Disusun oleh :
KELOMPOK 2
PROFESI KEBIDANAN
Segala puja dan puji kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya kami mendapat kesehatan dan kekuatan fisik serta
pikiran sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah
ini dibuat memenuhi tugas mata kuliah PATOFISIOLOGI untuk meningkatkan
kemampuan dan pemahaman tentang mata kuliah ini.
Tidak lupa pula pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, kami
mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah PATOFISIOLOGI yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan terkait dengan materi yang dibahas. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
yang membangun guna memperbaiki makalah yang akan kami buat di masa
mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jantung sebagai sebuah pemompa darah yang terdiri dari dua pompa yang
terpisah yakni jantung kanan yang memompa darah ke paru- paru dan jantung
kiri yang memompa darah ke organ- organ perifer. Selanjutnya setiap bagian
jantung yang terpisah ini merupakan dua ruang pompa yang dapat berdenyut
yang terdiri atas satu atrium dan satu ventrikel. Atrium terutama berfungsi
sebagai pompa primer yang lemah, bagi ventrikel yang membantu
mengalirkan darah masuk ke ventrikel. Ventrikel selanjutnya menyediakan
tenaga utama yang dapat dipakai untuk mendorong darah ke sirkulasi
pulmonal atau sirkulasi perifer.
Penyakit jantung merujuk pada penyakit menyerang jantung dan sistem
pembuluh darah. Jantung merupakan organ strategis dalam tubuh seseorang
karena perannya sebagai pemompa darah. Ada banyak penyebab penyakit
jantung, seperti pola hidup, kelainan bawaan sejak lahir, dan pola makan yang
tidak sehat. Serangan jantung merupakan akibat mematikan dari penyakit
jantung koroner yang menjadi pembunuh wanita dan pria. Contoh contoh
penyakit jantung antara lain gagal jantung, masalah pada katup jantung,
aritmia, perikarditis, dan penyakit jantung koroner.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada makalah penyakit jantung ini adalah :
1. Apa landasan teori tentang penyakit jantung ?
2. Apa saja penyakit jantung dan penyebab penyakit jantung?
3. Bagaimana diagnosis pertama penyakit jantung?
4. Bagaimana pencegahan penyakit jantung?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah penyakit jantung ini adalah :
1. Untuk mengetahui landasan teori tentang penyakit jantung.
2. Untuk mengetahui apa saja penyakit jantung dan penyebabnya.
3. Untuk mengetahui diagnosis pertama penyakit jantung.
4. Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit jantung
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Jantung (bahasa latin : cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot
yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang
berulang. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam
sistem peredaran darah.
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Cara bekerjanya
menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan
saraf otonom). Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya
tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Di sebelah bawah
agak runcing yang disebut apeks kordis.
Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum
anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada , diatas diafragma,
dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di
bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang
disebut iktus kordis. Ukurannya kurang lebih sebesar genggaman tangan
kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
Serangan jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan jantung sama
sekali tidak berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi mendadak dan sering di
sebut gagal jantung. Penyebabnya bervariasi, namun penyebab utamanya
adalah terhambatnya suplai darah ke otot jantung oleh karena itu pembuluh-
pembuluh darah yang biasanya mengalirkan darah ke otot- otot jantung
tersebut tersumbat atau mengeras yang bisa disebabkan oleh lemak dan
kolesterol atau pun oleh karena zat- zat kimia seperti penggunaan obat yang
mengandung Phenol Prophano Alanin (PPA) yang banya di temukan dalam
obat obat seperti Decolgen, dan Nicotin.
B. Penyakit Jantung
Ada berbagai macam penyakit jantung yaitu :
1. Gagal Jantung
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak bisa memasok
aliran darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan berpotensi mematikan.
Penyakit jantung jenis ini memiliki gejala antara lain : pembengkakan
pada kaki dan tangan, penambahan atau pengurangan berat badan sebelum
terjadi pembengkakan karena kelebihan cairan, napas pendek, kelelahan
yang terus menerus, angina atau ketidak nyamanan pada dada dan lengan
karena penyumbatan arteri koroner.
Gagal jantung (heart failure) adalah suatu keadaan patofisiologis
berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolic
secara abnormal (Mansjoer, 2001).
a. Ada 2 penyakit gagal jantung :
1) Gagal jantung kiri / gagal jantung ventrikel kiri : terjadi karena
adanya gangguan pemompaan darah oleh ventrikel kiri sehingga
curah jantung kiri menurun dengan akibat tekanan terakhir
diastolek dalam ventrikel kiri dan volume akhir diastolik dalam
ventrikel kiri meningkat.
2) Gagal jantung kanan. Dapat terjadi karena gangguan / hambatan
pada daya pompa ventrikel kanan, sehingga isi sekuncup ventrikel
kanan menurun tanpa didahului oleh adanya gagal jantung kiri
sehingga tekanan dan volume akhir diastolek ventrikel kanan akan
meningkatkan dan keadaan menjadi beban bagi atrium kanan
dalam kerjanya mengisi ventrikel kanan pada waktu diastolik.
b. Gejala Gagal Jantung
1) Napas terengah-engah
2) Sering batuk, terutama ketika berbaring
3) Pembengkakan perut, kaki dan telapak kaki
4) Keletihan atau kurang energi
5) Kepala terasa pening atau pusing
6) Naik berat badan akibat penahanan cairan
c. Mendiagnosis Gagal Jantung
Angiogram koroner dapat dilakukan untuk mendiagnosis
penghambatan yang menyebabkan gagal jantung. Sebuah pewarna
disuntikkan ke dalam aliran darah dan menjelajahi seluruh pembuluh
darah di dalam jantung dan tubuh. Pewarna ini terlihat dalam
pemeriksaan sinar x, sehingga menjadikan pembuluh darah terlihat
dalam angiogram. Hal ini memungkinkan dokter untuk menemukan
pembuluh darah yang terhalang atau menyempit (Herdin, 2005).
a. Gejalanya
Serangan jantung umumnya diawali dengan rasa sakit atau
ketidaknyamanan di tengah dada yang berlangsung lebih dari beberapa
menit atau hilang timbul. Ketidaknyamanan yang terjadi bisa berupa
rasa tertekan, seperti diremas-remas. Rasa sakit dan ketidaknyamanan
juga terasa di telapak tangan, bahu kiri, siku, rahang atau punggung.
Gejala lainnya adalah:
1) Kesulitan bernapas atau napas pendek
2) Merasa tidak enak badan atau muntah
3) Pusing
4) Keringat dingin
5) Pucat
Ada tiga jenis penyakit katup jantung atau serangan jantung yaitu
antara lain kebocoran, penyempitan, dan katup tanpa lubang. Tidak ada
obat untuk kelainan katup jantung selain operasi. Penderita yang tidak
terkena penyakit katup jantung sejak lahir dapat menjaga pola makan dan
pola hidupnya utuk terbebas dari penyakit ini (Herdin, 2005).
3. Aritmia
Aritmia yang pada umumnya dikenal sebagai desiran jantung, adalah
kondisi di mana laju detak jantung terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak
teratur. Takikardia adalah kondisi di mana jantung berdetak terlalu cepat.
Bradikardia terjadi ketika detak jantung terlalu lambat. Aritmia tidak
berbahaya, yang lainnya dapat mengancam nyawa.
Beberapa aritmia dapat menyebabkan jantung tidak memompakan
cukup darah ke tubuh, sehingga menyebabkan kemungkinan kerusakan
pada otak, jantung dan organ vital lainnya. Aritmia dapat disebabkan oleh
serangan jantung sebelumnya. Kondisi lain yang juga merusak sistem
listrik jantung mencakup tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner
dan gagal jantung. Kebiasaan gaya hidup tidak sehat seperti merokok,
peminum berat, terlalu banyak kafein dan penyalahgunaan obat-obatan
juga dapat menyebabkan aritmia.
Aritmia adalah penyakit jantung yang mengganggu yakni gangguan
irama atau detak jantung. Detak jantung bisa lebih cepat, lebih lambat, dan
tidak teratur. Faktor utama penyakit aritmia adalah kurangnya kalsium
dalam tubuh dan terjadinya penyumbatan pembuluh darah jantung.
Penyumbatan pembuluh darah jantung yang juga berefek pada detak
jantung yang tidak normal akan berakibat pada serangan jantung. Selain itu
penyebab aritmia lainnya yaitu diabetes, tekanan darah tinggi, merokok,
kaffein, alkohol, strees, kematian otot jantung, penyalahgunaan obat da
terlalu aktifnya kelenjar tiroid.
a. Gejala Aritmia mencakup:
1) Keletihan atau kurang energi
2) Palpitasi
3) Kecemasan
4) Berkeringat
5) Napas terengah-engah
6) Nyeri dada
b. Prosedur medis
Alat pacu jantung digunakan pada pasien yang detak jantungnya
terlalu lambat serta mereka yang memiliki detak jantung tidak teratur.
Alat pacu jantung adalah perangkat kecil yang diletakkan di bawah
kulit di dada atau perut yang membantu mendeteksi kepekaan listrik
jantung. Ketika alat ini merasakan irama jantung yang tidak normal,
maka akan mengirimkan impuls listrik pada irama jantung yang tepat.
Perangkat serupa bernama Implantable Cardioverter Defibrillator
(ICD) mengendalikan aritmia yang mengancam nyawa dengan
memantau detak jantung secara terus menerus dan mengirimkan
kejutan listrik untuk memulihkan detak jantung normal.
Kardioversi dapat dilakukan dengan menggunakan kejut energi
(kardioversi listrik) atau obat-obatan (kardioversi farmakologis).
Kardioversi listrik atau defibrilasi adalah sebuah proses di mana
sentakan listrik dikirim ke jantung untuk memperbaiki irama jantung.
Namun demikian, proses ini hanya cocok untuk jenis aritmia tertentu
yang mengancam nyawa (Herdin, 2005).
4. Perikarditis
Perikarditis adalah peradangan pada kantong jantung atau perikardium
sehingga menimbulkan penimbuna cairan dan penebalan. Peradangan ini
disebabkan oleh beberapa hal, seperti infeksi virus dan terapi penyinaran
untuk kanker payudara.
Gejala yang timbul akibat perikarditis adalah sesak napas, batuk,
tekanan darah tinggi dan kelelahan akibat kerja jantung menjatu tidak
efisien. Penyakit jantung ini bisa didiagnosa melalui MRI atau Kateterisasi
jantung. Mengkonsumsi obat untuk mengurangi cairan dapat membantu
mengurangi gejala perikarditis, tetapi kesembuhan total dilakukan dengan
mengangkat perikardium.
Pericarditis adalah proses peradangan yang mencakup lapisan parietal
dan viseral dari pericardium dan lapisan terluar dari myocardium.
Pericarditis terjadi sebagai proses isolasi atau komplikasi dari penyakit
sistemik. Pericarditis dikatakan akut atau kronik ditentukan dari
serangannya frekuensinya, terjadinya dan gejala-gejalanya. Pericarditis
acut dapat terjadi dalam 2 minggu dan hal tersebut bisa mengganggu
sampai 6 minggu, disertai dengan effusion atau tamponade, Pericarditis
kronis diikuti oleh pericarditis akut dan gejalanya selambat-lambatnya 6
bulan.
Perikarditis Kronis adalah suatu peradangan perikardium yang
menyebabkan penimbunanan cairan atau penebalan dan biasanya terjadi
secara bertahap serta berlangsung lama. Pada Perikarditis Efusif Kronis,
secara perlahan cairan terkumpul di dalam perikardium. Biasanya
penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin disebabkan oleh kanker,
tuberkolosis atau penurunan fungsi tiroid. Jika memungkinkan,
penyebabnya diobati, jika fungsi jantung normal, dilakukan pendekatan
dengan cara menunggu dan melihat perkembangannya.
Perikarditis konstriktif kronis adalah penyakit yang jarang terjadi jika
jaringan fibrosa terbentuk disekitar jantung. Jaringan fibrosa cenderung
untuk menetap selama bertahun-tahun, menekan jantung dan membuat
jantung menjadi kecil. Penekanan jantung akan menyebabkan
meningkatnya tekanan didalam vena yang mengangkut darah kejantung
karena mengisi jantung diperlukan tekanan yang lebih tinggi. Cairan akan
mengalir balik dan kemudian meresap dan terkumpl dibawah kulit,
didalam perut dan kadang-kadang dirongga sekitar paru-paru
(Mansjoer,2001)
a. Gejala
1) Kelelahan, Kelemahan
2) Takikardia, Disritmia
3) Dispneu dengan aktifitas
4) Nyeri pada dada anterior diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan
menelan, berbaring.
5) Demam karena infeksi virus, bakteri, jamur.
Gejala-gejala yang dapat menjadi petunjuk penting bahwa
seseorang menderita perikarditis kronis adalah tekanan darah tinggi,
penyakit arteri koroner atau penyakit katub jantung.
C. Diagnosis Klinik
Semakin banyak teknik diagnostik canggih yang memungkinkan kita
mendeteksi penyakit jantung dan cacat klinisnya. Tetapi penggunaan teknik-
teknik ini dan interpretasi hasil pemeriksaan gan hanyalah merupakan
pelengkap penilaian klinis dan sistematis dari pasien yang bersangkutan, dan
bukan merupakan suatu pemeriksaan yang menggantikan, anamnesis dan
pemeriksaan fisik lengkap dari pasien tersebut. Karena itu, suatu tinjauan
singkat dari pemeriksaan sistematis di samping tempat tidur penderita
penyakit jantung harus dilakukan sebelum melangkah ke prosedur diagnostik
yang umum (Guyton, 1994).
1. Penilaian Klinis
Penilaian klinis sistematis mencakup pemeriksaan fisik dan riwayat
penyakit pasien secara lengkap dengan memakai teknik inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan sistem kardiovaskuler harus meliputi
jantung dan sistem pembuluh darah perifer (Guyton, 1994).
a. Anamnesis
Anamnesis mencakup penilaian dari gaya hidup individual serta
pengaruh penyakit jantung terhadap kegiatan sehari-hari bila bertujuan
merawat penderita dan bukannya penyakit itu sendiri. Tanda dan gejala
penyakit jantung dibawah ini sering kali ditemukan pada pengambilan
riwayat penderita penyakit jantung:
1) Angina, atau nyeri dada akibat kekurangan oksigen atau iskemia
miokardium
2) Dispnea, atau kesulitan dalam bernafas akibat meningkatnya usaha
bernafas yang ada hubungannya dengan kongesti pembuluh
pulmoner dan perubahan kemapuan pengembangan paru-paru;
ortopnea, atau kesulitan bernafas pada posisi berbaring; dispenea
paropsismal nokturnal, atau seraangan yang terjadi pada waktu
beristirahat di malam hari akibat payah ventrikel jantung
3) Palpitasi, atau meraskan denyut jantung sendiri karena perubahan
dalam kecepatan denyut, keteraturan atau kekuatan kontraksi
jantung
4) Edema perifer, atau pembengkakan yang disebabkan timbunan
cairan diruang-ruang interstisial
5) Sinkop, atau kehilangan kesadaran sesaat akibat aliran darah
serebral yang kurang memadai
6) Kelelahan dan kelemahan, biasanya diakibatkan curah jantung
yang rendah dan perkusi perifer yang berkurang
BAB III
KESIMPULAN
Jantung merupakan organ vital yang berperan penting mengalirkan darah
keseluruh tubuh dan membawa zat gizi bagi sel-sel organ di seluruh tubuh.
Terdapat berbagai macam penyakit jantung, tetapi penyakit jantung yang
umumnya diderita adalah penyakit jantung koroner. Selain penyakit jantung
koroner, masih ada penyakit jantung lainnya diantaranya yaitu gagal jantung,
serangan jantung, aritmania, perikarditis, dan penyakit jantung bawaan.
Semakin banyak teknik diagnostik canggih yang memungkinkan kita
mendeteksi penyakit jantung dan cacat klinisnya. Tetapi penggunaan teknik-teknik
ini dan interpretasi hasil pemeriksaan gan hanyalah merupakan pelengkap
penilaian klinis dan sistematis dari pasien yang bersangkutan, dan bukan
merupakan suatu pemeriksaan yang menggantikan, anamnesis dan pemeriksaan
fisik lengkap dari pasien tersebut. Karena itu, suatu tinjauan singkat dari
pemeriksaan sistematis di samping tempat tidur penderita penyakit jantung harus
dilakukan sebelum melangkah ke prosedur diagnostik yang umum.
Diagnosis penyakit jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
dengan (1) penilaian klinis yang terdiri dari anamnesis, pemeriksaan fisik, denyut
dan tekanan arteria, tekanan dan denyut vena, gerakan prekordial jantung, bunyi
jantung. (2) prosedur diagnostik non invasif, yang terdiri dari ektrokardiogram
permukaan, ekokardiografi, CT (Computed Tomography) scan, pencitraan
radionuklid, computed Emission Tomography, digital Subtraction Angiography,
magnetic Resonance Imaging, uji berlatih, radiogram dada. (3) prosedur
diagnostik invasif terdiri dari study elektrofisiologi, kateterisasi pada penyakit
katup jantung, pemantauan hermodinamik.
DAFTAR PUSTAKA
Burnside-Mc Glynn, 1995. Adams Diagnosis Fisik, EGC, Jakarta.
Delp and Manning, 1996. Major Diagnosis Fisik, EGC, Jakarta.
Guyton, A. C. 1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 7. Jakarta : EGC
Herdin, sibuea. 2005. Ilmu penyakit dalam, cetakan kedua. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita selekta kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI
Nadesul, H. 2009. Resep mudah tetap sehat. Jakarta : PT Kompas Media
Nusantara
Robbins dan kumar. 1995. Patologi II, Edisi 4. Jakarta : EGC
Sylvia. 1994. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, Edisi 4. Jakarta :
EGC
Sylvia. 1994. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, Edisi 6. Jakarta :
EGC
Utami, P. 2009. Solusi Sehat mengatasi jantung koroner. Jakarta : PT Agromedia
Pustaka