Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEBIDANAN

PADA ANAK U USIA 6 BULAN


DENGAN COMMON COLD
DI PUSKESMAS PUSTU BANCARAN
TANGGAL 1 JUNI 27 JUNI 2009

DISUSUN OLEH
RENY NORMA HIDAYATI
NIM. P.27824307029

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BANGKALAN
2009
BAB I
LANDASAN TEORI

I. PENGERTIAN
Batuk pilek ( Common Cold ) adalah Infeksi Primer Nasoparing dan hidung
yang sering mengenai bayi dan anak.
( Ngastiyah, Perawatan anak sakit : 12 )
Penyakit batuk pilek juga dapat mengenai orang dewasa tetapi berbeda
karateristiknya. Pada bayi dan anak penyakit ini cenderung lebih berat karena
inpeksi mencakup daerah Sinus Paranasol, telinga tengah dan Nasoparing
disertai demam yang tinggi.

II. ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini adalah Virus.
Masa menular beberapa jam sebelum gejala timbulsampai 1 2 hari sesudah
gejala hilang. Komplikasi timbul akibat muasi sekunder bakteri Paktogen
seperti Pneumokokus, Streptokokus, Haemophilus Influenza atau
Stafilokokus.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


Kelelahan, Gizi buruk, Anemia dan kedinginan. Pada umumnya penyakit
terjadi pada waktu pergantian musim, komplikasi lebih sering terjadi pada
bayi dan anak kecil daripada anak yang lebih besar. Walaupun umur bukan
faktor yang menentukan daya rentan, namun infeksi sekunder pirulen lebih
banyak dijumpai pada anak kecil.

IV. PATOLOGI ANATOMIS


Terjadi pembekakan pada submukosa hidung yang disertai vasodrlatasi
pembuluh darah. Terdapat infiltrasi leokosit, mula-mula sel mononukleus
kemudian juga Polimorponukleus. Sel epitel superficial banyak yang lepas dan
regenerasi epitel sel baru terjadi setelah lewat stadium akut.
V. GEJALA KUNING
Berupa gejala Nasofuringitis dengan batuk pilek dan kadang-kadang bersin.
Dari hidung keluar secret cair dan jernih bila terjadi infeksi sekunder oleh
kokus secret menjadi kental dan purulen. Secret ini sangat merangsang anak
kecil. Sumbatan hidung kongesti ) menyebabkan anak bernapas melalui mulut
dan anak menjadi gelisah. Pada anak yang lebih besar kadang-kadang didapat
rasa nyeri pada otot, pusing dan anoreksia. Sumbatan hidung (Kongesti)
disertai selput lendi tenggorokan yang kering menanmbah rasa nyeri.
( Ilmu Kesehatan Anak : 1985 . 604 )

VI. KOMPLIKASI
1. Sinusitis Paranasae
Gejala umum lebih berat, nyeri kepala bertambah, rasa nyeri dan nyeri
tekan biasanya didaerah sinus Frontalis dan maksilaris. Diaknosis
ditegakkan dengan pemeriksaan foto rontgen dan Transiluminasi pada
anak besar.
Proses sinusitis sering menjadi kronik dengan gejala malaise, cepat
lelah dan sukar berkonsentrasi (pada anak besar). Kadang-kadang
disertai sumbatan hidung, nyeri kepala hilang timbul, bersn yang terus
menerus disertai secret Ppurulen baik unilateral maupun bilateral.
Komplikasi sinutitis harus dipikirkan apabila didapat pernapasan
melalui mulut yang menetap dan rangsang paring yang menetap tanpa
sebab yang jelas. Sinusitas paranasal ini dapat diobati dengan
memberikan Antibiotik.
2. Penutupan Tuba Custachii
Tuba Custachii yang buntu memberi gejala tuli dan infeksi dapat
menembus langsung kedaerah telinga tengah dan menyebabkan Otetis
Medra Akut ( OMA ). Gejala OMA pada anak kecil dan bayi dapat
disertai suhu badan yang tinggi ( Hiperpireksia ) kadang menyebabkan
kejang demam. Anak sangat gelisah terlihat nyeri bila kepala
digoyangkan atau memegang telinganya yang nyeri ( pada bayi dapat
juga diketahui dengan cara menekan telinganya dan bayi biasanya akan
menangis keras). Kadang-kadang hanya ditemui gejala demam,
gelisah juga disertai muntah atau diare. Karena bayi yang menderita
batuk pilek sering menderita infeksi pada telinga tengah sehingga
menyebabkan terjadinya OMA dan sering menyebabkan kejang
demam, maka bayi perlu dikonsul kebagian THT. Biasanya bayi
dilakukan parasentesis jika setelah 48 72 jam diberikan antibiotika
keadaan tidak membaik. Parasentesis ( penusukan selaput telinga )
dimaksudkan untuk mencegah mebrana timpani pecah sendiri dan
terjadi Otitis Media Perporata ( OMP ).
Faktor yang menyebabkan OMA sering dijumpai pada bayi dan anak
kecil ialah :
a. Tuba Custachii pendek, relatif tebal dan lurus sehingga merintangi
penyaluran secret.
b. Posisi anak yang selalu terlentang selain memudahkan perembesan
infeksi juga merintangi penyaluran secret.
c. Hipertrofi kelenjar limpoit nasoparing akibat infeksi saluran napas
atas atau akibat alergi dapat menutupi tuba custachii.
d. Rambut getar tuba sebagi penolak kuman belum berkembang
sempurna.
Infeksi telinga tengah, walaupun jarng dapat berlanjut menjadi
Mastorditis atau infeksi susunan saraf pusat.
3. Penyebaran Infeksi
Penjalaran infeksi sekunder dari Nasoparing kearah bawah dapat
menyebabkan radang saluran napas bagian bawah seperti
laryngitis, Trokertis, Bronkitis dan Bronkopneumonia. Selain itu
dapat pula terjadi komplikasi jauh misalnya terjadi Menginitis
Putulenta.

VII. PENATALAKSANAN
Medik
Untuk batuk pilek tanpa komplikasi diberikan pengobatan Simtumatis
misalnya :
Ekspektoransia untuk mengatasi batuk.
Sedative untuk menenangkan Pasien.
Antipiretik untuk menurunkan demam.
Pengisapan lendir hidung tidak efektif dan sering menimbulkan bahaya.
Cara paling mudah untuk mengeluarkan secret adalah :
Membaringkan bayi tengkurap.
Pada anak besar dapat diberikan tetes hidung larutan epeurin 1%.
Batuk yang produktif tidak boleh diberikan karena menyebabkan depresi
pusat batuk dan pusat muntah, penumpukan secret hingga dapat
menyebabkan bronkopneumonia.
Keperawatan
1. Gangguan rasa aman dan nyaman
Gangguan ini akibat batuk dan pilek sering melelahkan dan
mengganggu istirahat pasien, apalagi bila disertai muntah atau diare
serta suhu badan yang tinggi.
Untuk mengurangi hidung yang tersumbat bayi dibaringkan
tengkurap dengan kepala bayi miring dan 1 lubang hidungnya masih
terbuka.
Berikan obat gosok agar bayi hangat.
Pemberian obat tetes hidung mungkin menolong pernapasannya
namun hanya untuk sementara.
Untuk batuk dapat diberikan obat batuk sebelum tidur malam, bila
waktu tidir sering batuk berikan minum hangat.
2. Resiko terjadi komplikasi
Berbagai komplikasi diatas menyebabkan penyakit pilek yang relatif
ringan akhirnya berkembang menjadi penyakit yang amat berat. Bila
anak sudah mendapat obat supaya diberikan secara benar.

3. Gangguan suhu tubuh


Komplikasi oleh muasi bakteri yang bisanya sering menyebabkan suhu
tubuh meningkat, kadang-kadang menyebabkan terjadinya kejang
demam. Penurunan suhu tubuh hanya dapat diatasi oleh obat
antibiotik tepat.
4. Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
Pada umumnya orang tua menganggap bahwa penyakit batuk pilek
tidak membahayakan, tetapi mereka tidak mengerti bahwa penyakit ini
dapat berkembang menjadi penyakit yang berat jika tidak diobati.
Oleh kerena itu, orang tua perlu diberi penjelasan jika anak sudah
batuk pilek lebih dari 2 hari belum sembuh apalagi sudah diobati
sendiri supaya dibawa berobat ke fasilitas kesehatn terutama untuk
bayi.
BAB II
ASUHAN KEBIDANAN TEORI

I. PENGKAJIAN
BIODATA
a. Nama Anak : Nama anak yang jelas dan lengkap bila perlu
ditanyakan nama panggilan ehari-hari agar tidak
keliru dengan penderita lain.
( Dep. Kes RI, 1995 : 13 )
Tanggal lahir/umur :Untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan terapi.
(Soetjiningsih, 1995 : 10)
Jenis kelamin : Untuk mengetahui jenis kelamin penderita.
Jumlah saudara : Jumlah anak yang banyak pada keluarga akan
mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih
sayang terutama jika jarak anak terlalu dekat.
( Soetjiningsih, 1995. 10 )
Status anak : Untuk mengetahui apakah anak kandung /
mengadopsi.
Pendidikan : Untuk mengetahui apakah anak dapat melalui
tahapan perkembangan sesuai dengan umurnya
b. Nama orang tua : Nama orang tua ditanyakan untuk mengenal dan
memanggil mereka agar tidak keliru.
( Christina, 1993. 4 )
Umur : Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku
kesehatan seseorang.
( Depkes RI, 1995 . 14 )
Pekerjaan : Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi
keluarga agar nasehat yang diberikan sesuai.
( Christina, 1993. 85 )
Agama : Berhubungan dengan perawatan penderita yang berkaitan
dengan ketentuan agama dan mengetahui kemungkinan
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan penderita.
( Christina, 1993 . 85 )
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal, menjaga kemungkinan
bila ada nama yang sama dalam satu lingkungan untuk
mengadakan kunjungan pada penderita.
( Christina 1993. 84 )
A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama
Untuk mengetahui hal yang mendorong pasien atau klien datang pada
bidan.
( Christina 1993. 84 )
2. Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui penyakit yang diderita atau yang pernah diderita
anak
Riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan
Untuk mengtahui makanan dan obat-obatan yang menyebabkan
reaksi alergi sehingga dapat dihindari pemberiannya
Riwayat penyakit keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang kesehatan keluarga
Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu
terutama penyakit menular seperti : TBC, Hepatitis,
HIV/AIDS, dll
Penyakit keluarga yang dapat diturunkan seperti: DM,
Asma, penyakit konginetal/hereditas
( Ida bagus Manuaba 1998: 265 )
3. Riwayat Imunisasi
Ditanyakan untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi yang pernah
diberikan dan penting mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap
penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi.
( Buku Ajar 1. 2003 . 15)
HB Uniject : ditanyakan untuk
mengatahui sudah/tidak diimunisasi
hepatitis B
BCG : ditanyakan untuk
mengetahui ada/tidak kekebalan aktif
terhadap TBC
DPT dan HB 1-3 : ditanyakan
untuk menetahui ada/tidak kekebalan aktif
secara bersamaan terhadap penyakit difteri,
pertusis, tetanus
Polio 1-4 : ditanyakan untuk
mengetahui ada/tidak kekebalan terhadap
poliomyelitis
Campak : ditanyakan untuk
mengetahui ada/tidak kekebalan
terhadappenyakit campak
Imunisasi lain : ditanyakan untuk
mengetahui ada/tidak pemberian imunisasi
lain
Vitamin A : ditanyakan untuk
mengetahui sudah/belum diberikan vit A
yang berfungsi untuk perkembangan
penglihatan pada mata
Umur pertama kali mendapat vit A :
ditanyakan untuk menetahui pengaruh vit
A pada mata bayi
Berapa kali mendapat vit A : ditanyakan untuk mengetahui
terpenuhinya pemberian vit A
4. Riwayat pemberian ASI dan MPASI
Mendapat ASI sejak usia berapa
Ditanyakan untuk mengetahui sejak usia berapa terpenuhinya gizi
pada bayi
Apakah ASI eksklusif
Ditanyakan untuk mengetahui terpenuhinya gizi bagi pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal pada bayi
Mendapat MPASI sejak usia berapa
Ditanyakan untuk mengetahui pemberian MPASI diberikan sejak
usia berapa yang mempengaruhi terhadap system pencernaan pada
bayi

5. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Nutrisi : Ditanyakan untuk mengetahui status gizi anak,
karena merupakan kebutuhan yang penting.
Nutrisi berpengaruh terhadap tumbang terutama
tahun-tahun pertama kehidupan sedang
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat
terutama pertumbuhan otak.
( Buku Ajar. 2002 . 13 )
b. Personal Hygine : Memegang peranan penting pada tumbang anak
jika kebersihannya kurang akan memudahkan
penyakit-penyakit kulit dan saluran pencernakan
seperti diare, cacingan dll.
( Buku Ajar 1. 2002. 16)
c. Eliminasi : Untuk mengetahui frekwensi dari eliminasi baik
mixie maupun elepekasi serta kelainan-kelainan
yang menyertai.
d. Aktifitas : Untuk mengetahui tingkat aktifitas sehari-hari
seperti bermain.
e. istirahat/tidur : ditanyakan untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak serta
keadaan pisik anak.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum :
TTV : Nadi : Untuk mengetahui kenormalan Nadi 70 100
x/menit jika lebih dari normal menunjukkan
adanya kelainan.
Suhu : Pertanda sehat suhu tubuh 370 C
Pertanda buruk suhu lebih dari normal.
Pernapasan: Untuk mengetahui pernapasan normal 20 30
x/menit bila pernapasan lebih dari normal berarti
ada kelainan
Antropometri :
Berat badan: Merupakan indicator yang terbaik untuk keadaan
gizi dan pertumbuhan serta perkembangan anak
dan kesehatan, menyadari keadaan kesehatan
missal pengelola nutrisi dan dasar perhitungan
dosis obat dan makanan yang perlu diberikan.
( Soetjiningsih 1995. 38 )
Tinggi Badan : Merupakan indicator yang baik untuk gangguan
pertumbuhan pisik yang sudah lewat sebagai
perbandingan terhadap pertumbuhan yang relatif.
( Soetjiningsih 1998. 39 )
2. Pemeriksaan Pisik
Untuk melihat bentuk tubuh perbandingan bagian kepala, tubuh dan
anggota tubuh lainnya dengan memperhatikan apakah ada cedera dan
kelainan untuk memperoleh kesan klinis tentang gejala / tanda dari
Seborea pada bayi.
( soetjiningsih 1995. 43 )

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa : Hasil analisa data sehingga dapat dijadikan pedoman
dalampemberian HE dan therapy atau tindakan yang
akan dilakukan.
Data Subyektif : Data yang berasal dari keluarga yang dapat mendukung
dalam menentukan diagnosa.
Data Obyektif : Data yang berasal atau didapat dari hasil pemeriksaan
petugas kesehatan sehingga dapat digunakan untuk
mendukung uragnosa.
Masalah : Suatu keadaan dimana pasien mempunyai keluhan yang
membutuhkan suatu pemecahan.
Kebutuhan : Suatu informasi yang diperlukan oleh pasien untuk
dapat mengatasi masalah yang dialami.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Diagnosa Potensial : Mengidentifikasikan diagnosa potensial lain
berdasarkan diagnosa yang ada.
Masalah Potensial : Mengidentifikasikan masalah yang mungkin terjadi
berdasarkan masalah yang berkelanjutan.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Mengidentifikasi kebutuhan segera yang diperlukan oleh pasien untuk
menghindari hal-hal yang dapat mengancam jiwa penderita sehingga harus
dengan segera dikonsultasikan / kolaborasi atau rujukan dengan anggota tim
kesehatan yang lain.
V. INTERVENSI
Merupakan langkah yng akan dilakukan oleh seorang petugas
kesehatan melalui asuhan yang akan diberikan sesuai dengan diagnosa
masalah dan kondsi penderita dari hasil pemeriksaan meliputi Penyusunan
langkah yang berupa HE dan Therapi.

VI. IMPLEMENTASI
Dalam Implementasi ini berisi tentang tindkan yang dilakukan bidan
dalam memberikan asuhan sesuai dengan rencana yang sudah disusun sesuai
dengan diagnosa dan kondisi penderita.
VI. EVALUASI
Evaluasi adalah Langkah terakhir yang digunakan dalam management
kebidanan. Didalam evaluasi ini kita dapat menilai evaluasi hasil dan
evaluasi proses. Evaluasi dapat ditentukan setelah tindakan dan asuhan
dilakukan oleh penderita melalui keluarganya sehingga kita dapat menilai
hasil yang didapat, sedangkan evaluasi proses dapat kita amati pad saat kita
memberikan proses asuhan pada pada penderita maupun keluargnya.
Tujuan evaluasi disini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
tindakan atau yang telah dilakukan.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
PADA ANAK U USIA 6 BULAN
DENGAN COMMON COLD
DI PUSTU BANCARAN

Hari/Tanggal : 12 Juni 2009


Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Pustu Bancaran

I. PENGKAJIAN
BIODATA
Nama anak : An. U
Umur / tanggal lahir : 6 Bulan
Jenis kelamin : laki-laki
Anak ke : 1
Jumlah saudara : -
Status anak : Anak kandung

Nama orang tua :


Nama ibu : Ny. Y Nama ayah : Tn N
Umur : 30 tahun Umur : 50 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pelayaran
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Ds.Leban Alamat : Ds.Leban

DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan anaknya batuk, pilek, tidak mau makan, rewel
2. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Penyakit Anak dahulu :
Anak tidak pernah menderita penyakit Anemia, Gizi buruk
b. Riwayat Alergi terhadap makanan dan obat-obatan
Ibu mengatakan anak tidak alergi makanan atau obat-obatan
c. Riwayat Penyakit keluarga.
Dalam keluarga tidak ada yang sedang menderita batuk pilek.
3. Riwayat Imunisasi dan Vitamin A
Ibu mengatakan anaknya sudah mendapat imunisasi HB0, BCG, DPT1,2,3 ,
polio1,2,3 , dan vitamin A
4. Riwayat pemberian ASI dan MPASI
Ibu mengatakan anaknya hanya diberikan ASI
5. Kegiatan sehari-hari :
a. Nutrisi
Sejak sakit anak tidak mau menetek
b. Istirahat
Ibu mengatakan anak susah tidur karena sulit bernapas dan batuk
c. Eleminasi
Ibu mengatakan anak BAB 1 x / hari, BAB 3 5 x / hari.
d. Aktifitas
Ibu mengatakan sejak sakit anak cenderung diam

DATA OBYEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital : Suhu : 36,8C
Nadi : 140 x / menit
Rr : 32 x / menit
Antropometri
BB : 9 Kg
TB : 79 Cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Teraba hangat
Muka : agak memerah
Hidung : Terdapat secret cair dan bening, terjadi pembengkakan
mukosa hidung
Mulut : anak bernafas melalui mulut
Dada : bunyi jantung normal, terdapat bunyi tambahan ronchi
pada pernapasan
Kulit : teraba dingin

II. INTERPRETASI DATA DASAR


DX : anak usia 6 bulan dengan common cold
DS : Ibu mengatakan anak rewel, susah tidur
Ibu mengatakan anak batuk, pilek, susah bernapas 2 hari yang
lalu
DO : Keadaan umum : Baik
TTV : N : 140 x / menit
S : 36,8 C
Rr : 32 x / menit

Masalah : Adanya sumbatan jalan napas ( hidung )


Kebutuhan : Penanganan sumbatan jalan napas ( hidung ) dengan
drainase postural
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
1. Laringitis
2. ISPA
3. OMA

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


-

V. INTERVENSI
1. Atasi sumbatan jalan nafaspada bayi
2. Berikan Informasi pada Ibu cara mengatasi batuk pilek pada bayi
3. Berikan terapi yang sesuai
4. Berikan informasi pada ibu bagaimana cara mencegah batuk pilek
5. Ajarkan pada ibu cara pemenuhan nutrisi pada bayi

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 12 Juni 2009
Pukul : 10.30 WIB
1. Mengatasi sumbatan jalan nafas pada bayi dengan cara :
Postural drainase
Membaringkan bayi posisi tengkurap
Posisi claping dan vibrating
Menepuk-nepuk punggung bayi untuk merangsang reflek batuk
agar lendir keluar
2. Memberikan informasi kepada ibu tentang cara mengatasi batuk pilek
Tetap berikan ASI pada bayi jika masih menyusu
Bersihkan lubang hidung bayi dari sekret/lendir agar bayi
dapat bernapas dengan baik (bisa menggunakan cotton bud)
Oleskan minyak kayu putih pada dada dan punggung bayi
sehingga bayi merasa nyaman
3. Memberikan terapi yang sesuai
Amoxilin (125 mg) syrup : 3x1/2 sendok takar
Pamol : 1,5 tablet
GG : tablet
CTM : tablet 10 puyer 3x1 bungkus
VIT C : 1 tablet
VIT B complex: 1 tablet
4. Memberikan informasi untuk mencegah batuk pilek
Jauhkan bayi dari penderita batuk pilek
Berikan ASI sesering mungkin
Jaga kebersihan rumah dan lingkungan
5. Mengajarkan cara pemenuhan nutrisi
Berikan ASI sesering mungkin (jika bayi tidak menyusu,
peras ASI, dan tempatkan di cangkir, berikan pada bayi dengan
menggunakan sendok )

VII. EVALUASI
Tanggal : 12 Juni 2009
Pukul : 10.30 wib
Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan, dengan
ibu dapat mengulang penjelasan secara benar dan sederhana. Ibu bersedia
akan melakukan nasehat yang diberikan termasuk untuk memberikan obat
yang telah diberikan secara terakhir pada anak.

Anda mungkin juga menyukai