PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya tingkat urbanisasi di perkotaan, menjadikan pemerintah
dituntut untuk meningkatkan pelayanan yang maksimal dalam
penanggulangan kebersihan lingkungan pemukiman. Akibat tuntutan serta
aspek pelayanan yang harus disediakan menjadikan pemerintah harus lebih
serius terhadap masalah persampahan (Rizal, 2011). Permasalahan sampah
saat ini sudah menjadi masalah kebersihan lingkungan dan sosial yang
berpotensi menimbulkan konflik. Hampir semua kota di Indonesia baik kota
besar maupun kota kecil mempunyai masalah yang sama yaitu belum
memiliki sistem penanganan sampah yang baik (Damanhuri, 2010).
Semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula sampah yang
akan dihasilkan. Keadaan ini sudah mengalami perubahan karena masalah
sampah bukan hanya terjadi di kota-kota besar tetapi juga di kota-kota,
kabupaten dan kecamatan. Persoalan sampah ini tidak henti-hentinya untuk
dibahas, karena berhubungan dengan pola hidup serta budaya masyarakat itu
sendiri. Oleh karena itu penanggulangan sampah bukan hanya urusan
pemerintah akan tetapi membutuhkan partisipasi masyarakat secara luas
(Weken, 2015).
Pengelolaan sampah saat ini berdasarkan UU No 18 Tahun 2008 dan
PP No 81 Tahun 2012 yaitu pengurangan dan penanganan sampah.
Pengurangan sampah dimulai dari sumber sampah sampai pada pengelolaan
akhir. Pengurangan sampah diwujudkan dengan keterlibatan aktif masyarakat
maupun pihak pengelola sampah. Pengurangan sampah dilakukan dengan
prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Saat ini proses 3R dianggap yang
paling sesuai dalam mengurangi sampah di kota maupun wilayah karena
mampu mengurangi timbulan sampah sebesar 15-20% (Nurhayati, 2013).
Peningkatan timbulan sampah di Indonesia mencapai 175.000 ton/
hari atau setara 64 juta ton/ tahun. Tantangan terbesar pengelolaan sampah
1
2
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk melakukan analisis tentang
pengelolaan sampah di Indonesia.
C. Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu:
1. Makalah ini diharapakan dapat menunjang untuk pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya tentang pengelolaan sampah.
2. Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuhan bagi penulis
sendiri.
3. Makalah ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi penelitian-
penelitian yang akan datang mengenai pengelolaan sampah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sampah
1. Pengertian Sampah
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah
adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak
terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Undang-Undang Pengelolaan
Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan
seharihari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.
Slamet (2009) berpendapat bahwa sampah adalah sesuatu yang
tidak dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Azwar (1990)
mengatakan yang dimaksud dengan sampah adalah sebagian dari sesuatu
yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang
umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk
kegiatan industri) tetapi bukan biologis karena kotoran manusia (human
waste) tidak termasuk kedalamnya. Manik (2003) mendefinisikan
sampah sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki
dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan manusia.
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah
adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak
terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Undang-Undang Pengelolaan
Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.
2. Jenis-jenis Sampah
a. Sampah berdasarkan zat kimia:
1) Sampah anorganik
4
5
3. Karakteristik Sampah
a. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan
hewan atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri
dari zat-zat yang mudah membusuk, lembab, dan mengandung
sejumlah air bebas.
b. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak
dapat terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat
perdagangan, kantor-kantor, tapi yang tidak termasuk garbage.
c. Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah
terbakar baik dirumah, dikantor, industri.
d. Street Sweeping (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan
dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga
mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan.
6
4. Sumber-Sumber Sampah
a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan
rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti sisa-sisa
makanan baik yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus
baik kertas, plastik, daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas,
bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun
atau taman
b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum
Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-
tempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya.
Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, daun, dan sebagainya.
7
B. Pengelolaan Sampah
Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah padat yang
baik, diantaranya :
1. Pewadahan Sampah
Pewadahan sampah adalah suatu cara penampungan sampah sebelum
dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke TPA. Tujuannya
untuk menghindari agar sampah tidak berserakan sehingga tidak
mengganggu lingkungan. Melakukan pewadahan sampah sesuai dengan
jenis sampah yang telah terpilah, yaitu:
a. Sampah Organik seperti daun-daun, sayuran, kulit buah lunak, sisa
makanan.
b. Sampah Anorganik seperti gelas, plastik, logam dan lainnya. (SNI
19-2454-2002)
2. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah adalah proses pengambilan sampah mulai dari
tempat pewadahan sampah sampai ke tempat pembuangan sementara.
Pola pengumpulan sampah pada dasarnya dikempokkan dalam 2 (dua)
yaitu pola individual dan pola komunal sebagai berikut :
a. Pola Individual
Proses pengumpulan sampah dimulai dari sumber sampah kemudian
diangkut ke tempat pembuangan sementara/ TPS sebelum dibuang
ke TPA
b. Pola Komunal
Pengumpulan sampah dilakukan oleh penghasil sampah ke tempat
penampungan sampah komunal yang telah disediakan/ ke truk
sampah yang menangani titik pengumpulan kemudian diangkut ke
TPA tanpa proses pemindahan (SNI 19-2454-2002).
3. Pemindahan Sampah
Proses pemindahan sampah adalah memindahkan sampah hasil
pengumpulan ke dalam alat pengangkutan untuk dibawa ke tempat
pembuangan akhir. Cara pemindahan sampah dapat dilakukan dengan
9
manual, mekanik, serta gabungan antara manual dan mekanik (SNI 19-
2454-2002).
4. Pengangkutan Sampah
Kegiatan pengangkutan sampah yang telah dikumpulkan di tempat
penampungan sementara atau dari tempat sumber sampah ke tempat
pembuangan akhir. Berhasil tidaknya penanganan sampah juga
tergantung pada sistem pengangkutan yang diterapkan. Pengangkutan
sampah yang ideal adalah dengan truck container tertentu yang
dilengkapi alat pengepres, sehingga sampah dapat dipadatkan 2-4 kali
lipat (Widyatmoko, 2002).
5. Pengolahan
Teknik-teknik pengolahan sampah yaitu:
a. Pengomposan, merupakan pemanfaatan sampah organik menjadi
bahan kompos.
b. Insenerasi, merupakan pembakaran sampah yang dilakukan di
tempat tertutup dengan mesin dan peralatan khusus yang dirancang
untuk pembakaran sampah. Sistem ini memerlukan biaya besar
untuk pembangunan, operasional dan pemeliharaan mesin dan
peralatan lain.
c. Daur ulang, dilakukan pada sampah anorganik. Daur ulang sampah
biasanya dikenal dengan penanganan sampah 3R. Penanganan
sampah 3R adalah konsep penanganan sampah dengan cara reduce
(mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur
ulang sampah).
1) Reduce
Prinsip reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin
melakukan minimalisasi barang yang digunakan.
Menurut Suyoto (2008) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan
dengan program reduce yaitu dengan menghindari pemakaian
dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah
besar, gunakan kembali wadah/ kemasan untuk fungsi yang
10
14
15
sesuai dengan teori bahwa prinsip reuse dilakukan dengan cara memilih
barang-barang yang bisa dipakai kembali dan menghindari pemakaian
barang-barang yang hanya sekali pakai. Recycle dengan membuat kerajinan
dari sedotan & plastik, membuat kertas daur ulang, membuat kompos dari
sampah organik dan juga membuat tas/produk daur ulang dari sampah plastik.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa prinsip recycle dilakukan dengan cara
sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur
ulang.
Pada penelitian Mulasari (2016), permasalahan sampah di Kota
Yogyakarta terkait dengan masalah jangkauan pelayanan, dampak dari
perilaku pembuangan sampah yang tidak baik, dan masalah teknis
pengelolaan sampah di TPA Piyungan. Permasalahan persampahan Kota
Yogyakarta dapat dipandang dari tiga sudut pandang yaitu permasalahan dari
hilir: penimbul sampah (masyarakat), permasalahan dari proses: organisasi
pengelola sampah Kota Yogyakarta (BLH Kota Yogyakarta), dan
permasalahan di hulu : pada pengelola sampah akhir (TPA Piyungan).
Pada bagian hilir, permasalahan yang muncul dari masyarakat
penimbul sampah adalah kurangya kesadaran masyarakat dalam mensikapi
dan mengelola sampah. Masyarakat masih banyak yang membuang sampah
sembarangan di sungai. Bahkan ketika sudah disediakan tempat pembuangan
sampah sememtara (TPSS) di lingkungannya, masyarakat masih tidak tertib
dalam waktu ataupun tempat membuang sampahnya. Konsep 3R (reuse,
replace, recycle) tidak diterapkan dengan baik dan perilaku membuang
sampah sembarangan masih tinggi (Mulasari, 2016).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Mulasari (2016)
dengan judul Analisis Situasi Permasalahan Sampah Kota Yogyakarta dan
Kebijakan Penanggulangannya, konsep 3R yang diterapkan di Kota
Yogyakarta pada bagian hilir belum berjalan dengan baik. Bahkan perilaku
membuang sampah sembarangan masih tinggi. Hal ini disebabkan karena
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengelola sampah dengan
baik dan benar.
18
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan sampah di Yogyakarta sudah berjalan tetapi belum maksimal.
Sebagian besar warga melakukan pengelolaan sampah langsung menuju ke
TPA Piyungan. Namun ada beberapa daerah yang telah melakukan
pengelolaan sampah dengan baik, seperti Kampung Sukunan dan Kota
Yogyakarta. Daerah tersebut sudah melakukan pengolahan sampah dengan
prinsip 3R (reduce, reuse, recycle).
B. Saran
1. Bagi Pemerintah
Diharapkan pemerintah untuk memberikan sosialisasi, edukasi, dan
pelatihan tentang pengelolaan sampah kepada masyarakat agar dapat
melalukan pengelolaan sampah dengan baik dan benar.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah dengan
baik dan benar agar lingkungan menjadi bersih sehingga tidak
menimbulkan dampak yang buruk seperti tempat perkembangbiakan
penyakit.
21
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional (BSN), 2002, Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-
2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta
Damanhuri, E dan Tri Padmi, 2010, Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah, Institut
Teknologi Bandung. Bandung.
22
23