area tubuh yang berminyak, seperti punggung, wajah, dahi, ketiak, pangkal paha,
serta dada bagian atas. Pada kulit kepala, penyakit ini menyebabkan kulit berwarna
merah, berketombe, dan bersisik.
Dermatitis seboroik dapat menyerang orang pada segala usia, di mana setidaknya
1-3% dewasa muda pernah menderita penyakit ini. Namun, orang dengan masalah
pada sistem kekebalan tubuh (penderita HIV/AIDS, penyakit Parkinson) lebih rentan
untuk mengalaminya. Kondisi stres juga berpotensi untuk memperburuk gejala yang
sudah ada.
Kelupasan kulit atau ketombe juga terjadi di kumis, jenggot, atau alis.
Gagal jantung.
Obat-obatan tertentu.
Penyakit kejiwaan dan gangguan saraf (misalnya depresi dan penyakit Parkinson).
Jangan menggaruk bagian tubuh yang terkena dermatitis seboroik karena bisa meningkatkan
risiko terkena infeksi dan memperparah iritasi.
Mandi dan keramas secara teratur, serta basuh dengan bersih sabun atau sampo yang
digunakan. Gunakan pelembap jika diperlukan.
Gunakan sampo bayi untuk membersihkan kelopak mata Anda jika berwarna kemerahan dan
terjadi kelupasan kulit. Selain itu, Anda bisa mengompresnya dengan air hangat untuk
membantu meredakannya.
Hindari produk yang mengandung alkohol agar penyakit tidak bertambah parah.
Gunakan pakaian yang bertekstur halus dan berbahan katun agar kulit mendapatkan sirkulasi
udara dan dapat mengurangi iritasi.
Terkadang dermatitis seboroik bisa menghilang dengan sendirinya, namun ada juga yang
bertahan selama bertahun-tahun. Perawatan kulit yang baik dan menjaga kebersihan kulit bisa
membantu mengendalikan dermatitis seboroik.