OLEH :
Dr. Fatahillah
Dr. Fuadi
Seluruh rangkaian pelaksanaan tutorial, skill lab, dan praktikum diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang menyeluruh bagi mahasiswa dan selaras dalam proses
pembelajaran tahap demi tahap untuk memahami ilmu kedokteran. Dan semua hal tersebut
tentunya diperlukan kwalitas sumber daya yang masih terus diusahakan untuk memcapai
hasil yang maksimal.
Tentunya dengan telah adanya buku praktikum Laboratorium Patologi Anatomi ini dapat
memberi kemudahan kepada mahasiswa/mahasiswi yang mempelajari Ilmu Patologi
Anatomi. Dan tak lupa pula bila terdapat banyak kesalahan dimohon masukannya guna
dihasilkan kwalitas buku penuntun yang lebih baik lagi.
Semoga Seluruh mahasiswa dan civitas Akademika pada umumnya dapat mengambil
manfaat yang maksimal dari penuntun praktikum ini.
iv
PENDAHULUAN
Jenis atau metode pemeriksaan PA yang dilakukan, sangat bergantung pada dokter
yang akan memanfaatkan pemeriksaan tersebut dalam upaya memastikan diagnosis dari
pasien yang dirawat.
iii
C. TEKNIK PENGAMBILAN BAHAN SEDIAAN PA
a. FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy).
b. Biopsi (Insisi atau Eksisi)
c. Sitologi
D. PERAN PEMERIKSAAN PA
Apabila dikaitkan dengan pelayanan medis, maka pemeriksaan PA dapat berperan dalam
seluruh tingkat palayanan medis meliputi :
1. Pencegahan Penyakit
a. Deteksi Dini Kanker; peranan ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan sitologi
Pap Smear, Sitologi Aspirasi dengan jarum halus, bilasan serta sikatan bronkus.
b. Pencegahan penyakit tertentu melalui penelitian dalam bidang ilmu kedokteran
dasar maupun klinik, misalnya;
- Penelitian tentang efek suatu zat terhadap jaringan tubuh (zat karsinogenik,
toksisitas, dll).
- Penelitian tentang efek suatu zat dalam mencegah kerusakan jaringan oleh zat
lain.
2. Diagnosis Penyakit / Kelainan Tubuh
Dalam bidang diagnosis, pemeriksaan PA berperan dalam menentukan kepastian
jenis penyakit atau kelainan tubuh, karena pemeriksaan secara PA adalah
menganalisis secara lanfgsung jaringan tubuh yang terkena penyakit.
3. Pengelolaan Penderita
Dalam bidangn pengelolaan penderita, pemeriksaan PA berperan dalam menentukan
tindakan dan pengobatan penderita secara tepat guna. Hal ini terlihat nyata dalam
pemeriksaan VC (Potong Beku), dimana tindakan operasi selanjutnya ditentukan oleh
hasil pemeriksaan VC.
iv
4. Tindak Lanjut
Untuk kepentingan tindak lanjut dari penderita, pemeriksaan PA berperan sbb:
- Untuk follow up hasil pengobatan (kekambuhan, akibat penyinaran,
medikamentosa, dll)
- Registrasi penyakit terutama registrasi kanker untuk perencanaan pengelolaan
rumah sakit.
iii
DAFTAR ISI
Daftar Gambar
iv
BAB 1
TATA TERTIB PRAKTIKUM
DI LABORATORIUM
Ketentuan umum:
6. Menjaga dan mempergunakan peralatan praktikum dengan sebaik baiknya, sesuai dengan
aturan penggunaannya.
7. Mohon ijin pada dosen pembimbing praktikum, bilamana meninggalkan praktikum
karena suatu keperluan.
8. Menjaga kebersihan ruang praktikum di lingkungan sekitar
9. Dilarang makan, minum, dan membuat coret-coret di dalam ruang praktikum.
Kehadiran:
1. Apabila mahasiswa tidak dapat hadir pada waktu praktikum, harus ada surat keterangan
dokter yang diserahkan kepada dosen atau asisten yang bersangkutan.
2. Apabila 2 (dua) kali atau lebih tidak mengikuti praktikum tanpa alasan atau bukti yang
sah, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti praktikum
selanjutnya dan dilarang mengikuti ujian praktikum .
Penilaian:
1. Para mahasiswa yang akan melakukan praktikum dianggap telah siap pengetahuan
teorinya dengan membaca buku penuntun praktikum / buku ajar Patologi Anatomi 1 atau
2.
2. Sebelum praktikum dimulai setiap mahasiswa mengikuti responsi awal (pretest terlebih
dahulu) secara lisan dimana dosen akan menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan
yang akan dipraktikumkan dan Apabila hasilnya tidak memuaskan maka mahasiswa
iii
tersebut dianjurkan untuk membaca terlebih dahulu sebelum masuk praktikum dan akan
dipanggil kembali.
3. Setelah mengikuti pretest, setiap ketua kelompok mengambil peralatan / bahan praktikum
pada laboran sesuai materi praktikum.
4. Ujian final / akhir praktikum dilakukan setelah semua materi praktikum selesai. Sebagai
perhatian, 25% nilai akhir mata kuliah Patologi Anatomi diambil dari nilai akhir
praktikum.
5. Ujian final / akhir praktikum dilakukan setelah semua materi praktikum selesai.
6. Nilai ujian akan diserahkan kepada Assessment.
Peralatan praktikum:
1. Ketua kelompok bertanggung jawab dalam pemeliharaan mikroskop dan preparat selama
berlangsungnya praktikum masing-masing.
2. Alat-alat yang hendak dipinjam harus diteliti dahulu, apakah dalam keadaan baik, rusak
atau kurang. Bila terjadi suatu kerusakan atau kekurangan pada alat-alat segera laporkan
pada dosen atau asisten yang bersangkutan.
3. Peralatan yang dipakai harus dijaga keutuhannya dan bila ada yang rusak, maka menjadi
tanggung jawab kelompok tersebut untuk menggantikannya.
4. Setelah selesai praktikum mahasiswa harus mengembalikan alat-alat praktikum dalam
keadaan lengkap atau bersih seperti sebelum dipakai.
5. Apabila ada barang yang rusak, kelompok mahasiswa yang bersangkutan tidak
diperkenankan mengikuti ujian akhir praktikum, Sebelum mengganti peralatan praktikum
yang rusak.
Laporan praktikum:
1. Setiap mahasiswa harus membuat Log Book terhadap hasil pembelajaran dan diserahkan
pada waktu responsi oleh dosen atau asisten masing-masing untuk di nilai.
iv
BAB 2.
Mikroskop: Pengenalan, Penggunaan, K3 dan Perawatan
Gbr 1
Tempat untuk pemeriksaan mikroskopis harus:
Bebas dari debu
Diatas tempat yang kokoh
Jauh dari sentrifus dan lemari es
Jauh dari air, bak cuci atau bahan kimia untuk menghindari percikan atau tumpahan
Posisi bekerja yang benar sesuai ergonomik (Gbr 2)
(Gbr 1)
Mempersiapkan Mikroskop
Untuk mikroskop binokuler dengan kondensor di tengah dan menetap:
Pengatur tegangan diarahkan ke minimum
iii
Nyalakan mikroskop memakai tombol On
Sesuaikan dengan pelan-pelan sampai intensitas cahaya yang diinginkan tercapai
Letakkan sediaan yang telah diwarnai ke atas meja sediaan
Putar lempeng objektif ke objektif 10x
Atur dengan pengatur fokus kasar dan penatur fokus halus sampai sediaan terlihat
jelas.
Sesuaikan jarak antar pupil sampai gambar kiri dan gambar kanan menyatu dengan
cara menggeser kedua lensa okuler karena setiap orang mempunyai jarak antar pupil
yang berbeda-beda.
Fokuskan gambar dengan mata kanan dengan cara melihat ke dalam okuler kanan dan
sesuaikan dengan pengatur fokus halus.
Fokuskan gambar dengan mata kiri dengan cara melihat ke dalam okuler kiri dan
putar cincin penyesuaian diopter sampai didapatkan gambar yang paling jelas baik
untuk mata kiri maupun mata kanan
Buka iris diafragma sampai 70-80% hingga lapangan pandang terang dengan merata.
Teteskan minyak imersi di atas sediaan dan putar dengan lensa objektif 100x ke
tempatnya sampai berbunyi klik.
Fokuskan dengan menggunakan tombol pengatur fokus halus, bukan dengan pengatur
fokus kasar sampai didapatkan gambaran yang jelas.
Begitu selesai dibaca putar objektif 100x menjauhi kaca sediaan, tempatkan objektif
10x diatas sediaan.
Bila telah selesai atur kembali pengatur intensitas cahaya ke minimum dan matikan
mikroskop dengan menekan tombol off.
Setiap selesai menggunakan mikroskop bersihkan dengan hati-hati minyak emersi
dari lensa objektif 100x dengan menggunakan kertas lensa (Ethyl Eter/ethanol).
Kondensor diturunkan, lensa pada posisi lensa objektif terpendek.
iv
BAB 3. Kurikulum Topik-topik Praktikum
SEMESTER I SEMESTER II
FASE 1 :TEMA TAHUN 1: DASAR KEDOKTERAN
BLOK 2 BLOK 3 (6 BLOK 4 BLOK 5 BLOK 6
BLOK 1 (6 sks)
(6 sks) sks) (6 sks) (6 sks) (6 sks)
Kesehata
Pengenalan Mekanis
TA Biomedik Biomedik Biomedi n
Dasar me Dasar
HU 1 2 k3 Masyarak
Kedokteran Penyakit
N at RE
PER ME
Reaksi
TA DIA
Sel
MA L
Terhadap
Jejas,
Inflamasi
& Infeksi,
Tumor
LAB Patologi Anatomi
iii
SEMESTER V SEMESTER VI
FASE 1 :TEMA TAHUN 3: GANGGUAN SISTEM ORGAN 2
BLOK
BLOK 13 (6 BLOK 14 (6 BLOK 15 BLOK 16 (6 BLOK 17
18 (6
sks) sks) (6 sks) sks) (6 sks)
sks)
Gangguan
Gastrointes
GangguanEn Gangguan Gangguan Ganggua Siklus
tinal
dokrin&Meta Urogenita Reproduks n Indra kehidu
&Hepatopa
bolisme l i Khusus pan
nkreato-
bilier
TA Tumor
Jinak & Tumor
HU Tumor
Ganas Jinak & RE
N Tumor Jinak REME
(Ulkus Jinak & Ganas ME
KET & Ganas DIAL
Peptikum, Ganas (Karsinom DIA
IGA (Adenomato (Glomeru
Ulkus a Serviks, L
us Goiter,
Duodenum lonefritis, Hiperplasia
Adeno
, Ulkus Pielonefri Endometri
Pleomorfik, tis
Papillary Gaster, um,
Gastrointes Kronik,
Carsinoma Cystadeno
Renal Cell
Tiroid, tinal ma Ovari
Tumor Stromal Carsinom
a Mucinosu
Warthin Tumor, m/serosu
Serosis m
Hepatis
LAB Patologi Anatomi LAB Patologi Anatomi
iv
TUJUAN BELAJAR
1. Memahami secara komprehensif konsep patologi umum, patologi khusus dan aplikasinya
dalam kontek klinis.
2. Mampu mengenali dan menyebutkan gejala-gejala klinis yang mungkin muncul sebagai
konsekuensi proses patologis dan perubahan morfologi.
METODE BELAJAR
1. Kuliah overview
5. Post test
iii
BLOK 10 : GANGGUAN MUSKULOSKELETAL
TEORI GAMBAR
OsteoChondroma
Makroskopis :
Mikroskopis :
iv
Giant Cell tumor of the bown (GCT)
Mikroskopik :
iii
tumor yang berproliferasi dengan
gambaran metosis yang cukup
banyak.Inti sel datia dapat mencapai
100 bahkan lebih. Dapat pula
ditemukan bagian bagian nekrosis,
perdarahan, pigmen hemosiderin,
tulang.
Osteosarcoma
Mikroskopik :
iv
adanya sel sel datia dengan inti
bizzare dan banyak mitosis. Diagnosis
ditegakkan dengan ditemukannya
osteoid. Yaitu massa amorf eosinofilik
intraselular.
Osteosarcoma mempunyai
kemampuan membentuk sejumlah
jaringan tulang rawan atau jaringan
ikat, sehingga berdasarkan
kemampuan tersebut, osteosarcoma
dibedakan menjadi 3 subtipe :
osteoblastic, chondroblastic, dan
fibroblastic osteosarcoma.
Fibrosarcoma
Makroskopik :
Mikroskopik:
iii
storiform. Sel-sel tersebut berinti,
gelap, dengan kromatin kasar, sebagai
nukleoli nyata, dengan sedikit
sitoplasma. Mitosis atipik dapat
ditemukan dengan jumlah yang
bervariasi.
iv
DAFTAR PUSTAKA
1. Muhammad Aleq Sander. Atlas Berwarna Patologi Anatomi. Rajawali Press. Jakarta.
2004.
2. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi. 7 nd ed , Vol. 1. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007.
iii
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM MAHASISWA
LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
D
OLEH :
Dr. Fatahillah
Dr. Fuadi
Seluruh rangkaian pelaksanaan tutorial, skill lab, dan praktikum diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang menyeluruh bagi mahasiswa dan selaras dalam proses
pembelajaran tahap demi tahap untuk memahami ilmu kedokteran. Dan semua hal tersebut
tentunya diperlukan kwalitas sumber daya yang masih terus diusahakan untuk memcapai
hasil yang maksimal.
Tentunya dengan telah adanya buku praktikum Laboratorium Patologi Anatomi ini dapat
memberi kemudahan kepada mahasiswa/mahasiswi yang mempelajari Ilmu Patologi
Anatomi. Dan tak lupa pula bila terdapat banyak kesalahan dimohon masukannya guna
dihasilkan kwalitas buku penuntun yang lebih baik lagi.
Semoga Seluruh mahasiswa dan civitas Akademika pada umumnya dapat mengambil
manfaat yang maksimal dari penuntun praktikum ini.
iii
PENDAHULUAN
Jenis atau metode pemeriksaan PA yang dilakukan, sangat bergantung pada dokter
yang akan memanfaatkan pemeriksaan tersebut dalam upaya memastikan diagnosis dari
pasien yang dirawat.
1
G. TEKNIK PENGAMBILAN BAHAN SEDIAAN PA
d. FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy).
e. Biopsi (Insisi atau Eksisi)
f. Sitologi
H. PERAN PEMERIKSAAN PA
Apabila dikaitkan dengan pelayanan medis, maka pemeriksaan PA dapat berperan dalam
seluruh tingkat palayanan medis meliputi :
5. Pencegahan Penyakit
c. Deteksi Dini Kanker; peranan ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan sitologi
Pap Smear, Sitologi Aspirasi dengan jarum halus, bilasan serta sikatan bronkus.
d. Pencegahan penyakit tertentu melalui penelitian dalam bidang ilmu kedokteran
dasar maupun klinik, misalnya;
- Penelitian tentang efek suatu zat terhadap jaringan tubuh (zat karsinogenik,
toksisitas, dll).
- Penelitian tentang efek suatu zat dalam mencegah kerusakan jaringan oleh zat
lain.
6. Diagnosis Penyakit / Kelainan Tubuh
Dalam bidang diagnosis, pemeriksaan PA berperan dalam menentukan kepastian
jenis penyakit atau kelainan tubuh, karena pemeriksaan secara PA adalah
menganalisis secara lanfgsung jaringan tubuh yang terkena penyakit.
7. Pengelolaan Penderita
Dalam bidangn pengelolaan penderita, pemeriksaan PA berperan dalam menentukan
tindakan dan pengobatan penderita secara tepat guna. Hal ini terlihat nyata dalam
pemeriksaan VC (Potong Beku), dimana tindakan operasi selanjutnya ditentukan oleh
hasil pemeriksaan VC.
1
8. Tindak Lanjut
Untuk kepentingan tindak lanjut dari penderita, pemeriksaan PA berperan sbb:
- Untuk follow up hasil pengobatan (kekambuhan, akibat penyinaran,
medikamentosa, dll)
- Registrasi penyakit terutama registrasi kanker untuk perencanaan pengelolaan
rumah sakit.
iv
DAFTAR ISI
Daftar Gambar
7
BAB 1
TATA TERTIB PRAKTIKUM
DI LABORATORIUM
Ketentuan umum:
11. Mahasiswa harus hadir lima (5) menit sebelum praktikum dimulai
15. Menjaga dan mempergunakan peralatan praktikum dengan sebaik baiknya, sesuai dengan
aturan penggunaannya.
16. Mohon ijin pada dosen pembimbing praktikum, bilamana meninggalkan praktikum
karena suatu keperluan.
17. Menjaga kebersihan ruang praktikum di lingkungan sekitar
18. Dilarang makan, minum, dan membuat coret-coret di dalam ruang praktikum.
Kehadiran:
3. Apabila mahasiswa tidak dapat hadir pada waktu praktikum, harus ada surat keterangan
dokter yang diserahkan kepada dosen atau asisten yang bersangkutan.
4. Apabila 2 (dua) kali atau lebih tidak mengikuti praktikum tanpa alasan atau bukti yang
sah, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti praktikum
selanjutnya dan dilarang mengikuti ujian praktikum .
Penilaian:
7. Para mahasiswa yang akan melakukan praktikum dianggap telah siap pengetahuan
teorinya dengan membaca buku penuntun praktikum / buku ajar Patologi Anatomi 1 atau
2.
8. Sebelum praktikum dimulai setiap mahasiswa mengikuti responsi awal (pretest terlebih
dahulu) secara lisan dimana dosen akan menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan
yang akan dipraktikumkan dan Apabila hasilnya tidak memuaskan maka mahasiswa
1
tersebut dianjurkan untuk membaca terlebih dahulu sebelum masuk praktikum dan akan
dipanggil kembali.
9. Setelah mengikuti pretest, setiap ketua kelompok mengambil peralatan / bahan praktikum
pada laboran sesuai materi praktikum.
10. Ujian final / akhir praktikum dilakukan setelah semua materi praktikum selesai.
Sebagai perhatian, 25% nilai akhir mata kuliah Patologi Anatomi diambil dari nilai akhir
praktikum.
11. Ujian final / akhir praktikum dilakukan setelah semua materi praktikum selesai.
12. Nilai ujian akan diserahkan kepada Assessment.
Peralatan praktikum:
6. Ketua kelompok bertanggung jawab dalam pemeliharaan mikroskop dan preparat selama
berlangsungnya praktikum masing-masing.
7. Alat-alat yang hendak dipinjam harus diteliti dahulu, apakah dalam keadaan baik, rusak
atau kurang. Bila terjadi suatu kerusakan atau kekurangan pada alat-alat segera laporkan
pada dosen atau asisten yang bersangkutan.
8. Peralatan yang dipakai harus dijaga keutuhannya dan bila ada yang rusak, maka menjadi
tanggung jawab kelompok tersebut untuk menggantikannya.
9. Setelah selesai praktikum mahasiswa harus mengembalikan alat-alat praktikum dalam
keadaan lengkap atau bersih seperti sebelum dipakai.
10. Apabila ada barang yang rusak, kelompok mahasiswa yang bersangkutan tidak
diperkenankan mengikuti ujian akhir praktikum, Sebelum mengganti peralatan praktikum
yang rusak.
Laporan praktikum:
2. Setiap mahasiswa harus membuat Log Book terhadap hasil pembelajaran dan diserahkan
pada waktu responsi oleh dosen atau asisten masing-masing untuk di nilai.
iv
BAB 2.
Mikroskop: Pengenalan, Penggunaan, K3 dan Perawatan
Gbr 1
Tempat untuk pemeriksaan mikroskopis harus:
Bebas dari debu
Diatas tempat yang kokoh
Jauh dari sentrifus dan lemari es
Jauh dari air, bak cuci atau bahan kimia untuk menghindari percikan atau tumpahan
Posisi bekerja yang benar sesuai ergonomik (Gbr 2)
(Gbr 1)
Mempersiapkan Mikroskop
Untuk mikroskop binokuler dengan kondensor di tengah dan menetap:
Pengatur tegangan diarahkan ke minimum
7
Nyalakan mikroskop memakai tombol On
Sesuaikan dengan pelan-pelan sampai intensitas cahaya yang diinginkan tercapai
Letakkan sediaan yang telah diwarnai ke atas meja sediaan
Putar lempeng objektif ke objektif 10x
Atur dengan pengatur fokus kasar dan penatur fokus halus sampai sediaan terlihat
jelas.
Sesuaikan jarak antar pupil sampai gambar kiri dan gambar kanan menyatu dengan
cara menggeser kedua lensa okuler karena setiap orang mempunyai jarak antar pupil
yang berbeda-beda.
Fokuskan gambar dengan mata kanan dengan cara melihat ke dalam okuler kanan dan
sesuaikan dengan pengatur fokus halus.
Fokuskan gambar dengan mata kiri dengan cara melihat ke dalam okuler kiri dan
putar cincin penyesuaian diopter sampai didapatkan gambar yang paling jelas baik
untuk mata kiri maupun mata kanan
Buka iris diafragma sampai 70-80% hingga lapangan pandang terang dengan merata.
Teteskan minyak imersi di atas sediaan dan putar dengan lensa objektif 100x ke
tempatnya sampai berbunyi klik.
Fokuskan dengan menggunakan tombol pengatur fokus halus, bukan dengan pengatur
fokus kasar sampai didapatkan gambaran yang jelas.
Begitu selesai dibaca putar objektif 100x menjauhi kaca sediaan, tempatkan objektif
10x diatas sediaan.
Bila telah selesai atur kembali pengatur intensitas cahaya ke minimum dan matikan
mikroskop dengan menekan tombol off.
Setiap selesai menggunakan mikroskop bersihkan dengan hati-hati minyak emersi
dari lensa objektif 100x dengan menggunakan kertas lensa (Ethyl Eter/ethanol).
Kondensor diturunkan, lensa pada posisi lensa objektif terpendek.
iv
BAB 3. Kurikulum Topik-topik Praktikum
SEMESTER I SEMESTER II
FASE 1 :TEMA TAHUN 1: DASAR KEDOKTERAN
BLOK 2 BLOK 3 (6 BLOK 4 BLOK 5 BLOK 6
BLOK 1 (6 sks)
(6 sks) sks) (6 sks) (6 sks) (6 sks)
Kesehata
Pengenalan Mekanis
TA Biomedik Biomedik Biomedi n
Dasar me Dasar
HU 1 2 k3 Masyarak
Kedokteran Penyakit
N at RE
PER ME
Reaksi
TA DIA
Sel
MA L
Terhadap
Jejas,
Inflamasi
& Infeksi,
Tumor
LAB Patologi Anatomi
7
SEMESTER V SEMESTER VI
FASE 1 :TEMA TAHUN 3: GANGGUAN SISTEM ORGAN 2
BLOK
BLOK 13 (6 BLOK 14 (6 BLOK 15 BLOK 16 (6 BLOK 17
18 (6
sks) sks) (6 sks) sks) (6 sks)
sks)
Gangguan
Gastrointes
GangguanEn Gangguan Gangguan Ganggua Siklus
tinal
dokrin&Meta Urogenita Reproduks n Indra kehidu
&Hepatopa
bolisme l i Khusus pan
nkreato-
bilier
TA Tumor
Jinak & Tumor
HU Tumor
Ganas Jinak & RE
N Tumor Jinak REME
(Ulkus Jinak & Ganas ME
KET & Ganas DIAL
Peptikum, Ganas (Karsinom DIA
IGA (Adenomato (Glomeru
Ulkus a Serviks, L
us Goiter,
Duodenum lonefritis, Hiperplasia
Adeno
, Ulkus Pielonefri Endometri
Pleomorfik, tis
Papillary Gaster, um,
Gastrointes Kronik,
Carsinoma Cystadeno
Renal Cell
Tiroid, tinal ma Ovari
Tumor Stromal Carsinom
a Mucinosu
Warthin Tumor, m/serosu
Serosis m
Hepatis
LAB Patologi Anatomi LAB Patologi Anatomi
iv
TUJUAN BELAJAR
1. Memahami secara komprehensif konsep patologi umum, patologi khusus dan aplikasinya
dalam kontek klinis.
2. Mampu mengenali dan menyebutkan gejala-gejala klinis yang mungkin muncul sebagai
konsekuensi proses patologis dan perubahan morfologi.
METODE BELAJAR
1. Kuliah overview
5. Post test
7
BLOK 16 : GANGGUAN REPRODUKSI
TEORI GAMBAR
Faktor predisposisi :
Makroskopis :
Mikroskopis :
iv
2. Hiperplasia Endometrium
Makroskopis :
Mikroskopis :
Makroskopis :
Sering unilateral
Multilokuler seperti sarang lebah
Dinding tipis dan translucent
Berisi cairan seperti musin / lender
Permukaan licin
7
Mikroskopis :
Makroskopis :
iv
Mikroskopis :
7
DAFTAR PUSTAKA
1. Muhammad Aleq Sander. Atlas Berwarna Patologi Anatomi. Rajawali Press. Jakarta.
2004.
2. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi. 7 nd ed , Vol. 1. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007.
iv
Neoplasma
Tambahkan Patogenesis