Anda di halaman 1dari 6

14 Maret 2016 UNIVERSITAS HASANUDDIN

Sintesis Senyawa N-(4-O-asetil-p-kumaril)pirolidina Dari


Asam 4-O-asetil-p-kumarat Melalui Reaksi Asetilasi dan Amidasi
Nur Asmi*, Firdaus, Nunuk Hariani Soekamto
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin Makassar, korespondensi*: n.asmi@rocketmail.com

ABSTRAK
Sintesis senyawa N-(4-O-asetil-p-kumaril)pirolidina telah dilakukan melalui
reaksi klorinasi dan amidasi. Reaksi klorinasi dilakukan dengan menggunakan
tionil klorida dalam pelarut benzen pada suhu refluks 79 C selama 4 jam
dilanjutkan dengan amidasi secara in situ menggunakan pirolidin di dalam pelarut
diklorometana pada suhu ruang; deasetilasi dilakukan dengan menggunakan
pereaksi pirolidin di dalam pelarut etil asetat pada suhu ruang selama 4 jam.
Identifikasi produk reaksi dilakukan menggunakan metode KLT, penentuan titik
leleh, dan spektroskopi FT-IR. Rendamen reaksi yang diperoleh adalah 26,26%
dengan titik leleh senyawa sebesar 105-107 oC.
Kata kunci: amidasi, asam 4-O-asetil-p-kumarat, klorinasi, N-(4-O-asetil-p-
kumaril) pirolidina

ABSTRACT
Synthesis of N-(4-O-acetyl-p-coumaril)pyrrolidine from 4-O-acetyl-p-
coumaric acid through chlorination and amidation has been conducted.
Chlorination was undertaken with thionyl cloride in benzen solvent solvent at
reflux temperature 79 oC for 4 hours then proceeded by the in situ amidation using
pyrrolidine within dichloromethane solvent at room temperature. Deacetylation
performed with using pyrrolidine reagent in ethyl acetate at room temperature for 4
hours. Identification of the reaction product is done by using TLC, melting point
determination, and FT-IR spectroscopy. Rendamen reaction obtained was 26,26 %
with a melting point 105-107 C.

Keywords : amidation, 4-O-acetyl-p-coumaric acid, chlorination, N-(4-O-acetyl-p-


coumaril)pyrrolidine

1|Page Asmi, dkk., (2016)


14 Maret 2016 UNIVERSITAS HASANUDDIN

PENDAHULUAN tumor leukemia P-388, diantaranya


Kanker adalah salah satu adalah N-N-dietil-p-kumaramida dan
penyakit penyebab kematian utama N-propil-p-kumaramida. Nilai IC50
di beberapa negara di dunia masing-masing senyawa tersebut
Sudah banyak penelitian yang telah yaitu 23,50 g/mL dan 53,56 g/mL
dilakukan untuk pencegahan secara (Firdaus dkk., 2012). Salah satu
kimia sebagai pendekatan alternatif di senyawa turunan p-kumaramida hasil
dalam pengontrolan, namun belum sintesis dengan bioaktivitas terhadap
memberikan hasil yang maksimal sel tumor leukemia P-388 yang tinggi
(Rocha dkk., 2012). Hal inilah yang (Nilai IC50 = 5,34 g/mL) adalah
menjadikan penelitian mengenai senyawa piperidinil p-kumaramida
penemuan dan pengembangan obat atau disebut juga N-(p-
antikanker baru menjadi prioritas kumaril)piperidina. Senyawa ini
utama di dalam biomedis (Said dkk., disintesis dari asam p-kumarat dan
2013). piperidin sebagai penyedia rantai
Senyawa yang berpotensi alkil menggunakan katalis asam borat
sebagai obat antikanker yang baru dengan rendamen 21,53%
adalah senyawa p-kumaramida yang (Agustiningsih, 2012).
telah berhasil diisiolasi oleh Ilyas Ada beberapa senyawa
(2008) dari kulit akar Kleinhovia turunan p-kumaramida yang
hospita Linn. Hasil uji bioaktivitas berpotensi sebagai antikanker, telah
senyawa tersebut terhadap udang disintesis melalui konversi langsung
Artemia salina memperlihatkan dari asam p-kumarat dengan amina,
aktivitas yang cukup tinggi (LC50 = akan tetapi reaksi tersebut
180,53 g/mL). Berdasarkan hal menghasilkan rendamen yang masih
tersebut, senyawa ini dapat dijadikan relatif rendah. Oleh karena itu, untuk
sebagai kerangka dasar di dalam meningkatkan rendamen reaksi
upaya penemuan dan pengembangan tersebut adalah dengan meningkatkan
obat antikanker yang baru (Firdaus reaktivitas gugus karbonil melalui
dkk., 2009). reaksi konversi gugus karboksilat
Firdaus dkk (2009) telah menjadi halidanya dengan
berhasil mensintesis senyawa p- menggunakan pereaksi tionil klorida.
kumaramida dari asam p-kumarat. Pada penelitian ini telah
Hasil pengujian terhadap sel tumor disintesis senyawa N-(4-O-asetil-p-
leukemia P-388 menunjukkan kumaril)pirolidina dari asam p-
senyawa p-kumaramida memiliki kumarat melalui reaksi klorinasi dan
aktivitas biologis yang menarik, amidasi dengan menggabungkan
dengan IC50 44 g/mL. Menurut metode yang digunakan oleh Helm
Anderson (1990), senyawa memiliki dkk (1992) dengan metode yang
aktivitas antikanker yang kuat jika digunakan oleh Lu dan Ralph (1998)
nilai IC50 20 g/mL. Shinamo dengan sedikit modifikasi.
(1998) juga memberi batasan bahwa
suatu senyawa tidak memperlihatkan
aktivitas biologi jika nilai IC50 di atas METODE PENELITIAN
100 g/mL terhadap beberapa jenis Sintesis 4-O-asetil-p-
sel kanker tertentu. kumaril-klorida. Senyawa asam 4-
Beberapa senyawa turunan p- O-asetil-p-kumarat sebanyak 0,70
kumaramida telah berhasil disintesis gram (3,39 mmol) dimasukkan ke
dan diuji bioaktivitasnya terhadap sel dalam labu alas bulat leher tiga dan
2|Page Asmi, dkk., (2016)
14 Maret 2016 UNIVERSITAS HASANUDDIN

dilarutkan menggunakan 50 mL HASIL DAN PEMBAHASAN


benzena serta ditambahkan 1,23 mL Sintesis senyawa 4-O-asetil-p-
(16,95 mmol) tionil klorida. kumaril-klorida. Sintesis senyawa
Campuran reaksi refluks selama 4 4-O-asetil-p-kumaril-klorida
jam. Setelah refluks, campuran reaksi dilakukan dengan menggunakan
didinginkan pada suhu ruang dan pereaksi tionil klorida dengan pelarut
dievaporasi hingga diperoleh padatan benzena. Proses refluks dioperasikan
berwarna kuning (Helm dkk., 1992). pada suhu 79 oC selama 4 jam (pada
Sintesis N-(4-O-asetil-p-kumaril) kondisi gas N2 awal reaksi selama 5
pirolidina. Senyawa 4-O-asetil-p- menit), dikontrol dengan KLT setiap
kumaril-klorida sebanyak 0,70 gram 2 jam. Gas N2 dilakukan untuk
(3,39 mmol) dan pirolidin sebanyak mengatur kondisi di dalam sistem
0,37 mL (3,73 mmol) dilarutkan reaksi agar atmosfer reaksi terbebas
dalam 50 mL diklorometana dari uap air yang dapat bereaksi
(CH2Cl2), lalu dimasukkan ke dalam dengan tionil klorida.
labu alas bulat leher tiga yang berisi Pada jam ke-2 sampai ke-4
0,07 mL (0,85 mmol) piridin dan 0,40 telah menunjukkan kesamaan
mL (0,29 mmol) trietilamin. kenampakan noda pada kromatogram
Campuran reaksi diaduk selama 4 hasil analisis KLT, sehingga proses
jam (kontrol KLT). Larutan tersebut refluks dapat dihentikan. Campuran
ditambahkan CH2Cl2, dicuci dengan reaksi selanjutnya dievaporasi untuk
HCl 3% kemudian NH4Cl jenuh, memisahkan produk dengan
dikeringkan menggunakan Na2SO4 pelarutnya hingga diperoleh padatan
anhidrat, dievaporasi dan dimurnikan berwarna kuning pucat. Pada tahap
melalui kolom kromatografi gravitasi ini, senyawa target tidak dimurnikan
(Lu dan Ralph, 1998). Selanjutnya dan tidak dikarakterisasi karena
dilakukan kristalisasi dan diuji senyawa tersebut cepat terurai oleh
kemurniannya melalui analisis KLT uap air dari udara membentuk
dengan 3 macam eluen serta uji titik senyawa semula. Padatan hasil reaksi
leleh. Kristal murni yang diperoleh ini digunakan lebih lanjut untuk
dianalisis dengan spektroskopi reaksi konversi senyawa
FT-IR. asam 4-O-asetil-p-kumarat menjadi
senyawa N-(4-O-asetil-p-kumaril)
pirolidina. Mekanisme reaksi yang
diusulkan terlihat pada Gambar 1.
Cl O
O
S

O S O Cl
Cl Cl

O H OH
O O

H3C O H3C O
O

O Cl
O

O H
O
O Cl Cl
SO2 HCl

H3C O
H3C O

Gambar 1. Reaksi pembentukan senyawa 4-O-asetil-p-kumaril-klorida

3|Page Asmi, dkk., (2016)


14 Maret 2016 UNIVERSITAS HASANUDDIN

Sintesis dan karakterisasi senyawa


N-(4-O-asetil-p-kumaril)pirolidina. A
Reaksi konversi senyawa asam 4-O- B C
asetil-p-kumarat menjadi senyawa
N-(4-O-asetil-p-kumaril)pirolidina
dilakukan secara in situ melalui
senyawa 4-O-asetil-p-kumaril-klorida
hasil klorinasi. Padatan hasil klorinasi
tersebut ditambahkan amina pirolidin, Gambar 2. Kromatogram Hasil KKG
piridin, dan trietilamin kemudian
dilarutkan dalam CH2Cl2 Berdasarkan hasil KKG
(diklorometan). Piridin berfungsi (Gambar 2), diperoleh tiga fraksi
untuk menangkap gas HCl sedangkan utama. Fraksi A merupakan gabungan
trietilamin berperan sebagai reagen dari fraksi 1-7, fraksi B gabungan
kopling. Ikatan amida dapat terbentuk dari fraksi 8-10, fraksi C dari fraksi
karena adanya pelarut inert kering 11. Produk reaksi yang dihasilkan
yang merupakan amina tersier, seperti diduga berada pada fraksi A,
trietilamin. Reaksi berlangsung pada disebabkan penampakan nodanya
suhu ruang selama 4 jam dengan lebih dominan dibandingkan fraksi
waktu pengadukan dikontrol melalui lainnya. Dari fraksi A diperoleh
uji KLT setiap 2 jam. Berdasarkan kristal berbentuk jarum berwarna
hasil analisis KLT, terlihat bahwa putih dengan titik leleh 105-107 oC.
terdapat noda yang sangat berbeda Rendamen hasil reaksi tersebut
dengan pereaksi pembatas. Pada jam sebesar 26,26%. Uji kemurnian
ke-4 hasil samping yang bertambah senyawa 3 dilakukan menggunakan
banyak sehingga pengadukan tiga macam sistem eluen yang
dihentikan. berbeda.
Setelah pengadukan Identifikasi senyawa menggu-
dinyatakan berakhir, campuran nakan analisis spektrofotometri FT-
kemudian dicuci dengan larutan HCL IR. Keberhasilan reaksi amidasi
3% (3x20 mL) untuk menarik basa ditandai dengan munculnya serapan
yang berlebih. Kemudian dicuci C-N pada 1309,67cm-1 serta
dengan NH4Cl jenuh (2x20 mL) munculnya frekuensi serapan
untuk menarik asam yang masih karbonil terkonjugasi pada bilangan
tersisa di dalam campuran reaksi. gelombang 1683,86 cm-1. Munculnya
Fasa organik yang telah dipisahkan gugus karbonil (C=O) ester yang
dikeringkan dengan MgSO4 anhidrat ditunjukkan pada pita serapan
untuk mengikat air yang masih berintensitas tajam dan kuat pada
terdapat di dalam campuran reaksi, bilangan gelombang 1761,01 cm-1,
kemudian dievaporasi untuk didukung oleh munculnya serapan
memisahkan campuran dengan pada 1166,93 dan 1226,66 cm-1 yang
pelarutnya. Diperoleh padatan pasta menandakan adanya gugus C-O ester.
berwarna kuning pucat. Padatan ini Rentangan C-H aromatik
kemudian dipisahkan menggunakan ditunjukkan oleh pita serapan pada
kromatografi kolom gravitasi (KKG) bilangan gelombang 3043,67 cm-1
menggunakan eluen etil asetat : yang didukung adanya serapan C=C
kloroform (3:7) untuk mendapatkan aromatik pada 1595,13 dan 1510,26
senyawa murni. cm-1. Sistem aromatik p-disubtitusi
ditunjukkan pada pita serapan 840,96

4|Page Asmi, dkk., (2016)


14 Maret 2016 UNIVERSITAS HASANUDDIN

cm-1. Serapan pada 1651,07 cm-1 didukung serapan pada 1369,46 dan
menunjukkan serapan C=C olefin dan 1444,68 cm-1 menunjukkan gugus
serapan 993,34 yang menandakan metil (-CH3).
adanya konfigurasi trans pada Mekanisme reaksi yang dapat
senyawa tersebut. Gugus C-H alifatik terjadi pada pembentukan senyawa
ditunjukkan oleh pita serapan N-(4-O-asetil-p-kumaril) pirolidina
pada 2972,31 dan 2870,08 cm-1 yang diusulkan seperti pada Gambar

O
Cl
O O
N
O
Cl +
N H 3C O

H3C O

-Cl

O
O

O N O N +
H N
N
H3C O H
H 3C O

O
O
H N
O N
O N

H3C O
H3C O HN

Gambar 3. Reaksi pembentukan senyawa N-(4-O-asetil-p-kumaril)pirolidina

KESIMPULAN disintesis melalui reaksi klorinasi dan


amidasi. Rendamen reaksi yang
Berdasarkan hasil penelitian,
dihasilkan adalah sebesar 26,26%.
senyawa N-(4-O-asetil-p-kumaril)
pirolidina (tl. 105-107 oC) dapat

REFERENSI
1. Agustiningsih, A., 2012, Sintesis Senyawa p-Hidroksisinamil Piperidina dari
Asam p-Hidroksisinamat dan Piperidin dengan Katalis Asam Borat, Skripsi
tidak diterbitkan, Program Sarjana Universitas Hasanuddin, Makassar.

2. Anderson, J.E., Goetz, C, M., McLaughlin, J, L., 1990, A Blind Comparison of


Simple Bench-top Bioassays and Human Tumour Cell Cytotoxicities as
Antitumor Prescreen, J. Phytochemical analysis, 6: 107-111.

5|Page Asmi, dkk., (2016)


14 Maret 2016 UNIVERSITAS HASANUDDIN

3. Firdaus, Soekamto, N.H., dan Karim A., 2009, Sintesis Senyawa


p-hidroksisinamamida dari Asam p-hidroksisinamat Melalui Reaksi
Esterifikasi dan Amonolisis, Indonesia Chemica Acta, 2(2):37-43.

4. Firdaus, Soekamto, N. H., Umar, U.,, Dali, S., Makmun dan Agustiningsih, A.,
2012, Sintesis Derivate Senyawa p-kumaramida dan Uji Bioaktivitasnya
Terhadap Sel Kanker Leukemia P-388, Laporan Penelitian, Universitas
Hasanuddin, Makassar.

5. Helm, R. F., Ralph, J., dan Hatfield, R. D., 1992, Synthesis of Feruloylated
and p-Coumaroylated Methyl Glycosides, Carbohydrate Research, 229: 183-
194.

6. Ilyas, A., 2008, Isolasi dan Idenfikasi Metabolit Sekunder dari Ekstrat
Etilasetat Kulit Akar Tumbuhan Kleinhovia hospita Linn. (Paliasa) dan Uji
Toksitasnya Terhadap Artemia salina Leach, Tesis tidak dipulikasikan,
Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar.

7. Lu, F., dan Ralph, J., 1998, Facile Synthesis of 4-Hydroxycinnamylp-


Coumarates, J. Agric. Food Chem, 46: 29112913.

8. Rocha, L. D., Monteiro, M. C., dan Teodoro, A. J., 2012, Anticancer


Properties of Hydroxycinnamic Acids, Cancer and Clinical Oncology, 1(2):
109-121.

9. Said, M., Badshah, A., Shah, N. A., Khan, H., Murtaza, G., Vabre, B.,
Zargarian, D., dan Khan, M. R., 2013, Antitimor, Antioxidant and
Antimicrobial Studies of Substituted Pyridylguanidines, Molecules, 18: 10378-
10396.

10. Shimano, M., Kamei, N., Shibata, T., Inoguchi, K., Itoh, N., Ikari, T., Senda,
H., 1998. Total Synthesis of the Antifungal Dilactones UK-2A and UK3A: The
Determination of their Relative and Absolute Configurations. Tetrahedron
Lett., 39: 4363-4366.

6|Page Asmi, dkk., (2016)

Anda mungkin juga menyukai