhadap faal sesuatu organ mungkin
diperlukan urin yang dikumpulkan secara khusus pula.
E. Urin 3 Gelas dan Urin 2 Gelas
Penampungan cara ini dipakai pada pemeriksaan urologik dan dimaksudkan
untuk mendapatkan gambaran tentang letaknya radang atau luka lain yang
mengakibatkan adanya nanah atau darah dalam urin seseorang.
Cara menjalankan penampungan 3 gelas dimulai dengan instruksi kepada pasien
bahwa ia beberapa jam sebelum pemeriksaan dilakukan pasien tidak boleh
berkemih. Sediakanlah 3 gelas, sebaiknya gelas sedimen yaitu gelas yang
dasarnya menyempit guna memudahkan mengendapnya sedimen dan agar
sedimen itu mudah terlihat mata telanjang.
Penderita harus berkemih langsung kedalam gelas gelas itu, tanpa menghentikan
aliran urinnya :
a. Ke dalam gelas pertama ditampung 20-30 ml urin yang mula mula keluar.
Urin ini terutama berisi sel sel dari Pars Anterior dan Pars Prostatica urethrae
yang dihanyutkan oleh arus urin, meskipun ada juga sejumlah kecil sel sel
dari tempat tempat yang lebih proximal.
b. Ke dalam gelas kedua dimasukan urin berikutnya, kecuali bebrapa ml yang
terakhir dikeluarkan; urin dalam gelas kedua mengandung terutama unsur
unsur yang ada pada kandung kemih.
c. Beberapa ml urin terakhir ditampung pada gelas ketiga; urin ini diharapkan
akan mengandung unsur unsur khusus dari pars prostatica urethrae serta
getah prostat yang keluar pada akhir berkemih.
Untuk mendapatkan urin 2 gelas, caranya serupa diterangkan tadi, dengan
perbedaan: gelas ketiga ditiadakan dan kedalam gelas pertama ditampung 50-75
ml urin.
5
3. Cara Pengambilan Sampel Urin :
1. Tanpa kateter : penderita berkemih sendiri, diambil pancaran tengah ( mid stream ).
Syarat-syarat untuk pemeriksaan urin harus sampel yg segar / baru (sebaiknya dalam
3-6 jam harus sudah diperiksa )
a. Toluen
- penghambat perombakan urin oleh kuman
b. Timol
- menimbulkan positif palsu terhadap protein
c. Formaldehid 40% :
- dapat untuk pemeriksaan sedimen urin,
e. Chloroform :
- menghambat pertumbuhan bakteri,
6
f. Natrium fluorida / asam benzoat :
- untuk pemeriksaan glukosa dengan menghambat glikolisis
g. Natrium karbonat
- digunakan 5 g Natrium karbonat bersama beberapa ml toluen
5. Wadah Urin
Botol penampung ( wadah ) urin harus bersih dan kering. Adanya air dan kotoran
dalam wadah berarti adanya kuman-kuman yang kelak berkembang biak dalam urin dan
mengubah susunanya. Wadah urin yang terbaik ialah yang berupa gelas bermulut lebar yang
dapat disumbat rapat; sebaiknya pula urin dikeluarkan langsung ke dalam wadah itu. Berilah
etiket pada wadah yang jelas dan beri keterangan nama, usia, bangsal, jenis urin, pengawet
yang dipakai, dll.
7
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS (SEDIMEN URIN)
- Sisakan 0,5 ml urin di bagian bawah tabung (endapannya) untuk diperiksa dibawah
mikroskop dgn cara :
Teteskan 1 tetes sedimen urin pada gelas obyek & ditutup dgn gelas penutup. Dilihat
dibawah mikroskop dgn pembesaran 100x (LPK/Lapangan Pandang Kecil) atau 400x
(LPB/Lapangan Pandang Besar), adanya unsur-unsur :
A. PENGECATAN SPESIMEN
1. Sternheimer-Malbin
Terdiri dari larutan A dan B (disimpan terpisah)
8
6. Pengecatan Hansel: Identifikasi eosinofil dalam urin.
A. SEL ERITROSIT
Asal : Glomerulus Meatus Uretra
- Hipertonik: Krenasi
B. LEUKOSIT
- Normal : (-), Laki-laki < 5/LPB, wanita < 15/LPB
- Hipertonik : Krenasi
C. SEL EPITEL
E. Oval fat bodies : Sel epitel tubulus. Butir lemak dalam lumen tubulus
(lipoprotein) atau berisi butir lemak karena degenerasi lipid intrasel. Sindroma
9
nefrotik, diabetes mellitus lanjut, eklampsia, glomerulonefritis kronik, nefrosis
lipoid, emboli lemak.
H. Silinder
Dibentuk :- Lumen tubuli ginjal (tubulus distal & duktus kolektivus). Akibat
Presipitasi mukoprotein Tamm-Horsfall
Peningkatan keasaman
Kepekatan urin
1. Silinder Hialin
- Normal : (-) / (1-2/LPK)
2. Silinder Eritrosit
- Diagnostik : Kerusakan glomeruler & perdarahan parenkim ginjal.
10
- Walaupun ditemukan satu penting ! Glomerulonefritis akut, lupus nefritis,
endokarditis bakterial subakut, trauma renal,infark renal, pielonefritis berat.
3. Silinder Leukosit
4. Silinder Bakteri
- Diagnostik : Pielonefritis
5. Silinder Granula
6. Silinder Lilin
8. Silinder Lemak
11
- Degenerasi lemak epitel tubuler
- Tubulus Sangat bedilatasi / terjadi pada tubulus pengumpul yang berukuran lebar
dimana terjadi stasis urin. 2-6 kali lebih lebar dari silinder pada umumnya.
10. KRISTAL
Urin Asam
Penyakit maple syrup, sirosis, hepatitis virus berat, dan yellow acute atrophy dari
liver
12
16. Kristal Kolesterol
18. Kristal: Amorf Urat, Kristal Asam Hipurat, Sodium Urat,Kristal Kalsium Sulfat
Urin Alkali
Normal, kalkuli.
22. Bakteri
- Kontaminasi : Vagina atau kulit oleh Candida albican dan Infeksi traktus urinarius (
DM )
25. Spermatozoa
13
- Pria : Kejang epileptik, emisi nokturnal, penyakit organ genital,
spermatorhea.
- Wanita : coitus
26. Parasit
- Trichomonas vaginalis
27. Artefak
Kristal Starch
- Kontaminasi : Kain, popok, kertas toilet, pembersih lensa, kapas, dan rambut.
- Bentuk serat yang rata dengan tepi gelap ( Beda dengan silinder ).
Minyak
Pelaporan Hasil
(Pembesaran 400X)
14
Eritrosit Eritrosit Dismorfik
15
Silinder
Silinder Granula
Lemak
Berukuran
dengan
Besar
Oval
( Broad
Fat Silinder Epitel
Kristal Calsium Oxalate Amorf Urat
Body
Cast ) Silinder
Kristal Asam
Lilin Urat
17
Kristal Sistin Kristal Leusin
18
Yeast Benang Mukus
http://labkesehatan.blogspot.co.id//analisis-mikroskopis.html
19
20