Anda di halaman 1dari 39

BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM MAHASISWA

LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI


D

OLEH :

Dr. Fajriah, Sp.PA

Dr. Fatahillah

Dr. Silvia Karlia

Dr. Fuadi

2015, MEDICAL EDUCATION UNIT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
Jalan Blang Bintang Lama Km. 8,5
Lampoh Keudee, Aceh Besar 23372
Phone : 0651 21255 1
Fax : 0651 21255
KATA PENGANTAR

Sistem pembelajaran dengan mengunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di


Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama adalah penerapan dari sistem Kurikulum
Berbasis kompetensi untuk pendidikan kedokteran dasar yang berpedoman pada SK Menteri
Kesehatan No. 1457/MOH/SK/X/2003. Metode PBL merupakan metode yang telah
digunakan sejak 1969 di sebagian besar Fakultas Kedokteran di dunia, karena pendekatannya
yang berpusat pada aktivitas belajar mandiri mahasiswa, berdasarkan masalah nyata,
intergratif, berorientasi pada masyarakat, pendekatan klinis yang lebih dini, dan terstruktur
dengan baik.

Tujuan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi ini adalah menghasilkan dokter


berorientasikan pada dokter keluarga yang mampu berkerja profesional dalam melayani
masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kesinergisan dengan pengetahuan
laboratorium salah satunya Laboratorium Patologi Anatomi.

Seluruh rangkaian pelaksanaan tutorial, skill lab, dan praktikum diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang menyeluruh bagi mahasiswa dan selaras dalam proses
pembelajaran tahap demi tahap untuk memahami ilmu kedokteran. Dan semua hal tersebut
tentunya diperlukan kwalitas sumber daya yang masih terus diusahakan untuk memcapai
hasil yang maksimal.

Tentunya dengan telah adanya buku praktikum Laboratorium Patologi Anatomi ini dapat
memberi kemudahan kepada mahasiswa/mahasiswi yang mempelajari Ilmu Patologi
Anatomi. Dan tak lupa pula bila terdapat banyak kesalahan dimohon masukannya guna
dihasilkan kwalitas buku penuntun yang lebih baik lagi.

Semoga Seluruh mahasiswa dan civitas Akademika pada umumnya dapat mengambil
manfaat yang maksimal dari penuntun praktikum ini.

iv
PENDAHULUAN

Pemeriksaan PA (Patologi Anatomi) adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan


terhadap jaringan tubuh dan cairan yang berasal dari tubuh manusia, serta menggunakan
metode tertentu untuk mendapatkan diagnosis atau kelainan yang diderita. Laboratorium PA
melayani permintaan pemeriksaan PA dari berbagai disiplin ilmu Kedokteran Klinik.

Jenis atau metode pemeriksaan PA yang dilakukan, sangat bergantung pada dokter
yang akan memanfaatkan pemeriksaan tersebut dalam upaya memastikan diagnosis dari
pasien yang dirawat.

JENIS PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI

A. RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN PA

Jenis atau metode pemeriksaan PA yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan PA


sederhana sampai pada pemeriksaan canggih, tergantung pada perlengkapan sarana yang
ada pada laboratorium PA tersebut. Janis pemeriksaan PA meliputi :

1. Pemeriksaan histopatologi (blok parafin dan potong beku)


2. Pemeriksaan Sitologi
a. Sitologi Eksfoliatif (apusan vagina, serviks, sputum bilasan/sikatan bronkus)
b. Sitologi Eksfoliatif cairan tubuh(urine, cairan ascites, cairan pleura, cairan
kista, dll)
3. Pemeriksaan Histokimia
4. Pemeriksaan Immunopatologi/Immunohistokimia
5. Pemeriksaan Otopsi Klinik

B. MACAM BAHAN SEDIAAN DAN TEKNIK PENGAMBILAN SEDIAAN PA.


a. Sediaan biopsi aspirasi
b. Sediaan biopsi insisi atau eksisi
c. Sedian Operasi
d. Sediaan Sitologi

iii
C. TEKNIK PENGAMBILAN BAHAN SEDIAAN PA
a. FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy).
b. Biopsi (Insisi atau Eksisi)
c. Sitologi

D. PERAN PEMERIKSAAN PA
Apabila dikaitkan dengan pelayanan medis, maka pemeriksaan PA dapat berperan dalam
seluruh tingkat palayanan medis meliputi :
1. Pencegahan Penyakit

Dalam bidang pencegahan penyakit, pemeriksaan PA berperan dalam aspek :

a. Deteksi Dini Kanker; peranan ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan sitologi
Pap Smear, Sitologi Aspirasi dengan jarum halus, bilasan serta sikatan bronkus.
b. Pencegahan penyakit tertentu melalui penelitian dalam bidang ilmu kedokteran
dasar maupun klinik, misalnya;
- Penelitian tentang efek suatu zat terhadap jaringan tubuh (zat karsinogenik,
toksisitas, dll).
- Penelitian tentang efek suatu zat dalam mencegah kerusakan jaringan oleh zat
lain.
2. Diagnosis Penyakit / Kelainan Tubuh
Dalam bidang diagnosis, pemeriksaan PA berperan dalam menentukan kepastian
jenis penyakit atau kelainan tubuh, karena pemeriksaan secara PA adalah
menganalisis secara lanfgsung jaringan tubuh yang terkena penyakit.

3. Pengelolaan Penderita
Dalam bidangn pengelolaan penderita, pemeriksaan PA berperan dalam menentukan
tindakan dan pengobatan penderita secara tepat guna. Hal ini terlihat nyata dalam
pemeriksaan VC (Potong Beku), dimana tindakan operasi selanjutnya ditentukan oleh
hasil pemeriksaan VC.

iv
4. Tindak Lanjut
Untuk kepentingan tindak lanjut dari penderita, pemeriksaan PA berperan sbb:
- Untuk follow up hasil pengobatan (kekambuhan, akibat penyinaran,
medikamentosa, dll)
- Registrasi penyakit terutama registrasi kanker untuk perencanaan pengelolaan
rumah sakit.

Menentukan sebab kematian pasien dengan cara otopsi klinik.

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ ii

Pendahuluan . .................................................................................................................... iii

Daftar Isi ........................................................................................................................... iv

Daftar Tabel .....................................................................................................................

Daftar Gambar

Gambar 1 & 2 ...............................................................................................................

BAB 1. Tata Tertib ..........................................................................................................

BAB 2. Mikroskop: Pengenalan, Penggunaan, K3 dan Perawatan ............................

BAB 3. Kurikulum Topik-topik Praktikum ..................................................................

BAB 4. Materi Praktikum ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

iv
BAB 1
TATA TERTIB PRAKTIKUM
DI LABORATORIUM
Ketentuan umum:

1. Seluruh mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan praktikum Patologi Anatomi

2. Mahasiswa harus hadir lima (5) menit sebelum praktikum dimulai

3. Memakai jas praktikum sebelum memasuki ruang laboratorium praktikum

4. Mahasiswa menempati tempat duduk masing-masing.

5. Menanda tangani daftar hadir praktikum

6. Menjaga dan mempergunakan peralatan praktikum dengan sebaik baiknya, sesuai dengan
aturan penggunaannya.
7. Mohon ijin pada dosen pembimbing praktikum, bilamana meninggalkan praktikum
karena suatu keperluan.
8. Menjaga kebersihan ruang praktikum di lingkungan sekitar
9. Dilarang makan, minum, dan membuat coret-coret di dalam ruang praktikum.

Kehadiran:

1. Apabila mahasiswa tidak dapat hadir pada waktu praktikum, harus ada surat keterangan
dokter yang diserahkan kepada dosen atau asisten yang bersangkutan.
2. Apabila 2 (dua) kali atau lebih tidak mengikuti praktikum tanpa alasan atau bukti yang
sah, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti praktikum
selanjutnya dan dilarang mengikuti ujian praktikum .

Penilaian:

1. Para mahasiswa yang akan melakukan praktikum dianggap telah siap pengetahuan
teorinya dengan membaca buku penuntun praktikum / buku ajar Patologi Anatomi 1 atau
2.
2. Sebelum praktikum dimulai setiap mahasiswa mengikuti responsi awal (pretest terlebih
dahulu) secara lisan dimana dosen akan menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan
yang akan dipraktikumkan dan Apabila hasilnya tidak memuaskan maka mahasiswa

iii
tersebut dianjurkan untuk membaca terlebih dahulu sebelum masuk praktikum dan akan
dipanggil kembali.
3. Setelah mengikuti pretest, setiap ketua kelompok mengambil peralatan / bahan praktikum
pada laboran sesuai materi praktikum.
4. Ujian final / akhir praktikum dilakukan setelah semua materi praktikum selesai. Sebagai
perhatian, 25% nilai akhir mata kuliah Patologi Anatomi diambil dari nilai akhir
praktikum.
5. Ujian final / akhir praktikum dilakukan setelah semua materi praktikum selesai.
6. Nilai ujian akan diserahkan kepada Assessment.

Peralatan praktikum:

1. Ketua kelompok bertanggung jawab dalam pemeliharaan mikroskop dan preparat selama
berlangsungnya praktikum masing-masing.
2. Alat-alat yang hendak dipinjam harus diteliti dahulu, apakah dalam keadaan baik, rusak
atau kurang. Bila terjadi suatu kerusakan atau kekurangan pada alat-alat segera laporkan
pada dosen atau asisten yang bersangkutan.
3. Peralatan yang dipakai harus dijaga keutuhannya dan bila ada yang rusak, maka menjadi
tanggung jawab kelompok tersebut untuk menggantikannya.
4. Setelah selesai praktikum mahasiswa harus mengembalikan alat-alat praktikum dalam
keadaan lengkap atau bersih seperti sebelum dipakai.
5. Apabila ada barang yang rusak, kelompok mahasiswa yang bersangkutan tidak
diperkenankan mengikuti ujian akhir praktikum, Sebelum mengganti peralatan praktikum
yang rusak.

Laporan praktikum:

1. Setiap mahasiswa harus membuat Log Book terhadap hasil pembelajaran dan diserahkan
pada waktu responsi oleh dosen atau asisten masing-masing untuk di nilai.

iv
BAB 2.
Mikroskop: Pengenalan, Penggunaan, K3 dan Perawatan

Gbr 1
Tempat untuk pemeriksaan mikroskopis harus:
Bebas dari debu
Diatas tempat yang kokoh
Jauh dari sentrifus dan lemari es
Jauh dari air, bak cuci atau bahan kimia untuk menghindari percikan atau tumpahan
Posisi bekerja yang benar sesuai ergonomik (Gbr 2)

(Gbr 1)
Mempersiapkan Mikroskop
Untuk mikroskop binokuler dengan kondensor di tengah dan menetap:
Pengatur tegangan diarahkan ke minimum

iii
Nyalakan mikroskop memakai tombol On
Sesuaikan dengan pelan-pelan sampai intensitas cahaya yang diinginkan tercapai
Letakkan sediaan yang telah diwarnai ke atas meja sediaan
Putar lempeng objektif ke objektif 10x
Atur dengan pengatur fokus kasar dan penatur fokus halus sampai sediaan terlihat
jelas.
Sesuaikan jarak antar pupil sampai gambar kiri dan gambar kanan menyatu dengan
cara menggeser kedua lensa okuler karena setiap orang mempunyai jarak antar pupil
yang berbeda-beda.

Fokuskan gambar dengan mata kanan dengan cara melihat ke dalam okuler kanan dan
sesuaikan dengan pengatur fokus halus.
Fokuskan gambar dengan mata kiri dengan cara melihat ke dalam okuler kiri dan
putar cincin penyesuaian diopter sampai didapatkan gambar yang paling jelas baik
untuk mata kiri maupun mata kanan
Buka iris diafragma sampai 70-80% hingga lapangan pandang terang dengan merata.
Teteskan minyak imersi di atas sediaan dan putar dengan lensa objektif 100x ke
tempatnya sampai berbunyi klik.
Fokuskan dengan menggunakan tombol pengatur fokus halus, bukan dengan pengatur
fokus kasar sampai didapatkan gambaran yang jelas.
Begitu selesai dibaca putar objektif 100x menjauhi kaca sediaan, tempatkan objektif
10x diatas sediaan.
Bila telah selesai atur kembali pengatur intensitas cahaya ke minimum dan matikan
mikroskop dengan menekan tombol off.
Setiap selesai menggunakan mikroskop bersihkan dengan hati-hati minyak emersi
dari lensa objektif 100x dengan menggunakan kertas lensa (Ethyl Eter/ethanol).
Kondensor diturunkan, lensa pada posisi lensa objektif terpendek.

iv
BAB 3. Kurikulum Topik-topik Praktikum

SEMESTER I SEMESTER II
FASE 1 :TEMA TAHUN 1: DASAR KEDOKTERAN
BLOK 2 BLOK 3 (6 BLOK 4 BLOK 5 BLOK 6
BLOK 1 (6 sks)
(6 sks) sks) (6 sks) (6 sks) (6 sks)
Kesehata
Pengenalan Mekanis
TA Biomedik Biomedik Biomedi n
Dasar me Dasar
HU 1 2 k3 Masyarak
Kedokteran Penyakit
N at RE
PER ME
Reaksi
TA DIA
Sel
MA L
Terhadap
Jejas,
Inflamasi
& Infeksi,
Tumor
LAB Patologi Anatomi

SEMESTER III SEMESTER IV


FASE 1 :TEMA TAHUN 2: GANGGUAN SISTEM ORGAN 1
BLOK
BLOK 8 BLOK 9 (6 BLOK 10 (6 BLOK 11
BLOK 7 (6 sks) 12 (6
(6 sks) sks) sks) (6 sks)
sks)

Ganggu Gangguan Gangguan Ganggua Ganggu


GangguanHema
anRespi Kardiovas Muskulosk n Sistem anPsiki
tolimfopoetik
rasi kular eletal saraf atri
TA
Tumor
HU
Jinak & RE
N
Tumor REME Ganas ME
KED
Jinak DIAL (Chondro DIA
UA Hiperplasia
dan ma, Giant L
Reaktif,
Ganas Cell tumor Tumor
Limfadenitis
pada of the Jinak &
TB, LMNH,
bagian Ganas
Metastasis Ca. bown,
Atas
Dalam KGB Osteosarko
dan
bawah ma,
Fibrosarco
ma,
LAB Patologi Anatomi LAB Patologi Anatomi

iii
SEMESTER V SEMESTER VI
FASE 1 :TEMA TAHUN 3: GANGGUAN SISTEM ORGAN 2
BLOK
BLOK 13 (6 BLOK 14 (6 BLOK 15 BLOK 16 (6 BLOK 17
18 (6
sks) sks) (6 sks) sks) (6 sks)
sks)
Gangguan
Gastrointes
GangguanEn Gangguan Gangguan Ganggua Siklus
tinal
dokrin&Meta Urogenita Reproduks n Indra kehidu
&Hepatopa
bolisme l i Khusus pan
nkreato-
bilier
TA Tumor
Jinak & Tumor
HU Tumor
Ganas Jinak & RE
N Tumor Jinak REME
(Ulkus Jinak & Ganas ME
KET & Ganas DIAL
Peptikum, Ganas (Karsinom DIA
IGA (Adenomato (Glomeru
Ulkus a Serviks, L
us Goiter,
Duodenum lonefritis, Hiperplasia
Adeno
, Ulkus Pielonefri Endometri
Pleomorfik, tis
Papillary Gaster, um,
Gastrointes Kronik,
Carsinoma Cystadeno
Renal Cell
Tiroid, tinal ma Ovari
Tumor Stromal Carsinom
a Mucinosu
Warthin Tumor, m/serosu
Serosis m
Hepatis
LAB Patologi Anatomi LAB Patologi Anatomi

SEMESTER VII SEMESTER VIII


FASE 1 :TEMA TAHUN 4: PENDALAMAN & FASE 2 : PRAKTEK KEDOKTERAN DAN
PERSIAPAN CLERKSHIP PENGEMBANGAN PROFESI
BLOK
TA BLOK 19 (6 BLOK 21
20 (6
HU sks) (6 sks)
sks)
N
Emerge
KEE
ncy REME
MP Pengelolaan KEPANITERAAN KLINIK
danPati Elektif DIAL
AT penyakit tropis
ent
safety

iv
TUJUAN BELAJAR

Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Memahami secara komprehensif konsep patologi umum, patologi khusus dan aplikasinya
dalam kontek klinis.

2. Mampu mengenali dan menyebutkan gejala-gejala klinis yang mungkin muncul sebagai
konsekuensi proses patologis dan perubahan morfologi.

METODE BELAJAR

Praktikum dilakukan melalui aktivitas pembelajaran sekuensial sebagai berikut:

1. Kuliah overview

2. Observasi preparat gross/gambar dan micros yang telah disediakan

3. Diskusi dengan dosen

4. Mengerjakan tugas dalam buku panduan praktikum

5. Post test

iii
BLOK 10 : GANGGUAN MUSKULOSKELETAL
TEORI GAMBAR

OsteoChondroma

Adalah tumor jinak yang berasal dari


tulang rawan. Tumor ini dapat tumbuh
dalam medulla tulang sehingga
dikenal dengan enchondroma, atau
tumbuh dipermukaan tulang dan
disebut subperiosteal atau
juxtacortical chondroma. Tumor inoi
adalah tumor tulang rawan
intraosseous tersering dan umumnya
di diagnosis pada penderita berusia
antara 20 50 tahun.

Enchondroma merupakan tumor yang


umumnya tunggal terletak pada
region metafise tulang panjang,
dengan lokasi tersering pada tulang
tangan dan kaki.

Sindroma dengan multiple


enchondroma atau disebut dengan
enchondromatosis dikenal dengan
Ollier disease.

Makroskopis :

Enchondroma umumnya kurang dari 3


cm, berwarna biru keabu- abuan, agak
transparan, dan bernodul.

Mikroskopis :

Nodul terdiri atas massa tulang rawan


berbatas tegas dengan matriks hialin.
Khondrosit tumor terletak dalam
lacuna dan secara sitology mempunyai
gambaran yang jinak. Pada bagian tepi
nodul, tulang rawan tersebut
mengalami ossifikasi, sedangkan pada
bagian tengah sering mengalami
kalsifikasi.

iv
Giant Cell tumor of the bown (GCT)

Dinamakan GCT karena mengandung


banyak sel datia inti multiple dengan
tipe osteoplastic, sehingga
memberikan sinonim osteoclastoma.

GCT merupakan tumor jinak namum


bersifak agresif local ( destruksi local ).
Biasanya penderita berusia 20 40
tahun. GCT umumnya terjadi pada
daerah metafise. Sebagian besar
tumor ini tumbuh disekitar lutut (
Distal femur atau proksimal tibia),
namun sepertinya dapat terjadi pada
bagian tulang manapun. Karena
lokasinya disekitar persendiaan, maka
penderita sering kali mengeluhkan
gejala artrithis, dan sering pula
menimbulkan gejala fraktur patologis.
Tumor ini sering berupa lesi tunggal,
namun bisa juga multiple.

Gambaran radiologis menunjukkan


tumor yang besar, litik, eksentrik dan
adanya tanda tanda erosi padaa
lempeng tulang subkontral. Korteks
tulang diatasnya sering kali destruksi,
menimbulkan gambaran tonjolan
masa jaringan lunak yang dibatasi
cangkang tulang reaktif diatasnya.

GCT diduga berasal dari makrofag


monosit, dan sel dantia yang ada
dibentuk dari fusi sel sel
mononuclear.

Mikroskopik :

Tumor ini terdiri atas sel sel


monunuklear dengan inti oval yang
tersebar bercampur dengan sel sel
datia osteoplastic dengan gambaran
inti yang sama dengan sel sel
mononuclear disekitarnya. Sel
mononuclear tersebut tampak sebagia
komponen stroma dan adalah bagian

iii
tumor yang berproliferasi dengan
gambaran metosis yang cukup
banyak.Inti sel datia dapat mencapai
100 bahkan lebih. Dapat pula
ditemukan bagian bagian nekrosis,
perdarahan, pigmen hemosiderin,
tulang.

Osteosarcoma

Adalah tumor ganas mesenkim derajat


tinggi ( High grade malignan tumor )
inramedula tulang dimana sel sel
ganas mampu menghasilkan maatriks
tulang walupun hanya sedikit.

Osteosarcoma adalah tumor ganas


primer tulang yang umumnya
terdapat pada usia muda ( 60% terjadi
pada usia < 25 tahun ). Namun dapat
pula terjadi pada usia dewasa( 30%
terjadi pada >40 tahun). Penderita
umumnya laki laki dengan
perbandingan 3 ; 2.

Lokasi terjadi pada metafise atau


diafise tulang panjang. Umumnya
didistal femur, froksimal tibia dan
froksimal humerus.

Mikroskopik :

Tampak sel sel tumor yang sangat


anaplastic, pleomorfik : epiteloid,
plasmasitoid fusiform, spindel, ovoid,
bulat kecil clear cell , mono atau
multinucleated giant cell , dengan
gambaran inti besar, hiperkromatik,

iv
adanya sel sel datia dengan inti
bizzare dan banyak mitosis. Diagnosis
ditegakkan dengan ditemukannya
osteoid. Yaitu massa amorf eosinofilik
intraselular.

Osteosarcoma mempunyai
kemampuan membentuk sejumlah
jaringan tulang rawan atau jaringan
ikat, sehingga berdasarkan
kemampuan tersebut, osteosarcoma
dibedakan menjadi 3 subtipe :
osteoblastic, chondroblastic, dan
fibroblastic osteosarcoma.

Fibrosarcoma

Adalah tumor ganas jaringan ikat yang


terdiri atas fibroblast dengan
pembentukan massa kolagen yang
bervariasi dan gambaran susunan
tulang ikat (herringbone pattern)
fibrosarcoma terbagi menjadi infantile
fibrosarcoma. Perbedaan keduanya
terdapat pada usia penderita.
Prognosis infantile fibrosarcoma lebih
baik.

Fibrosarcoma dapat terjadi pada


jaringan lunak profunda ekstremitas,
badan, kepala dan leher serta
retroperitoneum.

Makroskopik :

Tampak sebagai massa berbatas tegas


tak berkapsul, infiltratif, berwarna
putih atau kecoklatan, kepadatan
tergantung massa kolagen di
dalamnya. Perdarahan dan nekrosis
dapat ditemukan terutama pada high
grade tumors

Mikroskopik:

Tampak massa tumor yang terdiri atas


sel-sel berbentuk spindel, dengan
susunan fasikular bersilangan yang
membentuk gambaran seperti tulang
ikan (herringbone pattern). Dapat
pula ditemukan bagian dengan pola

iii
storiform. Sel-sel tersebut berinti,
gelap, dengan kromatin kasar, sebagai
nukleoli nyata, dengan sedikit
sitoplasma. Mitosis atipik dapat
ditemukan dengan jumlah yang
bervariasi.

Tanda Tangan Pembimbing

iv
DAFTAR PUSTAKA

1. Muhammad Aleq Sander. Atlas Berwarna Patologi Anatomi. Rajawali Press. Jakarta.
2004.
2. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi. 7 nd ed , Vol. 1. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007.

iii
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM MAHASISWA
LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
D

OLEH :

Dr. Fajriah, Sp.PA

Dr. Fatahillah

Dr. Silvia Karlia

Dr. Fuadi

2014, MEDICAL EDUCATION UNIT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
Jalan Blang Bintang Lama Km. 8,5
Lampoh Keudee, Aceh Besar 23372 iv
Phone : 0651 21255
Fax : 0651 21255
KATA PENGANTAR

Sistem pembelajaran dengan mengunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di


Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama adalah penerapan dari sistem Kurikulum
Berbasis kompetensi untuk pendidikan kedokteran dasar yang berpedoman pada SK Menteri
Kesehatan No. 1457/MOH/SK/X/2003. Metode PBL merupakan metode yang telah
digunakan sejak 1969 di sebagian besar Fakultas Kedokteran di dunia, karena pendekatannya
yang berpusat pada aktivitas belajar mandiri mahasiswa, berdasarkan masalah nyata,
intergratif, berorientasi pada masyarakat, pendekatan klinis yang lebih dini, dan terstruktur
dengan baik.

Tujuan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi ini adalah menghasilkan dokter


berorientasikan pada dokter keluarga yang mampu berkerja profesional dalam melayani
masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kesinergisan dengan pengetahuan
laboratorium salah satunya Laboratorium Patologi Anatomi.

Seluruh rangkaian pelaksanaan tutorial, skill lab, dan praktikum diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang menyeluruh bagi mahasiswa dan selaras dalam proses
pembelajaran tahap demi tahap untuk memahami ilmu kedokteran. Dan semua hal tersebut
tentunya diperlukan kwalitas sumber daya yang masih terus diusahakan untuk memcapai
hasil yang maksimal.

Tentunya dengan telah adanya buku praktikum Laboratorium Patologi Anatomi ini dapat
memberi kemudahan kepada mahasiswa/mahasiswi yang mempelajari Ilmu Patologi
Anatomi. Dan tak lupa pula bila terdapat banyak kesalahan dimohon masukannya guna
dihasilkan kwalitas buku penuntun yang lebih baik lagi.

Semoga Seluruh mahasiswa dan civitas Akademika pada umumnya dapat mengambil
manfaat yang maksimal dari penuntun praktikum ini.

iii
PENDAHULUAN

Pemeriksaan PA (Patologi Anatomi) adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan


terhadap jaringan tubuh dan cairan yang berasal dari tubuh manusia, serta menggunakan
metode tertentu untuk mendapatkan diagnosis atau kelainan yang diderita. Laboratorium PA
melayani permintaan pemeriksaan PA dari berbagai disiplin ilmu Kedokteran Klinik.

Jenis atau metode pemeriksaan PA yang dilakukan, sangat bergantung pada dokter
yang akan memanfaatkan pemeriksaan tersebut dalam upaya memastikan diagnosis dari
pasien yang dirawat.

JENIS PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI

E. RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN PA

Jenis atau metode pemeriksaan PA yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan PA


sederhana sampai pada pemeriksaan canggih, tergantung pada perlengkapan sarana yang
ada pada laboratorium PA tersebut. Janis pemeriksaan PA meliputi :

6. Pemeriksaan histopatologi (blok parafin dan potong beku)


7. Pemeriksaan Sitologi
c. Sitologi Eksfoliatif (apusan vagina, serviks, sputum bilasan/sikatan bronkus)
d. Sitologi Eksfoliatif cairan tubuh(urine, cairan ascites, cairan pleura, cairan
kista, dll)
8. Pemeriksaan Histokimia
9. Pemeriksaan Immunopatologi/Immunohistokimia
10. Pemeriksaan Otopsi Klinik

F. MACAM BAHAN SEDIAAN DAN TEKNIK PENGAMBILAN SEDIAAN PA.


e. Sediaan biopsi aspirasi
f. Sediaan biopsi insisi atau eksisi
g. Sedian Operasi
h. Sediaan Sitologi

1
G. TEKNIK PENGAMBILAN BAHAN SEDIAAN PA
d. FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy).
e. Biopsi (Insisi atau Eksisi)
f. Sitologi

H. PERAN PEMERIKSAAN PA
Apabila dikaitkan dengan pelayanan medis, maka pemeriksaan PA dapat berperan dalam
seluruh tingkat palayanan medis meliputi :
5. Pencegahan Penyakit

Dalam bidang pencegahan penyakit, pemeriksaan PA berperan dalam aspek :

c. Deteksi Dini Kanker; peranan ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan sitologi
Pap Smear, Sitologi Aspirasi dengan jarum halus, bilasan serta sikatan bronkus.
d. Pencegahan penyakit tertentu melalui penelitian dalam bidang ilmu kedokteran
dasar maupun klinik, misalnya;
- Penelitian tentang efek suatu zat terhadap jaringan tubuh (zat karsinogenik,
toksisitas, dll).
- Penelitian tentang efek suatu zat dalam mencegah kerusakan jaringan oleh zat
lain.
6. Diagnosis Penyakit / Kelainan Tubuh
Dalam bidang diagnosis, pemeriksaan PA berperan dalam menentukan kepastian
jenis penyakit atau kelainan tubuh, karena pemeriksaan secara PA adalah
menganalisis secara lanfgsung jaringan tubuh yang terkena penyakit.

7. Pengelolaan Penderita
Dalam bidangn pengelolaan penderita, pemeriksaan PA berperan dalam menentukan
tindakan dan pengobatan penderita secara tepat guna. Hal ini terlihat nyata dalam
pemeriksaan VC (Potong Beku), dimana tindakan operasi selanjutnya ditentukan oleh
hasil pemeriksaan VC.

1
8. Tindak Lanjut
Untuk kepentingan tindak lanjut dari penderita, pemeriksaan PA berperan sbb:
- Untuk follow up hasil pengobatan (kekambuhan, akibat penyinaran,
medikamentosa, dll)
- Registrasi penyakit terutama registrasi kanker untuk perencanaan pengelolaan
rumah sakit.

Menentukan sebab kematian pasien dengan cara otopsi klinik.

iv
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ ii

Pendahuluan . .................................................................................................................... iii

Daftar Isi ........................................................................................................................... iv

Daftar Tabel ..................................................................................................................... 5

Daftar Gambar

Gambar 1 & 2 ............................................................................................................... 3

BAB 1. Tata Tertib .......................................................................................................... 1

BAB 2. Mikroskop: Pengenalan, Penggunaan, K3 dan Perawatan ............................ 3

BAB 3. Kurikulum Topik-topik Praktikum .................................................................. 5

BAB 4. Materi Praktikum .............................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

7
BAB 1
TATA TERTIB PRAKTIKUM
DI LABORATORIUM
Ketentuan umum:

10. Seluruh mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan praktikum Patologi Anatomi

11. Mahasiswa harus hadir lima (5) menit sebelum praktikum dimulai

12. Memakai jas praktikum sebelum memasuki ruang laboratorium praktikum

13. Mahasiswa menempati tempat duduk masing-masing.

14. Menanda tangani daftar hadir praktikum

15. Menjaga dan mempergunakan peralatan praktikum dengan sebaik baiknya, sesuai dengan
aturan penggunaannya.
16. Mohon ijin pada dosen pembimbing praktikum, bilamana meninggalkan praktikum
karena suatu keperluan.
17. Menjaga kebersihan ruang praktikum di lingkungan sekitar
18. Dilarang makan, minum, dan membuat coret-coret di dalam ruang praktikum.

Kehadiran:

3. Apabila mahasiswa tidak dapat hadir pada waktu praktikum, harus ada surat keterangan
dokter yang diserahkan kepada dosen atau asisten yang bersangkutan.
4. Apabila 2 (dua) kali atau lebih tidak mengikuti praktikum tanpa alasan atau bukti yang
sah, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti praktikum
selanjutnya dan dilarang mengikuti ujian praktikum .

Penilaian:

7. Para mahasiswa yang akan melakukan praktikum dianggap telah siap pengetahuan
teorinya dengan membaca buku penuntun praktikum / buku ajar Patologi Anatomi 1 atau
2.
8. Sebelum praktikum dimulai setiap mahasiswa mengikuti responsi awal (pretest terlebih
dahulu) secara lisan dimana dosen akan menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan
yang akan dipraktikumkan dan Apabila hasilnya tidak memuaskan maka mahasiswa

1
tersebut dianjurkan untuk membaca terlebih dahulu sebelum masuk praktikum dan akan
dipanggil kembali.
9. Setelah mengikuti pretest, setiap ketua kelompok mengambil peralatan / bahan praktikum
pada laboran sesuai materi praktikum.
10. Ujian final / akhir praktikum dilakukan setelah semua materi praktikum selesai.
Sebagai perhatian, 25% nilai akhir mata kuliah Patologi Anatomi diambil dari nilai akhir
praktikum.
11. Ujian final / akhir praktikum dilakukan setelah semua materi praktikum selesai.
12. Nilai ujian akan diserahkan kepada Assessment.

Peralatan praktikum:

6. Ketua kelompok bertanggung jawab dalam pemeliharaan mikroskop dan preparat selama
berlangsungnya praktikum masing-masing.
7. Alat-alat yang hendak dipinjam harus diteliti dahulu, apakah dalam keadaan baik, rusak
atau kurang. Bila terjadi suatu kerusakan atau kekurangan pada alat-alat segera laporkan
pada dosen atau asisten yang bersangkutan.
8. Peralatan yang dipakai harus dijaga keutuhannya dan bila ada yang rusak, maka menjadi
tanggung jawab kelompok tersebut untuk menggantikannya.
9. Setelah selesai praktikum mahasiswa harus mengembalikan alat-alat praktikum dalam
keadaan lengkap atau bersih seperti sebelum dipakai.
10. Apabila ada barang yang rusak, kelompok mahasiswa yang bersangkutan tidak
diperkenankan mengikuti ujian akhir praktikum, Sebelum mengganti peralatan praktikum
yang rusak.

Laporan praktikum:

2. Setiap mahasiswa harus membuat Log Book terhadap hasil pembelajaran dan diserahkan
pada waktu responsi oleh dosen atau asisten masing-masing untuk di nilai.

iv
BAB 2.
Mikroskop: Pengenalan, Penggunaan, K3 dan Perawatan

Gbr 1
Tempat untuk pemeriksaan mikroskopis harus:
Bebas dari debu
Diatas tempat yang kokoh
Jauh dari sentrifus dan lemari es
Jauh dari air, bak cuci atau bahan kimia untuk menghindari percikan atau tumpahan
Posisi bekerja yang benar sesuai ergonomik (Gbr 2)

(Gbr 1)
Mempersiapkan Mikroskop
Untuk mikroskop binokuler dengan kondensor di tengah dan menetap:
Pengatur tegangan diarahkan ke minimum

7
Nyalakan mikroskop memakai tombol On
Sesuaikan dengan pelan-pelan sampai intensitas cahaya yang diinginkan tercapai
Letakkan sediaan yang telah diwarnai ke atas meja sediaan
Putar lempeng objektif ke objektif 10x
Atur dengan pengatur fokus kasar dan penatur fokus halus sampai sediaan terlihat
jelas.
Sesuaikan jarak antar pupil sampai gambar kiri dan gambar kanan menyatu dengan
cara menggeser kedua lensa okuler karena setiap orang mempunyai jarak antar pupil
yang berbeda-beda.

Fokuskan gambar dengan mata kanan dengan cara melihat ke dalam okuler kanan dan
sesuaikan dengan pengatur fokus halus.
Fokuskan gambar dengan mata kiri dengan cara melihat ke dalam okuler kiri dan
putar cincin penyesuaian diopter sampai didapatkan gambar yang paling jelas baik
untuk mata kiri maupun mata kanan
Buka iris diafragma sampai 70-80% hingga lapangan pandang terang dengan merata.
Teteskan minyak imersi di atas sediaan dan putar dengan lensa objektif 100x ke
tempatnya sampai berbunyi klik.
Fokuskan dengan menggunakan tombol pengatur fokus halus, bukan dengan pengatur
fokus kasar sampai didapatkan gambaran yang jelas.
Begitu selesai dibaca putar objektif 100x menjauhi kaca sediaan, tempatkan objektif
10x diatas sediaan.
Bila telah selesai atur kembali pengatur intensitas cahaya ke minimum dan matikan
mikroskop dengan menekan tombol off.
Setiap selesai menggunakan mikroskop bersihkan dengan hati-hati minyak emersi
dari lensa objektif 100x dengan menggunakan kertas lensa (Ethyl Eter/ethanol).
Kondensor diturunkan, lensa pada posisi lensa objektif terpendek.

iv
BAB 3. Kurikulum Topik-topik Praktikum

SEMESTER I SEMESTER II
FASE 1 :TEMA TAHUN 1: DASAR KEDOKTERAN
BLOK 2 BLOK 3 (6 BLOK 4 BLOK 5 BLOK 6
BLOK 1 (6 sks)
(6 sks) sks) (6 sks) (6 sks) (6 sks)
Kesehata
Pengenalan Mekanis
TA Biomedik Biomedik Biomedi n
Dasar me Dasar
HU 1 2 k3 Masyarak
Kedokteran Penyakit
N at RE
PER ME
Reaksi
TA DIA
Sel
MA L
Terhadap
Jejas,
Inflamasi
& Infeksi,
Tumor
LAB Patologi Anatomi

SEMESTER III SEMESTER IV


FASE 1 :TEMA TAHUN 2: GANGGUAN SISTEM ORGAN 1
BLOK
BLOK 8 BLOK 9 (6 BLOK 10 (6 BLOK 11
BLOK 7 (6 sks) 12 (6
(6 sks) sks) sks) (6 sks)
sks)

Ganggu Gangguan Gangguan Ganggua Ganggu


GangguanHema
anRespi Kardiovas Muskulosk n Sistem anPsiki
tolimfopoetik
rasi kular eletal saraf atri
TA
Tumor
HU
Jinak & RE
N
Tumor REME Ganas ME
KED
Jinak DIAL (Chondro DIA
UA Hiperplasia
dan ma, Giant L
Reaktif,
Ganas Cell tumor Tumor
Limfadenitis
pada of the Jinak &
TB, LMNH,
bagian Ganas
Metastasis Ca. bown,
Atas
Dalam KGB Osteosarko
dan
bawah ma,
Fibrosarco
ma,
LAB Patologi Anatomi LAB Patologi Anatomi

7
SEMESTER V SEMESTER VI
FASE 1 :TEMA TAHUN 3: GANGGUAN SISTEM ORGAN 2
BLOK
BLOK 13 (6 BLOK 14 (6 BLOK 15 BLOK 16 (6 BLOK 17
18 (6
sks) sks) (6 sks) sks) (6 sks)
sks)
Gangguan
Gastrointes
GangguanEn Gangguan Gangguan Ganggua Siklus
tinal
dokrin&Meta Urogenita Reproduks n Indra kehidu
&Hepatopa
bolisme l i Khusus pan
nkreato-
bilier
TA Tumor
Jinak & Tumor
HU Tumor
Ganas Jinak & RE
N Tumor Jinak REME
(Ulkus Jinak & Ganas ME
KET & Ganas DIAL
Peptikum, Ganas (Karsinom DIA
IGA (Adenomato (Glomeru
Ulkus a Serviks, L
us Goiter,
Duodenum lonefritis, Hiperplasia
Adeno
, Ulkus Pielonefri Endometri
Pleomorfik, tis
Papillary Gaster, um,
Gastrointes Kronik,
Carsinoma Cystadeno
Renal Cell
Tiroid, tinal ma Ovari
Tumor Stromal Carsinom
a Mucinosu
Warthin Tumor, m/serosu
Serosis m
Hepatis
LAB Patologi Anatomi LAB Patologi Anatomi

SEMESTER VII SEMESTER VIII


FASE 1 :TEMA TAHUN 4: PENDALAMAN & FASE 2 : PRAKTEK KEDOKTERAN DAN
PERSIAPAN CLERKSHIP PENGEMBANGAN PROFESI
BLOK
TA BLOK 19 (6 BLOK 21
20 (6
HU sks) (6 sks)
sks)
N
Emerge
KEE
ncy REME
MP Pengelolaan KEPANITERAAN KLINIK
danPati Elektif DIAL
AT penyakit tropis
ent
safety

iv
TUJUAN BELAJAR

Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Memahami secara komprehensif konsep patologi umum, patologi khusus dan aplikasinya
dalam kontek klinis.

2. Mampu mengenali dan menyebutkan gejala-gejala klinis yang mungkin muncul sebagai
konsekuensi proses patologis dan perubahan morfologi.

METODE BELAJAR

Praktikum dilakukan melalui aktivitas pembelajaran sekuensial sebagai berikut:

1. Kuliah overview

2. Observasi preparat gross/gambar dan micros yang telah disediakan

3. Diskusi dengan dosen

4. Mengerjakan tugas dalam buku panduan praktikum

5. Post test

7
BLOK 16 : GANGGUAN REPRODUKSI
TEORI GAMBAR

1. Karsinoma Serviks (Squamous Cell


Carsinoma Cervix)

Tumor ganas epitel seviks

Insiden : usia 30-60 tahun, terbanyak usia 45


50 tahun.

Faktor predisposisi :

Hubungan seksual pada usia muda


Wanita kawin muda
Wanita sering berganti pasangan
Jumlah perkawinan
Sering melahirkan
Sosial ekonomi rendah / hygiene
seksual jelek
Infeksi Human Papilloma Virus ( HPV
) tipe 16, 18 dan Herpes Simpleks
tipe 2
Berhubungan dengan sertivitis
kronik
Klinik :

Menorrhagi, metrorrhagi, post coital


bleeding, flour albus/ perdarahan sesudah
menopause.

Makroskopis :

Eksofitik ( fungating ) : tumbuh


seperti bunga kol dalam canalis
servicalis
Endofilik (infiltrating ) : tumbuh
kedalam mukosa serviks sehingga
menebal
Ulcerating : terjadi nekrosis
dipermukaan sehingga berbentuk
ulcus.

Mikroskopis :

Jenis Squamous Cell Carsinoma ( 95 %),


Adenocarsinoma, dan Adenocanthoma.

iv
2. Hiperplasia Endometrium

Hiperplasia endometrium ditemukan pada


penderita dengan hiperestrogen yang sering
disertai dengan obesitas, tumor ovarium
fungsional, penderita yang mendapatkan
estrogen eksogen dan sindroma Stein
Leventhal.

Makroskopis :

Tampak jaringan endometrium menebal,


kadang kadang terdapat pertumbuhan
polipoid.

Mikroskopis :

Tampak jaringan endometrium dengan


stroma longgar mengandung proliferasi
kelenjar yang sebagian melebar kistik.
Kelenjar dilapisi epitel kubis sampai toraks.

3. Cystadenoma Ovari Mucinosum

Tumor jinak ovarium yang berasal dari epitel


permukaan.

Insiden : sering usia setengah tua, jarang


sebelum pubertas.

Makroskopis :

Sering unilateral
Multilokuler seperti sarang lebah
Dinding tipis dan translucent
Berisi cairan seperti musin / lender
Permukaan licin

7
Mikroskopis :

Dinding kista dilapisi epitel kolumnar tinggi,


sitoplasma jernih dan inti sel di basal.

4. Cystadenocarsinoma Ovarii Serosum


Papilliferum

Tumor ganas ovarium yang berasal dari


epitel permukaan.

insiden : 60% dari semua tumor ganas


ovarium

Makroskopis :

Ukuran hamper sama dengan yang


jinak
Pada permukaan luar dan dalam
terdapat tonjolan.

iv
Mikroskopis :

Epitel yang melapisi permukaan


lebih dari satu lapisan, menginvasi
pada stroma dibawahnya.
Ada permukaan papilifer.
Sel bentuk bermacam macam.

Tanda Tangan Pembimbing

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Muhammad Aleq Sander. Atlas Berwarna Patologi Anatomi. Rajawali Press. Jakarta.
2004.
2. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi. 7 nd ed , Vol. 1. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007.

iv
Neoplasma

Tambahkan pendahuluan blok berupa definisi dan klasifikasi

Tambahkan Patogenesis

Anda mungkin juga menyukai