Anda di halaman 1dari 5

Strategy for Competing with Microsoft: Fight or Flight?

Kasus antitrust Microsoft


Pada tanggal 18 Mei 1998, Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengajukan
tuntutan antimonopoli terhadap Microsoft. Tuduhan tersebut diajukan untuk menentukan apakah
bundling Microsoft terhadap program lain ke dalam sistem operasinya merupakan tindakan
monopoli. Gugatan itu disusul perang browser yang menyebabkan jatuhnya pesaing top
Microsoft, Netscape, yang terjadi saat Microsoft mulai memberikan perangkat lunak browsernya
secara gratis.

Microsoft telah melawan gugatan tersebut dengan alasan bahwa menyatukan browser
internet dengan sistem operasi Windows miliknya yang perlu dilakukan karena alasan teknis.
Namun pernyataan itu ditolak, dan Microsoft harus membayar ganti rugi biaya hukum/legal
penggugat sebesar $25 juta serta harus mengizinkan pembuat PC untuk menginstal dan
mempromosikan browser non-Microsoft, pemutar multimedia, dan produk lainnya. Microsoft
memiliki hak untuk mengikat browser ke sistem operasi, jika perusahaan bisa menunjukkan
manfaat konsumen yang masuk akal.

Pada Juni 2000, Hakim Wilayah AS, Thomas Penfield Jackson, memerintahkan
Microsoft untuk memecah menjadi dua perusahaan. Namun tepat satu tahun berikutnya, pada
Juni 2001, sidang banding membatalkan keputusan itu. Akan tetapi nilai saham Microsoft
menurun dengan pesat. Sementara itu, pesaing seperti Apple telah melonjak dan saingan baru
seperti Google telah terbang.

Selain tuntutan dari berbagai Negara bagian di Amerika, Microsoft juga pernah melawan
Eropa untuk kasus antitrust ini. Uni Eropa menggugat Microsoft dua kali, menang kedua kali,
dan dikenakan denda sebesar $ 3.4 miliar. Bahkan memaksa Microsoft untuk membuat versi
khusus Windows untuk konsumen Eropa tanpa Windows Media Player.

Gugatan-gugatan antimonopoli tersebut, kata beberapa orang, adalah alasan pendiri Bill
Gates, visioner teknologi di balik kesuksesan Microsoft, mengundurkan diri sebagai chief
executive.

Selain itu, sementara Microsoft mungkin berhasil lolos dengan dominasi Windows-nya
secara utuh, monopoli komputasinya telah berakhir.

Di lain pihak, akhir kasus ini mengakibatkan Microsoft memiliki banyak uang dan bebas
untuk memasuki pasar lain yang diinginkan, seperti perangkat genggam, server, peranti lunak
aplikasi, permainan video, konsultasi tekonolgi dan layanan internet. Mereka menjadi lebih
berbahaya saat ini, kata Ken Wasch, presiden Asosiasi Industri Informasi dan Peranti Lunak.
Sementara itu, Marc Andreseen (pemilik Netscape), setelah mengalami kekalahan dalam
perang browser yang ia kumandangkan dengan Microsoft, telah mengarahkan perusahaannya
yang baru, Opsware Inc., ke ceruk-ceruk pasar yang belum disentuh oleh perusahaan Bill Gates.

Questions for Critical Thinking

1. Apakah etis bagi Microsoft untuk memaksa para pengguna system operasi Windows-nya
menggunakan browser internet miliknya sekaligus juga menggabungkan program tersebut
bersama-sama dan mencegah produsen PC menyediakan peranti lunak yang lain bagi para
pembeli computer? Apakah perilaku Microsoft terhadap rival-rivalnya etis? Mengapa atau
mengapa tidak?

Jawab :

Menurut kami perilaku microsoft tidak etis karena dengan tindakan microsoft yang
memonopoli pasar merupakan tindakan yang dapat berbahaya bagi konsumen dan inovasi
teknologi. Tindakan monopoli Windows yang dilakukan oleh microsoft telah membuat para
pelanggan Microsoft tidak memiliki alternatif yang layak secara komersial untuk Windows
atau terpaksa menggunakan barang keluaran microsoft karena peranti lunak yang
dikeluarkan oleh microsoft telah tergabung dengan komputer pelanggan sehingga tidak
memungkinkan bagi pesaing microsoft untuk mencoba berinovasi melawan microsoft.

Microsoft sangat memperhatikan teknologi, seperti browser Navigator Netscape, yang


dapat mendukung komputasi platform-independen dan dengan demikian mengikis posisi
Microsoft. Sebagai tanggapan atas ancaman Netscape, Microsoft melakukan serangkaian
praktik anticompetitive yang beragam untuk meningkatkan pangsa pasar Internet Explorer-
nya atas sikap anti kompetitif microsoft menyebabkan perusahaan lain seperti Netscape dan
Intel tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan produk mereka dan membuat
microsoft tetap menguasai pasar dunia khususnya dalam bidang teknologi. Perilaku
Microsoft terhadap rival-rivalnya yang demikian ini tidak dapat dikatakan etis. Microsoft
menyalahgunakan posisi dominannya di pasar. Microsoft memblokir pesaing-pesaingnya
melalui praktik anti-persaingan (monopoli).

Apa itu monopoli?

Praktek monopoli adalah suatu pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku
usaha yang mengakibatkan dikuasanya produksi dan pemasaran atas barang dan atau
jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan
kepentingan umum
Apa itu Antitrust?

Antitrust merupakan kebijakan pemerintah untuk menangani monopoli. Undang-Undang


Antitrust bertujuan untuk menghentikan penyalahgunaan kekuatan pasar oleh
perusahaan-perusahaan besar dan terkadang untuk mencegah merger dan akuisisi
perusahaan yang akan menciptakan atau memperkuat monopoli.

MENGAPA MONOPOLI DILARANG?

Monopoli dilarang karena mengandung beberapa efek negatif yang merugikan, yaitu:

a. Adanya kekurangan (profil) diatas kewajaran yang normal, pelaku usaha akan
menetapkan harga agar meperoleh keuntungan yang sangat besar karena konsumen tidak ada
pilihan lain dan terpaksa membeli produk tersebut.

b. Terjadinya eksploitasi terhadap konsumen karena tidak adanya hak pilih konsumen atas
produk.

c. Adanya entry barrier dimana perusahaan lain tidak dapat masuk kedalam bidang usaha
perusahaan monopoli.

d Pendapatan tidak merata karena sumber dana dan modal tersedot kedalam perusahaan
monopoli.

Questions for Critical Thinking

2. Apakah sebaiknya Microsoft perlu untuk mengubah praktik bisnisnya untuk melindungi
dirinya dari gugatan antitrust lain di masa depan? Bagaimanakah caranya? Siapakah yang
akan meraih keuntungan dari perubahan seperti itu?

Jawab :

Menurut kami YA, sebaiknya microsoft mengganti sistem praktik bisnisnya agar
terhindar dari gugatan seperti ini dimasa depan. Dan yang akan diuntungkan tentu saja pihak
Microsoft itu sendiri. Daripada melanjutkan praktik bisnis monopoli yang hanya akan
membawa mereka kembali ke kasus antitrust, atau terus-terusan mengurusi banding dalam
sidang kasus antitrust. Padahal dari sisi bisnis, sebenarnya menerima putusan itu jauh lebih
menguntungkan bagi Microsoft. Sebab, jika banding, akan menyita lebih banyak energi,
waktu, dan dana.

Kami menyarankan Microsoft bersikap lunak dan lebih fokus pada upaya pengembangan
bisnis peranti lunak Microsoft, yang dijanjikan memiliki platform lebih terbuka. Karena,
tindakan Microsoft yang menciptakan dan mempertahankan monopoli dengan system
operasi Windows miliknya, mungkin saja memang telah membantu membuat PC lebih
mudah diakses dan terjangkau jutaan orang. Namun bagaimana dengan konsumen yang
ingin menggunakan aplikasi lain selain yang disediakan secara default oleh Windows?

SYARAT BISNIS YANG SEHAT

1. Memenuhi prinsip-prinsip etika, yang meliputi :

Prinsip Anatomi (Manfaat)


Prinsip Keadilan
Prinsip Kejujuran
Prinsip Kepedulian (Saling menguntungkan)
Prinsip Integritas Moral

2. Kompetitif tanpa Monopoli.

3. Terus berinovasi dan memperbaiki

4. Fokus

Jadi, bagaimana cara yang harus ditempuh Microsoft untuk memperbaiki strategi
bisnisnya?

Setelah menerima berbagai tuntutan, Microsoft sudah membuktikan usaha perbaikannya


dengan beberapa aplikasi bundling seperti email client Outlook Express, Messenger, Movie
Maker dan sebagainya yang sudah tidak nampak lagi di Windows 7. Microsoft menerapkan
kebijakan yang berbeda mulai dari Windows7, yaitu dengan tidak men-default-kan aplikasi
tersebut di Windows, melainkan terpisah. Pengguna tetap dapat menggunakannya secara gratis,
namun harus mendownload dan menginstallnya secara terpisah, bukan saat install Windows.

Untuk browser internetnya juga, tidak lagi didefaultkan hanya dengan Internet Explorer, tapi
pengguna PC juga sudah bisa menginstal browser lain seperti Opera, Mozilla Firefox, Google
Chrome, dan sebagainya.

Masalah baru yang ditemui Microsoft

Karena kasus Antitrust Microsoft telah beberapa tahun lalu berakhir, kami akan
menambahkan sekilas tentang masalah baru yang ditemui Microsoft:

Komputasi telah menyebar ke berbagai perangkat-termasuk smartphone, tablet dan e-


readers. Pada platform mobile baru ini, Windows jauh dari dominan. Dan Windows terlalu
berkutat dengan PC saja.

Karena tuntutan antimonopoli, mereka menjadi jauh lebih berhati-hati dan kurang agresif.
Sehingga bisa dibilang, Windows telah kalah saing oleh Apple, Android, dan berbagai platform
mobile lainnya.
Microsoft pernah merilis pernyataan seperti ini: "Pengalaman kami telah mengubah kami
dan membentuk bagaimana kami memandang tanggung jawab kami terhadap industri ini. Kami
senang membawa masalah ini ke resolusi yang sukses, dan kami sangat antusias untuk terus
menghadirkan produk dan layanan hebat bagi mitra dan pelanggan kami. "

Ketika menyadari bahwa ternyata market mobile mulai menggerogoti market PC, maka
CEO Microsoft saat itu, Steve Ballmer mulai menghadapinya dengan touch friendly Windows
yaitu Windows 8. Windows 8.1. Microsoft juga mulai serius menggarap Windows Phone 8.1,
tetapi ternyata itu sudah cukup terlambat karena market smartphone dan tablet sudah dikuasai
oleh Blackberry, Android dan iOS.

Microsoft juga sudah mencoba menggempur pasar smartphone dengan membeli Nokia
dan merilis banyak sekali range device Lumia berkelas low-end sampai mid-end. Tetapi hal itu
ternyata belum juga mampu membuat Windows Phone booming. Saat ini market mobile
Windows hanya berkisar di angka 3% saja, sedangkan iOS dan Android melenggang jauh
diatasnya.

STRATEGI JENIUS MICROSOFT

Merambah di Platform Lain

Jadi jika Microsoft yang dulu tidak peduli aplikasi apa yang kamu gunakan, asalkan
platformnya adalah Windows. Microsoft yang sekarang tidak peduli platform apa yang kamu
gunakan, asalkan ada layanan Microsoft yang kamu gunakan didalamnya.

Microsoft Ada Dimana-mana

Jika sebelumnya Microsoft fokus di produktivitas pengguna melalui Windows, kini


mereka fokus di produktivitas pengguna cross platform melalui Office dan berbagai
layanannya.

Bahkan dengan strategi tersebut Microsoft bakal ada dimana-mana. Di PC Microsoft


masih punya Windows, dan di berbagai platform mobile mereka bakal memiliki Office dan
berbagai layanan lainnya.

Kami sebagai pengamat dari kasus antitrust yang menimpa Microsoft ini, dapat mengatakan:
satu hal yang berubah di depan hukum adalah bahwa perusahaan, termasuk Microsoft, sekarang
menggunakan ancaman penyelidikan antimonopoli untuk menyerang saingannya.

Microsoft, misalnya, telah mengeluh kepada regulator tentang dominasi Google di industri
pencarian.

Anda mungkin juga menyukai