Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengertian program Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak
balita, anak prasekolah serta pelayanan KB. Upaya pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta
pelayanan KB merupakan upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat Kesehatan Ibu
dan Anak untuk menurunkan AKI dan AKB. Dalam melaksanakan program KIA selalu
membudidayakan tata nilai CAKAP, yaitu : Cepat dalam memberikan pelayanan, Akurat dalam
menangani masalah kesehatan ibu dan anak, Kualitas dalam memberikan pelayanan KIA, Aman
dalam memberikan pelayanan (tidak menimbulkan resiko terhadap sasaran maupun petugas),
Profesional dalam memberikan pelayanan sesuai dengan kompetensi petugas. Selain itu
pelayanan KIA harus sesuai dengan visi dan misi Puskesmas Kayon, visinya yaitu:
MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT UNTUK HIDUP SEHAT.
Kesehatan ibu dimulai sejak periode masa usia subur, kehamilan, persalinan, nifas, dan
menyusui serta mengikuti pelayanan KB. Untuk kesehatan anak ditandai dengan anak yang
memiliki kebugaran jasmani, kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual melalui upaya
pemenuhan, peningkatan dan perlindungan hak-hak anak, mulai dari bayi baru lahir sehat,
mempertahankan hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal sejak usia dini, usia sekolah,
masa pubertas sampai usia dewasa.

Secara nasional dalam beberapa tahun ini akses dan kualitas terhadap pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak cenderung semakin membaik. Hal ini terlihat dengan menigkatnya
cakupan pelayanan kesehatan ibu pada hasil Riskesdas 2010 dan 2013. Cakupan ibu hamil yang
memperoleh pelayanan antenatal telah meningkat dari 92,7 % pada tahun 2010 menjadi 95,2 %
pada tahun 2013. Cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan juga meningkat dari 79,0%
pada tahun 2010 menjadi 86,9 % pada tahun 2013. Walaupun demikian, Indonesia masih
menghadapi tantangan besar, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih cukup tinggi yaitu
359 per 100.000 kelahiran hidup. Target tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup
akan sulit tercapai tanpa pelayanan kesehatan ibu yang optimal. Untuk itu perlu adanya pedoman
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.

Rencana percepatan penurunan AKI mempunyai 3 tantangan utama yaitu walaupun akses
masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan sudah membaik, tetapi cakupan dan kualitas belum
optimal, terbatasnya ketersediaan sumber daya strategis untuk kesehatan ibu dan neonatal, masih
rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu.

Kajian kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu yang dilakukan pada tahun 2012 oleh
Kementrian Kesehatan bersama HOGSI POGI, IBI dan WHO menunjukkan bahwa Indonesia
masih menghadapi tantangan serius dalam hal kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang
belum sesuai harapan. Kepatuhan tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan terhadap standart
pelayanan. Untuk itu diperlukan pedoman pelayanan kesehatan ibu dan anak.

1
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang
optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS) serta meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses
tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna, posyandu,
puskesmas dan unit pelayanan kesehatan laiinya dalam upaya pembinaan kesehatan
keluarga.
b. Meningkatnya upaya pembinaan balita dan anak secara mandiri didalam lingkungan
keluarga.
c. Meningkatnya jangkauan kesehatan bayi, anak balita, anak prasekolah, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, ibu menyusui dan pelayanan KB.
d. Meningkatnya mutu pelayanan bayi, anak balita, anak prasekolah, ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, ibu menyusui dan ibu mengkuti pelayanan KB.
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya
untuk mengatasi masalah kesehatan ibu dan balita, terutama melalui peningkatan peran
ibu dan keluarganya.
C. Sasaran
Sasaran kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak adalah :
1. Ibu ( hamil, bersalin, nifas, menyusui, serta pelayanan KB).
2. Anak (bayi, balita dan anak prasekolah).
3. Remaja dan WUS
4. PUS.

D. Ruang Lingkup
1. Pelayanan KIA/KB dalam gedung :
a. Pelayanan ibu ( ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui ).
b. Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS ).
c. Pelayanan KB.
d. Pelayanan kesehatan reproduksi.
2. Pelayanan KIA/KB luar gedung : Sesuai Rencana Pelaksanaan Kegiatan
a. Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita, anak prasekolah, remaja,
PUS, WUS).
b. Kunjungan rumah (kunjungan ibu hamil, kunjungan nifas, kunjungan neonatal,
kunjungan kasus resti ).
c. Penempelan stiker P4K.
d. Posyandu (Pemeriksaan ANC, KB).

2
e. Kelas ibu (ibu hamil, ibu balita).
f. Kerjasama lintas program dan lintas sektor.

E. Batasan Operasional

Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan pelayanan KB merupakan upaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan yang bisa dilakukan didalam fasilitas kesehatan maupun diluar fasilitas
kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

F. Landasan Hukum
1. UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk
pelaksanaan pengingkatan mutu pelayanan kesehatan
2. UU no. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 29/Menkes/SK/III/3008 tentang
Pengobatan Dasar Puskesmas
5. Perbup Xxx No.59 Tanggal 31-12-2-12 tentang retribusi
6. Permenkes no.75 tahun 2014 tentang Puskesmas

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Penanggung jawab ruang KIA/KB adalah seorang bidan yang bertanggung jawab kepada
Kepala Puskesmas.
a.
2. Perawat
Memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. .

B. Distribusi Ketenagaan

No Jabatan PNS D3 D4/S1 S2/Spesialis

1. Bidan

2. Perawat

C. Jam Pelayanan
Senin - Kamis : 07.30 11.00 WIB
Jumat : 07.30 10.00 WIB
Sabtu : 07.30 10.30 WIB

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

Koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dilakukan oleh
penanggungjawab UKM yang menempati ruang KIA/KB dari gedung Puskesmas. Pelaksanaan
rapat koordinasi dilakukan di ruang tunggu Puskesmas. Untuk kegiatan luar gedung petugas
mendatangi sasaran di rumahnya atau di tempat yang sudah disepakati untuk melakukan
kegiatan.

B. Standar Fasilitas

Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Puskesmas Kayon memiliki fasilitas penunjang sebagai berikut :

5
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Sarana- prasarana
Ibu dan Anak
Meja, kursi
Alat tulis
Buku Register kohort
Timbangan
Posyandu Microtoice/ pengukur tinggi badan
Stetoskop
Tensimeter
Buku KIA
Dopler / lenac
Metlin
Leaflet
Daftar hadir
Penyuluhan LCD
Notulen
Laptop
Alat peraga penyuluhan
Pendataan Bumil , Bumil Register kohort hamil
Register kohort bayi
Buku Panduan Kelas ibu
ANC Kit
Kelas Ibu Perlengkapan senam hamil
Form pre test & post test
Alat peraga penyuluhan sesuai materi
Pemasangan Stiker P4K Stiker P 4 K , buku pencatatan, dokumentasi
Kunjungan Rumah Bumil, Bufas, Risti ANC Kit, Nifas Kit
Buku pencatatan
Form Rujukan
Pendataan neonatal, bayi normal, dan Buku pencatatan,register kohort bayi,Form rujukan
resiko tinggi
Kunjungan rumah neonatal, bayi Buku pencatatan, Form MTBM
normal, dan resiko tinggi Timbangan bayi,thermometer, timer
Form Rujukan bayi resti
Pemantauan tumbuh kembang bayi, Timbangan
anak balita, dan anak pra sekolah/ Microtoise
SDITK (TK, PAUD) Buku KIA / Buku panduan SDITK
Register kohort
KIE untuk remaja yang sekolah dan Buku pencatatan
yang tidak sekolah Buku Panduan Kesehatan Reproduksi Remaja
Leaflet
Konseling untuk remaja yang sekolah Buku pencatatan
dan yang tidak sekolah Buku Panduan Kesehatan Reproduksi Remaja

6
Leaflet
Pendataan sasaran KB Register kohort KB
Konseling dan penyuluhan Leaflet
LCD
Laptop
Alat peraga penyuluhan
Pelayanan dengan momen khusus Buku Pencatatan
(contoh Safari TNI KB Kes) Tensimeter, Stetoskop,Timbangan
K1 KB,inform konsen,kartu akseptor
Obat KB, Alat KB
Pelacakan kegagalan KB Buku pencatatan

7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
1. Pelayanan KIA dalam gedung :
a. Pelayanan ibu ( ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui ).
b. Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS ).
c. Pelayanan KB.
d. Pelayanan kesehatan reproduksi.

2. Pelayanan KIA luar gedung :


a. Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita, remaja, PUS, WUS, anak
prasekolah).
b. Kunjungan rumah (kunjungan ibu hamil, kunjungan nifas, kunjungan neonatal,
kunjungan kasus resti ).
c. Penempelan stiker P4K.
d. Posyandu (Pemeriksaan ANC, KB).
e. Kelas ibu (ibu hamil, ibu balita).
f. Kerjasama lintas program dan lintas sektor.

B. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan di bidang kesehatan Ibu dan Anak diperlukan peran
petugas kesehatan dan fasilitator, dimana petugas kesehatan memberikan pelayanan dan
fasilitator bertanggungjawab dalam mengkomunikasikan inovasi dibidang kesehatan
kepada masyarakat. Metode yang digunakan adalah:
1. Pendataan sasaran
2. Wawancara/anamnesa
3. Pemeriksaan
4. Penatalaksanaan kasus
5. Pencatatan dan pelaporan

C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan dalam gedung
a. Wawancara/anamnesa
b. Pemeriksaan
c. Penatalaksanaan kasus
d. Pencatatan dan pelaporan
2. Kegiatan luar gedung
a. Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak pada RKA JKN (yang
bersumber dari dana JKN) dan atau melalui RKA BOK (yang bersumber dari
dana Bantuan Operasional Kesehatan)

8
b. Penggerakan Pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P2 petugas melakukan:
1) Membuat jadual kegiatan
2) Mengkoordinasikan dengan bendahara JKN dan bendahara BOK
3) Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
4) Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)
1) Petugas Mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
2) Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
3) Petugas mengevaluasi kegiatan

9
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanannya


dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian diajukan sesuai dengan alur
yang berlaku di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Program Kesehatan Ibu dan
Anak direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai
dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain :
a. Meja, Kursi
b. Alat tulis
c. Buku catatan Kegiatan
d. Leaflet
e. buku panduan
f. komputer
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang meliputi :
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Timbangan
d. Leaflet
e. Buku catatan kegiatan
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Program KIA berkoordinasi
dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk
mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan
bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya
dibuat perencanaan kegiatan ( POA Plan Of Action ).

10
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik resiko
yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas
sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat
tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program
kesehatan lainnya. Tahapan tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi
resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang mungkin
terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin
terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi
resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan
untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang berjalan.

11
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut
Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya.
Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang
aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan
kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas
terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko
pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar
tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana
kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan
merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas
kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum
bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat.
Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius
dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.

12
BAB VIII
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan kesehatan Ibu dan Anak ini dibuat untuk memberikan petunjuk
dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan Ibu dan Anak serta pelayanan KB di Puskesmas Kayon,
penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi real yang ada di puskesmas, tentu saja masih
memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional.
Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan
yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan Ibu dan Anak serta pelayanan KB di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau
pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.

Ditetapkan di : Palangka Raya


Pada Tanggal : 14 Agustus 2017

Kepala UPT Puskesmas Kayon

MUHAMMAD RUSLI, AT, SKM., MKM


Penata
NIP. 19730824 199303 1 004

13

Anda mungkin juga menyukai