Makalah Reklamasi & RPT Rudi 1
Makalah Reklamasi & RPT Rudi 1
Makalah Reklamasi & RPT Rudi 1
LOGO UPRI
OLEH :
HAERUDIN
(13.31.1.318)
FAKULTAS TEKNIK
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karuniaNya jualah
penulis dapat menyelesaikan Makalah Reklamasi & RPT ini tepat pada waktunya. Pada
kesempatan yang baik ini penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Dosen Pembimbing atas bimbingan dan penjelasan yang telah
diberikan sehingga sangat membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan semua ini
tidak lain karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai ilmu Tambang dan penerapannya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
ISI
A. Pertambangan
Teknik. penambangan batubara yang umum dilakukan di Kalimantan adalah teknik
penambangan terbuka (open pit mining) dengan metoda gali-isi kembali (back filling
methods). Dampak yang ditimbulkan dari penambangan tersebut adalah lapisan penutup
tanah yang sudah tidak ada karena topsoil dan subsoil dibalik. dan digusur, sedangkan
bahan induk muncul di permukaan. Proses penggalian pada lahan bekas tambang batu
bara mengakibatkan terangkatnya bahan-bahan sulfidik ke permukaan sehingga
menyebabkan teroksidasi, proses oksidasi terhadap mineral sulfida seperti pirit, akan
melepaskan asam asam sulfat yang berdampak pada menurunnya pH tanah secara
drastis. Nilai pH tanah yang asam ini akan mempengaruhi kesetimbangan hara dalam
tanah (Ginoga, 2009).
Penggusuran tersebut menyebabkan hilangnya bahan organik tanah sehingga tanah
menjadi kritis. Tanah yang miskin akan bahan organik kurang mampu dalam menyangga
pupuk dan air, karena bahan organik merupakan koloid tanah yang berfungsi dalam
pembentukan agregat mikrahan kritis merupakan lahan yang karena tidak sesuai
penggunaan dan kemampuannya telah mengalami atau dalam proses kerusakan fisik,
kimia dan biologi yang akhirnya membahayakan fungsi hidrologis, orologis, produksi
pertanian, pemukiman dan kehidupan sosial ekonomi dari daerah lingkungan
pengaruhnya (Hardjowigeno, 1995).
Undang-undang pertambangan mineral dan batubara mewajibkan setiap pemegang IUP
dan IUPK melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan termasuk
kegiatan reklamasi dan pascatambang. Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan
memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan umum, agar dapat berfungsi dan berdaya Juna sesuai dengan
peruntukannya. Pada prinsipnya kawasan atau sumberdaya alam yang dipengaruhi oleh
kegiatan pertambangan harus dikembalikan ke kondisi yang aman dan produktif melalui
reklamasi dan rehabilitasi. Kondisi akhir rehabilitasi dapat diarahkan untuk mencapai
kondisi seperti sebelum ditambang atau kondisi lain yang telah disepakati (Perrow,
2002).
E. Teknik Penanaman
1) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan panjang, lebar dan kedalaman 100 cm. Pada waktu
penggalian, galian tanah sampai kedalaman 50 cm dipisahkan dengan galian dari
kedalaman 50-100 cm. Tanah galian bagian dalam dicampur dengan pupuk kandang lalu
dikeringanginkan beberapa hari. Masukkan tanah galian bagian atas, diikuti tanah galian
bagian bawah. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada musim kemarau.
2) Cara Penanaman
Lubang tanam yang telah ditimbun digali kembali dengan ukuran panjang dan lebar 60
cm pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25 gram. Polibag bibit
digunting sampai ke bawah, masukkan bibit beserta tanahnya dan masukkan kembali
tanah galian sampai membentuk guludan. Tekan tanah di sekitar batang dan pasang kayu
penyangga tanaman.
3) Penanaman Pohon Pelindung
Pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yang kuat. Jenis yang biasa
dipakai adalah pohon asam atau trembesi (Rismunandar, 1990).
F. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiangan
Penyiangan tidak dapat dilakukan sembarangan, rumput/gulma yang telah dicabut dapat
dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi. Penyiangan juga biasa
dilakukan pada waktu penggemburan dan pemupukan.
2) Penggemburan/Pembubunan
Tanah yang padat dan tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu
digemburkan, biasanya pada awal musim hujan. Penggemburan tanah di kebun mangga
cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam
3) Perempelan/Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi yang baik dan meningkatkan
produksi. Ketika tanaman telah mulai bertunas perlu dilakukan pemangkasan tunas agar
dalam satu cabang hanya terdapat 34 tunas saja. Tunas yang dipilih jangan terletak
sama tinggi dan berada pada sisi yang berbeda. Tunas dipelihara selama kurang lebih 1
tahun saat tunas-tunas baru tumbuh kembali. Pada saat ini dilakukan pemangkasan
kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas. Pemangkasan ketiga, 1 tahun kemudian,
dilakukan dengan cara yang sama dengan pemangkasan ke-2 (Pracaya, 1998).
G. Pemupukan
a. Pupuk organik
1. Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk kandang.
2. Umur tanaman 2,58 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
3. Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk kimia SP-36, 50 kg pupuk
kandang, 15 kg abu.
4. Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15 kg abu
(Pracaya, 1998).
Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk yang sudah tercampur dengan tanah.
Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam setengah mata
cangkul (5 cm) (Bambang, 1994).
b) Pupuk anorganik
1. Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
2. Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman.
3. Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080 gram/tanaman.
4. Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 970
gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman.
5. Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 1.940
gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman (Bambang, 1994).
I. Panen
Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur 5-6
tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah
dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-
Oktober. Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang
sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua
kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah yang
dipetik harus masih keras (Pracaya, 1998).
Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai
memar. Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah
yang diujungnya terdapat pisau dan keranjang penampung buah.
Di Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan pohon mangga berbunga satu tahun
sekali sehingga panen dilakukan satu periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah
tidak akan masak bersamaan sehingga dilakukan beberapa kali panen. Pohon muda
okulasi menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat sampai 300-500 buah pada umur
10 tahun, 1.000 buah pada umur 15 tahun dan 2.000 buah pada waktu produksi
maksimum di umur 20 tahun (Rismunandar, 1990).
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah
1. Teknik tambang terbuka menyebabkan terjadinya lahan kritis karena hilangnya
vegetasi penutup tanah, adanya tekanan berat dari pukulan air hujan, erosi, sentuhan
langsung cahaya matahari dan terjadinya pemadatan tanah akibat aktifitas alat berat
2. Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan
yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan umum, agar dapat
berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya
3. Dasar-dasar hukum reklamasi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, Pasal 46 ayat (4) dan (5) Peraturan
Pemerintah Nomor 75 Tahun 2001, dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang.
4. Mangga (Mangifera indica L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang khas
diKalimantan Selatan Khususnya di daerah Banjarmasin
5. Pohon mangga berperawakan besar, dapat mencapai tinggi 40 m atau lebih, meski
kebanyakan mangga peliharaan hanya sekitar 10 m atau kurang. Batang mangga tegak,
bercabang agak kuat, dengan daun-daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk
kubah, oval atau memanjang, dengan diameter sampai 10 m
6. Dengan menggunakan mangga untuk reklamasi lahan tambang dapat memperoleh
manfaat Komoditi Ekspor, Sebagai Bahan Makanan, Sebagai Tanaman Peneduh dan
Penyelamat Lapisan Tanah.
7. Pemeliharaan tanaman manga dapat menggunakan beberapa cara efektif yaitu
Penyiangan, Penggemburan dan Perempelan / Pemangkasan.
8. Reklamasi lahan dengan menggunakan pohon pohon yang khas pada daerah
tersebut sangat cocok karena pohon tersebut mempunyai kondisi fisik, kimia dan biologi
yang mungkin tepat pada tanah tersebut.
9. Pohon mangga juga baik untuk proyek reboisasi terutama didaerah perbukitan yang
gundul. Sebab, tanaman mangga mempunyai jaringan akar yang kuat, luas dan dalam,
sehingga mampu menahan lapisan tanah atas (humus) yang larut bersama air, bila
musim penghujan tiba.
4.2 Saran
Untuk lahan pertambangan hendaknya segera melakukan reklamasi yang tepat dengan
cara mengidentifikasi tanah tersebut dan menentukan tanaman apa saja yang tepat pada
wilayah tersebut sehingga meminimalisir terjadinya degradasi tanah
DAFTAR PUSTAKA
Ginoga, K. dan N. Masripatin. 2009. Potensi Perdagangan Karbon pada Lahan Bekas
Tambang. Prosiding Workshop IPTEK Penyelamatan Hutan Melalui Rehabilitas5 Lahan
Bekas Tambang Batubara. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa. Samarinda
Bambang Marhijanto, Drs & Setiyo Wibowo. 1994. Bertanam Mangga. Arkola.
Surabaya.