Anda di halaman 1dari 6

4

BAB 2
TINJAUAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas teori mengenai Code Blue.

2.1. Definisi Code Blue


Code Blue is a term used over the address system to call for assistance for
patient in full orimpending cardiopulmonary arrest.1
The term Code Blue is used to indicate that a patient has an immediate need
for resuscitation in order to prevent an arrest and call Code Blue Team through
telephone.2
Jadi dapat disimpulkan oleh penulis code blue yaitu istilah kode biru yang
digunakan di Rumah Sakit untuk memberi pertolongan dengan segera pada pasien
yang membutuhkan resusitasi segera untuk mencegah terjadinya henti jantung dan
henti napas dengan memanggil atau menelpon tim code blue.

2.2. Organisasi Team Code Blue dan Tanggung Jawab Code Blue
Tim code blue merupakan tim yang selalu siap setiap saat.3
1. Tim code blue respon primer, merupakan tim yang beranggotakan tenaga
medis yang menguasai Basic Life Support (BLS), yang terdiri dari 3
sampai 4 anggota :
a. 1 koordinator team
b. 1 petugas medis
c. 1 atau 2 perawat
2. Tim code blue primer, merupakan tim yang beranggotakan tenaga medis
menguasai BLS yang terdiri 3 sampai 4 orang4
a. 1 petugas medis
b. 1 asisten petugas medis dan 1 atau 2 perawat
c. 1 koordinator team, yang berfungsi untuk bertanggung jawab
menyerahkan kode biru atau code blue
1
Ghada Saeed AL-Ghamdi, Magda Aly Essawy, and Dr. Mohammad Al-Qahtani dalam http://www.jofamericanscience.org
: 2014

2
Theoni Zougou dalam crisis.med.uoa.gr/elibrary/8.pdf : 2012
3
Ayari Persada dalam http://rsud.serangkab.go.id : 2015
4
dr. MD Saed Bin Mian, dr.Mohd Amin dalam hsajb.moh.gov.my : 2012
5

3. Tim code blue sekunder, wajib untuk setiap anggota yang dilatih BLS.
a. Koordinator team
b. 1 petugas medis
c. Supir

Setiap anggota code blue akan memiliki tanggung jawab yang ditunjuk
seperti pemimpin tim, memanage jalan napas, kompresi dada, memasang infus,
persiapan obat dan defibrilasi.

4. Tanggung jawab team code blue 5:


a. Ketua team, yaitu dokter dari jurusan anastesi.
1) Menunjuk peran tim anggota dan mengarahkan tindakan.
2) Memntukan tindakan yang tepat sesuai dengan pedoman ACLS
dan memberi perintah pada tim anggota.
3) Menentukan posisi pasien pasien setelah stabil.
4) Minimalkan tenaga medis setelah resusitasi dan pastikan bahwa
keluarga pasien telah diberikan informasi.
5) Memastikan bahwa ada satu anggota yang ditugaskan untuk
mencatat kejadian di lembaran code blue dan mendapat verifikasi
dari pimipinan tim.
6) Melaporkan isi dari lembaran code blue dan menyerahkannya ke
komite code blue.
b. Dokter anastesi, bertugas untuk mengatur jalan napas dan sirkulasi.
c. Perawat, bertugas mengotomatiskan defibrilator dan menyalakan
defibrilator, monitor irama jantung melalui ECG, analisis ritme dan
syok seperti yang disarankan ketua tim code blue, isi lembaran code
blue dan lampirkan pada rekam medis pasien setelah menunjukannya
pada ketua tim.
d. Petugas keamanan, bertugas mengarahkan anggota tim menuju lokasi
yang aman, harus memastikan bahwa lingkungan tersebut aman
sebelum melanjutkan tindakan yang dilakukan, memastikan tidak ada
area atau merasa sesak di tempat tersebut.

5
Sheetal Singh, dkk dalam www.jaypeejournals.com : 2015
6

e. Petugas rumah sakit, bertugas membantu perawat didekat pasien dan


membantu dalam aktivitas lainnya.

2.3. Langkah Persiapan


Peralatan Tim Code Bue6
1. Personal Kit :
a. Defibrilator
b. Stetoskope
c. Tensimeter
d. Senter
2. Emergency Medikal Kit
a. Airway and breathing management support
1) Laringoskop 1 set lengkap
2) Suction 1 buah
3) Ambubag
4) Endotracheal tube (bayi, anak, dewasa)
5) Orofaring tube
b. Circulation support
1) Set infus mikro
2) Set infus makro
3) Needle intrasoseus
4) Venocath
c. Minor surgery set
d. Obat-obatan
1) Lidocain
2) Adrenalin
3) Dopamin
4) Dobutamin
5) Norephinephrin
6) Phenobarbital

6
Samuel Clarke, Easter Carolina, Joseph Barton dalam http://bmjopen.bmj.com
7

2.4. Prinsip-Prinsip Code Blue7


Setelah memastikan keselamatan pasien, keselamatan tenaga medis, dan
lingkungan, pengelolaan pasien yang mengalami kolaps yaitu :
1. Pencegahan cidera lebih lanjut
2. Memeriksa respon terhadap rangsangan verbal dan perabaan
3. Perawatan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi
4. Meminta bantuan
5. Kontrol perdarahan
6. Perlindungan dari lingkungan
7. Pertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal
8. Proteksi syaraf dan kulit dengan perlindungan dari tulang dari benda keras
9. Observasi kondisi pasien terus menerus

7
Richard E Deichman dalam https://www.kobo.com/us/en/ebook/code-blue : 2008
8

2.5. Proses Selama Code Blue8

Ditemukan korban atau pasien dengan cardiopulmonary arrest

- Staff rumah sakit memanggil pertolongan


- Mengaktifkan Local Alert menuju tim code blue
primer

-
Anggota bystander/ penemu pertama terlebih dahulu
melakukan BLS/CPR bila memiliki skill yang cukup
- Lanjutkan BLS/CPR sampai tim code blue datang
- Jika tidak memiliki skill BLS, tunggu pertolongan datang,
By
sementara menunggu, amankan korban dari kerumunan
- Segera hubungi Code Blue rumah sakit untuk mengaktivasi Stander
Hospital Alert

- Setelah mengaktifasi code blue, tim primer yang bertugas


Tim
disekitar tempat kejadian bergegas menuju tempat kejadian
dengan membawa resusitasi kit Code
- Mulai atau lanjutkan BLS/CPR sementara menunggu tim Blue
code blue sekunder/ETD datang Primer

- Setelah tim code blue sekunderr/ETD datang mereka akan


Tim
mengambil alih resusitasi
- BLS dilanjutkan dan lakukan AED Code
- Dokumentasikan semua tindakan yang dilakukan oleh tim Blue
code blue
Sekund
er

- Pindahkan korban ke ETD secepat mungkin setelah stabil untuk


mendapatkan perawatan lebih lanjut
- Jika resusitasi berhasil atau korban meninggal ditempat, korban harus
tetap dipindahkan ke ETD untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut
dan mengkonfirmasi kematian.

8
Ouseph, Mohidin, Tabsh, Al-Hebshi dalam http://www.hrpub.org
9

2.6. Contoh Kasus


Kasus Semu :
Ayah dari seorang pasien yang pernah rawat inap di rumah sakit,
mengantarkan anaknya untuk kontrol atau general check up. Di dapatkan hasil
pemeriksaan dan didiagnosa bahwa anaknya mengalami sakit kanker otak.
Mengetahui hal tersebut, ayah dari anak itu mengalami muka pucat, gemetaran,
diam dan memegangi dada bagian kiri dan langsung pingsan. Diagnosa medis
ayah dari anak tersebut mengalami Cardiac Arrest.
Penanganan :
Setelah ditemukan pasien dengan kondisi tiba-tiba tidak sadar maka yang
harus dilakukan adalah :
1. Tenaga medis memanggil pertolongan
2. Mengaktifasi local alert menuju tim code blue primer
3. Amankan korban dari tempat yang bahaya atau dari kerumunan. Penemu
pasien terlebih dulu melakukan BLS (Basic Life Support) yaitu look,
listen, feelsetelah itu melakukan RJP apabila tidak ditemukan nadi dan
napas
4. Hubungi code blue rumah sakit
5. Setelah aktifasi code blue, tim code blue primer datang menuju tempat
kejadian dengan membawa resusitasi kit
6. Lanjutkan untuk melakukan BLS pada pasien hingga tim code blue
sekunder datang
7. Setelah tim code blue sekunder datang maka resusitasi akan diambil alih
oleh tim sekunder
8. BLS dialanjutkan dan dilakukan AED
9. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan oleh code blue
10. Pindahkan pasien dengan cepat setelah kondisinya stabil untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut. Jika pasien resusitasinya berhasil
maupun meninggal tetap pindahkan pasien di lokasi yang aman untuk
dapat perawatan lebih lanjut atau konfirmasi kematian.

Anda mungkin juga menyukai