Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENDAMPING Bidang : Kimia ISBN : 978-979-1533-85-0

(Kode : D-16)

PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI PADA PENURUNAN KADAR


LOGAM BERAT Cu DALAM AIR LIMBAH PABRIK TEKSTIL
1) 1) 2)
Budi Utami , Suryadi Budi Utomo , Esti Utami

1 Staf Pengajar Prodi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta


2. Prodi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta
* bu_uut@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menentukan kondisi pH yang dapat menurunkan kadar logam Cu dalam larutan
menggunakan metode elektrokoagulasi secara maksimal,(2) menentukan waktu elektrolisis optimum yang digunakan
untuk menurunkan kadar logam Cu dalam larutan, (3) mengetahui pengaruh tegangan listrik terhadap penurunan kadar
logam Cu dalam larutan menggunakan metode elektrokoagulasi, (4) mengetahui pengaruh penggunaan metode
elektrokoagulasi dalam menurunkan kadar logam Cu pada limbah cair industri tekstil dengan cara mengontakkan air
limbah terhadap semua parameter yang berpengaruh pada kondisi operasi optimum. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen di laboratorium. Persiapan sampel dilakukan dengan mendestruksi limbah cair pabrik tekstil
menggunakan larutan HNO3 pekat. Uji pendahuluan dilakukan menggunakan larutan Cu(NO3)2 terhadap semua
parameter untuk mencari kondisi operasi optimum menggunakan metode elektrokoagulasi. Parameter yang diujicobakan
meliputi pH, waktu elektrolisis, tegangan listrik, dan kombinasi jenis elektroda. Analisa kuantitatif dilakukan
menggunakan Atomic Absorbtion Spectroscopy (AAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi operasi
optimum, penggunaan metode elektrokoagulasi memiliki pengaruh yang besar dalam menurunkan kadar logam Cu pada
air limbah pabrik tekstil yaitu dengan presentase penurunan sebesar 99,2%. Kondisi Operasi Optimum terjadi pada pH 9,
waktu elektrolisis 60 menit, tegangan listrik 12 V.

Kata Kunci: Elektrokoagulasi, logam Cu, limbah tekstil

PENDAHULUAN dimungkinkan karena adanya keengganan


Perkembangan ekonomi di Indonesia mengolah air limbah, disamping itu belum
menitikberatkan pada pembangunan sektor tersedianya sebuah teknologi pengolah air limbah
industri. Di satu sisi, pembangunan akan yang mudah dan efisien sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup manusia dengan diterapkan di sebuah industri (Aris Mukimin, 2006:
meningkatnya pendapatan masyarakat. Di sisi 1).
lain, pembangunan juga bisa menurunkan Industri tekstil merupakan salah satu
kesehatan masyarakat karena dapat industri yang memberikan kontribusi yang cukup
menyebabkan pencemaran lingkungan. Salah besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
satu penyebab terjadinya pencemaran tersebut Sumber limbah industri tekstil berasal dari proses
adalah banyaknya air limbah yang dibuang tanpa finishing, dyeing, printing, dan instalasi
melalui pengolahan terlebih dahulu atau sudah pengolahan air limbah (IPAL). Penyebab utama
diolah tetapi belum memenuhi persyaratan. Hal ini pencemaran pabrik tekstil berupa logam berat,

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..494


terutama unsur As, Pb, Cu, Cd, Zn dan sangat tinggi. Cu juga tidak bisa diuraikan di alam
hidrokarbon terhalogenasi yang berasal dari sehingga Cu akan diakumulasi di dalam tanaman
proses cleaning dan finishing (Wahyu Widowati, dan hewan melalui tanah. Tanah yang kaya Cu
dkk, 2008: 192). berpengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme
Limbah industri tekstil yang banyak tanah dan cacing tanah serta menyebakan
mengandung logam berat menyebabkan masalah dekomposisi senyawa organik sehingga
bagi lingkungan. Sebagai contoh konkret adalah mengurangi kesuburan tanah (Wahyu Widowati,
pencemaran yang disebabkan oleh pabrik tekstil dkk, 2008: 200).
Sekar Bengawan, yang beralamat di Jalan Raya Mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh
Karanganyar-Sragen km.17. Saluran buangan logam Cu terhadap makhluk hidup tersebut, maka
limbah cair pabrik tersebut berhubungan langsung keberadaannya di lingkungan perairan harus
dengan sungai tanpa ada pengolahan terlebih dikurangi. Namun yang harus diperhatikan di sini
dahulu sehingga berbahaya bagi lingkungan adalah mencari metode pengolahan limbah yang
sekitar. tidak menimbulkan beban pencemaran baru.
Tembaga (Cu) adalah salah satu logam Beberapa metode yang sering digunakan seperti
berat yang banyak digunakan dalam aktivitas sedimentasi, netralisasi, filtrasi, dan teknologi
manusia. Tembaga banyak digunakan dalam adsorbsi absorbsi umumnya masih
pewarna tekstil, bahan pembuatan peralatan meninggalkan beban zat pencemar lingkungan
dapur, dan katalisator dalam industri kimia. Cu dan padatan dalam jumlah besar sehingga
merupakan logam berat essensial yaitu dalam diperlukan tambahan biaya untuk pengolahan
jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme lebih lanjut (Windasari, 2008: 11).
dan dalam jumlah berlebih dapat menimbulkan Salah satu alternatif yang dapat
efek toksik. Tembaga bersifat racun terhadap ditawarkan di sini adalah metode elektrokoagulasi
semua tumbuhan pada konsentrasi larutan di atas menggunakan elektroda Alumunium dan Besi
0,1 ppm. Konsentrasi yang aman bagi air minum serta kombinasi kedua logam tesebut.
manusia tidak lebih dari 1 ppm. Kadar baku mutu Elektrokoagulasi sendiri merupakan proses
logam berat pada ikan untuk Cu sebesar 0,02 koagulasi atau penggumpalan dengan tenaga
ppm (Achmad Rukaesih, 2004: 15). listrik melalui proses elektrolisis untuk mengurangi
Dalam tubuh manusia keracunan Cu atau menurunkan ion-ion logam dan partikel-
dapat menimbulkan kerusakan otak, demielinasi, partikel di dalam air. Prinsip dasar dari
penurunan fungsi ginjal, dan pengendapan Cu elektrokogaulasi adalah reaksi reduksi-oksidasi
3+
dalam kornea mata. Keracunan kronis Cu pada (redoks), di mana akan tejadi pelepasan ion Al
manusia dapat menimbulkan penyakit Wilsons dari plat elektroda (anoda) sehingga membentuk
dan Kinsky. Penyakit Wilsons disebabkan oleh flok Al(OH)3 yang mampu mengikat kontaminan
tersimpannya Cu secara berlebihan dalam tubuh dan partikel-partikel dalam larutan. Metode
karena Cu tidak dapat direaksikan oleh hati elektrokoagulasi memiliki beberapa kelebihan
melalui empedu. Penyakit ini dapat menyebabkan yaitu peralatan sederhana, mudah dalam
kerusakan otak dan hati. Penyakit Kinsky pengoperasian, waktu reaksi singkat, dan hanya
disebabkan karena kadar Cu pada hati dan otak menghasilkan padatan dalam jumlah sedikit. Di
rendah sementara kadar Cu pada jaringan lain samping itu, selama proses elektrokoagulasi

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..495


kandungan garam tidak bertambah secara 1. Menentukan kondisi pH yang dapat
signifikan. menurunkan kadar logam Cu dalam larutan
Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan metode elektrokoagulasi
mengacu pada penelitian yang telah dilakukan secara maksimal.
sebelumnya oleh Sunardi (2007) tentang 2. Menentukan waktu elektrolisis optimum yang
pengolahan limbah cair yang mengandung logam digunakan untuk menurunkan kadar logam
berat Pb dan Total Suspended Solid (TSS) Cu dalam larutan.
berdasarkan pengaruh kecepatan alir dan 3. Mengetahui pengaruh tegangan listrik
tegangan listrik. Dari hasil penelitian yang terhadap penurunan kadar logam Cu dalam
dilakukan oleh Sunardi tersebut maka peneliti larutan menggunakan metode
mencoba mengembangkan metode elektrokoagulasi.
elektrokoagulasi untuk menurunkan kadar logam 4. Mengetahui pengaruh penggunaan metode
Cu dalam larutan maupun air limbah pabrik tekstil. elektrokoagulasi dalam menurunkan kadar
Dengan asumsi bahwa penggunaan metode logam Cu pada limbah cair industri tekstil
elektrokoagulasi dalam menurunkan kandungan dengan cara mengontakkan air limbah
logam Cu pada larutan skala laboratorium dapat terhadap semua parameter yang
diaplikasikan untuk mengurangi kandungan logam berpengaruh pada kondisi operasi optimum.
Cu dalam air limbah pabrik tekstil, maka perlu Manfaat yang dapat diambil dari hasil
dilakukan pengkajian proses melalui percobaan penelitian ini adalah :
dan pengujian terhadap parameter yang 1. Memberi informasi mengenai penggunaan
berpengaruh. metode elektrokoagulasi yang dapat menjadi
Rumusan permasalahan penelitian ini pilihan metode pengolahan limbah cair
adalah: alternatif dan mampu mendampingi metode-
1. Berapakah pH yang dapat menurunkan metode pengolahan lain yang telah
kadar logam Cu dalam larutan dilaksanakan.
menggunakan metode elektrokoagulasi 2. Memberikan solusi cara pengolahan limbah
secara maksimal? industri tekstil sebelum dibuang ke
2. Berapakah waktu elektrolisis optimum yang lingkungan dengan peralatan yang
diperlukan untuk menurunkan kadar logam sederhana, mudah dalam pengoperasian,
Cu dalam larutan? waktu reaksi singkat, dan hanya
3. Apakah besarnya tegangan listrik menghasilkan padatan dalam jumlah kecil
berpengaruh terhadap penurunan kadar yaitu menggunakan metode elektrokoagulasi.
logam Cu dalam larutan menggunakan 3. Memberi informasi tentang kondisi pH,
metode elektrokoagulasi? tegangan listrik, kombinasi jenis elektroda,
4. Apakah penggunaan metode dan waktu elektrolisis optimum dalam
elektrokoagulasi berpengaruh terhadap menurunkan kadar logam berat Cu pada air
penurunan kadar logam Cu pada air limbah limbah pabrik tekstil Sekar Bengawan.
pabrik tekstil Sekar Bengawan?
Penelitian ini bertujuan untuk : PROSEDUR PERCOBAAN

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..496


3+
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Pada katoda, ion Al tidak direduksi karena
o 3+ o
kimia, P. MIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) E red Al < E red H2O, sehingga akan
Surakarta dan di sub laboratorium kimia, terjadi reaksi reduksi dari air dan akan
laboratorium pusat MIPA Universitas Sebelas menghasilkan gas H2 dan ion hidroksi.
Maret (UNS) pada bulan Desember sampai
-
2H2O(l) + 2e 2OH (aq) + H2(g)
Januari 2011. Sampel yang digunakan dalam
Ion-ion logam akan tereduksi menjadi
penelitian ini adalah air limbah pabrik tekstil Sekar
logamnya dan terdapat pada batang
Bengawan di daerah Jalan Raya Karanganyar-
elektroda.
Sragen Km 17, Karanganyar. Sampel di ambil dari
2+
Cu (aq) + 2e Cu(s)
saluran pembuanagan limbah industri tekstil
2. Reaksi di anoda :
Sekar Bengawan, Jalan Raya Karanganyar-
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi. Larutan
Sragen Km 17, pada bulan Desember 2010. -
sisa asam oksi (NO3 ) tidak dapat dioksidasi
Penelitian dilakukan dengan metode
o o -
karena E oks H2O > E oks NO3 , yang
eksperimen laboratorium yaitu dengan melakukan
teroksidasi adalah H2O
penelitian di laboratorium. Cara pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah purposive 2H2O(l) 4H
+
(aq) + O2(g) + 4e
sampling karena sampel diambil berdasarkan Logam aluminium akan beroksidasi
tujuan tertentu. Alat-alat yang digunakan adalah membentuk ion logam sebagai berikut :
labu ukur, timbangan analitik Model AA-250, pipet
3+
tetes, kertas saring Whatmen, gelas ukur, Al(s) Al (aq) + 3e

pencatat waktu, gelas beker, Spektometer Apabila kedua reaksi yang terjadi di anoda

Serapan Atom (AAS), pengaduk, pH Meter, dan katoda dijumlahkan menjadi :

corong kaca, elektroda Al dan Fe, adaptor, 2Al(s) + 6H2O(l) 2Al(OH)3(s) + 3H2(g)

penjepit buaya, tabung reaksi dan rak, kabel. Gas O2 yang dihasilkan di anoda serta

Bahan-bahan yang digunakan adalah air limbah gas H2 yang dihasilkan di katoda tersebut

pabrik tekstil Sekar Bengawan Karanganyar, nantinya akan berperan dalam mengangkat

larutan Cu(NO3)2 100ppm, larutan HNO3 0,1 M, kontaminan dalam larutan ke atas permukaan

0,5 M, dan 1 M, larutan NaOH 1 M, larutan H2SO4 reaktor, yang biasanya disebut dengan proses

1M dan aquades. flotasi. Berdasarkan reaksi di atas maka akan


3+
Untuk bagan kerja dapat dilihat pada terjadi pelepasan ion Al dari plat elektroda
3+
lampiran gambar 1 sampai gambar 4. (anoda). Ion Al hasil oksidasi akan bereaksi
dengan ion hiroksi dari katoda membentuk
endapan Al(OH)3 sesuai reaksi dibawah ini :
HASIL DAN PEMBAHASAN
3+ -
Al (aq) + 3OH (aq) Al(OH)3(s)
Dari rangkaian alat elektrolisis pada Selanjutnya Al(OH)3 yang tebentuk ini akan
Gambar 5, di dalam reaktor (gelas beker) terdapat bereaksi dengan logam Cu membentuk flok yang
larutan Cu(NO3)2 (sebagai larutan elektrolit) yang tidak larut sehingga memiliki kecenderungan
nantinya akan bereaksi dengan elektroda untuk mengendap. Karena dalam proses
Aluminium sehingga akan terjadi reaksi di kedua elektrokoagulasi ini menghasilkan gas seperti H2
elektroda sebagai berikut: maka gas tersebut akan naik ke atas permukaan
1. Reaksi di katoda : dan kotoran-kotoran yang terbentuk yang ada

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..497


dalam air juga akan ikut ke atas permukaan air. Semakin besar tegangan listrik yang
Flok-flok yang telah mengikat logam Cu tersebut diberikan maka arus yang mengalir juga akan
lama kelamaan bertambah besar ukurannya dan semakin besar, hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.
cenderung mengendap. Selanjutnya dilakukan Arus tersebut digunakan oleh elektroda (anoda)
penyaringan/filtrasi untuk memisahkan kotoran- untuk melarutkan Alumunium ke dalam larutan
kotoran tersebut. yang kemudian bereaksi dengan ion hidroksi
1. Penentuan pH optimum elektrokoagulasi (dari katoda) membentuk aluminium hidroksi.
larutan Cu(NO3)2 Hidroksi mengflokulasi dan mengkoagulasi
Kontribusi pH pada penurunan polutan partikel tersuspensi termasuk logam berat
logam berat adalah pada ketersediaan ion seperti Cu. Sehingga dengan besarnya arus
-
hidroksi (OH ). Keasaman larutan mempunyai yang ada akibat kenaikan tegangan yang
pengaruh terhadap kemudahan pembebasan diberikan, flok yang terbentuk juga semakin
Hidrogen. Dari hasil percobaan yang ditunjukkan banyak dan penurunan logam berat Cu semakin
dalam Tabel 1, dapat dilihat bahwa penurunan besar. Dari percobaan diperoleh penurunan
kadar logam Cu maksimum terjadi pada kondisi kadar logam Cu terbesar pada tegangan 12 V,
pH 9, yaitu pada kondisi keasaman yang rendah dengan besarnya presentase penurunan kadar
(kondisi basa) dengan penurunan konsenrasi logam Cu sebesar 38,4%.
sebesar 3,47 ppm dan presentase penurunan 4. Pengaruh penggunaan metode
kadar logam Cu sebesar 99,3%. Hal ini elektrokoagulasi dalam penurunkan kadar
disebabkan karena spesiesi dari logam Cu yang Logam Cu pada air limbah pabrik tekstil
dapat mengendap pada kondisi basa sehingga Sekar Bengawan Karanganyar
pada kondisi pH tersebut presentase penurunan Berdasarkan hasil analisis menggunakan
konsentrasi logam Cu dalam larutan semakin AAS, Kandungan logam Cu dalam air limbah
besar. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara pabrik tekstil Sekar Bengawan Karanganyar
Lingkungan Hidup, Kep 51-/MENLH/10/1995 sebesar 1,023 ppm dan beban pencemaran
3
tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan sebesar 0,069 mg/m air. Setelah diterapkan
Industri menuliskan bahwa pH limbah hasil metode elektrokoagulasi, konsentrasi logam Cu
industri dinyatakan aman pada kisaran 6-9. Jadi berkurang menjadi 0,0084 ppm. Dari angka
hasil penelitian masih memenuhi baku mutu penurunan konsentrasi tersebut dapat dicari
limbah cair bagi kegiatan industri. presentase penurunan kadar logam Cu dalam air
2. Penentuan waktu kontak (elektrolisis) limbah sebagai berikut :
optimum larutan Cu(NO3)2 Cb
% Penurunan Kadar logam Cu = X 100 %
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa Ci
logam Cu memiliki waktu elektrolisis optimum 60 Di mana Cb=penurunan konsentrasi limbah
menit. Besarnya penurunan koonsentrasi logam Ci= konsentrasi awal limbah
sebanyak 1,68 ppm dengan presentase 1,0146
% Penurunan Kadar logam Cu = X 100 %
penurunan kadar logam Cu sebesar 48,1%. 1,023
3. Pengaruh tegangan listrik terhadap = 99,2%
penurunan kadar logam Cu pada
elektrokoagulasi larutan Cu(NO3)2 Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa penggunaan metode elektrokoagulasi

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..498


berpengaruh besar terhadap penurunkan kadar Pengolahan limbah Cair Yang
Mengandung Logam Pb, Cd, dan TSS
logam Cu pada air limbah pabrik tekstil.
Menggunakan Alat Elektrokoagulasi.
Yogyakarta : ISSN 1978-0176. Jurnal
sttn-batan.ac.id/wp-content/.../44-
KESIMPULAN sunardi-ptapb-441-446.pdf. Diakses 27
Mei 2010.
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat
di ambil kesimpulan sebagai berikut : Wahyu Widowati, dkk. 2008. Efek Toksik Logam.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
1. Pada percobaan diperoleh pH optimum
logam Cu dalam larutan Cu(NO3)2 sebesar 9.
Windasari, Rina. 2008. Pemanfaatan Kulit Kacang
2. Waktu elektrolisis optimum logam Cu dalam Tanah Sebagai Adsorben Zat Warna
larutan Cu(NO3)2 pada konsentrasi 4 ppm Direct Blue 28.
http://www.unnes.ac.id/pkm/adsorben.p
adalah 60 menit dengan penurunan df. Diakses pada tanggal 10 Juli 2010.
konsentrasi sebesar 1,68 ppm dan
Http://www.menlh.go.id/usaha kecil/) diakses 12
penurunan kadar logam Cu sebesar 48,1 %. Januari 2011.
3. Tegangan listrik berpengaruh terhadap
penuruunan kadar logam Cu dalam larutan TANYA JAWAB
menggunakan metode elektrokoagulasi. Nama Penanya : Suherman
4. Penggunaan metode elektrokoagulasi Nama Pemakalah : Budi Utami
berpengaruh besar terhadap penurunan Pertanyaan :
kadar logam Cu pada air limbah pabrik tekstil Berapa variansi waktu untuk menetukan waktu
Sekar Bengawan karena dapat menurunkan elektro koagulasi optimum untuk menurunkan
kadar logam Cu sebesar 99,2% dengan kadar Cu dalam larutan?
konsentrasi awal logam Cu dalam air limbah Jawaban :
1,023 ppm mengalami penurunan sebesar Variansi waktu yang digunakan adalah 30 menit,
1,015 ppm. 45 menit, 60 menit,75 menit, dan 90 menit. Waktu
optimum untuk menurunkan kadar logam Cu

DAFTAR RUJUKAN dalam larutan adalah 60 menit, dengan


presentase penurunan kadar logam Cu sebesar
Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. 48,1%.
Yogyakarta: Penerbit Andi.

Khopkar, S.M. 1987. Konsep Dasar Kimia Analitik.


Jakarta: Erlangga.

Mukimin, Aris. 2006. Pengolahan Limbah Industri


Berbasis Logam Dengan Tekhnologi
Elektrokoagulasi Flotasi. Semarang:
UNDIP. www.eprints. undip.ac.id
/15382/1/ Aris_ Mukimin.pdf. Diakses 10
januari 2011.

R.A Day and A.L Underwood. 1992. Analisa Kimia


Kuantitatif Edisi Ke -5. Jakarta:
Erlangga.

Sunardi. 2007. Pengaruh Tegangan Listrik dan


Kecepatan Alir Terhadap Hasil

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..499


LAMPIRAN
Tabel 1 Gambar 1 Bagan Kerja Persiapan Sampel
(Skema Kerja Destruksi Limbah Pabrik
Persentas Tekstil Sekar Bengawan)
e
Absorb Ci Cf Cb
No pH penuruna
ansi (ppm) (ppm) (ppm)
n kadar
Cu
1 4 0,0049 3,50 0,0712 3,43 98,0

2 6 0,0045 3,50 0,0662 3,43 98,1

3 9 0,0012 3,50 0,0246 3,47 99,3

Tabel 2. Penurunan Kadar Logam Cu Pada


Waktu Elektrolisis Bervariasi
Persent
Wak ase
Ci Cf Cb Gambar 2 Skema Kerja Elektrokoagulasi Larutan
N tu Absorb penuru
(pp (pp (pp Cu(NO3)2 Dalam Penentuan pH
o (me ansi nan
m) m) m)
nit) kadar Optimum
Cu
3,5 2,5 0,9
1 30 0,2033 26,5
0 7 26
3,5 2,1 1,3
2 45 0,1696 38,6
0 5 5
3,5 1,8 1,6
3 60 0,1435 48,1
0 2 8
3,5 1,8 1,6
4 75 0,1435 48,0
0 2 8
3,5 1,8 1,6
5 90 0,1436 48,0
0 2 8 Gambar 3. Skema Kerja Elektrokoagulasi Larutan
Cu(NO3)2 Dalam Penentuan Waktu
Tabel 3. Pengaruh Tegangan Bervariasi Pada Elektrolisis Optimum.

Penurunan Kadar logam Cu


N Tegan Kadar Cu Penuru
o gan Sebelum sesudah nan
(Volt) elektrokoa elektrokoa kadar
gulasi gulasi Logam
(ppm) (ppm) Cu (%)
1 3 3,50 0,893 25,5
2 6 3,50 1,13 32,4
3 9 3,50 1,15 32,9 Gambar 4. Skema Kerja Elektrokoagulasi Larutan
4 12 3,50 1,34 38,4 Cu(NO3)2 Dalam Menentukan
Pengaruh Tegangan Listrik

Gambar 5. Rangkaian Alat Elektrolisis

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..500

Anda mungkin juga menyukai