Anda di halaman 1dari 26

METABOLISME HEWAN DAN TUMBUHAN

(Laporan Praktikum Biologi Umum)

OLEH:

EVI KURNIA SARI


1417021038

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGENTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
Judul Praktikum : Metabolisme hewan dan tumbuhan

Tanggal Praktikum : 16 Oktober 2014

Tempat Praktikum : Laboratorium Zoologi 1

Nama : Evi Kurnia Sari

NPM : 1417021038

Jurusan : Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok :3

Bandar Lampung, 30 Oktober 2014

Mengetahui,

Asisten Dosen

Melinda Juniar

NPM: 1117021031
DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.2 Cara Kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.2 Pembahasan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makhluk hidup terdiri atas sel, karena itulah manusia harus mempelajari tentang keadaan
selnya atau sel- sel lainnya yang menunjang kehidupannya. Suatu sistem transportasi sangat
penting bagi tunbuhan dan hewan yang berkaitan dengan masa organisme tersebut. Pada
tanaman dan hewan yang masih sederhana transfor materi berlangsung secara osmosis, dan
difusi. Pada sel hewan, jika suatu sel (sel darah merah) berada pada cairan yang Hipotonik
maka sel darah merah akan pecah, namun jika berada dalam cairan yang hiportonis maka sel
darah akan pecah.

Metabolisme berasal dari kata Yunani Metabole yang berarti perubahan. Metabolisme
kadang juga diartikan pertukaran zat antaara satu sel atau secara keseluruhan dengan
lingkungannya. Salah satu aktivitas protoplasma yang penting adalah pembentukan sel baru
dengan cara pembelahan. Sebelum sel melakukan pembelahan, maka protoplasma akan aktif
mengumpulkan serta mensintesa karbohidrat, protein, lemak dan banyak lagi senyawa
kompleks yang merupakan bagian dari protoplasma dan dinding sel. Bahan dasar untuk
sintesa senyawa organic tersebut adalah unsure-unsur aorganic yang diserap oleh akar dan
gula yang dibentuk dari karbon dioksida dan air pada proses fotosintesa (asimilasi karbon).

Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup,
mulai makhluk hidup bersel satu hingga yang memiliki susunan tubuh kompleks seperti
manusia. Dalam hal ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia
dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.

Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) senyawa


atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain
yang penting dalam metabollisme adalah perenannya dalam penawar racun atau detoksifikasi.

Proses metabolisme yang terjadi didalam sel merupakan aktivitas yang sangat terkoordinasi,
melibatkan kerjasama berbagai system enzim yang mengkatalis reaksi-reaksi secara bertahap
dan memerlukan pengaturan metabolic untuk mengendalikan mekanisme reaksinya.
1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Mengamati terjadinya plasmolisis pada sel tumbuhan
2. Memahami proses fotosintesisyang terjadi pada tumbuhan berklorofil
3. Memahami proses respirasi yang terjadi pada sel hewan
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme
II. TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu ciri makhluk hidup ataupun sel hidup adalah melakukan metabolism (pertukaran
zat) yakni istilah untuk menunjukkan perubahan-perubahan kimiawi yang terjadi di dalam
tubuh untuk melaksanakan berbagai fungsi vitalnya. Setiap sel terdiri atas protoplasma yang
memiliki kemampuan memungut oksigen dan bahan keperluannya, dan untuk menyisihkan
bahan tertentu lainnya sebagai bahan barang buangan (kartono,1982).

Semua kegiatan hidup yang terdapat dalam sel tidak dapat di pisahkan dengan reaksi kimia.
Pertumbuhan, perkembangan, sekresi, ekskresi, dan kegiatan hidup lainnya merupakan proses
reaksi kimia. Namun secara garis besarnya perubahan reaksi kimia atau metabolism, dalam
sel dapat di bedakan menjadi dua yaitu anabolisme atau reaksi penyusunan atau sintesis dan
katabolisme atau pembongkaran atau pemecahan (Slamet, 2004).

Plasmolisis adalah proses terlepasnya protoplasma dari dinding sel yang disebabkan oleh air
yang berada dalam vakoula merembes keluar dari sel, yaitu bila tumbuhan berada pada
lingkungan yang kadar airnya rendah, maka tumbuhan akan sulit menyerap air. Pada kasus
tertentu, air di dalam sel juga akan keluar. Bila terjadi terus-menerus, maka selaput plasma
akan lepas dari dinding sel. Bila plasmolisis berkepanjangan, maka sel tersebut akan mati dan
untuk mengembalikannya diperlukan proses sebaliknya. Keadaan ini dapat kembali ke
keadaan semula apabila sel tersebut diletakkan di lingkungan dengan kadar air yang lebih
tinggi (hipotonis). Peristiwa kembalinya protoplasma ini disebut dengan deplasmolisis
(Wilkins, 1992).

Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Plasmolisis hanya terjadi pada
kondisi eksterm, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium
dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan
ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang
memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas ( Lukyati, 1999).

Fotosintesis adalah proses pembentukan molekul-molekul makanan yang kompleks dan


berenergi tinggi dari komponen-komponen yang lebih sederhana oleh tumbuhan hijau dan
organisme autotrofik lainnya dengan keberadaan energi cahaya (Fried, 2005).

Fotosintesis adalah proses yng dilakukan oleh organisme hidup untuk mengubah energi
cahaya menjadi energi kimia dari molekul organik. Fotosintesis menyediakan energi untuk
segala kehidupan di dunia. Formula proses fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut:
CO2 + H2O + energi cahaya (CH2O) + O2 + energi kimia
(Rosenberg, 1965).
Agar dapat digunakan sebagai tenaga penggerak aktivitas kehidupan seluruh organisme
makhluk hidup, tenaga cahaya matahari harus diubah menjadi tenaga kimia terlebih dahulu.
Dengan demikian, proses fotosintesis terdiri dari reaksi pengubahn tenaga matahari menjadi
tenaga kimia dalma bentuk ATPdan NADPH serta pembentukan karbohidrat, dengan
menggunakan ATP dan NADPH tersebut (Campbell, Richard, 2000) .
Reaksi fotosintesis pada tumbuhan dibagi dalam dua tahap, yaitu:
A. Reaksi terang
Reaksi terang mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimiawi berupa ATP
dan NADPH (Campbell, 2000).
B. Reaksi gelap
Reaksi gelap adalah jalur dimana terjadi reduksi CO2 menjadi gula. Komponen ini
ditemukan pada stroma kloroplas. Reaksi gelap sebenarnya tidak harus terjadi dalam
kondisi gelap; hanya saja reaksi gelap tidak bergantung pada cahaya (Fried, 2005).

Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi
dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan
manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun malam hari. Sebagaimana kita ketahui
dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi begitu juga dengan tumbuhan
(Campbell, 2002).

Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per
satuan waktu (Seeley, 2002).

Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi merupakan proses ekstraksi
energi dari molekul makanan yang bergantung pada adanya oksigen (Tobin, 2005).
Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6 CO2 + 6H2O + ATP
(Tobin, 2005)

Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang


dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari
bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan
energi yang dapat diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup
diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen (Tobin, 2005).

Laju metabolisme dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk umur, jenis kelamin,
status reproduksi, makanan dalam usus, stress fisiologis, aktivitas, musim, ukuran tubuh dan
temperature lingkungan. Laju metabolisme baku (standard metabolic rate) merupakan laju
metabolisme hewan manakala hewan tersebut sedang istirahat dan tidak ada makanan dalam
ususnya. Ketika pengukuran laju metabolisme tengah dilakukan, jarang sekali ikan berada
dalam keaadaan diam, sehingga istilah laju metabolsme rutin sering dipakai untuk
menunjukkan bahwa laju metabolisme diukur dalam keaadaan selama level aktifitas rutin.
Ini menyebabkan hasil pengukurannya biasanya lebih tinggi dari laju metabolisme manakala
ikan benar-benar diam (Yuwono, 2001).

Serangga termasuk hewan berbuku-buku. Sebagian besar serangga hidup di darat. Contoh
serangga adalah jangkrik, kupu-kupu, belalang, nyamuk, lalat, semut, laron, kecoak. Alat
pernafasan serangga yang hidup di darat berbeda dengan yang hidup di air. Serangga bernafas
dengan trakea. Trakea adalah suatu sistem alat pernafasan yang terdiri atas pembuluh-
pembuluh yang bercabang-cabang ke seluruh tubuh. Cabang-cabang ini bermuara di stigma
(spirakel). Stigma merupakan lubang keluar masuknya udara. Pada trakea terdapat kantong
udara kantong hawa, yang berfungsi menyimpan udara yang masuk untuk sementara waktu
(Johnson, 1984).
Mekanisme respirasi hewan jangkrik yaitu corong hawa (trakea) adalah alat pernafasan yang
dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil
yang ada dikerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh
silindris yang berlapis zat kitin, yang terletak berpasangan pada setiap sekmen tubuh.
Spirakel mempunyai tutup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya
spirakel terjadi secara teratur. Umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan
menutup saat beristirahat. Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dan
spirakel menuju pembuluh pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang
lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus. Sehingga dapat mencapai seluruh jaringan
dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis titin, terisi cairan dan dibentuk oleh sel
yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel sel tubuh.
Trakeolus mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler. Pada sistem pengangkutan pada
vertebrata. Mekanisme pernapasan pada serangga ini, misalnya belalang adalah : jika otot
perut belalang berkontraksi maka trakea menyerpi sehingga udara kaya CO2 keluar.
Sebaliknya, jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea kembali pada volume semula.
Sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan diluar sebagai akibatnya
udara diluar yang kaya oksigen masuk ke trakea, sistem trake berfungsi mengangkut oksigen
dan mengedarkan keseluruh tubuh, sebaliknya mengangkut karbondioksida hasil respirasi
dikeluarkan dalam tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi
mengangkut sari makanan dan tidak mengangkut gas. Bagian ujung trakeolus terdapat cairan
sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan (Johnson, 1984).

Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme adalah:

1. Faktor Dalam (Internal)

a. Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen
mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna
kulit, warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya. Gen juga menentukan
kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangannya.
Hewan, tumbuhan, dan manusia yang memiliki gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan
berkembang dengan cepat sesuai dengan periode pertumbuhan dan perkembangannya.
Meskipun peranan gen sangat penting, faktor genetis bukan satu-satunya faktor yang
menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan, karena juga dipengaruhi oleh faktor
lainnya. Misalnya tanaman yang mempunyai sifat unggul dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, hanya akan tumbuh dengan cepat, lekas berbuah, dan berbuah lebat
jika ditanam di lahan subur dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan
kondisi lingkungannya tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangannya menjadi kurang
baik. Demikian juga ternak unggul hanya akan berproduksi secara optimal bila diberi
pakan yang baik dan dipelihara di lingkungan yang sesuai.

b. Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam
tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam
pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada makhluk hidup beragam jenisnya.

2. Faktor Luar (External)


Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
berasal dari faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah sebagai berikut.

a. Makanan atau Nutrisi

Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme tubuh.
Kualitas dan kuantitas makanan
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Karena sedang
dalam masa pertumbuhan, kamu harus cukup makan makanan yang bergizi untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuhmu.
Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Semua zat ini diperoleh dari makanan. Sedangkan bagi
tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air.
Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida (CO2) diubah menjadi zat makanan
dengan bantuan sinar matahari. Meskipun tidak berperan langsung dalam fotosintesis,
zat hara diperlukan agar tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Coba
kamu amati, tanaman padi yang terlambat dipupuk, daunnya akan berwarna
kekuningan. Setelah dipupuk, daun tanaman padi itu akan kembali berwarna hijau dan
tumbuh dengan baik. Mengapa demikian? Di dalam pupuk terkandung zat hara yang
penting sebagai nutrisi tanaman.

b. Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang pertumbuhan
dan perkembangannya. Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya suhu tubuh manusia
yang normal adalah sekitar 37C. Pada suhu optimum, semua makhluk hidup dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Hewan dan manusia memiliki kemampuan untuk
bertahan hidup dalam kisaran suhu lingkungan tertentu. Tumbuhan menunjukkan
pengaruh yang lebih nyata terhadap suhu. Padi yang ditanam pada awal musim
kemarau (suhu udara rata-rata tinggi) lebih cepat dipanen daripada padi yang ditanam
pada musim penghujan (suhu udara rata-rata rendah). Jenis bunga mawar yang tumbuh
dan berbunga dengan baik di pegunungan yang sejuk, ketika ditanam di daerah pantai
yang panas pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak menghasilkan bunga yang
seindah sebelumnya. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan dan
perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan pernapasan pada
tumbuhan dipengaruhi oleh suhu.

c. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun
keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan karena cahaya
dapat merusak hormon auksin yang terdapat pada ujung batang. Bila kamu menyimpan
kecambah di tempat gelap selama beberapa hari, kecambah itu akan tumbuh lebih cepat
(lebih tinggi) dari seharusnya, namun tampak lemah dan pucat/kekuning-kuningan
karena kekurangan klorofil. Selain tumbuhan, manusia juga membutuhkan cahaya
matahari untuk membantu pembentukan vitamin D.
d. Air dan Kelembapan
Air dan kelembapan merupakan faktor penting untukpertumbuhan dan perkembangan.
Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat
bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam
tubuh. Tanpa air, reaksi kimia di dalam sel tidak dapat berlangsung, sehingga dapat
mengakibatkan kematian. Kelembapan adalah banyaknya kandungan uap air dalam
udara atau tanah. Tanah yang lembab berpengarauh baik terhadap pertumbuhan
tumbuhan. Kondisi yang lembab banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan dan
lebih sedikit penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali terhadap
pemanjangan sel. Kelembapan juga penting untuk mempertahankan stabilitas bentuk
sel.

e. Tanah
Bagi tumbuhan, tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya.
Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat
hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan
oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan mineral, dan air (Anonim, 2010)
III. METODE KERJA

3.1. Alat dan Bahan

1.Plasmolisis
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Mikroskop
2. Objek glass
3. Penutup objek glass
4. Silet
5. Stopwatch
Bahan yang digunakan adalah:
1. daun jadam (Rhoeo discolor)
2. Aquades
3. Larutan sukrosa 20%

2.Fotosintesis
Alat yang digunakan untuk praktikum fotosintesis adalah:
1. Gelas piala 100 ml, 250 ml, 600 ml, dan 1000 ml
2. Tripot, kasa asbes, bunsen, cawan patri
3. Tabung reaksi, corong kaca 7 cm, batang gelas 25 cm
4. Termometer
5. Kawat penyangga
6. Stopwatch
Bahan yang digunakan adalah:
1. Tanaman Hydrilla verticilata
2. Aquades.
3.Respirasi
Alat yang digunakan adalah:
1. Respirometer
2. Jarum suntik
3. Stopwatch
4. Gelas ukur
5. Tabung reaksi
6. Timbangan
7. Kapas/tissu
Bahan yang digunakan adalah:
1. jangkrik
2. kecambah
3. kristal KOH
4. eosin
5. vaselin

3.2. Cara Kerja

1.Plasmolisis dan Deplasmolisis


Pertama menyiapkan semua alat dan bahan, menyayat permukaan daun Rhoeo discolor
bagian yang berwarna ungu setipis mungkin, meletakan sayatan pada objek glass, kemudian
mengamatinya dengan mikroskop, jika sudah tetrlihat jelas teteskan larutan sukrosa 20%
pada tepi gelas penutup dan amati dengan mikroskop dan mencatat apa yang terjadi dengan
memperhatikan waktunya juga, setelah itu mencobanya lagi dengan aquades dan
mengamatinya kembalidan mencatat perubahan yang terjadi beserta waktu yang dibutuhkan.

2.Fotosintesis
Meyiapkan semua alat dan bahan, kemudian memasukan aquades sebanyak 500 ml kedalam
gelas kimia A dan B, memasukan tanaman Hydrilla verticilata kedalam corong dengan
pangkal tanaman diatas. Selanjutnya mengatur letak corong dan tabung reaksi pada masing-
masing gelas kimia didalam air, untuk menyangga corong menggunakan kawat penyangga,
perlakuan pada gelas A yaitu meletakannya pada tempat yang mendapatkan banyak sinar
matahari, selanjutnya menghitung jumlah gelembung yang dihasilkan dan mencatat
waktunya. Sedangkan perlakuan untuk gelas B yaitu meletakkan pada tempat yang gelap
selanjutnya menghitung jumlah gelembung yang dihasilkan dan mencatat waktunya.

3. Respirasi
Menyiapkan semua alat dan bahan, kemudian menimbang massa kecambah yang digunakan,
memasukan KOH kedalam kapas kemudian memasukannya kedalam respirometer, kemudian
memasukan kecambah kedalam respirometer juga, selanjutnya mengolesi vaselin
kepermukaan tabung respirometer dan menutupnya dan memastikan tidak adanya kebocoran
udara. menyuntikan larutan eosin melalui lubang pada respirometer tepat diangka nol
kemudian mengamati pergerakan eosin dan mencatat waktu pergerakan eosin tersebut.
Untuk respirasi jangkrik lakukan hal yang sama, hanya saja objek kecambah diganti dengan
jangkrik.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

1. Respirasi

Berikut merupakan tabel hasil pengamatan praktikum respirasi Jangkrik betina bermassa
0,275 gram sebagai berikut:

Percobaan ke- waktu ml O2 Laju respirasi


Percobaan 1 2 menit 0,36 0,010
4 menit 0,61 0,018
6 menit 0,79 0,023

8 menit 1,00 0,030


Percobaan 2 2 menit 0,22 0,006
4 menit 0,36 0,010
6 menit 0,45 0,013

8 menit 0,53 0,016


Percobaan 3 2 menit 0,11 0,003
4 menit 0,22 0,006
6 menit 0,30 0,009
8 menit 0,41 0,012
Berikut merupakan tabel hasil pengamatan praktikum respirasi kecambah bermassa
5,088 gram sebagai berikut:

Percobaan ke- waktu ml O2 Laju respirasi


Percobaan 1 2 menit 0,18 0,00029
4 menit 0,37 0,00060
6 menit 0,54 0,00088
8 menit 0,70 0,00114
Percobaan 2 2 menit 0,135 0,00022
4 menit 0,32 0,00052
6 menit 0,47 0,00077

8 menit 0,63 0,00103


Percobaan3 2 menit 0,12 0,00019
4 menit 0,25 0,00041
6 menit 0,35 0,00057
8 menit 0,51 0,00083
2.Fotosintesis

Hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan fotosintesis yaitu sebagai berikut:

Percobaan Waktu Jumlah Gelembung


Terang Gelap
Percobaan I 5 menit 1 0
10 menit 50 0
15 menit 80 0
Percobaan II 4 menit 43 0
8 menit 73 0
12 menit 45 0
Percobaan III 3 menit 3 0
6 menit 2 0
9 menit 3 0

4.2 Pembahasan

Seperti yang telah dijelaskan dalam pendahuluan, setiap mahluk pasti melakukan proses
penguraian zat makanan dalam tubuhnya untuk melakukan aktivitas kehidupan. Proses
proses tersebut berlangsung di dalam sel mahluk hidup.proses inilah yang sering disebut
proses metabolisme mahluk hidup.

Metabolisme merupakan suatu proses pembentukan atau pengurain zat di dalam sel yang di
sertai dengan adanya perubahan energi. Proses proses ini terjadi di dalam sel mahluk hidup.
Proses yang ter jadi dapat berupa pembentukan zat atau dapat pula berupa penguraian zat
menjadi zat zat yang lebih sederhana. Proses pembentukan zat terjadi pada proses
fotosintesis , kemosintesis, sintesis lemak, dan sintesis protein. Proses penguraian zat dapat
berupa respirasi sel dan fermentasi sel.

Dalam proses metabolisme, enzim sangat diperlukan sebagai katalisator ( senyawa yang
dapat mempercepat proses terjadinya reaksi tanpa habis reaksi ). Enzim bekerja dengan cara
menempel pada permukaan molekul zat zat yang bereaksi, dan dengan demikian dapat
mempercepat proses reaksi.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa dalam proses metabolisme ada dua proses yaitu
proses pembentukan dan penguraian.Proses pembentukan dalam metabolisme di sebut juga
proses anabolisme. Sedangkan proses penguraian disebut juga dengan proses katabolisme.
Kedua proses ini disebut juga sebagai arah lintasan dari proses metabolisme.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup.
Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan
dipercepatkan oleh senyawa organik yang disebut sebagai enzim. Pada senyawa organik,
penentu arah reaksi kimia disebut promor dan penentu percepatan reaksi kimia disebut
katalis.

Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang berinteraksi
dengan enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat yang
lazim disebut dengan metabolit, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya.
Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom .
Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologiyang disebut.

Proses anabolisme biasanya lebih banyak membutuhkan energi sehingga reaksinya dapat
berlangsung cepat dan efisien serta memerlukan energi dalam bentuk energi panas.proses ini
memerlukan energi yang lebih besar karena, dalam proses anabolisme proses yang terjadi
lebih banyak dan prosesnya yang cepat dan efisien panas sehingga nergy yang di perlukan
lebih besar. Reaksi seperti ini disebut juga reaksi endergonik atau reaksi endoterm.

Sedangkan dalam proses katabolisme energi yang di butuhkan lebih sedikit. Karena, pada
reaksi katabolisme hanya menguraikan zat dan melepaskan energi, jadi nergy yang
diperlukan lebih sedikit. Suatu proses di mana terjadi pelepasan energi disebut juga reaksi
eskergonik atau reaksi eksoterm.

Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik


sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks.Proses ini membutuhkan energi
dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi
kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana
tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan
tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa
kompleks yang terbentuk.

Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakaria, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi
bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut
menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakaria, lemak, dan asam nukleat.

Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil tersebut misalnya
glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk pengkopian
informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh makhluk hidup,
baik intraselular maupun ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan ini lebih cepat dari
perombakannya, maka organisme akan tumbuh.

Reaksi yang termasuk dalam reaksi anabolisme yaitu fotosintesis dan kemosintesis.
Fotosintesis ialah reaksi anabolisme yang menggunakan energi cahaya. sedangkan
kemosintesis ialah reaksi anabolisme yang menggunakan energi kimia. Berikut akan di
jelaskan lebih lanjut mengenai salah satu reaksi anabolisme yaitu fotosintesis.

Fotosintesis merupakan suatu proses dimana terjadi proses pengolahan energi yang diperoleh
dari sinar matahari dan juga karbon dioksida ( CO2 ) menjadi senyawa kimia organik. Proses
fotosintesis dilakukan oleh tumbuhan tingkat tinggi, tumbuhan pakis, lumut, ganggang (
ganggang hijau, biru, merah dan cokelat ).

Energi matahari yang di tangkap oleh proses fotosintesis merupakan lebih dari 90% sumber
energi yang di pakai oleh manusia untuk pemanasan, cahaya, dan tenaga.Batu bara, gas bumi,
dan minyak bumi adalah sumber energi yang berasal dari hasil perombakan bahan alam
hayati oleh adanya jasad berfotosintesis dalam waktu jutaan tahun yang silam.

Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap yang
belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses vital ini.
Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan
utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri.

Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara
umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di
organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil
fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih
dahulu.

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi
terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida).

Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam
stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang
membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang
digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak
dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang
mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang
dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses
fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700
nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm),
biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm).

Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada
sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada
membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang
berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung
beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan
merah. Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau.
Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung
berperan dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan lepasnya elektron
berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan dan ditangkap oleh akseptor
elektron. Proses ini merupakan awal dari rangkaian panjang reaksi fotosintesis.

Berikut rumus umum atau persamaan umum dari proses fotosintesis :


6H2O + 6CO2 + cahaya C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Tumbuhan menggunakan karbon dioksia dan air untuk menghasilkan guladan oksigen yang
diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari
fotosintesis. Selain itu, cahaya matahari juga punya peran penting dalam proses fotosintesis.

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah
yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut
kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun
seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian
besar energi dihasilkan di daun.

Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta
kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna
dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.
Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk
mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.

Proses fotosintesis berlangsung pada organel tumbuhan yaitu kloroplas.Kloroplas terdapat


pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batangdan buah yang belum
matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis.
Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang disebut stroma. Stroma ini
dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya
terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli.

Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk


grana(kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan
tempat terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran
tilakoid. Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein,
klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim,
DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan
(Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid.
Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid
dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri
sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal
sebagai fotosistem.

Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang


mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih
rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di
dalam senyawa sumber.Proses pembongkaran ini dibedakan menjadi dua macam.yaitu
sebagai berikut :
1. Apabila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan memerlukan cukup oksigen (aerob)
disebut proses respirasi.
2. Apabila pembongkaran suatu zat dalam dalam lingkungan tanpa memerlukan oksigen
(anaerob) disebut proses fermentasi.

Berikut contoh persamaan dua reaksi di atas :


Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 > 6CO2 + 6H2O + 688KKal.
(glukosa)
A. Plasmolisis dan Deplasmolisis
Berdasarkan pada pengamatan yang dilakukan, yaitu mengamati sayatan daun Rhoeo
discolor dengan mikroskop , hal ini bertujuan untuk melihat bentuk awal dari sel sayatan
daun Rhoeo discolor. Lalu pelakuan selanjutnya meneteskan larutan sukrosa 20% dan
aquades pada masing-masing sayatan untuk mengamati plasmolisis dan deplasmolisis pada
sel. Perbedaan waktu yang terjadi pada masing-masing percobaan dipengaruhi oleh beberapa
faktor salah satunya yaitu tebal tipisnya sayatan pada daun. Hal ini menyebabkan
penampakan sitoplasma sel menjadi lebih jelas pada sayatan yang lebih tipis, selain hal
tersebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi plasmolisis dan deplasmolisis yaitu:
1. Konsentrasi, meningkatnya konsentrasi suatu larutan akan menurunkan nilai
osmotiknya,
2. Ionisasi zat terlarut,
3. Suhu, potensial osmotik larutan akan berkurang nilainya dengan naiknya suhu,
4. Hidrasi molekul zat terlarut, air yang berasosiasi dengan partikel zat terlarut
disebut air hidrasi, dapat menyebabkan larutan menjadi lebih pekat.

B. Respirasi
Berdasarkan pada pengamatan yang telah dilakukan dari percobaan respirasi menggunakan
jangkrik dan kecambah dengan bantuan alat respirometer dapat dilihat bahwa laju repirasi
hewan (jangkrik), lebih besar dibandingkan dengan laju respirasi tumbuhan kecambah, hal ini
disebabkan hewan jangkrik membutuhkan oksigen lebih banyak dibandingkan dengan
kecambah.
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya laju respirasi :
1. Umur
Frekuensi pernapasan yang dilakukan anak-anak berbeda dengan orang
dewasa. Frekuensi pernafasan anak-anak lebih banyak dari orang dewasa, hal
ini karena anak-anak masih dalam proses pertumbuhan sehingga banyak
memerlukan energi. Sama halnya dengan tumbuhan juga.
2. Jenis kelamin
Pada umumnya dalam keadaan normal, frekuensi pernafasan perempuan lebih
banyak dari pada laki-laki. Karena perempuan lebih cenderung membutuhkan
energi yang lebih banyak.
3. Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh seseorang maka, maka ia membutuhkan energi
yang lebih banyak, sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat.
4. Posisi tubuh
Seseorang yang sedang berdiri frekuensi pernafasan akan lebih sering
dibandingkan dengan orang yang sedang berbaring. Hal tersebut dikarenakan
saat berdiri otot akan lebih sering berkontraksi sehingga membutuhkan
bannyak energi.
Praktikum mengenai pengukuran laju metabolisme ini bertujuan untuk mengetahui prinsip
dan cara menentukan konsumsi oksigen pada serangga yaitu jangkrik serta mahir
menggunakan alat respirometer sederhana untuk mengetahui aktifitas metabolisme. Alat ini
bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernapasan ada oksigen yang digunakan oleh
organisme dan ada karbon dioksida yang dikeluarkan olehnya.

Jangkrik dtimbang terlebih dahulu sebelum digunakan. Pada dasar respirometer diletakkan
kapas yang telah ditetesi dengan KOH 20%, kemudian kapas ditutup menggunakan kawat
kasa. Fungsi KOH adalah untuk mengikat CO2, sehingga pergerakan yang terjadi pada
respirometri hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen. Reaksi pengikatan CO2 oleh KOH
adalah sebagai berikut:
KOH + CO2 K2CO3 + H2O (Chang, 1996)

Jangkrik yang telah diketahui bobot tubuhnya dimasukkan ke dalam tabung respirometer.
Pipet respirometer yang telah diisi dengan larutan giemsa dipasangkan pada tabung
respirometer. Kemudian dicatat posisi larutan pada skala pipet respirometer. Setiap 5 menit
diamati perubahan letak larutan, pengamatan dilakukan selama satu jam dan diukur setiap
volume yang berubah.
Parameter yang diukur meliputi tiga hal yaitu laju konsumsi oksigen pada STB (suhu
temperatur baku), laju volume oksigen yang dikonsi per hari, dan laju metabolisme.

Laju konsumsi oksigen yang diukur menunjukkan berapa banyak volume yang dikonsumsi
oleh seekor jangkrik untuk menghasilkan energi per jam dan per harinya. Laju konsumsi
oksigen ini dipengerahui oleh banyak faktor yaitu, spesies hewan, suhu lingkungan (terutama
bagi hewan ektoterm), dan aktivitas. Selain ketiga hal tersebut, ukuran tubuh juga
menentukan besarnya laju konsumsi oksigen (Tobin, 2005). Untuk hewan endoterm, hewan
yang berukuran tubuh kecil akan memiliki laju konsumsi oksigen per unit massa yang lebih
besar dibanding hewan yang berukuran lebih besar.Jika aktivitas yang dilakukan oleh suatu
hewan lebih banyak maka akan mengkonsumsi oksigen lebih banyak pula dan sebaliknya.

Laju metabolisme menunjukkan jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh
per satuan waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi dan nutrisi
yang dikonsumsi karena respirasi merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan
yang bergantung pada adanya oksigen
Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6 CO2 + 6H2O + ATP
(Tobin, 2005)

Laju metabolisme dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk umur, jenis kelamin,
status reproduksi, makanan dalam usus, stress fisiologis, aktivitas, musim, ukuran tubuh dan
temperature lingkungan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tang (2001), bahwa
laju metabolisme dipengaruhi oleh faktor biotik seperti suhu, salinitas, oksigen,
karbondioksida, amoniak, pH, fotoperiode, musim dan tekanan. Sedangkan untuk faktor
abiotik seperti aktivitas, berat, kelamin, umur, scooling, stress, puasa dan ratio makan.

Metabolisme yang terjadi di dalam tubuh yang menghasilkan energi ini bisa juga disebut
sebagai katabolisme (penguraian senyawa) yang menghasilkan atau melepaskan energi
berupa ATP yang biasa digunakaan untuk beraktivitas, menyediakan bahan baku untuk
sintesis molekul lain, dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan
aktivitas sel. Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi akan
mengoksidasi bahan makan atau nutrisi yang dikonsumsi tubuh berupa karbohidrat, protein,
lemak, serta satu liter oksigen. Sehingga apabila telah dioksidasi bahan makan akan
menghasilkan energi sebesar 4.825 kalori dengan laju metabolisme pada jangkrik sebesar
6,95 Kcal / hari.

C. Fotosintesis
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.
Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang
memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat
berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O.

Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai


panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga
berbeda. Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini
menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang
terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar
dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-
enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid.

Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2,
suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama
fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida.

Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2
dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah
menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan
untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan : 6CO2
+ 6H2O C6H12O6 + 6O2 + Energi Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah
mol Co2 yang dilepaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan
reaksi kimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis.

Fotosintesis berlangsung dalam 2 tahap, yaitu :


1. Reaksi Terang Reaksi terang fotosintesis merupakan reaksi pengikatan energi cahaya oleh
klorofil yang berlangsung digrana yang dilaksanakan oleh fotosistem. Fotosistem merupakan
unit yang mampu menangkap energi cahay matahari dalam rantai transfor elektron pada
fotosintesis. Tersusun atas kompleks antene pusat reaksi dan akseptor elektron.
2. Reaksi gelap Reaksi gelap fotosintesis merupakan reaksi pengikatan CO2 oleh molekul
RBP (Ribolosa Bifosfat) untuk mensintesis gula yang berlangsung distroma.
Reaksi gelap meliputi 3 hal penting, yaitu:
a. Karboksilasi, merupakan pengikatan CO2 oleh RPB untuk membentuk molekul PGA.
b. Reduksi ; PGA (3C) direduksi oleh NADPH menjadi PGAL (3C).
c. Regenerasi ; pembentukan kembali RBP. Pada uji Sachs ini bertujuan melakukan uji
apakah tanpa cahaya daun berfotosintesis atau tidak.

Pada percobaan fotosintesis, daun Hydrilla verticillata dimasukkan kedalam corong kaca
yang ditutup dengan tabung reaksi kemudian dimasukkan ke dalam gelas beker yang diisi air
sampai penuh, apabila diberikan intensitas cahaya matahari yang tinggi pada hidrilla maka
akan dihasilkan gelembung yang banyak. Pada percobaan tersebut, para praktikan sempat
menempatkan hidrilla di tempat yang redup (intensitas matahari kurang) maka hidrilla tidak
mengeluarkan gelembung sama sekali. Namun ketika kami menempatkan ditempat yang
sangat terik, maka hidrilla mengeluarkan banyak gelembung.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis
yaitu:
1. Ketersediaan air Kekurangan air menyebabkan daun layu dan stomata menutup, akibatnya
penyerapan karbondioksida terhambat sehingga laju fotosintesis menurun.
2. Intensitas cahaya makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang terbentuk,
sehingga mempercepat fotosintesis. Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan
merusak klorofil dan mengurangi kecepatan fotosintesis.
3. Konsentrasi karbondioksida. Semakin banyak karbondioksida, semakin banyak bahan yang
dapt digunakan tumbuhan untuk fotosintesis.
4. Suhu. Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesishanya dapat bekerja pada suhu
optimal.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :


1. Larutan yang hipertonis menyebabkan peristiwa plasmolisis dan jika diencerkan
kembali (hipotonis) akan menyebabkan peristiwa deplasmolisis.
2. Sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipertonis, protoplasmanya akan
menyusut dan lepas dari dinding selnya. Proses ini disebut plasmolisis. Plasmolisis
dapat menyebabkan tumbuhan menjadi layu.
3. Penyebab dari plasmolisis adalah terjadinya peristiwa osmosis antara sel dengan
lingkungannya.
4. Ada atau tidaknya plasmolisis menjadi indicator dari ada atau tidaknya osmosis yang
terjadi.
5. Plasmolisis dan deplasmolisis terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi zat yang
mengakibatkan adanya keadaan hipertonis dan hipotonis.
6. Menentukan konsumsi oksigen pada hewan invertebrata yaitu, jangkrik dengan
menggunakan alat respirometer.
7. Respirometer bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernapasan ada oksigen yang
digunakan oleh organisme dan ada karbon dioksida yang dikeluarkan olehnya
8. Proses respirasi dipengaruhi oleh pembakaran energi dan karbondioksida sebagai
sumbernya.
9. Respirasi yang menunjukkan hasil bergantung pada banyaknya jumlah oksigen yang
diterima.
10. Respirasi dipengaruhi juga oleh substrat respirasi, oksigen temperature dan CO
11. Fotosintesis terjadi pada tumbuhan yang berklorofil
12. Adanya peran cahaya yang dominan
13. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi laju fotosintesis adalah intensitas cahaya,
konsentrasi karbon dioksida, suhu, kadar air.
14. Dalam proses fotosintesis diperlukan air, cahaya matahari, dan karbon dioksida. Pada
proses fotosintesis menghasilkan oksigen (O2).

5.2 Saran

Saran-saran untuk praktikum yang selanjutnya adalah:


1. Hidrilla yang digunakan sebaiknya hidrilla yang masih segar agar hidrilla dapat
melakukan fotosintesis dengan baik.
2. Sebaiknya praktikum dilakukan oleh satu kelompok saja sehingga akan lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Kartono. 1982. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedic. Jakarta: Erlangga.
Prawirohartono, Slamet. 2004. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Wilkins, M.B.1992.Fisiologi Tanaman. Jakarta: Bumi Angkasa.
Lukyati, Betty. 1999. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Malang: FMIPA UM.
Campbell, N.A, Jane B, Reece and Lawrence G. Mitchell. 2000. Biologi Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga.
Campbell, N.A. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Seeley,R.R., T.O. Stephens, P. Tate. 2002. Essentials of Anatomy and Physiology Fourth
Edition. New York: mcGraw-Hill Companies.
Tobin, A.J. 2005. Asking About Life. Canada: Thomson Brooks/Cole.
Jhonson, D.R. 1984. Biology an Introduction. New York: The Benjamin Cummings
Publishing Co, Inc.
Munawaroh, Siti. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan.
wordpress.com/ipa-1/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-dan-
perkembangan/ diakses pada tanggal 29 Oktober 2014 pukul 22:40 WIB.
Perhitungan Laju Respirasi Kecambah

Percobaan 1 V 1
v= xm
t
V 1
v= xm 0,47 1
t v= x 5,08
120
0,18 1
v= x 5,08 v = 0,00077 /(g. s)
120

v = 0,00029 /(g. s)
V 1
v= xm
t
V 1
v= xm 0,63 1
t v= x 5,08
120
0,37 1
v= x 5,08 v = 0,00103 /(g. s)
120

v = 0,00060 /(g. s)
percobaan 3
V 1
v= xm
t
V 1
0,54 1 v= xm
v= x 5,08 t
120
0,12 1
v = 0,00088 /(g. s) v= x 5,08
120

v = 0,00019 /(g. s)
V 1
v= xm
t
V 1
0,70 1 v= xm
v= x 5,08 t
120
0,25 1
v = 0,00114 /(g. s) v= x 5,08
120

v = 0,00041/(g. s)
percobaan 2
V 1 V 1
v= xm v= xm
t t
0,135 1 0,35 1
v= x 5,08 v= x 5,08
120 120

v = 0,00022 /(g. s) v = 0,00057 /(g. s)

V 1 V 1
v= xm v= xm
t t
0,32 1 0,51 1
v= x 5,08 v= x 5,08
120 120

v = 0,00052 /(g. s) v = 0,00083 /(g. s)


Perhitungan Laju Respirasi Jangkrik
V 1
v= xm
t
Percobaan 1 0,45 1
v= x 0,275
V 1 120
v= xm
t
v = 0,013/(g. s)
0,36 1
v= x 0,275
120

v = 0,010 /(g. s) V 1
v= xm
t
0,53 1
v= x 0,275
V 1 120
v= xm
t
v = 0,016 /(g. s)
0,61 1
v= x 0,275
120

v = 0,018 /(g. s) percobaan 3

V 1 V 1
v= xm v= xm
t t
0,79 1 0,11 1
v= x 0,275 v= x 0,275
120 120

v = 0,023 /(g. s) v = 0,003 /(g. s)

V 1 V 1
v= xm v= xm
t t
1,00 1 0,22 1
v= x 0,275 v= x 0,275
120 120

v = 0,030 /(g. s) v = 0,006 /(g. s)

percobaan 2 V 1
v= xm
t
V 1
v= x 0,30 1
t m v= x 0,275
120
0,22 1
v= x 0,275 v = 0,009 /(g. s)
120

v = 0,006 /(g. s)
V 1
v= xm
t
V 1
v= xm 0,41 1
t v= x 0,275
120
0,36 1
v= x 0,275 v = 0,012 /(g. s)
120

v = 0,010 /(g. s)

Anda mungkin juga menyukai