Anda di halaman 1dari 63

KATA PENGANTAR

Sesuai dengan amanat RPJPN 20052025 dan RPJM 2015-2019, Pemerintah melalui program
pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan
bahwa pada tahun 2019, Indonesia dapat menyediakan layanan air minum yang aman dan
sanitasi yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia. Secara nasional sampai dengan tahun 2015,
akses air minum yang aman baru tersedia bagi 68% dari total penduduk Indonesia, sedangkan
untuk kebutuhan sanitasi dasar baru mencapai 60% dari total penduduk Indonesia. Di antara
masyarakat yang belum terlayani tersebut, masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan
pinggiran kota termasuk kelompok yang paling rentan untuk mengakses air minum yang aman
dan sanitasi yang layak.
Pelaksanaan Program Pamsimas Tahun 2008-2015 telah berhasil meningkatkan jumlah warga
miskin perdesaan dan pinggiran kota yang dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi,
serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pemberdayaan masyarakat.
Pendekatan pemberdayaan masyarakat telah mampu meningkatkan partisipasi masyarakat
sebagai mitra strategis Pemerintah Daerah dan Pemerintah dalam menyediakan dan
meningkatkan kualitas pelayanan air minum dan sanitasi.

Program Pamsimas III yang dilaksanakan pada tahun 2016-2019, kelanjutan dari Program
Pamsimas I dan II (tahun 2008-2015), merupakan instrumen pelaksanaan dua agenda nasional
yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan penduduk terhadap pelayanan air minum dan
sanitasi yang layak dan berkelanjutan, yaitu (1) 100%-100% akses air minum dan sanitasi, dan
(2) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah warga
masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpenghasilan rendah di wilayah perdesaan
yang dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi, meningkatkan penerapan nilai dan
perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka pencapaian target akses air minum dan sanitasi
pada tahun 2019 di sektor air minum dan sanitasi, melalui pengarusutamaan dan perluasan
pendekatan pembangunan berbasis masyarakat. Program Pamsimas III dilaksanakan untuk
menunjang pengembangan permukiman yang berkelanjutan di 15.000 desa serta mengelola
keberlanjutan pelayanan air minum dan sanitasi di lebih dari 27.000 desa sasaran Pamsimas.

Pedoman Umum maupun Petunjuk Teknis Program Pamsimas III dimaksudkan sebagai panduan
dalam penyelenggaraan program agar dapat berjalan dengan efektif, baik di tingkat pemerintah,
pemerintah daerah, pemerintah desa dan masyarakat, sehingga pada akhir tahun 2019 tujuan
Program Pamsimas dapat dicapai dengan baik.

Jakarta, April 2016


DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA

Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc.


NIP. 195704181984121001

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................iii
DAFTAR BAGAN .....................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................iv
DAFTAR SINGKATAN ..............................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN ...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Substansi Utama Petunjuk Teknis ..................................................................... 2
1.3 Pengguna Petunjuk Teknis ................................................................................ 3
BAB 2. PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH BIDANG AIR MINUM DAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN .....................................................................4
2.1 Ketentuan Umum................................................................................................ 4
2.2 Fungsi dan Kedudukan RAD AMPL................................................................... 5
2.3 Program Kunci RAD AMPL ................................................................................ 6
2.4 Siklus Penyusunan dan Integrasi RAD AMPL ................................................... 7
2.5 Pelaku Utama Dalam Penyusunan dan Integrasi RAD AMPL .......................... 8
2.6 Prosedur Penyusunan RAD AMPL .................................................................. 10
BAB 3. INTEGRASI PROGRAM DAN KEGIATAN AMPL DALAM RAD KE
+DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH .................18
3.1 Peningkatan Realisasi Anggaran Kabupaten Untuk AMPL Sebagai
Pelaksanaan RAD AMPL ................................................................................. 18
3.2 Sinkronisasi Kebijakan, Program dan Kegiatan AMPL dengan RPJMD,
RENSTRA SKPD dan Dokumen Strategis/Teknis Daerah AMPL Lainnya ... 23
3.3 Dukungan Kelembagaan Untuk Pelaksanaan Kebijakan AMPL ..................... 23
BAB 4. PEMANTAUAN DAN EVALUASI RAD AMPL ............................................25
BAB 5. MEKANISME PELAPORAN RAD AMPL ...................................................30

ii
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1. Pelaku Utama Dalam Penyusunan dan Integrasi RAD AMPL ............................... 9

Tabel 2.2. Langkah/Kegiatan Penyusunan RAD AMPL Bagi Kabupaten yang Belum
Memiliki Dokumen Perencanaan Strategis Terkait Bidang Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan ........................................................................................ 12

Tabel 2.3. Langkah/Kegiatan Penyusunan RAD AMPL Bagi Kabupaten Yang Telah
Memiliki Dokumen Perencanaan Strategis Terkait Bidang Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan ........................................................................................ 16

Tabel 3.1. Langkah/Kegiatan Integrasi RAD AMPL Ke Dalam RKPD dan APBD ................ 20

Tabel 5.1. Mekanisme Pelaporan Penyusunan dan Pelaksanaan RAD AMPL .................... 30

DAFTAR BAGAN

Hal

Bagan 2.1. Keterkaitan RAD AMPL dengan Berbagai Dokumen Sektor AMPL dan
Kedudukannya dalam Sistem Perencanaan dan Penganggaran .......................... 6

Bagan 2.2. Siklus Penyusunan dan Integrasi RAD AMPL dalam Rangka Pengembangan
Akses Air Minum dan Sanitasi Tingkat Kabupaten ................................................ 8

Bagan 2.3. Prosedur Penyusunan dan Pengesahan RAD AMPL.......................................... 11

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Contoh Program Kunci RAD AMPL yang Tercantum Dalam


Lampiran VII Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13/2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ............................................... 33
Lampiran 2 Daftar Isi RAD AMPL, Substansi yang Harus Ada, dan Minimal Data/
Informasi yang Perlu Dianalisis ................................................................. 36
Lampiran 3 Tabel Tujuan dan Sasaran Pembangunan AMPL Jangka Menengah
Kabupaten... Tahun 2017 - 2021 ........................................ 41
Lampiran 4 Contoh Naskah Peraturan Bupati Tentang Pengesahan RAD AMPL
2017-2021 ................................................................................................. 42
Lampiran 5 Matriks RAD AMPL Kabupaten .. Tahun 2017 2021 .............. 49
Lampiran 6 Formulir Pemantauan Pelaksanaan RAD AMPL ...................................... 50
Lampiran 7 Formulir Pemantauan Hasil Pelaksanaan RAD AMPL............................. 51
Lampiran 8 Formulir Pemantauan Hasil Pelaksanaan RAD AMPL Kabupaten..... ..... 52
Lampiran 9 Formulir Evaluasi Hasil RAD AMPL .......................................................... 53

iv
DAFTAR SINGKATAN

AM : Air Minum, air yang siap diminum dengan melalui pengolahan (mengacu
kepada peraturan yang berlaku)
AMPL : Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BABS : Buang Air Besar Sembarangan
Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BLM : Bantuan Langsung Masyarakat
BPSPAMS : Badan Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
CPMU : Central Project Management Unit
CSR : Corporate Social Responsibilities
DPMU : District Project Management Unit
Fasilitator : Tenaga Pendamping Program Pamsimas di masyarakat
HIK : Hibah Insentif Kabupaten/Kota
Kem. PUPR : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Kemendagri : Kementerian Dalam Negri
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
KKM : KelompokKeswadayaan Masyarakat, merupakan nama generik untuk
lembaga yang dibentuk secara swadaya oleh masyarakat, seperti Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan Lembaga Keswadayaan Masyarakat
(LKM)
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
MDGs : Millennium Development Goals
Pakem : Panitia Kemitraan
PMD : Pemberdayaan Masyarakat Desa
PPM : Penanganan Pengaduan Masyarakat
PPMU : Provincial Project Management Unit
Pokja : Kelompok Kerja
RAD : Rencana Aksi Daerah
RKPD : Rencana Kerja Pembangunan Daerah
RKM : Rencana Kerja Masyarakat
RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Sanitasi : Usaha pencegahan penyakit dengan mengendalikan faktor lingkungan,
terutama lingkungan fisik, biologis dan sosial
SIM : Sistem Informasi Manajemen
SBS : Stop Buang Air Besar Sembarangan
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
SPAM : Sistem Penyediaan Air Minum

v
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk melanjutkan keberhasilan


pencapaian target Millennium Development Goals sektor Air Minum dan Sanitasi
(WSS-MDG), yang telah mampu menurunkan separuh dari proporsi penduduk yang
belum mempunyai akses air minum dan sanitasi dasar pada Tahun 2015. Sejalan
dengan itu, di Tahun 2014, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Pemerintah Indonesia telah mengambil
inisiatif untuk melanjutkan komitmennya dengan meluncurkan agenda nasional
Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019 . Agenda nasional
in i m enargetkan seluruh penduduk Indonesia, baik di perkotaan maupun di
perdesaan, pada 2019 memiliki akses terhadap air m inum dan sanitasi.

Untuk wilayah perdesaan, akses terhadap air minum dan sanitasi dibangun dengan
platform Pamsimas. Sebagai platform, Pamsimas tidak hanya sebagai Program
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat, melainkan menjadi wadah
sinkronisasi berbagai program dan anggaran pembangunan air minum dan sanitasi
untuk perdesaan. Sebagai platform, Pamsimas mengkolaborasikan pendekatan
berbasis masyarakat dan yang non berbasis masyarakat. Penerapan Pamsimas
sebagai platform ini merupakan strategi nasional untuk percepatan pencapaian akses
air minum aman dan sanitasi layak tahun 2019.

Pencapaian Pamsimas I dan II sebagai program, yang telah berhasil meningkatkan


akses air minum dan sanitasi bagi warga perdesaan dan pinggiran kota di 12.000
desa yang tersebar di 233 kabupaten/kota, perlu dilanjutkan dengan upaya untuk
menjadikan desa-desa dengan 100% akses air minum dan sanitasi dalam rangka
penyediaan 100% akses air minum dan sanitasi kabupaten/kota. Upaya perwujudan
100% akses air minum dan sanitasi ini juga merupakan implementasi Pasal 12 Ayat 1
UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, bahwa pelayanan air minum dan
sanitasi merupakan kewenangan daerah dan menjadi urusan wajib yang berkaitan
dengan pelayanan dasar. Pada pasal lainnya, yaitu Pasal 298 Ayat 1 disebutkan
bahwa belanja daerah diprioritaskan untuk mendanai urusan pemerintahan wajib
yang terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan standar pelayanan minimal
(SPM).

Dengan demikian, belanja daerah untuk pemenuhan SPM pelayanan air minum dan
sanitasi kabupaten/kota mutlak harus diprioritaskan. Dikaitkan dengan target nasional
akses universal 2019, maka pemerintah kabupaten/kota harus menyusun strategi,

1
program, dan skema pembiayaan untuk penyediaan 100% akses air minum dan
sanitasi kabupaten/kota.

Untuk memperkuat kapasitas pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan


mandatnya dalam pengelolaan pembangunan air minum dan sanitasi skala
kabupaten/kota menuju 100% akses, pemerintah kabupaten/kota perlu memiliki
kebijakan daerah yang jelas, terukur, dan dapat dilaksanakan/implementatif.
Kebijakan daerah yang dimaksud mencakup penetapan target tahunan, strategi,
program, rencana anggaran dan sumber pembiayaan. Dalam petunjuk teknis ini,
kebijakan daerah tersebut dinamakan dengan Rencana Aksi Daerah bidang Air
Minum dan Sanitasi (RAD AMPL).

1.2 SUBSTANSI UTAMA PETUNJUK TEKNIS

Petunjuk teknis ini ditujukan untuk membantu Pemerintah Kabupaten/Kota dalam


menyusun, menetapkan, dan mengevaluasi kebijakan pengelolaan pembangunan air
minum dan sanitasi yang menjadi mandat kabupaten/kota, termasuk kebijakan
penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. Dikaitkan dengan target
akses universal 2019, maka Pemerintah melalui Program Pamsimas mendorong
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memprioritaskan program dan anggaran
pengembangan air minum dan sanitasi, termasuk yang berbasis masyarakat, ke
dalam dua cara, yaitu:

1. Penyusunan kebijakan dan program prioritas Air Minum dan Penyehatan


Lingkungan (AMPL) daerah jangka menengah dalam bentuk Rencana Aksi
Daerah (RAD) bidang AMPL. Implementasi RAD AMPL memerlukan proses
pengintegrasian target tahunan, kebijakan, program, dan anggaran RAD AMPL ke
dalam:

a. RPJMD, yaitu bagi Kabupaten/Kota yang sedang dan akan menyusun


RPJMD, terutama untuk memastikan agenda pencapaian Universal Access
2019 dimuat dalam RPJMD.

b. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Anggaran Pendapatan


dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten.

2. Peningkatan dukungan kebijakan/regulasi daerah, antara lain kebijakan


penganggaran melalui pagu indikatif APBD untuk AMPL perdesaan dan
pengembangan regulasi yang mengatur standar penyelenggaraan AMPL
khususnya yang berbasis masyarakat.

Untuk itu, substansi utama petunjuk teknis ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama
mengenai langkah-langkah penyusunan dan pengintegrasian RAD AMPL (termasuk
peningkatan sistem yang lebih kondusif bagi pembangunan air minum dan sanitasi),
dan bagian kedua mengenai tata cara pemantauan dan evaluasi serta mekanisme
pelaporan RAD-AMPL.

2
1.3 PENGGUNA PETUNJUK TEKNIS

Petunjuk teknis ini terutama ditujukan bagi:


a. Pokja AMPL kabupaten/kota sebagai tim penyusun RAD AMPL dan pelaksana
integrasi RAD AMPL ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah.
Dalam tahap penyusunan, Pokja AMPL melibatkan SKPD terkait, PDAM, Asosiasi
BPSPAMS, DPRD, forum peduli air minum/kesehatan kabupaten, dan pemangku
kepentingan lainnya. Dalam tahap integrasi, Pokja AMPL berkoordinasi dengan
tim penyusun RPJMD/RKPD/ Tim Anggaran Pemerintah Daerah untuk
penyusunan APBD, dan pemangku kepentingan lain yang diperlukan.
b. Kepala Bappeda untuk memimpin tahap pemantauan dan evaluasi hasil
pelaksanaan RAD AMPL. Dalam tahap ini, Kepala Bappeda melibatkan para
Kepala SKPD pelaksana program/kegiatan AMPL dan DPRD.
c. Pokja AMPL provinsi sebagai pembina Pokja AMPL kabupaten dalam
penyusunan, pengintegrasian, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan RAD
AMPL.
d. Penyediaan dukungan bantuan teknis Pamsimas, yaitu Regional Oversight
Management and Services (ROMS), National Management Consultant (NMC),
dan Tim Advisory.

3
BAB 2. PENYUSUNAN RENCANA AKSI
DAERAH BIDANG AIR MINUM
DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

2.1 KETENTUAN UMUM

1. Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD
AMPL) adalah rencana daerah dalam penyediaan pelayanan air minum dan
penyehatan lingkungan untuk periode 5 (lima) tahun.
2. RAD AMPL menjadi acuan bagi program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab untuk
bidang AMPL dan menjadi acuan bagi Pemda dalam pengembangan program
AMPL dalam periode 5 (lima) tahun.
3. RAD AMPL berperan sebagai instrument sinkronisasi program-program
pelayanan AMPL dari berbagai sumber pembiayaan serta pengadopsian
pendekatan AMPL berbasis masyarakat.
4. RAD AMPL memuat (1) permasalahan dan isu strategis, (2) tujuan dan sasaran,
(3) strategi dan kebijakan, (4) program dan kegiatan prioritas, serta (5) indikasi
kebutuhan investasi dalam penyediaan layanan air minum dan penyehatan
lingkungan, baik yang berbasis lembaga maupun yang berbasis masyarakat,
dalam rangka mendukung percepatan pencapaian target Universal Access.
5. RAD AMPL harus sesuai dengan kebijakan dan strategi pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) dan sanitasi daerah sebagaimana tercantum
dalam RPJMD atau dalam dokumen kebijakan dan strategi pengembangan
SPAM dan dokumen kebijakan sanitasi kabupaten.
6. Sasaran (target) pembangunan air minum dalam RAD AMPL harus mendukung
pencapaian Standar Pelayanan Minimal, target Universal Access bidang air
minum dan sanitasi di kabupaten, dan mendukung tahapan pengembangan (5
tahunan terkait) dalam Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
kabupaten.
7. RAD AMPL memuat program dan kegiatan prioritas AMPL yang mana
pembiayaan sebagian program dan kegiatannya dilakukan melalui APBD
kabupaten. Pamsimas menilai kinerja Pemda berdasarkan kemajuan

4
pelaksanaan program dan kegiatan RAD AMPL melalui RKPD dan APBD
kabupaten.
8. RAD AMPL disusun melalui proses yang melibatkan multi pihak (multi pemangku
kepentingan).Proses penyusunan RAD AMPL dilakukan melalui pendekatan
partisipatif dan menyeimbangkan antara usulan dari bawah ke atas (bottom up)
dan kebijakan nasional dan daerah (top down).
9. RAD AMPL memuat sinergi kebijakan pusat dan daerah sehingga RAD AMPL
menjadi dokumen yang harus diperhatikan daerah dalam penyusunan Renja
SKPD, RKPD, Renstra SKPD, dan RPJMD.
10. Jadwal integrasi program dan kegiatan prioritas RAD AMPL ke dalam RKPD,
APBD, dan RPJMD (khusus bagi kabupaten yang sedang menyusun RPJMD)
adalah mengikuti jadwal proses perencanaan dan penganggaran di kabupaten.
11. Pemantauan pelaksanaan RAD AMPL dilakukan minimal dua kali dalam setahun.
12. Evaluasi pelaksanaan RAD AMPL dilakukan minimal sekali dalam setahun yaitu
pada setiap akhir tahun pelaksanaan.

2.2 FUNGSI DAN KEDUDUKAN RAD AMPL

RAD AMPL berfungsi sebagai:


1. Instrumen pengembangan kapasitas pelayanan air minum dan sanitasi yang
menerapkan pendekatan berbasis masyarakat dan pendekatan kelembagaan;
2. Instrumen operasional kebijakan pengembangan pelayanan air minum dan sanitasi
jangka menengah daerah (5 tahun);
3. Acuan penetapan target tambahan akses air minum dan sanitasi untuk setiap tahun
yang dilengkapi dengan indikasi target jumlah desa lokasi pengembangan SPAM
dan sanitasi (baik melalui pembangunan baru, perluasan, maupun peningkatan
kinerja).
4. Instrumen untuk membantu memastikan meningkatnya anggaran APBD pada
bidang AMPL melalui integrasi RAD AMPL ke dalam RKPD dan APBD;

Keterkaitan RAD AMPL dengan berbagai dokumen sektor air minum dan penyehatan
lingkungan dan kedudukannya dalam Sistem Perencanaan dan Penganggaran
digambarkan pada Bagan 1 berikut ini.

Jika daerah telah memiliki suatu dokumen perencanaan yang memuat seluruh
substansi yang harus ada dalam suatu RAD AMPL, maka daerah tersebut dikatakan
telah memiliki RAD AMPL. Jika dokumen perencanaan yang ada belum memuat atau
baru sebagian memuat substansi yang harus ada dalam suatu RAD AMPL, maka RAD
AMPL harus disusun dengan mengakomodasi substansi yang masih relevan/valid dari
dokumen sebelumnya untuk kemudian dilengkapi dengan substansi yang harus dimuat
dalam suatu RAD AMPL.

5
Ciri utama dari RAD AMPL adalah memuat matriks program dan kegiatan dengan
komitmen anggaran/investasi baik dari APBD, swasta, lembaga donor, dengan
indikator dan target kinerja tahunan yang terukur dalam periode perencanaan lima
tahun.

Bagan 2.1. Keterkaitan RAD AMPL dengan Berbagai Dokumen Sektor AMPL dan
Kedudukannya dalam Sistem Perencanaan dan Penganggaran

Renstra RPJMD Pedoman

Pedoman
Dijabarkan
Pedoman

Supplemen RAD AMPL


Berita acara
masukan
MUSRENBANG

masukan
Renja RKPD Diperhatikan
Diacu
Pedoman

Melengkapi
dokumen air
minum dan
sanitasi yang
telah disusun
RAPBD PJM ProAksi


Relevan dan Valid
Jakstra Air Minum Masukan bagi Proses
Substansi RAD Penyusunan
Direview
Berdasarkan RAD
SSK
Substansi
RAD-AMPL
Renstra AMPL
Status Kinerja Tidak Relevan
AMPL Daerah yang
dan Valid belum/tidak
Roadmap STBM
Isu strategis memiliki
(Permasalahan & dokumen
Dokumen lain Tantangan) perencanaan
RENCANA INDUK
strategis terkait
SPAM bidang air minum
Arah Kebijakan dan
Daerah dengan Strategi (Tujuan, Acuan 9 Renc. Pengembangan dan sanitasi
dokumen perencanaan Sasaran, Strategi, SPAM
strategis terkait bidang Kebijakan, Program, 9 Renc.Pendanaan/Inve
air minum & sanitasi Kegiatan, Anggaran stasi
Acuan
9 Renc.Pengembangan
Pemantauan & Kelembagaan
Evaluasi

2.3 PROGRAM KUNCI RAD AMPL

Program kunci RAD AMPL adalah program-program yang berhubungan dengan:


1. Program peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum (untuk perkotaan
dan perdesaan)
a. Pembangunan SPAM baru
b. Perluasan layanan SPAM
c. Peningkatan kinerja SPAM

6
2. Program peningkatan akses penggunaan sanitasi yang layak
3. Program pemicuan perubahan perilaku (PHBS) menuju Stop Buang Air Besar
Sembarangan
4. Program pengelolaan lingkungan untuk konservasi sumber air baku
5. Program penguatan kelembagaan pengelolaan pelayanan air minum dan sanitasi
di tingkat masyarakat dan kabupaten.

Lampiran 1 memuat beberapa contoh program kunci RAD AMPL yang tercantum
dalam Lampiran VII Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13/2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.

2.4 SIKLUS PENYUSUNAN DAN INTEGRASI RAD AMPL

Pamsimas mendorong penguatan kapasitas pemerintah daerah dalam prioritisasi


program dan anggaran pembangunan air minum dan sanitasi menuju pemenuhan
Standard Pelayanan Minimal dan Universal Access 2019, melalui tiga tahap, yaitu:
1. Penyusunan acuan target, kebijakan, program, dan anggaran pembangunan
air minum dan sanitasi tingkat kabupaten. Disusun dalam RAD AMPL. RAD
AMPL selanjutnya menjadi rujukan bagi penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD
(bagi kabupaten yang sedang menyusun), maupun sebagai salah satu instrumen
operasional kebijakan RPJMD untuk pembangunan air minum dan sanitasi.
2. Integrasi program dan kegiatan RAD AMPL ke dalam siklus anggaran
tahunan. Implementasi RAD AMPL memerlukan proses pengintegrasian target
tahunan, kebijakan, program, dan anggaran RAD AMPL ke dalam RKPD, Renja
SKPD terkait, dan APBD. Integrasi ini dilakukan mengikuti siklus perencanaan dan
anggaran tahunan. Pemerintah daerah selanjutnya melakukan pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan program/kegiatan AMPL untuk mengetahui tingkat
pencapaian target kinerja AMPL pada tahun pelaksanaan dan mengidentifikasi
perlu/tidaknya penyesuaian/ perbaikan program/kegiatan AMPL untuk RKPD dan
APBD tahun berikutnya.
3. Dukungan kelembagaan. Untuk menjamin keberlanjutan pelayanan dan
pengembangan akses air minum dan sanitasi di tingkat kabupaten, maka
Pamsimas mendorong pemerintah kabupaten untuk melaksanakan penguatan
kelembagaan terutama dalam bentuk: (a) forum mitra konsultatif, seperti Asosiasi
BPSPAMS atau Forum Masyarakat Pemerhati Penyediaan Air Minum, Penyehatan
Lingkungan, Kesehatan dan Pendidikan, dan (b) dukungan regulasi daerah (perda
maupun perkada) untuk memastikan pemerintah daerah dapat menjalankan
program dan kegiatan sesuai dengan RAD AMPL, misalnya dengan penyusunan
perda atau perkada mengenai pagu indikatif AMPL perdesaan ataupun
pengalokasian dana hibah untuk kegiatan AMPL berbasis masyarakat.

Keseluruhan siklus tersebut secara ringkas dapat dilihat dalam bagan berikut.

7
Bagan 2.2. Siklus Penyusunan dan Integrasi RAD AMPL dalam Rangka
Pengembangan Akses Air Minum dan Sanitasi Tingkat Kabupaten

Perkada
RAD AMPL AMPL Forum/Mitra
Rujukan bagi Integrasi dalam RKPD Dukungan AMPL
Penguatan & Renja Kelembagaan
Kebijakan penyusunan/ RAD AMPL
untuk
Perkada
operasionali- ke dalam SKPD terkait Pelaksanaan Alokasi APBD
AMPL Anggaran
sasi RPJMD AMPL AMPL untuk AMPL-
dan Renstra dalam APBD perdesaan
SKPD

2.5 PELAKU UTAMA DALAM PENYUSUNAN DAN INTEGRASI RAD AMPL

Pelaku utama dalam penyusunan dan pelaksanaan (pengintegrasian) RAD AMPL


adalah Pokja AMPL Kabupaten. Untuk teknis penyusunan dan pengintegrasian, Pokja
AMPL membentuk tim penyusun RAD AMPL yang anggotanya berasal dari Pokja
AMPL dan pihak-pihak lain yang diperlukan. Tabel berikut ini menjelaskan peran
pelaku utama dan mitranya dalam penyusunan dan pengintegrasian RAD AMPL.

RAD-AMPL disusun untuk periode 5 (lima) tahun dalam rangka percepatan


Universal Access 2019. Bagi kabupaten yang belum memiliki atau akan
memperbaharui RAD AMPL, periode perencanaannya adalah 2017-2021
dengan tahun 2016 sebagai baseline dan pasca 2019 adalah tahun
pemantapan/peningkatan kualitas layanan.

8
Tabel 2.1. Pelaku Utama Dalam Penyusunan dan Integrasi RAD AMPL

No Tahapan Jadwal Penanggung Jawab dan Uraian Tugas Pelaksana dan Uraian Tugas Unsur Pelaksana
1 Penyusunan RAD AMPL Feb-Juli Pokja AMPL; Tim Penyusun RAD AMPL (Tim RAD AMPL); 1. Bappeda
1. Mengkoordinasikan pemutakhiran basis data AMPL 1. Melaksanakan pemutakhiran data AMPL 2. Dinas PU
2. Mengkoordinasikan perencanaan AMPL dalam rangka 2. Melaksanakan proses penyusunan RAD AMPL 3. Dinas Kesehatan
pencapaian SPM dan Universal Access 3. Menyiapkan materi forum konsultatif penyusunan RAD 4. BPMD
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan forum konsultatif penyusunan AMPL 5. PDAM
RAD AMPL 4. Mengkomunikasikan program dan kegiatan RAD-AMPL 6. Dinas Pendidikan
4. Memverifikasi Rancangan Akhir RAD AMPL sebelum diajukan kepada SKPD pelaksana 7. Dinas terkait
untuk pengesahan 5. Menyiapkan rancangan peraturan pengesahan RAD AMPL lainnya
2 Integrasi RAD AMPL ke Mar-Nov Pokja AMPL; Tim Penyusun RAD AMPL (Tim RAD AMPL); 1. Bappeda
dalam Anggaran 1. Memimpin sinkronisasi dan integrasi RAD AMPL ke dalam RKPD 1. Melaksanakan sosialisasi penyusunan RAD-AMPL kepada 2. Dinas PU
(dan RPJMD bagi kab yang sedang menyusun) seluruh pemangku kepentingan di daerah 3. Dinas Kesehatan
2. Mengkoordinasikan kebutuhan anggaran program prioritas AMPL 2. Melaksanakan pembahasan RAD AMPL dengan Tim 4. BPMD
dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Penyusun RKPD dan APBD (dan RPJMD bagi kab yang 5. PDAM
3. Mengkoordinasikan skema pendanaan DAK dan non APBD sedang menyusun)
6. Dinas Pendidikan
kabupaten untuk pembiayaan target tambahan akses dengan 3. Mengikuti proses pengambilan keputusan perencanaan
TAPD dan Pokja AMPL Provinsi dan penganggaran daerah (sesuai kalender perencanaan 7. Dinas terkait
lainnya
dan penganggaran tahunan daerah)
8. TAPD
3 Penguatan Dukungan Jan-Nov Pokja AMPL; 1. Bappeda
Kelembagaan untuk 1. Menyusun rekomendasi kebijakan kebijakan bagi penguatan 2. BPMD
Pelaksanaan AMPL keberlanjutan pelayanan SPAMS terbangun 3. Dinas PU
2. Mengkoordinasikan pemantauan dan evaluasi terpadu atas 4. Dinas Kesehatan
kinerja BPSPAMS 5. PDAM
3. Menyusun rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas
pelaksanaan AMPL perdesaan
4. Menyusun rekomendasi kebijakan untuk percepatan pencapaian
Universal Access, khususnya untuk perdesaan
5. Menfasilitasi pembentukan asosiasi BPSPAMS (jika diperlukan)

9
2.6 PROSEDUR PENYUSUNAN RAD AMPL

Tahapan dan tata cara penyusunan RAD AMPL mengacu kepada Peraturan Menteri
Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
No 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, khususnya pada penyusunan
RPJMD dan Renstra SKPD.

Secara umum, penyusunan RAD AMPL terdiri dari lima tahap, yaitu:
1. Tahap persiapan penyusunan
2. Tahap perumusan substansi Rancangan
3. Tahap penyajian Rancangan
4. Tahap penyusunan Rancangan Akhir
5. Tahap pengesahan

Berdasarkan ketersediaan dokumen perencanaan strategis terkait bidang air minum


dan penyehatan lingkungan, kabupaten peserta Pamsimas dapat terbagi ke dalam dua
kelompok, yaitu:
1. Kelompok 1: Kabupaten yang belum memiliki dokumen perencanaan strategis
terkait bidang air minum dan penyehatan lingkungan
2. Kelompok 2: Kabupaten yang sudah memiliki dokumen perencanaan strategis
terkait bidang air minum dan penyehatan lingkungan, seperti Renstra AMPL,
Dokumen SSK, Buku Putih AMPL, dan lain sebagainya.

Untuk kabupaten yang termasuk ke dalam kelompok 1, maka tahap penyusunan RAD
AMPL adalah secara keseluruhan, yang dimulai dari tahap persiapan penyusunan
sampai dengan tahap pengesahan. Bagan 3 menunjukkan Prosedur Penyusunan
RAD AMPL, mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap pengesahan, termasuk
di dalamnya adalah jadwal perkiraan dan pelaku serta peserta utama. Diharapkan
pengesahan RAD AMPL dapat dilakukan paling lambat pada Juli tahun penyusunan
RAD, dengan demikian kabupaten dapat melakukan sinkronisasi program dan kegiatan
AMPL dalam RAD dengan perencanaan dan penganggaran daerah tahunan.

Untuk kabupaten yang termasuk ke dalam kelompok 2, maka tidak perlu melalui
seluruh tahapan penyusunan, melainkan dimulai dengan tahap pengkajian/review
dokumen-dokumen terkait AMPL untuk mensinkronkan berbagai program dan kegiatan
AMPL ke dalam suatu RAD AMPL. Namun tidak tertutup kesempatan bagi kabupaten
untuk melakukan seluruh tahapan jika memang hal tersebut disepakati oleh
keseluruhan pelaku dan pemangku kepentingan. Dalam hal target tahunan, kebijakan,
serta program kunci dan rancangan investasi AMPL sudah termuat dalam dokumen
sejenis, maka kabupaten dalam kelompok 2 ini dapat melakukan diskusi dan konsultasi
untuk penyusunan matriks program dan kegiatan dengan SKPD terkait dan pelaku
AMPL lainnya.

10
Bagan 2.3. Prosedur Penyusunan dan Pengesahan RAD AMPL

Lokakarya Sosialisasi
Penyusunan RADAMPL

1. Penetapan Tim Penyusun RAD AMPL


2. Penentuan Mitra Konsultasi
Pokja AMPL 3. Penetapan Jadwal Penyusunan RAD
SKPD & Mitra Konsultasi AMPL TAHAP PERSIAPAN
Tim RAD AMPL 4 BULAN FEBRUARI - MARET

Rapat Kerja dan Konsultasi untuk


Penyusunan Substansi Rancangan RAD

1. Kompilasi dan analisis data dan informasi


2. Penyusunan substansi rancangan RAD AMPL
Tim RAD AMPL TAHAP PERUMUSAN
3. Pembahasan substansi rancangan RAD AMPL
SKPD & Mitra Konsultasi SUBSTANSI
Pokja AMPL BULAN MARET DAN APRIL

Penyusunan Naskah Rancangan


TAHAP PENYAJIAN
RAD AMPL
RANCANGAN
Tim RAD AMPL
BULAN MARET - MEI

Rapat Kerja dan Konsultasi untuk


Penyempurnaan Naskah Rancangan
Akhir RAD AMPL

1. Masukan hasil musrenbang


kabupaten/kota
2. Masukan hasil Forum SKPD
Tim RAD AMPL TAHAP PENYUSUNAN
SKPD & Mitra Konsultasi
3. Masukan hasil diskusi RKPD tahun RANCANGAN AKHIR
Pokja AMPL BULAN MEI

Lokakarya dan Ekspose Naskah


Rancangan Akhir RAD AMPL

1. Penyepakatan komitmen Kepala Daerah


dan DPRD mengenai RAD AMPL
Pokja AMPL
SKPD & Mitra Konsultasi
2. Pengesahan RAD AMPL dalam bentuk
Peraturan Bupati TAHAP PENGESAHAN
Tim RAD AMPL
Pelaku AMPL Lainnya BULAN JUNI - JULI

11
Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 menjelaskan langkah/kegiatan dalam setiap tahap penyusunan pada masing-masing kelompok kabupaten. Adapun daftar isi
RAD AMPL, substansi yang dimuat, minimal data/informasi yang diolah/dianalisis, serta sumber data/informasi dapat dilihat pada bagian lampiran.

Tabel 2.2. Langkah/Kegiatan Penyusunan RAD AMPL Bagi Kabupaten yang Belum Memiliki Dokumen Perencanaan Strategis Terkait
Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

Langkah/ Kegiatan Jadwal Tujuan Uraian Hasil Pelaku


1. Lokakarya Sosialisasi Februari (1) Menyiapkan Tim Penyusun RAD Merupakan wadah untuk mendiskusikan dan Semua kabupaten/kota Pokja AMPL Kabupaten
Penyusunan RAD AMPL AMPL (Tim RAD AMPL) mengkonsultasikan berbagai isu utama pelaksana Pamsimas
(2) Menyusun agenda kerja terkait AMPL yang menjadi salah satu telah memiliki tim yang Pendukung:
(3) Mengkoordinasikan penyiapan prioritas pembangunan daerah. akan menyusun RAD
AMPL dan Forum LGS menyediakan petunjuk
data dan informasi penyusunan Instrumen untuk membentuk mitra atau dalam mempersiapkan RAD
RAD AMPL forum masyarakat yang menjadi mitra Kabupaten untuk mitra
AMPL, mengembangkan
konsultasi bagi Tim RAD AMPL dalam konsultasi/diskusi dalam
(4) Mengidentifikasi mitra konsultasi mekanisme monitoring untuk
mendiskusikan pengembangan kebijakan pengembangan
diluar pelaku pemerintah kebijakan untuk
pelaksanaan RAD AMPL.
daerah, misalnya DPRD, Forum dan penyusunan RAD AMPL.
penyusunan RAD AMPL DC: memfasilitasi dan
Masyarakat Kabupaten/Kota Merupakan wadah pengembangan melakukan pendampingan
bidang terkait, akademisi dan kesepahaman dan kesepakatan daerah kepada Pokja AMPL dan Tim
lain sebagainya tentang penyusunan RAD AMPL dan Penyusun dengan memberikan
rencana tindak lanjut dalam: pemahaman tentang RAD
a) penyusunan RAD AMPL, AMPL, dan menyusun draft
b) pengintegrasiannya ke dalam RPJMD agenda kerja
bagi daerah yang akan/sedang menyusun
RPJMD, dan ke dalam RKPD dan APBD
c) pemantauan dan evaluasi hasil
pelaksanaan RAD AMPL
2. PelatihanTingkat Februari Memberikan peningkatan kapasitas Cakupan materi pelatihan meliputi: (1) Rumusan awal Koordinator: Pokja AMPL
Regional/ Provinsi pemerintah kabupaten, khususnya (1) Overview RAD AMPL: fungsi dokumen, pokok-pokok Provinsi dan Pokja AMPL
Penyusunan RAD AMPL Tim RAD AMPL dalam hal: substansi, dan tahapan penyusunan substansi RAD Kabupaten
AMPL

12
Langkah/ Kegiatan Jadwal Tujuan Uraian Hasil Pelaku
(1) Pemahaman dan kesadaran (2) Langkah-langkah dalam tahap (2) Rancangan awal
akan peran strategis RAD persiapan penyusunan matriks program Narasumber: Bappeda Provinsi
AMPL dalam membantu (3) Langkah-langkah dalam tahap prioritas AMPL dan SKPD terkait, Ditjen Bina
percepatan pencapaian target perumusan draft RAD AMPL 2017-2021 Pembangunan Daerah dan
Universal Accsses (4) Langkah-langkah dalam tahap (3) RKTL penyelesaian Bappenas
(2) Kemampuan merumuskan penyajian draft RAD AMPL penyusunan RAD
Peserta: Perwakilan Pemerintah
substansi RAD AMPL (5) Langkah-langkah dalam tahap AMPL
Provinsi dan Tim Penyusun RAD
(3) Menyepakati Rencana Tindak pengesahan RAD AMPL (4) Target pencapaian AMPL kabupaten pelaksana
Lanjut dalam Integrasi RAD (6) Langkah-langkah integrasi RAD AMPL AMPL untuk setiap Pamsimas
AMPL ke dalam dokumen ke dalam RKPD dan APBD kabupaten
perencanaan dan (7) Format pemantauan dan evaluasi (5) Penjabaran peran Pendukung:
penganggaran daerah pelaksanaan RAD AMPL provinsi dalam LGS, TC dan PC membantu
(8) Peran pemerintah provinsi dalam pendampingan Pokja AMPL provinsi
Merupakan wadah untuk pendampingan kabupaten untuk pemerintah mengoptimalkan dan
meningkatkan peran pemerintah penyusunan, monitoring penyusunan kabupaten ke dalam melaksanakan pelatihan
provinsi dalam pendampingan dan konsultasi kebijakan AMPL kegiatan dan jadwal penyusunan RAD AMPL;
kepada pemerintah kabupaten/kota kabupaten provinsi memastikan ketersediaan
terkait kebijakan dan penyusunan (9) Kebijakan dan target pencapaian AMPL materi; membantu menyiapkan
RAD AMPL provinsi RKTL
3. Penyusunan substansi Maret-April Menyusun substansi rancangan Penyusunan substansi rancangan RAD Substansi rancangan Pelaku utama: Tim Penyusun
rancangan RAD AMPL *) RAD AMPL berdasarkan AMPL terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu RAD AMPL yang siap RAD AMPL
substansi/materi yang minimal 1) kompilasi dan analisis data/informasi dituangkan dalam Narasumber: Bappeda, Dinas
harus tersedia dalam suatu RAD 2) penyusunan substansi rancangan RAD naskah RAD AMPL PU, Dinas Kesehatan, BPMD,
AMPL AMPL sesuai outline/ PDAM, instansi terkait lainnya,
3) pembahasan substansi rancangan RAD sistematika berbagai pemangku kepentingan
AMPL dalam bidang AMPL
Keseluruhan kegiatan tersebut dilakukan DPRD Komisi terkait dan Forum
dalam berbagai rapat kerja dengan Kabupaten Mitra Konsultasi
mengundang narasumber terkait serta mitra dapat berperan sebagai
konsultasi atau Forum AMPL Kabupaten narasumber dalam pembahasan
substansi rancangan untuk
Tim RAD AMPL perlu memilih tim teknis mengaitkan informasi yang
penulisan naskah RAD AMPL dimiliki DPRD/mitra konsultasi
dengan informasi/hasil analisis
Tim Penyusun

59
Langkah/ Kegiatan Jadwal Tujuan Uraian Hasil Pelaku
4. Penyusunan naskah RAD Maret-Mei Menuangkan hasil pembahasan 1) Sistematika penulisan berpedoman pada Rancangan akhir RAD Pelaku utama: Tim Teknis
AMPL*) substansi Rancangan RAD AMPL sistematika penulisan RAD sebagaimana AMPL Penulisan Naskah RAD AMPL
ke dalam sistematika dokumen RAD dalam Pedoman Penyusunan,
AMPL Pelaksanaan dan Pemantauan RAD
2) Guna memudahkan integrasi program
dan kegiatan dalam RAD AMPL ke dalam
dokumen resmi perencanaan daerah,
maka program dan kegiatan dalam RAD
AMPL disusun dengan merujuk pada
matriks RPJMD
3) Rancangan RAD AMPL selambat-
lambatnya selesai disusun pada Juli
2017 (untuk Kabupaten yang telah
ditetapkan sebagai peserta Pamsimas
pada Tahun 2016)
5. Penyempurnaan Mei Menyempurnakan substansi Penyempurnaan dilakukan dengan Rancangan akhir RAD Pelaku utama: Pokja AMPL dan
substansi Rancangan Rancangan Akhir RAD AMPL memperhatikan prioritas program dan AMPL yang siap Tim Penyusun RAD AMPL
Akhir RAD AMPL berdasarkan masukan/umpan balik kegiatan dalam Berita Acara Hasil dikomunikasikan
dari hasil musrenbang kabupaten Musrenbang Kabupaten, dan atau RKPD (expose) kepada Bupati, Narasumber: Bappeda, Dinas
dan/atau Rancangan Akhir RKPD agar program/kegiatan prioritas dalam RAD DPRD, dan mitra PU, Dinas Kesehatan, BPMD,
tahun rencana AMPL relevan/tidak bertentangan dengan konsultasi untuk disetujui PDAM, instansi terkait lainnya
Rancangan Akhir RKPD tahun rencana sebagai kebijakan dan
strategi AMPL kabupaten
2017-2021
6. Lokakarya Ekspose RAD Juni Memperoleh kesepakatan dan Merupakan wadah pengembangan Berita acara yang Pelaku Utama: Pokja AMPL, Tim
AMPL kepada Kepala komitmen terhadap: kesepahaman dan kesepakatan daerah memuat kesepakatan Penyusun RAD AMPL, Kepala
Daerah dan DPRD 1) Pencapaian target kinerja tentang substansi Rancangan Akhir RAD untuk: Bappeda, Kepala SKPD terkait,
AMPL 2017-2021 AMPL yang selanjutnya akan disahkan (1) mengesahkan RAD Kepala Daerah, Sekretaris
2) Program & kegiatan prioritas sebagai dokumen RAD AMPL 2017-2021. AMPL Kabupaten Daerah, dan Pimpinan DPRD
AMPL pada 5 tahun mendatang 2017-2021 melalui
3) Kepastiankecukupan alokasi Disseminasi RAD AMPL diharapkan mampu peraturan bupati. Peserta: Seluruh SKPD, dan
anggaran program dan kegiatan mempengaruhi keberpihakan prioritisasi (2) menjadikan RAD DPRD Komisi Terkait, Tim
prioritas program dan anggaran daerah selama lima AMPL sebagai Anggaran Pemerintah Daerah,
4) Program & kegiatan AMPL tahun mendatang berdasarkan target kinerja dokumen yang harus berbagai pemangku kepentingan
yang disepakati. diacu dalam dan mitra konsultasi

14
Langkah/ Kegiatan Jadwal Tujuan Uraian Hasil Pelaku
prioritas yang akan penyusunan
diakomodasi dalam RKPD dan Ekspose ini dilakukan selambat-lambatnya RKPD/Renja SKPD,
APBD 2017 dst sebelum pengesahan RKPD atau sebelum Renstra SKPD/
5) RAD AMPL sebagai dokumen penetapan KUA dan PPAS RPJMD periode
yang harus diperhatikan dalam berikutnya
penyusunan RKPD/Renja (3) memantau dan
SKPD, Renstra SKPD/ RPJMD mengevaluasi hasil
periode berikutnya pelaksanaan RAD
AMPL setiap tahun
sebagai masukan
untuk pengambilan
kebijakan tahun
berikutnya
7. Pengesahan RAD AMPL Juli Mengesahkan RAD AMPL dengan Merupakan tindak lanjut atas berita acara Peraturan Bupati tentang Pokja AMPL, Tim RAD AMPL,
dengan peraturan Bupati peraturan Bupati kesepakatan lokakarya ekspose RAD AMPL RAD AMPL 2017-2021 dan Biro Hukum

DC memfasilitasi koordinasi
antara Pokja AMPL dan Biro
Hukum
*) Pembahasan subtansi dan penulisan naskah RAD AMPL dapat dilakukan secara bersamaan, tim penulis naskah dapat langsung melakukan penulisan berdasarkan substansi yang
sedang didiskusikan dan dikonsultasikan

59
Tabel 2.3. Langkah/Kegiatan Penyusunan RAD AMPL Bagi Kabupaten Yang Telah Memiliki Dokumen Perencanaan Strategis Terkait Bidang
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

Langkah/ Kegiatan Jadwal Tujuan Uraian Hasil Pelaku

1. Workshop sosialisasi Februari


penyusunan RAD AMPL
2. PelatihanTingkat Februari Sama dengan baris 1 dan 2 untuk kegiatan yang sama dengan KABUPATEN DI KELOMPOK 1 sesuai dengan uraian pada TABEL 2.2
Regional/ Provinsi
Penyusunan RAD AMPL
3. Review dokumen Maret Mengidentifikasi kesesuaian 1) Jika dokumen yang dimiliki daerah telah 1) Substansi yang perlu Pelaku: Tim Penyusun
perencanaan strategis dokumen perencanaan strategis memuat seluruh substansi yang harus ada pemutakhiran/penyempurna- RAD AMPL
terkait bidang air minum yang telah ada dengan substansi dalam suatu RAD AMPL, maka dokumen an
dan sanitasi berdasarkan yang harus tersedia dalam suatu tersebut diperlakukan sebagai RAD AMPL. 2) Substansi yang perlu DPRD Komisi terkait dapat
substansi RAD AMPL RAD AMPL 2017-2021 Matriks program dan kegiatan sesuai dirumuskan untuk berperan sebagai
2017-2021 dengan format RAD AMPL adalah menjadi melengkapi substansi yang narasumber dalam proses
lampiran wajib dalam dokumen tersebut. belum tersedia review untuk mengaitkan
2) Jika dokumen yang dimiliki daerah baru informasi yang dimiliki
memuat sebagian substansi yang harus DPRD dengan
ada dalam suatu RAD AMPL, maka informasi/hasil analisis Tim
dokumen yang telah ada tersebut Penyusun
dilengkapi dengan substansi yang belum
dimuat dan atau dimutakhirkan dengan
data/informasi terkini.
4. Penyusunan Naskah RAD Maret-Mei Menuangkan hasil Penyempurnaan substansi terutama dilakukan Dokumen AMPL kabupaten Pelaku: Tim Penyusun
AMPL*) penyempurnaan substansi ke pada matriks program/kegiatan prioritas AMPL yang telah memuat seluruh RAD AMPL Narasumber:
dalam sistematika dokumen yang berdasarkan masukan/umpan balik dari hasil substansi RAD AMPL Bappeda, Dinas PU, Dinas
telah dimiliki daerah (termasuk musrenbang kabupaten dan/atau RKPD tahun Kesehatan, BPMD, PDAM,
penyempurnaan matriks rencana. instansi terkait lainnya,
program/kegiatan prioritas AMPL berbagai pemangku
sampai dengan Tahun 2021). Masukan mengenai penyempurnaan naskah kepentingan dalam bidang
ini dapat dilakukan dalam forum diskusi AMPL
khusus dengan mengundang Mitra Konsultasi
atau narasumber terkait serta DPRD DPRD Komisi terkait dan
Forum Kabupaten Mitra
Konsultasi dapat berperan

16
Langkah/ Kegiatan Jadwal Tujuan Uraian Hasil Pelaku
sebagai narasumber dalam
pembahasan substansi
rancangan untuk
mengaitkan informasi yang
dimiliki DPRD/mitra
konsultasi dengan
informasi/hasil analisis Tim
Penyusun
5. Penyempurnaan Mei Menyiapkan dokumen AMPL yang Dokumen yang telah dimutakhirkan dan Rancangan akhir RAD AMPL Pelaku: Tim Penyusun
substansi Rancangan telah dimutakhirkan sebagai dilengkapi dengan matriks program/kegiatan yang siap dikomunikasikan RAD AMPL
Akhir RAD AMPL*) bahan ekspose kepada Bupati dan prioritas AMPL 2017-2021 menjadi (expose) kepada Bupati dan Narasumber: Bappeda,
DPRD serta Mitra Konsultasi dan rancangan akhir RAD AMPL 2017-2021 DPRD userta Mitra Konsultasi Dinas PU, Dinas
berbagai pemangku kepentingan kabupaten ntuk disetujui sebagai kebijakan Kesehatan, BPMD, PDAM,
dan strategi AMPL kabkota instansi terkait lainnya
Penyempurnaan dilakukan dengan 2017-2021 serta Mitra Konsultasi
memperhatikan prioritas program dan
kegiatan dalam Berita Acara Hasil
Musrenbang Kabupaten, dan atau RKPD
agar program/kegiatan prioritas dalam RAD
AMPL relevan/tidak bertentangan dengan
Rancangan Akhir RKPD tahun rencana
6. Lokakarya Ekspose RAD Juni
AMPL kepada Kepala Sama dengan baris ke-6 untuk kegiatan yang sama dengan KABUPATEN DI KELOMPOK 1 sesuai dengan uraian pada TABEL 2.2
Daerah dan DPRD
7. Pengesahan RAD AMPL Juli Mengesahkan RAD AMPL (atau Merupakan tindak lanjut atas berita acara Peraturan Bupati tentang RAD Pokja AMPL, Tim RAD
dengan peraturan Bupati dokumen dengan sebutan lain kesepakatan lokakarya ekspose RAD AMPL AMPL 2017-2021 AMPL, dan Biro Hukum
yang telah memuat seluruh
substansi RAD AMPL) dengan
peraturan Bupati
*) Pembahasan subtansi dan penulisan naskah RAD AMPL dapat dilakukan secara bersamaan, tim penulis naskah dapat langsung melakukan penulisan berdasarkan substansi yang
sedang didiskusikan dan dikonsultasikan

59
BAB 3. INTEGRASI PROGRAM DAN
KEGIATAN AMPL DALAM RAD
KE DALAM PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN DAERAH

3.1 PENINGKATAN REALISASI ANGGARAN KABUPATEN UNTUK AMPL


SEBAGAI PELAKSANAAN RAD AMPL

RAD AMPL akan dinilai bermanfaat jika hasil penyusunannya dapat digunakan dalam
penyelenggaraan pengembangan air minum dan sanitasi daerah. Agar dapat
bermanfaat, selain memiliki kualitas substansi yang baik, RAD AMPL ini juga harus
dapat dikomunikasikan dengan para pengambil keputusan perencanaan dan
penganggaran sehingga program/kegiatan dalam RAD AMPL mendapat dukungan dan
kesepakatan sebagai program prioritas untuk dimuat dalam dokumen RKPD dan
APBD dan atau RPJMD (bagi kabupaten yang sedang menyusun RPJMD).

Integrasi secara harfiah diartikan sebagai penggabungan atau penyatu-paduan.


Integrasi RAD AMPL ke dalam RKPD dan APBD dipahami sebagai pemuatan program
dan kegiatan RAD AMPL yang pendanaannya diindikasikan bersumber dari APBD ke
dalam RKPD dan APBD. Tingkat keberhasilan integrasi ini ditunjukkan oleh seberapa
besar jumlah kegiatan yang diindikasikan dengan dana APBD dalam RAD AMPL
menjadi kegiatan dalam RKPD dan APBD pada tahun berkenaan. Pengesahan RAD
AMPL 2017-2021 dengan Peraturan Bupati pada prinsipnya merupakan landasan
untuk pemuatan/pengintegrasian RAD AMPL ke dalam RKPD, Renja SKPD, dan
APBD.

Integrasi RAD AMPL ke dalam RKPD dan APBD bertujuan untuk:


1. Membantu memastikan program prioritas RAD AMPL yang diusulkan untuk didanai
APBD dimuat dalam RKPD.
2. Membantu memastikan program prioritas RAD AMPL yang dimuat dalam RKPD
mendapat anggaran yang memadai dalam APBD (sesuai target kinerja yang
disepakati dalam KUA-PPAS)

18
Hasil integrasi RAD AMPL ke dalam APBD merupakan salah satu informasi kinerja
kabupaten dalam pelaksanaan program Pamsimas yang dimuat dalam SIM Pamsimas.
Hasil integrasi ini diukur dengan ada/tidaknya peningkatan realisasi APBD yang
memuat kegiatan AMPL di Kabupaten.

Peningkatan realisasi APBD yang memuat kegiatan AMPL dilaporkan oleh Tim RAD
AMPL kepada Pokja AMPL Kabupaten. Laporan peningkatan realisasi APBD yang
memuat kegiatan AMPL dari kabupaten dikumpulkan oleh District Coordinator untuk
disampaikan kepada LG Specialist ROMS. Laporan yang dikumpulkan ini selanjutnya
dimuat dalam SIM Pamsimas. Jadwal pengumpulan laporan peningkatan realisasi
APBD yang memuat kegiatan AMPL adalah pada setiap Juli.

Dalam hal pelaksanaan RAD AMPL dengan dana di luar APBD Kabupaten, maka
pelaksanaan program/kegiatan tersebut dikoordinasikan oleh Bappeda dan SKPD
teknis terkait.

19
Tabel 3.1. Langkah/Kegiatan Integrasi RAD AMPL Ke Dalam RKPD dan APBD

Langkah/Kegiatan Jadwal Tujuan Uraian Hasil Pelaku


1. Menyampaikan daftar Januari-Februari 1. Mengkomunikasikan kepada x Menggunakan matriks RAD Daftar program/kegiatan prioritas Pelaku Utama: Pokja AMPL
program/ kegiatan Tim Penyusun RKPD daftar AMPL RAD AMPL yang pendanaannya Kabupaten dibantu oleh Tim
prioritas RAD AMPL program RAD AMPL yang x Menyusun daftar diusulkan dari APBD dimuat dalam Penyusun RAD AMPL (lintas
dengan pendanaan diprioritaskan untuk didanai program/kegiatan yang Rancangan Awal RKPD SKPD) dan Tim Penyusun
diusulkan dari APBD APBD pendanaannya diprioritaskan RKPD
kepada Tim 2. Memastikan daftar program melalui APBD tahun rencana
Penyusun RKPD tersebut dimuat dalam untuk dibahas dalam penyusunan
Rancangan Awal RKPD Ranwal RKPD
2. Mengikuti Musrenbang Februari Mengidentifikasi program AMPL x Kondisi akses air minum dan Berita Acara Kesepakatan x Wakil Tim penyusun RAD
Kecamatan usulan desa-desa yang sanitasi desa-desa di wilayah Musrenbang Kecamatan diharapkan AMPL
termasuk program prioritas kecamatan memuat program/kegiatan AMPL x Wakil SKPD yang
pembangunan kecamatan x Pemaparan program dan kegiatan sebagai program prioritas menangani AMPL
pembangunan kecamatan.
RAD AMPL yang di-indikasi-kan x Mitra Konsultasi termasuk
masuk dalam Ranwal RKPD Program/kegiatan AMPL dimaksud Asosiasi BPSPAMS
x Sinkronisasi prioritas AMPL dapat berupa hasil sinkronisasi
x Camat
tingkat kecamatan dan desa dengan program yang bersumber
dari PJM Pro Aksi x DPRD
3. Mereview Berita Acara Februari-Maret Mempertajam substansi DPRD komisi terkait dapat diundang Daftar program/kegiatan prioritas Pokja AMPL , Tim Penyusun
Musrenbang program/kegiatan prioritas RAD sebagai narasumber dalam proses RAD AMPL yang pendanaannya RAD AMPL (lintas SKPD)
Kecamatan AMPL sebagai salah satu bahan review ini agar kebutuhan prioritisasi diusulkan dari APBD untuk dibahas dan Tim Penyusun RKPD
pembahasan dalam Forum program AMPL dalam RKPD dan dalam Forum SKPD dan
SKPD dan Musrenbang APBD ini dipahami dan mendapat Musrenbang Kabupaten
Kabupaten dukungan DPRD
4. Mengikuti Forum SKPD Maret Menyediakan Diskusi mengenai daftar prioritas Berita Acara Kesepakatan Forum x Pokja AMPL
pelaksana informasi/melakukan advokasi program dan kegiatan AMPL dalam SKPD diharapkan memuat x Tim Penyusun RAD AMPL
program/kegiatan bagi prioritisasi program RAD RAD AMPL untuk dimuat dalam program/kegiatan prioritas RAD (lintas SKPD)
prioritas RAD AMPL AMPL sebagai program prioritas rancangan Renja SKPD AMPL sebagai program prioritas x Mitra Konsultasi termasuk
dalam Rancangan Renja SKPD Renja SKPD Asosiasi BPSPAMS
x Narasumber utama:
Kepala SKPD

20
Langkah/Kegiatan Jadwal Tujuan Uraian Hasil Pelaku
5. Mengikuti Musrenbang Maret Minggu IV Menyediakan Penyiapan substansi/informasi Berita Acara Kesepakatan Pokja AMPL dan Tim
RKPD Kabupaten informasi/melakukan advokasi pendukung sangat diperlukan Musrenbang diharapkan memuat Penyusun RAD AMPL (lintas
bagi prioritisasi program RAD sebelum mengikuti musrenbang program/kegiatan prioritas RAD SKPD)
AMPL sebagai program prioritas RKPD, mengingat pembahasan AMPL sebagai program prioritas
dalam RKPD dalam forum ini diikuti oleh para RKPD Asosiasi BPSPAMS
pengambil kebijakan/stakeholder
berpengaruh, seperti: Bupati/ wakil
bupati, pimpinan dan anggota
DPRD, pejabat SKPD kabupaten,
para camat, para delegasi
musrenbang kecamatan, akademisi,
LSM/Ormas, tokoh masyarakat, dan
unsur pengusaha/investor
6. Mengikuti proses April-Mei Membantu memastikan program Dilakukan melalui komunikasi efektif Rancangan akhir RKPD memuat Pokja AMPL dan Tim
perumusan Rancangan prioritas RAD AMPL dimuat dan intensif dengan Tim Penyusun program/kegiatan prioritas RAD Penyusun RAD AMPL (lintas
Akhir RKPD kabupaten dalam Rancangan Akhir RKPD RKPD AMPL sebagai program prioritas SKPD) dan Tim Penyusun
RKPD RKPD
7. Mengikuti pembahasan Juni Minggu III-IV Menyediakan informasi/ Dukungan DPRD komisi terkait Berita Acara pembahasan memuat Pokja AMPL dan Tim
KUA-PPAS melakukan advokasi bagi sangat diperlukan dalam prioritisasi program/kegiatan prioritas RAD Penyusun RAD AMPL (lintas
prioritisasi program RAD AMPL program RAD AMPL sehingga AMPL sebagai program prioritas SKPD), Bappeda, DPRD
sebagai program prioritas dalam dimuat sebagai program prioritas APBD dengan alokasi anggaran komisi terkait
RKPD dan APBD dalam KUA-PPAS. yang sesuai dengan kesepakatan
target kinerja program.
8. Mengakses salinan Juli Minggu I Membantu memastikan nota Salinan Nota kesepakatan KUA- Pokja AMPL dan Tim
Nota Kesepakatan kesepakatan memuat memuat PPAS memuat program/kegiatan Penyusun RAD AMPL (lintas
KUA-PPAS program/kegiatan prioritas RAD prioritas RAD AMPL sebagai SKPD)
AMPL sebagai program prioritas program prioritas APBD dengan
APBD dengan alokasi anggaran alokasi anggaran yang sesuai
yang sesuai dengan dengan kesepakatan target kinerja
kesepakatan target kinerja program.
program.

21
Langkah/Kegiatan Jadwal Tujuan Uraian Hasil Pelaku
9. Penyusunan RKA- Juli Minggu II- Agustus Menyusun RKA-SKPD kegiatan Presentasi daftar program dan RKA-SKPD yang sesuai dengan SKPD dan wakil Tim
SKPD Minggu II prioritas AMPL sesuai jenis dan kegiatan dalam RAD AMPL yang kebutuhan pelaksanaan Penyusun RAD AMPL yang
besar komponen biaya yang relevan dengan tupoksi SKPD terkait program/kegiatan prioritas AMPL berasal dari SKPD terkait
diperlukan dalam KUA-PPAS
10. Pembahasan RKA- Agustus Minggu II- Mereview/melengkapi RKA- Mengidentifikasi daftar program dan x RKA-SKPD kegiatan prioritas TAPD, SKPD dan Wakil Tim
SKPD dengan TAPD September Minggu II SKPD program AMPL agar kegiatan dalam RAD AMPL yang AMPL yang telah direview/ Penyusun RAD AMPL
sesuai KUA-PPAS dan sinkron sinkron dengan RKA SKPD dan KUA dilengkapi dengan catatan untuk
antar SKPD PPAS perbaikan
Mengidentifikasi isu-isu yang x RKA-SKPD kegiatan prioritas
menghambat sinkronisasi, misalnya AMPL yang disetujui
kebijakan tidak sesuai antara rensta
SKPD dengan RAD AMPL
Menyepakati diskusi tindak lanjut
untuk sinkronisasi kebijakan
11. Penyempurnaan RKA- September Minggu II-III Menyempurnakan RKA-SKPD RKA-SKPD kegiatan prioritas AMPL Kepala SKPD dibantu Tim
SKPD program AMPL dalam KUA- yang telah disempurnakan Penyusun Renja SKPD
PPAS
12. Mengikuti Oktober-November Mengikuti proses kesepakatan Dukungan DPRD komisi terkait Salinan APBD memuat program/ Pelaku: Tim Penyusun RAD
Pembahasan Raperda tentang Raperda APBD tahun sangat diperlukan dalam prioritisasi kegiatan prioritas RAD AMPL AMPL (lintas SKPD)
APBD yang direncanakan program RAD AMPL sehingga dengan alokasi anggaran yang
dimuat sebagai program prioritas sesuai dengan kesepakatan target
dalam APBD kinerja program (sesuai dengan
hasil pembahasan RKA-SKPD)

22
3.2 SINKRONISASI KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN AMPL DENGAN
RPJMD, RENSTRA SKPD DAN DOKUMEN STRATEGIS/TEKNIS DAERAH
AMPL LAINNYA

Pemerintah kabupaten diharapkan dapat melakukan kajian ulang terhadap RPJMD


dan Renstra SKPD mengenai pemuatan kebijakan AMPL seperti yang tertuang dalam
RAD AMPL, sehingga Pemerintah Kabupaten dapat melaksanakan kebijakan AMPL
secara berkelanjutan.

Pemerintah kabupaten yang akan melakukan penyusunan dokumen perencanaan


teknis AMPL, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), juga
diharapkan dapat menggunakan RAD AMPL sebagai salah satu dokumen acuan.
Selanjutnya, pemerintah kabupaten juga dapat memfasilitasi kecamatan untuk memuat
program pemantauan dan koordinasi pembangunan AMPL yang masuk dalam setiap
Renstra dan Renja Kecamatan.

Pemerintah kabupaten diharapkan untuk menciptakan wadah konsultasi yang dapat


melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pihak swasta, untuk
memastikan kebijakan AMPL dalam RAD adalah sinkron dengan kebijakan AMPL
dalam dokumen lainnya, seperti:
1. Sosialisasi dan forum konsultasi melalui media massa, seperti koran, televisi dan
radio lokal serta sosialisasi dan diskusi dengan tingkat kecamatan dan pemerintah
desa untuk sinkronisasi kegiatan AMPL.
2. Lokakarya tingkat kabupaten dengan mengundang pemangku kepentingan yang
lebih luas, termasuk swasta, dalam rangka peningkatan kapasitas untuk
penyediaan AMPL.
3. Lokakarya terbatas dengan berbagai pengambil keputusan tingkat kabupaten
(Kepala Daerah, DPRD, Kepala SKPD, dan lain sebagainya) untuk memastikan
bahwa kebijakan dalam RAD AMPL merupakan kebijakan yang akan diterapkan
dalam pelaksanaan pembangunan AMPL kabupaten.

3.3 DUKUNGAN KELEMBAGAAN UNTUK PELAKSANAAN KEBIJAKAN AMPL

Bagi kabupaten dengan kapasitas rencana dan anggaran yang baik, maka
pelaksanaan kebijakan AMPL dapat diperkuat melalui beberapa dukungan
kelembagaan sebagai berikut:

1. Kebijakan anggaran daerah (Perda atau Perkada) yang memastikan pemerintah


kabupaten memiliki pagu indikatif tingkat kabupaten untuk pengembangan akses
dan kualitas air minum dan sanitasi perdesaan, termasuk pengembangan yang
dikelola oleh masyarakat/BPSPAMS melalui mekanisme hibah atau lainnya.

2. Menyesuaikan kebijakan Alokasi Dana Desa atau kebijakan pemanfaatan Dana


Desa untuk mendukung pencapaian akses 100% air minum dan sanitasi oleh
Pemerintah Desa.

23
3. Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan SPAMS oleh Desa yang menetapkan
Standar Pelayanan Minimal SPAMS Desa dan memberikan pedoman
penyelenggaraan SPAMS yang dikelola masyarakat (BPSPAMS).
4. Fasilitasi pembentukan dan/atau peningkatan kapasitas Asosiasi Pengelola
SPAMS perdesaan sebagai lembaga mitra Pemda dalam pembinaan BPSPAMS
dan peningkatan kualitas pelayanan SPAMS Perdesaan.
5. Peningkatan kapasitas Kader AMPL dalam pemutakhiran data air minum dan
sanitasi desa dan dalam prioritisasi program air minum dan sanitasi di tingkat desa.
6. Pembentukan pusat atau lembaga pengembangan kapasitas atau pelatihan tenaga
pendamping pemberdayaan masyarakat desa. Selain itu, pemerintah kabupaten
dapat membentuk kader-kader tenaga pelatih pendamping masyarakat desa untuk
AMPL berbasis masyarakat dengan memanfaatkan kader musrenbang tingkat desa
dan kecamatan melalui pelatihan peningkatan kapasitas secara rutin/berkala.
7. Pemanfaatan Forum Kabupaten yang terkait dengan AMPL untuk mendapatkan
dukungan dalam pelaksanaan AMPL serta mitra konsultasi dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan AMPL.
8. Pelibatan masyarakat yang lebih luas untuk pelayanan AMPL, misalnya melalui
kegiatan survei kepuasan pengguna atau masyarakat terhadap pelayanan air
minum dan sanitasi yang dikelola PDAM, BPSPAMS, ataupun pengelola lainnya.

24
BAB 4. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
RAD AMPL
Dalam petunjuk teknis ini, pemantauan (monitoring) didefinisikan sebagai pengamatan yang
menerus (kontinu) atas data-data yang dikumpulkan berdasarkan indikator tertentu, untuk
menginformasikan progress (status) pelaksanaan program/kegiatan, progress penyerapan
anggaran, dan progress pencapaian hasil dari suatu program/kegiatan yang sedang
berjalan. Sedangkan evaluasi didefinisikan sebagai penilaian terhadap program/kegiatan
yang masih berjalan atau sudah selesai untuk menunjukkan relevansinya dengan
pemenuhan target, apakah efektif, efisien, dan memberikan dampak positif/negatif.

Pelaksanaan (melalui integrasi) RAD AMPL perlu dipantau dan dievaluasi, jika memenuhi
salah satu kondisi berikut ini :
RAD AMPL telah disahkan melalui peraturan Bupati/Walikota menjadi komitmen daerah
dalam pengembangan pelayanan air minum dan sanitasi menuju Universal Access dan
pemenuhan Standar Pelayanan Minimal air minum dan sanitasi
RAD AMPL telah digunakan (sebagian atau seluruhnya) sebagai acuan program dan
kegiatan untuk mencapai target pembangunan bidang air minum dan penyehatan
lingkungan (AMPL) kabupaten/kota
Transparansi dan akuntabilitas anggaran AMPL telah menjadi komitmen para pengambil
kebijakan
Tujuan pemantauan RAD AMPL adalah untuk mendapatkan informasi tentang:
1. Status pelaksanaan setiap kegiatan dalam RAD AMPL (apakah tidak dilaksanakan,
ditunda, dilaksanakan sesuai jadwal, atau dilaksanakan lebih cepat dari jadwal
seharusnya)
2. Realisasi alokasi anggaran dari setiap kegiatan yang dilaksanakan (apakah sesuai RAD
AMPL, melebihi, atau kurang dari alokasi yang diusulkan dalam RAD AMPL)
3. Target setiap kegiatan yang dilaksanakan (apakah sesuai RAD AMPL, melebihi, atau
kurang dari target yang diusulkan dalam RAD AMPL)
4. Realisasi kinerja dari setiap kegiatan yang dilaksanakan (tingkat pencapaian kinerja
terhadap target pelaksanaan kegiatan)

Informasi pada butir (1) s/d (3) dilaporkan paling lambat 15 Januari tahun berikutnya.
Adapun informasi pada butir (4) dilaporkan setiap 6 bulan, 15 Agustus untuk periode
pelaksanaan 1 Januari sd 30 Juni, dan 15 Januari untuk periode pelaksanaan
1 Juli sampai dengan 31 Desember

25
Sedangkan evaluasi RAD AMPL adalah untuk mengetahui:
1. Alasan mengapa suatu kegiatan dalam RAD AMPL tidak dilaksanakan, ditunda, atau
dilaksanakan lebih cepat dari jadwal seharusnya
2. Pertimbangan yang digunakan sehingga realisasi anggaran suatu kegiatan melebihi
atau kurang dari alokasi yang diusulkan dalam RAD AMPL
3. Pertimbangan yang digunakan sehingga target suatu kegiatan yang dilaksanakan
melebihi atau kurang dari target yang diusulkan dalam RAD AMPL
4. Faktor pendorong dan penghambat pencapaian kinerja dari setiap kegiatan yang
dilaksanakan
5. Penilaian efektivitas dan efisiensi kegiatan untuk perbaikan/penyesuaian yang
diperlukan terhadap kegiatan sejenis

Hasil evaluasi tahunan pelaksanaan kegiatan RAD AMPL dilaporkan setiap 15 Januari
untuk pelaksanaan kegiatan tahun sebelumnya

Mekanisme pemantauan dan evaluasi RAD AMPL mengacu pada Permendagri Nomor 54
Tahun 2010. Mekanisme pemantauan dan evaluasi terhadap RAD AMPL digambarkan
dalam bagan berikut ini:

Bagan 4 Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi terhadap RAD AMPL

Laporan Laporan
Lingkup Kab/Kota Monitoring Lingkup Provinsi Lingkup Nasional
Monitoring
Penanggung 15 Aug & 15 Jan Penanggung 15 Oct & 15 Mar Penanggung
Jawab: Jawab: Gubernurr Jawab: Dirjen
Bupati/Walikota Pelaksana: Bina Bangda
Pelaksana: Bappeda Provinsi Pelaksana: : Dit.
Bappeda Sumber Data: SUPD II dan Dit
Sumber Data: Laporan KabKota, SUPD III
SKPD Supervisi Sumber Data:
Dilaporkan Lapangan, RaKor Laporan Provinsi
kepada Gubernur Progress UA dan Laporan
Feed
back

Feed
back

cq Kepala Dilaporkan kepada Kab/Kota,


Bappeda Provinsi Dirjen Bina Bangda Supervisi
15 Dec & 15 May Feedback tertulis Lapangan,
15 Nov & 15 Apr
kepada kab/kota Rakor Progress
Tindak lanjut UA
pengembangan Feedback
kapasitas kepada tertulis kepada
Pemda KabKota Provinsi
melalui kegiatan Tindak lanjut
dan anggaran pengembangan
Prov. kapasitas
kepada Pemda
KabKota melalui
kegiatan dan
anggaran Pusat

26
A. Materi Pokok Pemantauan dan Evaluasi
Materi pokok pemantauan pelaksanaan dan hasil RAD AMPL sekurang-kurangnya
meliputi:
1. Realisasi kegiatan RAD AMPL; memonitor kegiatan mana saja dari RAD AMPL yang
direalisasikan, sumber pendanaan yang digunakan, dan menginformasikan apakah
realisasi tersebut sesuai jadwal, lebih cepat dari jadwal, atau lebih lambat karena
adanya penundaan.
2. Realisasi capaian kinerja dan realisasi anggaran pelaksanaan, termasuk:
a. Tambahan akses air minum sebagai hasil pelaksanaan RAD AMPL
b. Tambahan akses sanitasi layak sebagai hasil pelaksanaan RAD AMPL
c. Jumlah (proporsi) BPSPAMS yang telah memelihara pelayanan air minum sesuai
standar
d. Jumlah (proporsi) desa yang telah 100% akses air minum
e. Jumlah (proporsi) desa yang telah 100% akses sanitasi
3. Alokasi anggaran pelaksanaan bersumber APBD kabupaten/kota dan persentase-
nya terhadap alokasi yang direncanakan dalam RAD AMPL
Materi pemantauan ini sekaligus menjadi alat tracking hasil integrasi RAD AMPL, untuk
melacak di SKPD mana saja atau di lembaga mana saja kegiatan RAD AMPL
dilaksanakan.
Pemantauan pelaksanaan RAD AMPL dipimpin Kepala Bappeda, disusun berdasarkan:
1. Laporan SKPD untuk kegiatan yang didanai APBN dan APBD Provinsi
2. Laporan SKPD atau hasil verifikasi RKA SKPD oleh Bappeda untuk kegiatan yang
didanai APBD Kabupaten/Kota
3. Laporan SKPD mitra lembaga non pemerintah untuk kegiatan yang didanai non
APBN/D

Terkait dengan laporan SKPD untuk kegiatan RAD AMPL yang didanai APBD
kabupaten/kota, SKPD agar menggunakan bahan penyusunan LAKIP, yaitu dengan
mensortir laporan per semester untuk kegiatan yang mengacu/bersumber dari RAD
AMPL. Sedangkan kegiatan RAD AMPL yang dilaksanakan lembaga non pemerintah,
SKPD yang menjadi mitra lembaga non pemerintah tersebut meminta dan memeriksa
laporan.
Materi pokok evaluasi pelaksanaan RAD AMPL sekurang-kurangnya meliputi:
1. Penjelasan atas kegiatan-kegiatan yang tidak dilaksanakan dan yang ditunda
pelaksanaannya, identifikasi potensi resiko terhadap pencapaian target
kabupaten/kota, dan rekomendasi untuk proses integrasi/pelaksanaan RAD AMPL
tahun berikutnya.

27
2. Penjelasan apakah dengan output dan outcome yang dicapai sampai dengan akhir
tahun yang dievaluasi, target kabupaten/kota realistis dapat dicapai, dan
rekomendasi untuk perbaikan/penyesuaian di tahun pelaksanaan berikutnya
3. Identifikasi faktor-faktor pendorong keberhasilan pencapaian target output dan
outcome yang perlu dipelihara/disediakan/diciptakan untuk pelaksanaan program
dan kegiatan tahun berikutnya

B. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi di Tingkat Kabupaten


Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di tingkat kabupaten, sekurang-kurangnya
meliputi hal hal berikut ini:
1. Kepala SKPD kabupaten melakukan pemantauan dan evaluasi program/kegiatan
RAD AMPL yang menjadi tanggung jawab SKPD masing-masing;
2. Kepala SKPD menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi kepada Kepala
Bappeda selaku Ketua Pokja AMPL;
3. Masyarakat dapat menyampaikan pendapat dan masukan kepada Pemerintah
Daerah melalui Tim RAD AMPL atau media lain yang disediakan Pemerintah Daerah
atas kinerja pelayanan air minum dan sanitasi daerah;
4. Tim RAD AMPL menghimpun dan menganalisis laporan seluruh SKPD pelaksana
RAD AMPL dan masyarakat dan melaporkannya kepada Kepala Bappeda;
5. Kepala Bappeda Kabupaten melakukan evaluasi terhadap laporan hasil pemantauan
dan evaluasi yang telah diolah Tim RAD AMPL;
6. Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala Bappeda menyampaikan rekomendasi dan
langkah- langkah penyempurnaan untuk ditindaklanjuti oleh Kepala SKPD;
7. Kepala SKPD menyampaikan hasil tindak lanjut perbaikan/penyempurnaan kepada
Kepala Bappeda;
8. Kepala Bappeda melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kepada Bupati.

C. Peran DPRD Kabupaten dalam Pemantauan dan Evaluasi RAD AMPL


Sebagai salah satu bentuk implementasi fungsi pengawasan penyelenggaraan
pelayanan dasar yang menjadi urusan wajib daerah, DPRD memiliki peran penting
dalam pemantauan dan evaluasi RAD AMPL, yaitu melalui antara lain:
1. Mengadakan pembahasan (misalnya melalui rapat kerja, rapat komisi) hasil
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program AMPL
2. Mendorong dilaksanakannya pemantauan dan evaluasi RAD AMPL
3. Memastikan adanya alokasi program dan anggaran untuk pengembangan kapasitas
dan kompetensi BPSPAMS dalam menyediakan pelayanan air minum dan sanitasi
perdesaan

28
Terkait dengan pemantauan dan evaluasi RAD AMPL di tingkat kabupaten, PAMSIMAS
menyediakan dukungan pelaksanaan Workshop Review dan Monitoring dan Evaluasi
RAD AMPL. Kegiatan tersebut termasuk dalam agenda kerja kabupaten dan diharapkan
dapat dilanjutkan bahkan dikembangkan dengan sumber daya yang dikelola Pemerintah
Kabupaten.

D. Peran Pemerintah Provinsi dalam Pemantauan dan Evaluasi RAD AMPL


Guna mendukung tugas Pemerintah Provinsi dalam pelaporan hasil pelaksanaan
percepatan penyediaan air minum dan sanitasi di wilayah provinsi, Pemerintah Provinsi
melalui Pokja AMPL Provinsi berperan penting dalam pembinaan proses pemantauan
dan evaluasi RAD AMPL oleh masing-masing kabupaten yang berada di wilayahnya.
Peran tersebut sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Mengadakan pembahasan berkala (misalnya melalui rapat kerja/rapat koordinasi)
hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program AMPL kabupaten
2. Menyusun rekomendasi dalam penetapan target tahun rencana dan program
prioritas air minum dan sanitasi
3. Menyusun rekomendasi perbaikan kualitas kinerja seleksi desa, baik untuk kegiatan
investasi air minum dan sanitasi, maupun untuk kegiatan pengembangan kapasitas
dan kompetensi BPSPAMS
4. Mengalokasikan kegiatan dan anggaran provinsi bagi pengembangan kapasitas
Pemda Kabupaten dalam penyusunan, pengintegrasian, pemantauan dan evaluasi
RAD AMPL.

Terkait dengan pengembangan kapasitas Pemda Kabupaten dalam penyusunan,


pengintegrasian, pemantauan dan evaluasi RAD AMPL, PAMSIMAS menyediakan
sejumlah kegiatan pengembangan kapasitas di tingkat provinsi. Agenda pengembangan
kapasitas terkait RAD AMPL dengan dukungan Pamsimas yang dilaksanakan di tingkat
provinsi meliputi:
1. Pelatihan Penyusunan RAD AMPL bagi kabupaten peserta baru
2. Workshop Review Kualitas RAD AMPL bagi kabupaten peserta lama
3. Pelatihan Pokja AMPL dalam Integrasi & monev hasil RAD AMPL
4. Workshop Penguatan Integrasi RAD AMPL
5. Workshop Monev Hasil Implementasi RAD AMPL

Kegiatan pengembangan kapasitas tersebut menjadi agenda pembinaan Provinsi dan


diharapkan dapat dilanjutkan bahkan dikembangkan dengan sumber daya yang dikelola
Pemerintah Provinsi.

29
BAB 5. MEKANISME PELAPORAN
RAD AMPL
Pelaporan atas kemajuan proses penyusunan dan pelaksanaan RAD AMPL dilakukan
melalui mekanisme berikut.

Tabel 5.1. Mekanisme Pelaporan Penyusunan dan Pelaksanaan RAD AMPL

Jenis
No. Substansi Pelaporan Pelaku Penyampaian Jadwal
Laporan
x BA pembentukan Tim
RAD AMPL (termasuk Laporan disampaikan
didalamnya adalah tim dari Pokja AMPL dan
teknis penulisan naskah Tim RAD AMPL
RAD AMPL) kepada DPMU untuk
x Jadwal kerja Tim RAD Pokja AMPL diteruskan kepada
Laporan AMPL dan penyelesaian dan Tim RAD PPMU dan CPMU
Rencana penyusunan RAD AMPL, AMPL, dibantu
1. 15 Maret
Penyusunan termasuk didalamnya oleh DC dan Salinan laporan
RAD AMPL adalah pembentukan LG Specialist diserahkan kepada
mitra konsultasi ROMS DC
x Nilai investasi APBD
terkait dengan AMPL Laporan diserahkan
pada dua tahun sebelum dalam bentuk
tahun rencana RAD softcopy
AMPL sebagai baseline
Laporan diserahkan
x Realisasi kegiatan terkait
oleh Pokja RAD
dengan penyusunan
kepada Pokja AMPL,
RAD (lokakarya dan
untuk disampaikan
rapat kerja)
Tim RAD kepada DPMU dan
Laporan x Matriks Pogram dan PPMU/CPMU
Kegiatan RAD AMPL, AMPL, dibantu
Pelaksanaan
2. oleh DC dan 15 Agustus
Penyusunan termasuk nilai
investasinya LG Specialist Salinan laporan
RAD
ROMS diserahkan DC
x Ringkasan yang memuat
program kunci AMPL
Laporan diserahkan
x Peraturan Kepala Daerah
dalam bentuk
pengesahan RAD AMPL
softcopy
x Daftar program dan Laporan disampaikan x 15 Agustus
Laporan kegiatan RAD AMPL (untuk
dari Pokja AMPL
Monitoring yang masuk dalam Pokja AMPL, periode
kepada DPMU untuk
Per RKPD dibantu oleh pelaksanaan
diteruskan kepada
Semester dibantu oleh
3. x Daftar program dan PPMU dan CPMU 1 Januari
dan Laporan DC dan LG sampai
kegiatan RAD AMPL
Evaluasi Specialist dengan 30
yang masuk dalam Salinan laporan
Pelaksanaan ROMS Juni)
APBD/APBD Perubahan diserahkan kepada
RAD AMPL
DC

30
Jenis
No. Substansi Pelaporan Pelaku Penyampaian Jadwal
Laporan
x Realisasi kinerja dan Laporan diserahkan x 15 Januari
anggaran program dan dalam bentuk (untuk
kegiatan RAD AMPL softcopy periode
melalui APBD dan pelaksanaan
sumber pembiayaan 1 Juli
lainnya sampai
x Alokasi anggaran dengan 31
pelaksanaan RAD AMPL Desember)
bersumber APBD
kabupaten/kota dan
persentasenya terhadap
alokasi yang
direncanakan dalam RAD
AMPL
x Rencana tindak lanjut
untuk sinkronisasi
tahunan dan review RAD
AMPL

31
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

CONTOH PROGRAM KUNCI RAD AMPL YANG TERCANTUM


DALAM LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NO. 13/2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH

I. Program yang berhubungan dengan program peningkatan cakupan dan kualitas


pelayanan air minum

1) Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah


a) Kegiatan penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat
berpenghasilan rendah
b) Kegiatan pengembangan distribusi air minum
c) Kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air minum
d) Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air minum
e) Pengembangan teknologi pengolahan air minum dan air limbah
2) Program pembangunan infrastruktur perdesaaan
a) Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan
b) Kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan
3) Program lingkungan sehat perumahan
x Kegiatan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi
masyarakat miskin
4) Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
a) Kegiatan pemberian stimulan pembangunan desa
b) Kegiatan pembinaan kelompok masyarakat pembangunan desa (bidang air
minum dan sanitasi)
5) Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
x Kegiatan fasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi (air minum dan
sanitasi)

II. Program yang berhubungan dengan program peningkatan akses penggunaan


sanitasi yang layak:

1) Program pendidikan anak usia dini/wajib belajar 9 tahun/pendidikan


menengah/pendidikan luar biasa
a) Kegiatan pembangunan sarana air bersih dan sanitari
b) Kegiatan rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitari

33
2) Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
a) Kegiatan penyediaan prasarana dan sarana air limbah
b) Kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air limbah
3) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
x Penyelenggaraan penyehatan lingkungan
4) Program lingkungan sehat perumahan
x Kegiatan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
5) Program pemberdayaan komunitas perumahan
x Fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar pemukiman
6) Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
x Kegiatan fasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi (air minum dan
sanitasi)

III. Program yang berhubungan dengan program pemicuan perubahan perilaku


(PHBS):

1) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat


a) Kegiatan pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup bersih dan
sehat
b) Kegiatan penyuluhan masyarakat pola hidup bersih dan sehat
2) Program Pengembangan Lingkungan Sehat
a) Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
b) Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
3) Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
x Kegiatan penyuluhan bagi ibu rumah tangga dalam membangun keluarga
sejahtera

IV. Program yang berhubungan dengan program pengelolaan lingkungan

Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber


daya air lainnya
a) Kegiatan Rehabilitasi kawasan kritis daerah tangkapan sungai dan danau
b) Kegiatan Rehabilitasi kawasan lindung daerah tangkapan sungai dan danau
c) Kegiatan Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai, danau
dan sumber daya air lainnya
d) Kegiatan Peningkatan konversi air tanah

34
V. Program yang berhubungan dengan program penguatan kelembagaan
pengelolaan pelayanan air minum dan sanitasi di tingkat masyarakat

1) Program peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan


a) Kegiatan Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Pedesaan
b) Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan
Masyarakat
2) Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
a) Kegiatan fasilitasi kemitraan swasta dan usaha mikro kecil dan menengah di
pedesaan
b) Kegiatan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi kinerja BPSPAMS

Contoh-contoh program dan kegiatan di atas dapat terus dikembangkan oleh


kabupaten/kota sesuai dinamika kebutuhan pengembangan AMPL setempat.

35
LAMPIRAN 2

DAFTAR ISI RAD AMPL, SUBSTANSI YANG HARUS ADA, DAN MINIMAL DATA/INFORMASI YANG PERLU
DIANALISIS
SUMBER
DAFTAR ISI SUBSTANSI DATA/INFORMASI KETERANGAN
DATA/INFORMASI

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Latar belakang mengapa RAD AMPL
disusun, fungsi RAD AMPL, hasil yang
diharapkan dengan adanya RAD AMPL,
ruang lingkup RAD AMPL, dan sistematika
RAD AMPL.
1.2 Maksud dan Tujuan Berisikan maksud dan tujuan disusunnya
RAD-AMPL.
1.3 Kebijakan dan Strategi Berisikan arah kebijakan yang menjadi
Nasional Bidang Air Minum dasar pemikiran dari penyusunan RAD-
dan Penyehatan Lingkungan AMPL.
1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Pengertian Air Minum dan Sanitasi
Layak
1.4.2 Rencana Aksi Daerah Bidang AMPL
Bab II Kondisi Umum Pencapaian, Permasalahan dan Tantangan
2.1 Kondisi saat ini 2.1.1 Air Minum 1. Jumlah penduduk RPJMD, dokumen x Data-data dalam tiga
Proporsi penduduk dengan akses 2. Jumlah penduduk perkotaan pembangunan AMPL, tahun terakhir
berkelanjutan terhadap sumber air 3. Jumlah penduduk perdesaan Kab/Kota dalam Angka, x Data/informasi yang
1 Data BPS, Data PDAM,
minum layak , perkotaan dan 4. Jumlah jiwa yang telah mengakses air digunakan harus
perdesaan minum aman data Dinas PU, data disepakati

1
Definisi operasional akses air minum layak adalah yang menggunakan sumber air minum layak/aman seperti sambungan air minum rumah tangga, standpipes, lubang bor, sumur
gali yang terlindungi, mata air terlindung, tampungan air hujan. SPM air minum 2014 menyatakan bahwa indikator SPM bidang air minum adalah tersedianya akses air minum yang

36
SUMBER
DAFTAR ISI SUBSTANSI DATA/INFORMASI KETERANGAN
DATA/INFORMASI

2.1.2 Sanitasi 5. Jumlah jiwa yang telah mengakses air Dinas Kesehatan, Data kabupaten/kota dan
Proporsi rumah tangga dengan akses minum aman perkotaan Bappeda, Data dinas dapat diverifikasi
berkelanjutan terhadap sanitasi 6. Jumlah jiwa yang telah mengakses air terkait lainnya.
2
layak , perkotaan dan perdesaan minum aman perdesaan
7. Jumlah jiwa yang telah mengakses
sanitasi layak
8. Jumlah jiwa yang telah mengakses
sanitasi layak perkotaan
9. Jumlah jiwa yang telah mengakses
sanitasi layak perdesaan
10. Jumlah jiwa yang telah SBS
(perkotaan dan perdesaan)
2.2 Permasalahan 2.2.1 Air Minum 1. Jumlah kejadian penyakit karena x Dinas x Data-data dalam tiga
Permasalahan di bidang air minum buruknya kondisi air minum dan Kesehatan/hasil studi tahun terakhir
yang diprioritaskan penanganannya sanitasi (penyakit kulit, diare, cacingan, x Dinas PU/hasil studi x Data/informasi yang
dalam lima tahun kedepan. ISPA, ASMA, TBC, Bronchitis, digunakan harus
x Bappeda
pneumoni, influensa, DHV, malaria) disepakati kabupaten
2. Potensi dan kapasitas sumber air baku dan dapat diverifikasi
2.2.2 Sanitasi
3. Kuantitas, kualitas, dan kontinuitas air
Permasalahan di bidang sanitasi baku
yang diprioritaskan penanganannya
dalam lima tahun kedepan. 4. Alokasi anggaran APBD bagi program
AMPL

Aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari. Definisi akses
aman terhadap air minum, berdasarkan data BPS biasanya terdiri dari:
- Air ledeng meteran
- Sumur pompa/bor dengan jarak > 10 m dari sumber pencemar
- Sumur terlindungi dengan jarak > 10 m dari sumber pencemar
- Mata air terlindungi dengan jarak > 10 m dari sumber pencemar, dan
Air Hujan
2Definisi operasional akses sanitasi layak adalah yang menggunakan sanitasi dasar seperti toilet guyur/toilet siram-guyur atau jamban, pipa saluran pembuangan, tangki septik atau
jamban lubang, jamban cemplung dengan ventilasi yang baik, jamban cemplung dengan segel slab, atau toilet/jamban kompos.

37
SUMBER
DAFTAR ISI SUBSTANSI DATA/INFORMASI KETERANGAN
DATA/INFORMASI

2.3 Tantangan 2.3.1 Air Minum 5. Daftar LSM, swasta, lembaga donor
Tantangan yang harus dihadapi di yang menangani/dapat bersinergi
bidang air minum dalam lima tahun dengan pengembangan AMPL di
kedepan. daerah (jika ada)

2.3.2 Sanitasi
Tantangan yang harus dihadapi di
bidang air minum dalam lima tahun
kedepan.
Bab III Issue Strategis, Arah Kebijakan dan Strategi
3.1 Isue Strategis Isue strategis yang dihadapi terkait Isu strategis diidentifikasi
3
pengelolaan air minum dan sanitasi di berdasarkan lima aspek
Kabuapten. Isue strategis yang
disampaiakan berupa isue yang terkait
teknis maupun non teknis.
3.2 Arah Kebijakan 2017-2021 Hasil telaahan terhadap kebijakan daerah 1. Visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan RPJMD, Jakstra SPAM, x Arah kebijakan
yang berimplikasi pada kebutuhan dalam RPJMD RTRW, dokumen menunjukkan pedoman
pelayanan AMPL. 2. Tujuan, sasaran, strategi, prioritas kebijakan lainnya yang tindakan
Pernyataan tujuan dan sasaran yang pengembangan, program sedang berlaku di
dilengkapi dengan tabel pentahapan pengembangan SPAM kabupaten
pencapaian sasaran 2017-2021. 3. Program pemanfaatan ruang
Pernyataan arah kebijakan menunjukkan 4. Kebijakan daerah yang sedang berlaku
pedoman tindakan pembangunan AMPL (perda, perbup, dan lain-lain)
2017-2021. 5. Kebijakan nasional yang diterapkan di
kabupaten

3
1. Aspek teknis (berhubungan dengan teknis pembangunan dan pemeliharaan sarana/prasarana, contoh debit air, panjang jaringan sesuai standar teknis, dan lain-lain)
2. Aspek sosial (berhubungan dengan kebiasaan masyarakat, persepsi/opini masyarakat, tingkat pendidikan/tingkat penghasilan rata-rata masyarakat, dan lain-lain)
3. Aspek lingkungan (berhubungan dengan daya dukung lingkungan: jumlah dan kualitas sumber daya air, luas kawasan tangkapan air dan lain-lain)
4. Aspek kelembagaan (berhubungan dengan kapasitas organisasi/institusi penyedia layanan, koordinasi perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan pelayanan AMPL,
peraturan/regulasi, mekanisme hubungan antar sector penanggung jawab pembangunan AMPL, dan lain-lain)
5. Aspek pendanaan (berhubungan dengan kapasitas pendanaan, kapasitas pengelolaan investasi AMPL, dukungan prioritisasi anggaran, dan lain-lain)

38
SUMBER
DAFTAR ISI SUBSTANSI DATA/INFORMASI KETERANGAN
DATA/INFORMASI

3.3 Strategi Pencapaian 2017- Pernyataan strategi menunjukkan langkah x Strategi menunjukkan
2021 langkah mendasar yang digunakan untuk langkah-langkah
mencapai tujuan dan sasaran 2021: mendasar/jitu untuk
x strategi pembangunan AMPL (di mencapai tujuan dan
perkotaan dan perdesaan) sasaran
x strategi investasi x Perumusannya dapat
menggunakan SWOT
x strategi kelembagaan pelayanan
atau diskusi kelompok
terfokus
Bab IV Program dan Kegiatan x Pada matriks RAD
4.1 Program dan Kegiatan bidang Berisikan program dan kegiatan di bidang AMPL, setiap program
Air Minum 2017-2021 air minum yang direncanakan dalam lima dan kegiatan dilengkapi
tahun kedepan dengan indikator
4
kinerja , data dasar
4.2 Program dan Kegiatan bidang Berisikan program dan kegiatan di bidang sesuai indikator kinerja,
Sanitasi 2017-2021. sanitasi yang direncanakan dalam lima target kinerja per tahun,
tahun kedepan. anggaran program dan
kegiatan per tahun,
sumber pendanaan, dan
penanggung jawab
kegiatan
Bab V Kebutuhan Investasi
5.1 Perkiraan Kebutuhan Perkiraan Kebutuhan Investasi Pelayanan 1. Target jumlah jiwa dengan akses 1. Dokumen
5
Investasi AMPL Daerah (sd 2021) berkelanjutan terhadap sumber air perencanaan
5.2 Rencana Pembiayaan Berisikan Program dan Kegiatan serta minum layak, perkotaan dan strategis terkait
perdesaan bidang air minum
pendanaan bidang AMPL 2017-2021.
dan sanitasi

4
Indikatoroutput untuk kegiatan, indikatoroutcome untuk program. Penjelasan tentang indikator dapat dilihat pada Permendagri No 13/2006
5Adalah perkiraan investasi dalam rangka pencapaian target 100% bidang air minum dan sanitasi. Dengan adanya perkiraan ini, diharapkan pemerintah daerah dapat mempersiapkan
strategi pendanaan dan pilihan program/kegiatan yang lebih efektif dan efisien dalam mencapai kinerja yang ditargetkan.Angka hasil perkiraan investasi merupakan ancar-ancar biaya
yang diperlukan daerah sebagai pertimbangkan dalam peningkatan alokasi anggaran APBD untuk AMPL dan pertimbangan dalam perumusan program dan kegiatan yang diusulkan
untuk didanai APBD provinsi dan APBN, juga dunia usaha/perbankan, dan masyarakat

39
SUMBER
DAFTAR ISI SUBSTANSI DATA/INFORMASI KETERANGAN
DATA/INFORMASI
2. Target cakupan penduduk yang 2. Data PDAM, Dinas
dilayani PDAM 2017- 2021 PU, Dinas
3. Target jumlah jiwa dengan akses Kesehatan,
berkelanjutan terhadap sanitasi layak, Bappeda, instansi
perkotaan dan perdesaan lainnya
4. Tambahan jiwa dengan akses air
minum dan sanitasi layak, perkotaan
dan perdesaan selama 2017-2021
5. Biaya menambah akses air minum
aman per satuan jiwa yang digunakan
di kabupaten
a) dengan PDAM
b) dengan BLU, BPAM, PAB
c) dengan berbasis masyarakat
(pendekatan Pamsimas)
Bab VI Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan Evaluasi
6.1 Mekanisme Pemantauan dan Tujuan pemantauan dan evaluasi, informasi Tujuan pemantauan dan evaluasi, hasil RAD AMPL dapat
mengacu pada
Evaluasi RAD AMPL yang harus disampaikan sebagai hasil informasi yang harus disampaikan
Permendagri 54/2010
pemantauan dan evaluasi, mekanisme sebagai hasil pemantauan dan evaluasi,
pemantauan dan evaluasi yang digunakan mekanisme pemantauan dan evaluasi terutama tentang Evaluasi
yang digunakan Hasil RPJMD

6.2 Formulir Pemantauan dan


Evaluasi RAD AMPL
Bab VII Penutup
Lampiran Matriks RAD AMPL Mencantumkan Program, indikator, target
pencapaian, alokasi anggaran, Sumber
Dana dan Intanstansi Pelaksana

40
LAMPIRAN 3

TABEL TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN AMPL JANGKA MENENGAH KABUPATEN...


TAHUN 2017 - 2021

Target Kinerja Pada Tahun Ke-


No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Petunjuk pengisian:
Kolom (1) : diisikan dengan nomor urutan pengisian pernyataan tujuan
Kolom (2) : diisikan dengan pernyataan tujuan
Kolom (3) : diisikan dengan pernyataan sasaran (bukan kelompok sasaran)
Kolom (4) : diisikan dengan indikator kinerja yang mengukur pencapaian sasaran. Indikator kinerja suatu sasaran dapat lebih dari satu
Kolom (5) sd (9) : diisikan dengan target kinerja sesuai indikator kinerja yang digunakan. Target kinerja dapat dinyatakan dalam % maupun angka.Dianjurkan untuk menggunakan
% dan angka (nilai absolute) sehingga dapat diketahui kualitas kinerja yang diharapkan (dalam %) dan kuantitas kinerja yang diharapkan (dalam angka).

41
LAMPIRAN 4

CONTOH NASKAH PERATURAN BUPATI TENTANG PENGESAHAN


RAD AMPL 2017-2021

BUPATI (diisi dengan nama kabupaten-nya)

PERATURAN
BUPATI (diisi dengan nama kabupaten)
NOMOR :.

TENTANG

RENCANA AKSI DAERAH PENYEDIAAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN


LINGKUNGAN (RAD AMPL) KABUPATEN (diisi dengan nama kabupaten)
TAHUN 2017-2021

BUPATI (diisi dengan nama kabupaten)

Menimbang : a. bahwa air minum dan sanitasi merupakan kebutuhan dasar


masyarakat yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat
kesejahteraan masyarakat;
b. bahwa penyediaan air minum dan sanitasi masih mengalami
berbagai kendala sehingga diperlukan percepatan penyediaannya
untuk mencapai universal access pada akhir tahun 2019;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (RAD-AMPL);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor ....... Tahun ....... tentang Pembentukan


Kabupaten .......;
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

42
6. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
7. PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
8. PP No 6 Tahun 2008 tentang Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18/PRT/M/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 14/PRT/M/2011 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang
13. Peraturan Daerah Kabupaten ....... Nomor ....... tahun .......
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten .......;
14. Peraturan Daerah Kabupaten ....... Nomor ....... tahun .......
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah Kabupaten .......;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : RENCANA AKSI DAERAH PENYEDIAAN AIR MINUM DAN


PENYEHATAN LINGKUNGAN KABUPATEN ....... 2017-2021

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten ....... ;
2. Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan selanjutnya
disingkat dengan RAD AMPL adalah dokumen operasionalisasi kebijakan daerah jangka
menengah dalam pengembangan pelayanan air minum dan sanitasi dengan berbagai
pendekatan pembangunan dalam rangka mendukung percepatan pencapaian Universal
Access 2019;

43
3. Sumber air minum yang layak meliputi air minum perpipaan dan air minum non-
perpipaan terlindung yang berasal dari sumber air berkualitas dan berjarak sama dengan
atau lebih dari 10 meter dari tempat pembuangan kotoran dan/atau terlindung dari
kontaminasi lainnya. Sumber air minum layak meliputi air leding, keran umum, sumur bor
atau pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung, serta air hujan;
4. Sumber air minum tak layak didefinisikan sebagai sumber air di mana jarak antara
sumber air dan tempat pembuangan kotoran kurang dari 10 meter dan/atau tidak
terlindung dari kontaminasi lainnya. Sumber tersebut antara lain mencakup sumur galian
yang tak terlindung, mata air tak terlindung, air yang diangkut dengan tangki/drum kecil,
dan air permukaan dari sungai, danau, kolam, dan saluran irigasi/drainase;
5. Fasilitas sanitasi yang layak didefinisikan sebagai sarana yang aman, higienis, dan
nyaman, yang dapat menjauhkan pengguna dan lingkungan di sekitarnya dari kontak
dengan kotoran manusia.
6. Fasilitas sanitasi yang layak mencakup kloset dengan leher angsa, toilet guyur (flush
toilet) yang terhubung dengan sistem pipa saluran pembuangan atau tangki septik/SPAL.
7. Fasilitas sanitasi yang tidak layak antara lain meliputi toilet yang mengalir ke selokan,
saluran terbuka, sungai, atau lapangan terbuka, jamban cemplung tanpa segel slab,
wadah ember, dan toilet gantung;
8. Pendekatan berbasis masyarakat adalah pendekatan yang menempatkan masyarakat
sebagai pelaku utama dan penentu dalam penyelenggaraan pelayanan, melalui proses
pemberdayaan dan partisipasi aktif masyarakat;
9. Pendekatan berbasis lembaga adalah pendekatan penyelenggaraan pelayanan melalui
dinas, badan, perusahaan daerah, dan lembaga swasta;
10. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat dengan SPM adalah ketentuan
tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga secara minimal;
11. Indikator SPM bidang air minum adalah tersedianya akses air minum yang aman melalui
Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari;
12. Indikator SPM bidang sanitasi adalah tersedianya sistem air limbah setempat yang
memadai dengan target SPM 60%, dan tersedianya sistem air limbah skala
komunitas/kawasan/kota dengan target SPM 5%;
13. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang dicapai sehubungan dengan
penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur;
14. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk
masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan
tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan;
15. Isu strategis adalah permasalahan utama dan tantangan utama yang dinilai paling
prioritas untuk ditangani selama periode perencanaan karena dampaknya yang signifikan
bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka
menengah dan/atau panjang, dan menentukan tujuan pembangunan;

44
16. Arah kebijakan adalah pedoman tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan;
17. Strategi adalah langkah-langkah mendasar/jitu berisikan program-program indikatif untuk
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan;
18. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah
untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah;
19. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa SKPD
sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program, dan terdiri dari
sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya
manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari
beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa;
20. Koordinasi adalah kegiatan yang meliputi pengaturan hubungan kerjasama dari
beberapa instansi/pejabat yang mempunyai tugas dan wewenang yang saling
berhubungan dengan tujuan untuk menghindarkan kesimpangsiuran dan duplikasi;
21. Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana
pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul
dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin;
22. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran
(output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar;
23. AMPL adalah singkatan dari air minum dan penyehatan lingkungan;
24. APBD adalah singkatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
25. Pamsimas adalah singkatan dari Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis
Masyarakat;
26. SKPD adalah singkatan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah.

BAB II
PERAN, FUNGSI, DAN KEDUDUKAN RAD AMPL KABUPATEN ....... 2017-2021

Pasal 2

RAD AMPL Kabupaten ....... 2017-2021 berperan sebagai instrument sinkronisasi program-
program pelayanan air minum dan sanitasi dari berbagai sumber pembiayaan selama 2017
sampai dengan 2021 dalam rangka pemenuhan layanan dasar air minum dan sanitasi
sesuai target nasional Universal Access Tahun 2019.

45
Pasal 3

RAD AMPL Kabupaten ....... 2017-2021 berfungsi sebagai:


1. Instrumen pengembangan kapasitas pelayanan air minum dan sanitasi yang
menerapkan pendekatan berbasis masyarakat dan pendekatan kelembagaan;
2. Instrumen operasional kebijakan pengembangan pelayanan air minum dan sanitasi
jangka menengah daerah (5 tahun);
3. Acuan penetapan target tambahan akses air minum dan sanitasi untuk setiap tahun
yang dilengkapi dengan indikasi target jumlah desa lokasi pengembangan SPAM dan
sanitasi (baik melalui pembangunan baru, perluasan, maupun peningkatan kinerja).
4. Instrumen untuk membantu memastikan meningkatnya anggaran APBD pada bidang
AMPL melalui integrasi RAD AMPL ke dalam RKPD dan APBD;

Pasal 4

RAD AMPL Kabupaten ....... 2017-2021 disusun berdasarkan RPJMD Kabupaten ........... dan
menjadi dokumen yang harus digunakan dalam penyusunan RKPD, Renja SKPD, dan APBD
Kabupaten ............... sampai dengan 2021.

BAB III
PELAKSANAAN RAD AMPL KABUPATEN ....... 2017-2021

Pasal 5

Pelaksanaan RAD AMPL Kabupaten ....... 2017-2021 adalah melalui RKPD, Renja SKPD,
APBD Kabupaten ......., serta dapat melalui integrasi RAD AMPL Kabupaten ....... ke dalam
program/kegiatan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat, dunia usaha, dan masyarakat.

Pasal 6

Dalam hal pelaksanaan RAD AMPL Kabupaten ....... 2017-2021 dengan dana di luar APBD
Kabupaten ....... maka pelaksanaan program/kegiatan tersebut dikoordinasikan oleh
Bappeda dan SKPD teknis terkait.

Pasal 7

Pendanaan pelaksanaan RAD AMPL Kabupaten ............. 2017-2021 terbuka bagi sumber-
sumber pendanaan diluar APBD dan APBN, dengan tetap berpedoman pada mekanisme
yang disepakati antara Pemerintah Daerah Kabupaten ............... dengan pihak penyandang
dana.

46
Pasal 8

1. Pelaksanaan RAD AMPL Kabupaten ....... 2017-2021 tetap harus memperhatikan hasil
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tahun sebelumnya.
2. Dalam hal pelaksanaan RAD AMPL terjadi perubahan capaian sasaran tahunan tetapi
tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir 2019, maka perubahan sasaran dimuat
dalam RKPD dan Renja SKPD berdasarkan laporan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan RAD AMPL.

BAB IV
PEMANTAUAN DAN EVALUASI RAD AMPL KABUPATEN ....... 2017-2021

Pasal 9

1. Pemantauan pelaksanakan RAD AMPL dilakukan minimal 2 kali dalam setahun;


2. Evaluasi pelaksanaan RAD AMPL dilakukan pada setiap akhir tahun pelaksanaan;
3. Hasil pemantauan dan evaluasi RAD AMPL menjadi bahan penyusunan kebijakan AMPL
tahun berikutnya dan merupakan informasi publik;
4. Kepala SKPD kabupaten melakukan pemantauan dan evaluasi program/kegiatan RAD
AMPL yang menjadi tanggung jawab SKPD masing-masing;
5. Dalam hal hasil pemantauan dan evaluasi menunjukkan adanya ketidaksesuaian/
penyimpangan hasil, kepala SKPD melakukan tindakan perbaikan/penyempurnaan;
6. Kepala SKPD menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi kepada Kepala Bappeda;
7. Masyarakat berhak menyampaikan pendapat dan masukan kepada Pemerintah Daerah
melalui Tim RAD AMPL atau media lain yang disediakan Pemerintah Daerah atas kinerja
pelayanan air minum dan sanitasi daerah;
8. Masyarakat berhak memperoleh informasi tentang hasil tindak lanjut pendapat dan
masukannya tersebut;
9. Kepala Bappeda Kabupaten melakukan evaluasi terhadap laporan hasil pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan RAD AMPL;
10. Dalam hal evaluasi menunjukkan adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala
Bappeda menyampaikan rekomendasi dan langkah- langkah penyempurnaan untuk
ditindaklanjuti oleh Kepala SKPD;
11. Kepala SKPD menyampaikan hasil tindak lanjut perbaikan/penyempurnaan kepada
Kepala Bappeda;
12. Kepala Bappeda melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kepada Bupati.

47
BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10

Dokumen RAD AMPL Kabupaten 2017-2021 sebagaimana lampiran I merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 11

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di
pada tanggal . 20..

BUPATI ...,

ttd

48
LAMPIRAN 5

MATRIKS RAD AMPL KABUPATEN .. TAHUN 2017 2021

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kondisi SKPD
Kode Program/ Indikator Sumber
Sasaran Kinerja 2017 2018 2019 2020 2021 Kinerja Penanggung
Program/Kegiatan Kegiatan Kinerja Pembiayaan
Awal Akhir Jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Matriks mengacu pada Tabel Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan dalam RPJMD, Permendagri No 54 Tahun 2010

Bupati ..................

...........................................

49
LAMPIRAN 6
FORMULIR PEMANTAUAN PELAKSANAAN RAD AMPL
Tahun : ........ (diisikan dengan tahun pelaksanaan yang dipantau)
Rencana sesuai RAD Pelaksanaan
Indikator
Kode Target Alokasi SKPD/ Target SKPD/
No Judul Kegiatan Output Anggaran dan
Kegiatan Output Anggaran dan Lembaga Status Output Lembaga
Outcome Sumber
Outcome Sumber Pelaksana Outcome Pelaksana
1 1.22.xx.15.xx Pendataan Jumlah BPSPAM 40 Rp 120 BPMD Dilaksanakan 30 Rp 90 juta/ BPMD
kinerja dan terlatih 32 juta/APBD 24 APBD Kab
kompetensi Rasio SPAM desa yang
BPSPAMS sesuai standard teknis
2

Kesimpulan:
a) Jumlah kegiatan yang dilaksanakan sesuai jadwal ..... atau ....% dari total jumlah kegiatan RAD AMPL tahun ......
b) Jumlah kegiatan yang ditunda pelaksanaannya ..... atau ....% dari total jumlah kegiatan RAD AMPL tahun ......
c) Jumlah kegiatan yang tidak dilaksanakan ..... atau ....% dari total jumlah kegiatan RAD AMPL tahun ......
d) Jumlah kegiatan yang dimajukan jadwal pelaksanaannya ..... atau ....% dari total jumlah kegiatan RAD AMPL yang direalisasikan pada tahun ......
e) Alokasi anggaran pelaksanaan bersumber APBD mencapai .....% dari alokasi yang direncanakan dalam RAD AMPL, meningkat/sama/menurun*) dari %
pada tahun sebelumnya
*) coret yang tidak perlu
Kab.............., ...........20....

Kepala Bappeda
Kabupaten.............................

...........................................

50
LAMPIRAN 7
FORMULIR PEMANTAUAN HASIL PELAKSANAAN RAD AMPL

SKPD/Lembaga : ........
Tahun : ........ (diisikan dengan tahun pelaksanaan yang dipantau)
Periode pelaporan : ........

Kinerja Anggaran
Indikator Kinerja Tingkat
No Kode Kegiatan Judul Kegiatan Sisa
(Output) Target Realisasi Capaian Anggaran Realisasi % Prog-nosis
Anggaran
Kinerja (%)
1 1.22.xx.15.xx Pendataan Jumlah 30 15 50% Rp 90 juta Rp 45 juta Rp 45 juta 50% Rp 45 juta
kinerja dan BPSPAM terlatih
kompetensi
BPSPAMS
2
dst

Laporan SKPD: pengukuran kinerja untuk bahan penyusunan LAKIP Laporan SKPD: realisasi anggaran per semester

Kab.............., ...........20....

Kepala SKPD/Lembaga
Kabupaten.............................

...........................................

51
LAMPIRAN 8
FORMULIR PEMANTAUAN HASIL PELAKSANAAN RAD AMPL KABUPATEN.....

Tahun : ........ (diisikan dengan tahun pelaksanaan yang dipantau)


Periode pelaporan : ..............................
Kinerja Anggaran
Kode Indikator Kinerja Tingkat
No Judul Kegiatan Sisa
Kegiatan (Output) Target Realisasi Capaian Anggaran Realisasi % Prog-nosis
Anggaran
Kinerja (%)
1 1.22.xx.15.xx Pendataan kinerja dan Jumlah BPSPAM 30 15 50% Rp 90 juta Rp 45 juta Rp 45 juta 50% Rp 45 juta
kompetensi BPSPAMS terlatih
2
dst

Kesimpulan:
a) Rata-rata realisasi output (%):
b) Tambahan akses terhadap air minum .......... sehingga cakupan penduduk dengan akses thd air minum menjadi ..........%
c) Tambahan akses terhadap sanitasi layak .......... sehingga cakupan penduduk dengan akses thd sanitasi menjadi ..........%
d) Jumlah BPSPAMS yang telah memelihara pelayanan air minum sesuai standar .......... Atau ........% dari seluruh BPSPAMS
e) Jumlah BPSPAMS yang telah mengembangkan jangkauan/kualitas pelayanan .......... Atau ........% dari seluruh BPSPAMS
f) Jumlah desa yang telah 100% akses air minum .......... Atau ........% dari seluruh desa
g) Jumlah desa yang telah 100% akses sanitasi .......... Atau ........% dari seluruh desa

Laporan SKPD: pengukuran kinerja untuk bahan penyusunan LAKIP Laporan SKPD: realisasi anggaran per semester

Kab.............., ...........20....
Kepala Bappeda
Kabupaten.............................

...........................................

52
LAMPIRAN 9
FORMULIR EVALUASI HASIL RAD AMPL

Data
Target
Sasaran Program/ Indika- Capaian Target RAD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
Capaian Akhir
No AMPL tor pd Awal SKPD
Kegiatan Kinerja Tahun
2019 Perenca-
Perencanaan
naan 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)
K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp

Rata-rata capaian kinerja (%)


Predikat kinerja
Faktor pendorong pencapaian kinerja:
Faktor penghambat:
Usulan tindak lanjut pada RKPD berikutnya:

Catatan: K = kinerja; Rp = Anggaran


Format disusun sesuai format evaluasi Hasil RPJMD dalam Permendagri N0 54/2010

......................., tanggal ................... Mengetahui Menyetujui


Tim RAD AMPL ......................, tanggal ................... ......................, tanggal ...................
KAB/KOTA .................................... Kepala Bappeda Bupati/Walikota
Bupati/Walikota KAB/KOTA ....................................

( ) ( ) ( )

53
Petunjuk Pengisian:
1. Kolom (1) diisi dengan nomor urutan pengisian
2. Kolom (2) diisi dengan sasaran AMPL 2019 sebagaimana tercantum dalam Tabel Tujuan dan Sasaran Pembangunan AMPL Kabupaten sd 2021
3. Kolom (3) diisi dengan program yang dilaksanakan untuk setiap sasaran. Setiap program diikuti dengan kegiatannya
4. Kolom (4) diisi dengan indikator outcome program untuk baris program dan indikator output kegiatan untuk baris kegiatan
5. Kolom (5) diisi dengan data outcome program untuk baris program dan data output kegiatan untuk baris kegiatan sesuai data tahun terakhir yang
digunakan pada penyusunan RAD AMPL
6. Kolom (6) K diisi dengan target outcome program untuk baris program dan target output kegiatan untuk baris kegiatan sampai dengan 2019
Kolom (6) Rp diisi dengan perkiraan anggaran program untuk baris program dan perkiraan anggaran kegiatan untuk baris kegiatan sampai
dengan 2019
7. Kolom (7) K diisi dengan target outcome program untuk baris program dan target output kegiatan untuk baris kegiatan pada tahun 2017
Kolom (7) Rp diisi dengan perkiraan anggaran program untuk baris program dan perkiraan anggaran kegiatan untuk baris kegiatan pada tahun
2017
8. Kolom (8) sampai dengan kolom (11) diisi dengan cara yang sama dengan kolom (7)
Total target kinerja pada Kolom (7) sd Kolom (11) harus sama dengan target kinerja pada Kolom (6), demikian juga dengan target anggaran.
Penulisan target kinerja pada Kolom (7) sd Kolom (11) dapat berupa target kumulatif dimana target pada tahun terakhir harus sama dengan target
pada kolom (6), demikian juga dengan target anggaran. Jika penulisan target kinerja pada Kolom (7) sd (11) dilakukan secara kumulatif, maka
penghitungan realisasi capaian pada Kolom (12) sd (16) juga harus secara kumulatif.
9. Kolom (12) K diisi dengan realisasi outcome program untuk baris program dan realisasi output kegiatan untuk baris kegiatan pada tahun 2017
Kolom (12) Rp diisi dengan realisasi anggaran program untuk baris program dan realisasi anggaran kegiatan untuk baris kegiatan pada tahun
2017
10. Kolom (13) sampai dengan kolom (16) diisi dengan cara yang sama dengan kolom (12)
11. Kolom (17) K diisi dengan rasio (perbandingan) antara Kolom (12) K dengan Kolom (7) K, dinyatakan dalam persentase
Kolom (17) Rp diisi dengan rasio (perbandingan) antara Kolom (12) Rp dengan Kolom (7) Rp, dinyatakan dalam persentase

54
12. Kolom (18) sampai dengan kolom (21) diisi dengan cara yang sama dengan kolom (17)
13. Kolom (22) diisi dengan SKPD pelaksana/penanggung jawab kegiatan
14. Baris Rata-rata capaian kinerja diisikan dengan rata-rata rasio capaian seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada tahun yang dievaluasi
15. Baris Predikat kinerja diisikan dengan predikat yang disepakati oleh daerah, misalnya sangat rendah jika rata-rata rasio kurang dari 30%,
rendah jika rata-rata rasio antara 30%-60%, cukup jika rata-rata rasio antara 60%-80%, dan tinggi jika rata-rata rasio lebih dari 80%.
16. Baris Faktor pendorong pencapaian kinerja diisikan dengan faktor-faktor yang dinilai perlu dipertahankan agar kinerja dapat
dipertahankan/ditingkatkan
17. Baris Faktor penghambat diisikan dengan faktor-faktor yang dinilai harus diatasi/diminimalisir pada tahun pelaksanaan berikutnya
18. Baris Usulan tindak lanjut pada RKPD berikutnya diisikan dengan rekomendasi tindak lanjut dalam bentuk kebijakan, prosedur pelaksanaan,
program, kegiatan, atau penambahan/pengurangan anggaran program/kegiatan pada RKPD berikutnya

55

Anda mungkin juga menyukai