Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al

Effect of Additional Alloy Compostion AI in Fe-Ni-Al

Dianasanti Salati
Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jakarta

Tanggal Masuk: (19/7/2014)


Tanggal Revisi: (26/7/2014)
Tanggal disetujui: (1/8/2014)

ABSTRAK
Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan komposisi Aluminium
terhadap sifat paduan Fe-Ni-Al yang terjadi, yaitu kekerasan relatifnya (nilai kekerasan terhadap
massa jenis) serta bagaimana pengaruh yang terjadi apabila dilakukan perlakuan panas (Heat
Treatment). Prosedur penelitian yang dilakukan yaitu dengan mamadukan FeNi yang sudah
tertentu komposisi paduannya, kemudian dilebur dengan menggunakan tungku busur listrik
dengan massa total 20 gram. Komposisi paduan Fe Ni Al ditentukan dengan menggunakan
Diagram Terner pada temperatur 9500C, sehingga pada pelaksanannya dilakukan perlakuan panas
hingga mencapai 9500C. Kemudian dilakukan uji keras dan uji massa jenis yang kemudian
dilakukan perbandingan antara komposisi satu dengan yang lainnya, dan dilihat juga perbandingan
antara spesimen yang sudah dilakukan perlakuan panas dengan yang belum. Data-data yang
didapat dari variasi komposisi penambahan Aluminium dan perlakuan panas dianalisis.

Kata kunci: Paduan Fe Ni Al, perlakuan panas, diagram fasa terner.

ABSTRACT
The study was conducted to determine how the effect of the addition of aluminum to the nature of
the alloy composition of Fe-Ni-Al that happens, the relative hardness (hardness value of the
density) as well as the influences that occur when conducted heat treatment (heat treatment). The
procedure is the research conducted by certain mamadukan already FeNi alloy composition, then
melted by using an electric arc furnace with a total mass of 20 grams. Al Fe Ni alloy composition
was determined using ternary diagram at 9500C temperature, so that the implementation is
carried out heat treatment up to 9500C. Then test hardware and test the density of which is then
carried out a comparison between the composition of each other, and see also the comparison
between the specimens that have been done by the heat treatment yet. The data obtained from the
variation of the composition of the addition of aluminum and heat treatment were analyzed.

Keywords: Alloy Fe Ni Al, heat treatment, ternary phase diagrams.

1. PENDAHULUAN terjadi apabila komposisi Aluminium pada


Penelitian ini dilatarbelakangi oleh paduan tersebut diubah. Tujuan penelitian
kebutuhan pembuatan paduan Fe-Ni-Al yang adalah untuk mengetahui perubahan
bahan dasarnya berasal dari dalam negeri. kekerasan yang terjadi antara paduan dengan
Maksud penelitian ini adalah untuk berbagai komposisi Fe-Ni-Al yang belum
mengetahui pengaruh perlakuan panas yang dan yang sudah dilakukan perlakuan panas,
diberikan terhadap perubahan sifat yang serta massa jenis paduan.

137
Jurnal Teknologi dan Manajemen, Vol.12, No.2, Agustus 2014

LANDASAN TEORI beberapa keadaan yaitu: (1) stabil, yaitu


Paduan Antar Logam (Intermetallic apabila benda berada pada kondisi energi
Compound) yang paling rendah; (2) metastabil, yaitu
Intermetallic compound merupakan keadaan dimana dibutuhkan energi lebih
paduan kimia dengan komposisi atom agar bisa mencapai keadaan stabilnya; (3)
tertentu, seperti pada senyawa FeAl dan tidak stabil, keadaan ini akan menjadi stabil
NiAl yang sudah mempunyai komposisi dengan sendirinya tanpa harus diberikan
tertentu. energi tambahan.
Ikatan yang terjadi pada paduan antar Fasa adalah daerah atau bagian yang
logam merupakan ikatan ionik atau kovalen, secara fisik homogen. Fasa metastabil akan
dan ikatan tersebut lebih kuat daripada terbentuk apabila dilakukan pendinginan
ikatan logam sehingga ikatan yang terjadi yang cepat. Dengan melakukan pendinginan
merupakan ikatan yang sempurna, atom- yang cepat, secara termodinamika juga akan
atomnya memposisikan diri pada tempat- terbentuk struktur yang tidak stabil.
tempat tertentu sehingga posisinya sangat Dalam penelitian ini digunakan Diagram
teratur. Hal ini mengakibatkan titik lebur Fasa Terner Al-Fe-Ni pada temperatur
paduan tinggi, kekuatannya juga tinggi, 9500C.
bahkan pada temperatur tinggi. Secara
umum sifatnya menyerupai keramik, tetapi Proses Peleburan Spesimen
dapat mengalirkan panas dan listrik dengan Proses peleburan dilakukan
baik dan dapat diproses secara proses menggunakan tungku resistansi listrik
produksi logam konvensional biasanya. (electric arc furnace), benda kerja yang akan
dilebur menjadi elektroda positif, yang
Aplikasi paduan FeAl dihubungkan dengan cawan (crucible)
tembaga. Sedangkan elektroda negatifnya
Senyawa ini biasanya digunakan pada
merupakan elektroda tungsten.
peralatan yang terpapar temperatur tinggi
Busur ini terjadi karena adanya
dan tahan korosi.
perbedaan potensial yang akan menimbulkan
loncatan elektron dari kutub negatif ke kutub
Diagram Fasa
positif, sehingga terbentuklah busur listrik
Diagram fasa merupakan panduan (electric arc).
dalam menentukan komposisi paduan
dengan ketentuan temperatur transisinya. Proses Perlakuan Panas
Diagram fasa juga memberikan indikasi pada
Proses perlakuan panas dilakukan untuk
daerah mana paduan tersebut akan stabil
menghasilkan fasa yang sesuai dengan
secara termodinamika, sehingga dapat
Diagram Terner, yaitu pada temperatur
diprediksi apakah paduan yang terbentuk
9500C.
akan tetap stabil pada temperatur tertentu
dan dalam kurun waktu yang lama. Pada
Tahap Pemanasan
kenyataannya, hasil dari paduan yang dibuat
Proses ini dilakukan agar menghasilkan
akan jauh berbeda dengan diagram fasa,
temperatur yang seragam pada spesimen.
karena yang sering dijumpai adalah keadaan
Apabila temperatur yang dihasilkan tidak
yang tidak sesuai dengan persamaan yang
merata, maka salah satu bagian spesimen
seharusnya. Hasil paduan bisa terjadi
akan memuai lebih cepat daripada bagian
138
Dianasanti Salati, Pengaruh Penambahan...

lainnya, sehingga akan menghasilkan distorsi tegak lurus terhadap permukaan cetakan
atau retak. Agar didapatkan hasil yang searah dengan aliran panas menuju dinding
merata, maka pemanasan dilakukan dengan cetakan.
cara mengatur laju pemanasan agar tidak (3) Pembekuan akhir terjadi pada daerah
terlalu cepat. Bentuk dan ukuran logam yang paling jauh dengan dinding cetakan
yang akan dilakukan perlakuan panas juga dimana tersisa cairan dan padatan, akan
akan berpengaruh terhadap laju pemanasan terbentuk butiran-butiran seperti pada daerah
yang diterima. Bagian yang mempunyai chill namun ukurannya lebih besar dan
penampang yang besar, akan lebih baik jika berbentuk ekuiaksial dengan orientasi acak.
diberi laju pemanasan yang lambat agar Hal ini disebabkan oleh pendinginan yang
bagian dalam spesimen juga akan menerima
relatif lambat. Daerah ini disebut daerah
panas sama seperti pada permukaannya, ekuiaksial.
sehingga terhindar dari retak.

Tahap Penahanan
Setelah logam dipanaskan sampai
temperatur tertentu, kemudian ditahan pada
temperatur tersebut sampai struktur baru
yang lebih homogen terbentuk. Lamanya
penahanan tergantung dari analisis kimia
pada logam dan massa logam yang
dipanaskan.

Tahap Pendinginan
Setelah logam ditahan pada temperatur
tertentu logam harus dikembalikan pada
temperatur kamar, agar proses perlakuan
panas ini lengkap. Laju pendinginan pada
logam biasanya menggunakan media
pencelupan (quench) air atau oli.

Tahap Pembekuan
Pembekuan akan terjadi setelah
spesimen mulai dilakukan proses
pendinginan. Tahap pembekuannya adalah
(1) Pada bagian dasar yang bersentuhan
dengan dinding cetakan akan terbentuk
lapisan chill yang berbentuk ekuiaksial. Hal
ini disebabkan oleh laju pendinginan yang
relatif cepat pada daerah dinding cetakan.
(2) Daerah kolumnar. Daerah ini berstruktur
memanjang, kasar dan pertumbuhannya

139
Jurnal Teknologi dan Manajemen, Vol.12, No.2, Agustus 2014

2. METODOLOGI Ni sudah tertentu, sehingga kita tinggal


Prosedur penelitian yang dilakukan adalah: menentukan komposisi Aluminium saja.

Persiapan spesimen

Pemilihan komposisi paduan


(Diagram Terner)

Penentuan % berat
komposisi paduan

Peleburan paduan

Pemotongan spesimen
Gambar 2. Diagram Fasa Terner Fe-Al-Ni
9500C
as Heat
as cast
Treatment Setelah didapat komposisi yang
diinginkan, kemudian dikonversikan menjadi
Karakterisasi: Pengujian: massa sebenarnya dari logam yang akan
SEM-EDAX Kekerasan
dilebur, dengan massa total paduan adalah
XRD densitas 20gram.

analisa Peleburan Paduan


Spesimen dilebur menggunakan tungku
Gambar 1. Proses Penelitian busur listrik dengan gas pelindung Argon
agar terlindungi dari oksida. Peleburan
Persiapan Spesimen dilakukan pada temperatur 15000C sesuai
dengan Diagram Terner liquidus sehingga
Spesimen awal berupa paduan FeNi
spesimen melebur sempurna.
yang berasal dari Soroako, Sulawesi.
Setelah dilakukan karakterisasi
menggunakan EDAX, didapat komposisi Fe-
Ni adalah 72,48% berat Fe dan 27,52% berat
Ni. Dimensi FeNi kira-kira 3mm sampai
6mm. Sedangkan Aluminium didapat dari
INALUM dengan kadar 99,9% dengan
dimensi sekitar 10mm berupa bongkahan
tipis.

Pemilihan Komposisi Paduan


Pemilihan komposisi ini dilihat dari
Diagram Terner pada 9500C, karena Gambar 3. Diagram Terner Liquidus Fe-Al-
Diagram Terner yang didapat dari literatur Ni
adalah pada 9500C dengan komposisi Fe dan

140
Dianasanti Salati, Pengaruh Penambahan...

Peleburan spesimen dilakukan dengan Komposisi yang didapat dari EDAX setelah
membalik-balikkannya sampai empat kali peleburan adalah:
agar paduan yang dihasilkan diharapkan Tabel 3. Persentase berat paduan setelah
homogen. peleburan
Paduan % berat Al % berat Ni % berat Fe
Perlakuan Panas (1) 7,12 19,27 71,86
Spesimen dipotong menggunakan wire (2) 41,21 11,61 47,18
cut, sebagian langsung dikarakterisasi dan (3) 34,30 8,79 54,95
(4) 17,10 16,15 66,74
diuji, sebagian lagi dilakukan perlakuan
panas (heat treatment). Perlakuan panas Hasil XRD dari spesimen uji adalah terdapat
dilakukan sesuai dengan panduan Diagram fasa Fe dan terbentuk senyawa FeAl dan
Terner, yaitu dipanaskan di dalam tungku NiAl.
sampai temperatur 9500C, ditahan satu jam Massa jenis yang didapat setelah peleburan
agar homogen dan tidak terjadi segregasi, adalah:
kemudian dilakukan pendinginan cepat
Tabel 4. Massa jenis paduan setelah peleburan
(quench) ke dalam air agar tidak terjadi
Paduan massa jenis (gr/mL)
proses difusi. (1) 10,823
(2) 4,83
Karakterisasi dan Pengujian (3) 5,988
Karakterisasi spesimen uji dilakukan (4) 7,412
untuk melihat senyawa apa saja yang Hasil uji keras dari spesimen uji adalah:
terbentuk dan apakah sesuai dengan panduan
Tabel 5. Kekerasan spesimen uji
Diagram Terner.
Tenga
Pengujian dilakukan untuk melihat nilai Kekerasan (HV) tepi pusat
h
kekerasan dan massa jenis tiap spesimen uji, (1) as cast 385 397,5 411
dengan komposisi Aluminium yang berbeda. 7,12% Al as HT 330 384 320
(2) as cast 418 411 391,5
41,2% Al as HT 432,5 472 411
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
(3) as cast 385 398 398
Karakterisasi dan Pengujian 34,3% Al as HT 411 383 370,75
(4) as cast 425 537,16 412
Komposisi yang diambil Diagram Fasa:
17,1% Al as HT 404,25 431,67 411
Tabel 1. Persentase berat paduan secara teori
Paduan % berat Al % berat Ni % berat Fe Rata-rata kekerasan as cast adalah 414,0967
(1) 5 27 68 HV
(2) 12 25 63
(3) 20 22,3 57,7 Rata-rata kekerasan as HT adalah 396,7642
(4) 30 18,6 51,4 HV
Berdasarkan % berat tersebut, dibuatlah
paduan dengan komposisi sebagai berikut: 4. KESIMPULAN
Peleburan spesimen uji menghasilkan
Tabel 2. Massa paduan sebelum peleburan
komposisi %berat yang relatif sama dengan
massa Al massa FeNi massa
Paduan komposisi %berat teori terutama pada
(gr.) (gr.) total (gr.)
(1) 1,0025 19,0008 20,0033 spesimen (1) dan (3).
(2) 2,4168 17,5775 19,9943
(3) 4,0276 16,0277 20,0553
(4) 6,0053 14,0296 20,0322

141
Jurnal Teknologi dan Manajemen, Vol.12, No.2, Agustus 2014

Fasa spesimen (1) adalah Fe, sesuai 5. DAFTAR PUSTAKA


dengan hasil komposisi EDAX dan hasil ASM Handbook, Volume 3 (1997), Alloy
XRD. Phase Diagrams, ASM International
Penambahan Aluminium pada paduan The Informatics Society.
FeNi ternyata tidak terlalu mempengaruhi Calderon, H.A., Coarsening Kinetics of
perbedaan nilai kekerasannya. Coherent Precipitates in Ni-Al-Mo and
Semakin bertambahnya komposisi Fe-Ni-Al alloys.
Aluminium pada paduan, massa jenisnya
Wiryolukito, S., Prajitno, D.H. (April 2000),
akan cenderung menurun. Hal ini berarti
Pembuatan Material Senyawa Antar-
kekerasan relatifnya semakin tinggi. Hal ini
Logam (Intermetallic Compound) NiAl
didukung dengan terbentuknya senyawa
melalui Jalur Pengecoran dan Jalur
FeAl dan NiAl hasil XRD.
Logam Serbuk, Laporan Akhir Riset
Perlakuan panas yang dilakukan
Unggulan Terpadu.
membuat kekerasannya relatif turun.

142

Anda mungkin juga menyukai