Praktikan :
Kelompok VIII
Yuliana Nur Amanah 161411061
Yurike Dwiayu Rahmaningsih 161411062
Yuzvan Fauzi Darmawan D. 161411063
Zayyin Kamil Biliman 161411064
Kelas IB - TK
I. Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari dan memahami pembuatan tawas dari aluminium foil.
2. Mempelajari reaksi proses yang terjadi.
3. Menghitung yield atau perolehan produk tawas dan menganalisa dengan
menentukan titik leleh tawas.
Tawas adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat
isomorf. Tawas ini dikenal dengan nama KAl(SO4)2.12 H2O yang dikenal banyak
sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai koagulan
tawas atau dapat juga disebut alum sulfat sangat efektif untuk mengendapkan
partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi.
Gambar 1. Tawas
Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari molekul air
dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al 2(SO4)3. Alum kalium merupakan
senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau
kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan
didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam.
2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O (l) 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)
Dengan penambahan asam sulfat endapan putih semakin banyak dan jika
asam sulfat berlebihan endapan akan larut membentuk kation K+, Al3+, dan SO42,
jika didiamkan akan terbentuk kristal dari tawas kalium aluminium sulfat. Secara
singkat reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut:
Alum kalium sangat larut dalam air panas, sehingga ketika setelah
penambahan H2SO4 yang membentuk endapan dan kemudian dipanaskan,
pemanasan sebaiknya dilakukan pada suhu 60-80oC untuk menguapkan airnya
dan suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 80oC karena tawas akan larut dalam
air mendidih. Ketika kristal alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara
kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Pada proses
penguapan selama 10 menit dan didinginkan akan terbentuk kristal dari
KAl(SO4)2.12 H2O.
Reaksi keseluruhan :
B. Aluminium
Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor
atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah . Aluminium bukan
merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar
8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam
penggunaan aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan
hidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan
aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik , dan kembang api.
C. Koagulasi (Flokulasi)
Secara tradisional untuk koagulasi air banyak dipakai seperti biji kelor
(Moringa Oleifera), karat besi, tanah gambut dan sebagainya. Biji kelor dipilih
yang sudah tua dan kering di pohon (kadar air 10%). Menurut
penelitian/pengalaman Pusat Litbang Pemukiman Departemen Pekerjaan Umum
bahwa 6 biji kelor kering yang sudah digerus cukup sebagai koagulan dan
desinfektan 1 liter air. Biji kelor sebagai desinfektan juga karena mengandung
senyawa myrosin, emulsin, asam gliserid, asam palmitat, asam stearat, asam oleat,
lemak, minyak dan senyawa yang bersifat bakteriosidis.
B. Stoikiometri Reaksi
3,00 g
mol Al = = 0,1111 mol
27 g/mol
10 g
mol KOH = = 0,1786 mol
56 g/mol
V. Prosedur Kerja :
A. Pembuatan Larutan KOH
Panaskan larutan KOH yang sudah dibuat pada suhu 60-70 diatas
hotplate, masukan magnet stirer kedalamnya (dikerjakan di lemari asam).
Filtrat dibuang.
Proses penyaringan.
Hitung % Yield.
VI. Data Pengamatan :
A. Data Reaktan dan Produk
No Komponen Satuan Jumlah
1 Berat KOH gram 10
2 Berat Aluminium gram 3,00
3 Volume H2SO4 mL 31,5
4 Volume Aquadest mL 10
5 Volume Alkohol mL 10
6 Berat Kertas Saring gram 1,09
7 Berat Tawas + Kertas Saring gram 42,90
8 Berat Tawas gram 41,81
B. Data Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan
1 Logam Aluminium Berwarna perak.
2 Larutan KOH Larutan tidak berwarna.
3 Melarutkan Alumunium Timbul gas ketika logam Al dimasukan
dalam KOH ke dalam larutan KOH panas.
Menghasilkan larutan keruh berwarna
hitam serta berbuih. Setelah pemanasan
dihentikan, warna larutan memudar
dan terbentuk endapan hitam
(aluminium yang tidak larut atau
pengotor).
4 Penyaringan I Pengotor yang ada tersaring, filtrat
menjadi tidak berwarna.
5 Aluminat + H2SO4 Timbul endapan putih sejak tetesan
pertama, dan semakin bertambah
banyak dengan penambahan H2SO4.
Mencapai pH 1 pada penambahan
H2SO4 sebanyak 31,5 mL pada proses
ini terjadi perubahan suhu larutan
mejadi lebih tinggi.
6 Penyaringan II Endapan putih tersaring. Berbentuk
bubuk berwarna putih.
7 Pendinginan Endapan menjadi kering dan berbentuk
bubuk halus.
8 Membilas Tawas dengan Dibilas oleh 10 mL Aquadest dan 10
Alkohol dan Aquadest mL alcohol.
9 Menimbang Didapat berat tawas sebesar 41,81 g.
10 Uji Titik Leleh Titik leleh tawas hasil percobaan
adalah pada suhu 93,5 C.
B. Asam Sulfat
Keadaan Fisik : Cairan
Bau : berbau, memiliki bau tersedak ketika panas.
Rasa : rasa asam Ditandai. (Strong.)
Berat Molekul : 98,08 g / mol
Warna : Tak berwarna.
pH (1% soln / air) : Asam.
Titik Didih : 270 C (518 F)
Melting Point : -35 C (-31 F)
Spesifik Gravity : 1,84 (Air = 1)
Densitas Uap : 3.4 (Air = 1)
Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin, etil alcohol
Penaganan :
Kontak Mata
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air
dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air
sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang
terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg
sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci
sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum
digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera.
Inhalasi
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera
perhatian medis.
Serius Terhirup
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian
yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit
bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan
dari mulut ke mulut.
C. Logam Alumunium
Rumus Kimia : Al
Massa Relatif : 26.98 g/mol
Kelarutan : Larut dalam larutan alkali, asam sulfat, asam
klorida, dan tak larut dalam air
Wujud : Padat
Warna : Putih - Silver
Bau : Tak Berbau
Bahaya :
Penanganan :
D. Tawas
Rumus Kimia : KAl(SO4)2.12H2O
Massa Relatif : 474.38 g/mol
Titik Leleh : 92.5oC
Kelarutan : Sebagian larut dalam air dingin
SG : 1.757 (Air = 1)
Wujud : Padat
Warna : Putih
Rasa : Tak berasa
Bau : Tak Berbau
Bahaya :
Kulit : dapat menyebabkan iritasi sebagian pada kulit yang terkelupas.
Mata : dapat menyebabkan iritasi dalam bentuk bentuk butiran tawas.
Terhirup : dapat menyebabkan iritasi.
Penanganan :
Kulit : Bilas kulit dengan air mengalir, tutupi kulit yang teriritasi, leaskan
pakaian yang terkontaminasi dan cuci sebelum digunakan kembali dan
apabila dampak yang didapatkan cukup serius segera dapatkan
penanganan medis. Untuk contak kulit yang serius cucilah dengan sabun
desinfektan dan tutuplah kulit yang terkontaminasi dengan penutup
dengan krim anti bakteri.
Mata : Lepaskan lensa kontak dan bilaslah mata dengan air mengalir
sekurang kurangnya 15 menit, air dingin dapat digunaan. Dapatkan
penanganan medis.
Terhirup : hiruplah udara segar, jika tak bernafas berikanlah nafas buatan,
jika sulit bernafas berikanlah oksigen, jika dampak cukup parah segera
dapatkan penanganan medis.
E. Alkohol
Bentuk : Cair dan tidak berwarna
Tekanan Uap : 59,3 mmHg @ 20oC
Viskositas : 1200 cP @ 20oC
Titik Nyala : 16,6 o C
Bahaya :
Mata : Gangguan mata, kerusakan mata pada kornea mata.
Kulit : Gangguan kulit, sianosis pada ekstremitas.
Tertelan : Mual, muntah, diare.
Inhalasi : Gangguan saluran pernafasan, pusing dan sesak napas.
Penanganan :
Penanganan
Jangan sampai terkena mata, kulit, atau pakaian. Cuci bersih
setelah penanganan. Pencampuran dengan air, asam atau bahan yang
tidak kompatibel dapat menyebabkan tumpah dan pelepasan panas
Penyimpanan
Simpan sesuai dengan semua peraturan dan standar yang berlaku. Jaga
agar wadah rapat, tertutup dan diberi label dengan benar. Jangan simpan
dalam wadah aluminium atau alat yang menggunakan perlengkapn
alumunium. Karena gas hidrigen mudah terbakar maka, jauhkan dari zat-
zat yang tidak kompatibel
Tumpahan dan Kebocoran
Pakailah pelindung peralatan pribadi sesuai yang direkomendasikan.
Alat Pelindung Diri
Ruangan harus ada ventilasi, memakai kaca mata kimia, kran pencuci
mata, jas lab, sarung tangan, sepatu boot karet, sarung tangan.
IX. Pembahasan :
A. Yuliana Nur Amanah
Pada praktikum kali ini, dilakukan pembuatan tawas aluminium dari limbah
aluminium foil. Tawas adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal
dan bersifat isomorph, dikenal sebagai koagulan di dalam pengolahan air maupun
limbah.
Aluminium foil yang akan digunakan, harus dipotong-potong menjadi
bagian yang kecil, hal ini dilakukan untuk mempercepat reaksi yang terjadi.
Karena semakin halus zat yang direaksikan maka akan semakin luas permukaan
yang kontak dengan reagen sehingga mempercepat reaksi yang terjadi.
Aluminium direaksikan dengan KOH dan akan membentuk endapan putih
Al(OH)3, tetapi karena Aluminium bersifat amfoter, pada penambahan KOH
berlebih Al(OH)3 akan larut kembali membentuk [Al(OH)4]- yang merupakan
senyawa kompleks dengan nama aluminat.
Ketika ditambahkan H2SO4 terjadi endapan kembali, hal ini disebabkan oleh
turunnya pH sehingga larutan bersifat asam kembali dan membentuk senyawa
KAl(SO4)2. Senyawa ini adalah tawas, tetapi tawas memiliki hidrat yaitu dua belas
hidrat sehingga memiliki rumus kimia KAl(SO4)2.12H2O. Pada saat penambahan
H2SO4 ini terjadi kenaikan suhu, hal ini disebabkan karena reaksi tersebut
berlangsung secara eksoterm. Penambahan dilakukan hingga pH 1-2, hal ini
dilakukan karena pada pH tersebut terjadi pengendapan kation. Setelah
penambahan H2SO4 dilakukan pemanasan kembali yang suhunya tidak boleh
melebihi 80 C, karena jika suhu melebihi 80 C kation pembentuk tawas
dikhawatirkan akan menguap.
Tawas yang berkualitas baik memiliki ciri-ciri berbentuk bongkahan kristal
dan tidak berwarna. Namun dari hasil percobaan yang teelah dilakukan, tawas
yang didapat berbentuk serbuk berwarna putih. Selain itu, berdasarkan
perhitungan secara teoritis hasil tawas yang akan didapat adalah sebanyak 52,6614
g tetapi yang kami dapat hanya 41,81 g. Sehingga % yield yang didapat hanya
sebesar 79,93 %. Hal tersebut dapat disebabkan karena pada pemanasan suhu yang
tercapai melebihi 80 C sehingga ada kation penyusun yang menguap dan
menyebabkan massa tawas yang didapat lebih kecil.
Tetapi hasil pengujian titik leleh tawas hasil percobaan telah mendekati titik
leleh tawas secara teoritis. Titik leleh yang didapat dari tawas hasil percobaan
adalah sebesar 93,5 C, dan menurut teoritis titik leleh tawas terjadi pada suhu 93
C. Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa padatan yang didapat dari hasil
percobaan adalah tawas.
Pada praktikum kali ini kami membuat tawas dari alumunium foil seberat 3
gram, sebagai langkah awal kami membuat larutan KOH (10 gram KOH dalam
150 mL aquades) dan larutan H2SO4 50% sebanyak 50 mL. KOH yang dibuat
kemudian kami panaskan dengan suhu berkisar 60 - 70C , setelah panas kami
masukkan alumunium foil kedalamnya hingga larut. Proses ini dilakukan di ruang
asam karena menghasilkan gas hidrogen yang berbahaya jika dihirup. Larutan
campuran KOH dengan tawas berwarna abu abu gelap. Setelah dipastikan larut,
dilakukan pendinginan serta penyaringan dan diperoleh residu serta filtratnya
(aluminat).
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pembuatan tawas dari limbah
alumunium foil. Sebelumnya alumunium telah dipotong-potong kecil, hal ini agar
seluruh alumunium foil yang dilarutkan dapat bereaksi seluruhnya dan juga dapat
mempercepat reaksi.
Pada penambahan KOH reaksi berjalan cepat dan bersifat eksoterm karena
menghasilkan kalor. Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan
munculnya gelembung- gelembung gas. Gelembung-gelembung gas hilang
setelah semua aluminium bereaksi. Setelah Al larut, dihasilkan larutan berwarna
hitam. Reaksi antar Al dan KOH berlangsung melalui persamaan berikut
2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O (l) 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)
X. Kesimpulan :
Dari praktikum pembuatan tawas aluminium dari limbah aluminium foil,
didapat :
1. Berat Tawas = 41,81 g
2. % Yield = 79,39 %
3. Titik Leleh = 93,5 C