Anda di halaman 1dari 6

KONSEP MASYARAKAT DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA

Konsep Masyarakat adalah segenap tingkah laku manusia yang di anggap sesuai. Tidak
melanggar norma-norma umum dan adat istiadat serta terintegrasi langsung dengan tingkah laku
umum. Masyarakat menurut definisi kamus dewan ialah kumpulan manusia yang hidup bersama di
sesuatu tempat dengan aturan dan cara tertentu. Individu, keluarga dan kumpulan-kumpulan kecil
merupakan anggota sesebuah masyarakat. Jaringan erat wujud dalam kalangan anggota tersebut,
khususnya melalui hubungan bersemuka. Daripada pergaulan ini, terbina pola hubungan sosial yang
berulang sifatnya seperti kegiatan gotong royong, bersama-sama merayakan sesuatu perayaan
melalui rumah terbuka, berkumpul menyambut pembesar yang datang berkunjung, menghadiri
kendui majlis perkahwinan, membantu mereka yang ditimpa malapetaka atau menziarahi jiran yang
sakit tenat atau yang telah meninggal dunia. Kekerapan pergaulan ini membina satu kesepaduan
dalam masyarakat tersebut sebagai satu unit sosial. Dalam konteks Malaysia, hubungan harmonis
antara pelbagai kumpulan etnik dapat membina sebuah masyarakat Malaysia yang teguh.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Konsep Masyarakat D alam Sosial Budaya Masyarakat Indonesia ?


2. Jelaskan Keadaan Sosial Budaya Indonesia ?
3. Jelaskan Pendekatan Silang Budaya dalam Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing ?
BAB II
PEMBAHASAN

Konsep Masyarakat Dalam Sosial Budaya Masyarakat Indonesia


Konsep Masyarakat adalah segenap tingkah laku manusia yang di anggap sesuai. Tidak melanggar
norma-norma umum dan adat istiadat serta terintegrasi langsung dengan tingkah laku umum. Dan
dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan
batasan-batasan tertentu.
Setiap masyarakat pula mempunyai budayanya yang tersendiri yang terbentuk daripada
hubungan rapat sesama anggotanya semenjak masyarakat itu wujud. Sebagai contoh, masyarakat
melayu kampung di kawasan luar bandar Malaysia telah wujud berpuluh abad lamanya, semenjak
sbelum kedatangan kebudayaan asing (sama ada dari negara China, India, Tanah Arab atau Eropah).

A. Konsep - Konsep tentang Realitas Sosial Budaya


Berikut ini beberapa realitas sosial budaya yang terdapat di masyarakat.
1) Masyarakat
Adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah tertentu dan membina kehidupan bersama
dalam berbagai aspek kehidupan atas dasar norma sosial terntentu dalam waktu yang cukup lama.
2) Interaksi Sosial
Adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antarindividu,antara individu dari kelompok dan
antarkelompok.
3) Status dan Peran
Status adalah posisi seseorang dalam masyarakat yang merupakan aspek masyarakat yang kurang
lebih bersifat statis.
Peran merupakan pola tindakan dari orang yang memiliki status tertentu dan merupakan aspek
masyarakat yang kurang lebih bersifat dinamis.
4) Nilai
Nilai itu adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan benar oleh anggota masyarakat dan
merupakan sesuatu yang diidam-idamkan.Pergeseran nilai akan mempengaruhi kebiasaan dan tata
kelakuan.
5) Norma
Norma merupakan wujud konkret dari nilai sosial,dibuat untuk melaksanakan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat yang telah dianggap baik dan benar.
6) Lembaga Sosial
Menurut Paul B.Horton dan Chester L Hunt,lembaga adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir
dan mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umu tertentu dan memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat.Lembaga merupaka satu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan yang oleh
masyarakat dianggap penting.
7) Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses individu belajar berinteraksi di tengah masyarakat.Melalui proses
sosialisasi ,seorang individu akan memperoleh pengetahuan,nilai-nila dan norma-norma yang akan
membekalinya dalam proses pergaulan.
8) Perilaku Menyimpang
Merupakan bentuk perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku.
9) Pengendalian Sosial
Setiap masyarakat menginginkan adanya suatu ketertiban agar tata hubungan antarwarga
masyarakat dapat berjalan secara tertib dan lancar,untuk kepentingan ini masyarakat membuat
norma sebagai pedoman yang pelaksanaannya memerlukan suatu bentuk pengawasan dan
pengendalian.
10) Proses Sosial
Proses sosial merupakan proses interaksi dan komunikasi antarkomponen masyarakat dari waktu ke
waktu hingga mewujudkan suatu perubahan.Dlama suatu proses sosial terdapat komponen-
komponen yang saling terkait satu sama lain,yaitu:
a) Struktur sosial,yaitu susunan masyarakat secara komprehensif yang menyangkut individu ,tata
nilai,dan struktur budayanya.
b) Interaksi Sosial,yaitu keseluruhan jalinan antarwarga masyarakat.
c) Struktur alam lingkungan yang meliputi letak,bentang alam,iklim,flora dan fauna.Komponen isi
merupakan salah satu komponen yang turut mempengaruhi bagaimana jalannya proses sosial dalam
suatu masyarakat.
11) Perubahan Sosial Budaya
Adalah perubahan struktur sosial dan budaya akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-
unsurnya sehingga memunculkan suatu corak sosial budaya baru yang dianggap ideal.
12) Kebudayaan
Adalah semua hasil cipta,rasa dan karsa manusia dalam hidup bermasyarakat.Dalam arti
luas,kebudayaan merupakan segala sesuatu yang ada di muka bumi yang keberadaannya diciptakan
oleh manusia.Dibentuk oleh:
a. artefak,yaitu benda hasil karya manusia
b. sistem aktivitas,seperti berbagai jenis tarian,olahraga,kegiatan sosial,ritual
c. sistem ide atau gagasan,yaitu pola pikir yang ada di dalam pikiran manusia.

B. Keadaan Sosial Budaya Indonesia


Dari perspektif agama, masyarakat Indonesia dalam berperilaku menyelaraskan diri dengan
tatanan yang diyakini berasal dari Tuhan, perspektif spiritual merujuk pada pengembangan potensi-
potensi internal diri manusia dalam aktualisasi yang selaras dengan hukum non materi, dan
perspektif budaya yang merujuk pada tradisi penghayatan dan pengembangan nilai-nilai
kemanusiaan untuk membangun sebuah kehidupan yang comfort baik secara individu maupun
kolektif. Dalam konteks perubahan social sekarang masyarakat Indonesia dalam sekat pluralisme
terakomodasi secara otomatis dalam civics responsibility, social economics responsibilities, dan
personal responsibility.
Secara spesifik keadaan sosial budaya Indonesia sangat kompleks, mengingat penduduk
Indonesia kurang lebih sudah di atas 200 juta dalam 30 kesatuan suku bangsa. Oleh karena itu pada
bagian ini akan dibicarakan keadaan sosial budaya Indonesia dalam garis besar. Kesatuan politis
Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas 6000 buah pulau yang terhuni dari jumlah
keseluruhan sekitar 13.667 buah pulau. Dapat dibayangkan bahwa bahasa Indonesia yang dijadikan
sebagai bahasa nasional belum tentu sudah tersosialisasikan pada 6000 pulau tersebut, mengingat
sebagian besar bermukim di pedesaan. Hanya 10-15% penduduk Indonesia yang bermukim di daerah
urban. Indonesia sudah tentu bukan hanya Jawa dan Bali saja, karena kenyataan Jawa mencakup 8%
penduduk urban.
Sementara itu bahasa Indonesia masih dapat dikatakan sebagai bahasa bagi kaum
terdidik/sekolah pada daerah-daerah yang tidak berbahasa ibu bahasa Indonesia. Bagaimana
dengan yang lain? Sementara ada orang asing pada tahun 1998 sangat kebingungan mengartikan
kata lengser keprabon yang dalam Kamus Bahasa Indonesia belum tercantum, sedangkan untuk
mengartikan lengser keprabon tidak sekedar pengertian definitif dalam semantik bahasa Indonesia.
Lengser keprabon (yang sekarang sudah dianggap bahasa Indonesia, seperti dengan kata lain seperti
legawa) harus dipahami dalam perspektif sejarah kebudayaan dan sistem politik Jawa. Oleh karena
itu dengan mempelajari aspek psikologis budaya Jawa, penutur asing dapat memahami makna
sebenarnya kata Lengser Keprabon. Contoh lain, seperti kata Gemah Ripah Loh Jinawi yang
sering digunakan dalam kosa kata bahasa Indonesia yang menggambarkan kesuburan Indonesia,
antara penutur Jawa dan Sunda memiliki konsep yang berbeda.
Dalam konsep Jawa Gemah Ripah Loh Jinawi, Subur kang Sarwa Tinandur, Murah kang Sarwa
Tinuku, Tata Tentrem Kerta Raharja, sementara saudara-saudara dari Sunda mengekspresikan
dalam Tata Tentrem Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi , Rea Ketan Rea Keton Buncir Leuit
Loba Duit yang artinya saudara dari suku Sunda yang lebih memahami. Sementara itu di Sumatera
Barat dengan adat Minangkabau yang didalamnya terdapat suatu sistem yang sempurna dan bulat,
dalam berbahasa sangat memperhatikan raso, pareso, malu dan sopan, sehingga bahasa Indonesia
yang dituturkannya pun sangat terkait dengan psikologi budaya Minangkabau.
Oleh sebab itulah dalam memahami Sosial Budaya dan psikologi masyarakat Indonesia yang
nantinya berimplikasi pada tindak tutur berbahasa Indonesia, paling tidak dalam pendekatan silang
budaya memperhatikan tiga hal yaitu
a) masyarakat dalam perspektif agama,
b) perspektif spiritual, dan
c) perspektif budaya.

C. Pendekatan Silang Budaya dalam Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Konsep pendekatan silang budaya sebagai pencitraan budaya Indonesia melalui pengajaran
BIPA menunjukkan suatu wacana baru dalam pengajaran Bahasa Indonesia untuk penutur asing
dengan menekankan pada pertumbuhan, perubahan, perkembangan dan kesinambungan yang
menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang dinamis dan bersinergi dengan
kebutuhan masyarakat Informatif. Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa di Asia yang
berpotensi untuk pertukaran kebutuhan informasi dunia, karena ciri pluralistik masyarakat
penuturnya. Bahasa Indonesia dan pendekatan silang budaya merupakan upaya kembali ke
etnisitas. Terlepas dari penafsiran hegemoni sukuisme, dalam belajar bahasa Indonesia (khususnya
bagi orang asing) merupakan realitas sosial bahwa pluralisme masyarakat Indonesia berbicara bahasa
Indonesia dengan pola pikir, pola hidup dan berdasar nilai etnisitas, sehingga bersifat
Indonesianisasi tata krama komunikasi etnisitas .
Keragaman suku di Indonesia dapat dilihat sebagai perbedaan yang masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Perbedaan itulah yang dipelajari secara silang budaya untuk dilihat nilai-
nilai psikologis masyarakatnya. Silang budaya antar-berbagai tradisi di nusantara baik dengan anasir
kesatuan Indonesia sebagai nation state, maupun dengan asing sebagai rasional globalisasi
tentunya akan membawa ke arah suatu perubahan yang dinamis. Budaya lokal akan melakukan
filterisasi sebelum menjadi sebuah acuan.
Pendekatan silang budaya akan melakukan kompromi secara sistematik terhadap konteks
kearifan budaya lokal di Indonesia. Oleh sebab itu sangat bijaksana sebelum mengajarkan bahasa
secara aspek linguistik (pembelajaran berbahasa Indonesia), perlu diajarkan (dikenalkan)
pengetahuan budaya-budaya etnik yang meliputi sistem nilai, sistem sosial, dan produk budaya serta
implikasinya terhadap tindak berbahasa. Selain itu pengenalan sikap berbahasa secara PDL atau
pandang dengar dan lihat dari guru, tutor/instruktur sangat membantu proses belajar bahasa ini..
Ideologi yang dikembangkan adalah multikulturalisme atau keanekaragaman budaya, sehingga perlu
seorang pengajar bahasa Indonesia yang berasal dari (yang merupakan wakil dari) etnis yang ada.
Pigura besarnya adalah Linguistik Indonesia sedangkan gambar yang ditampilkan adalah tanda-tanda
budaya multikultural. Dalam konsep budaya Jawa hal ini disebut dengan ngertos caranipun ngertos
atau pengertian bagaimana caranya mengerti (model pendidikan heuristik).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep - Konsep tentang Realitas Sosial Budaya : Masyarakat, Interksi social, Status dan peran, nilai,
norma, lembaga social, sosialisasi, perilaku menyimpang, pengendalian sosial, proses social,
perubahan social dan kebudaya.
Konsep Masyarakat adalah segenap tingkah laku manusia yang di anggap sesuai. Tidak melanggar
norma-norma umum dan adat istiadat serta terintegrasi langsung dengan tingkah laku umum.
Secara spesifik keadaan sosial budaya Indonesia sangat kompleks, mengingat penduduk Indonesia
kurang lebih sudah di atas 200 juta dalam 30 kesatuan suku bangsa. Oleh karena itu pada bagian ini
akan dibicarakan keadaan sosial budaya Indonesia dalam garis besar. Kesatuan politis Negara
Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas 6000 buah pulau yang terhuni dari jumlah keseluruhan
sekitar 13.667 buah pulau. Dapat dibayangkan bahwa bahasa Indonesia yang dijadikan sebagai
bahasa nasional belum tentu sudah tersosialisasikan pada 6000 pulau tersebut, mengingat sebagian
besar bermukim di pedesaan.

B. Kritik dan saran


Demi menyempurnakan makalah ini agar tidak terdapatnya kesalahan, maka kami mengharapkan
saran, kritikan maupun partisipasinya yang dapat membantu dalam kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Mengubah Kendala Menjadi Aset, Jurnal Wacana FSUI.No.1 April 1999. Vol 1. hal. 3
Kleden, Ignas.1987. Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan. Jakarta: LP3 Es.
Roeder, O.G. 1987. Indonesia. A Personal Introduction. Jakarta : Gramedia.
Soeparmo, dkk. 1986. Pola Berpikir Ilmuwan dalam Konteks Sosial Budaya Indonesia. Surabaya: Unair
Press.
Tim Lembaga Riset Kebudayaan. 1986. Kapita Selekta Manifestasi Budaya Indonesia. Bandung: Alumni
Budiman, Maneke 1999. Jati Diri Budaya dalam Proses Nation Building di Indonesia:

Anda mungkin juga menyukai