Anda di halaman 1dari 34

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PANITIA

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

RS JEUMPA HOSPITAL
JL.B.A.ceh-Medan KM 220 NO 102,Gp.GeulanggangBaro,Kecamatan Kota
Juang Kab.Bireuen Telp 0644324150
ACEH INDONESIA

i
MEDAN INDONESIA
2015

RUMAH SAKIT JEUMPA HOSPITAL


JL.B.A.ceh-Medan KM 220 NO 102,Gp.GeulanggangBaro,Kecamatan Kota Juang
Kab.Bireuen Telp 0644324150 ACEH INDONESIAMEDAN - INDONESIA
________________________________________________________________

KEPUTUSAN DIREKTUR RS JEUMPA HOSPITAL


NOMOR : / SK / DIR / .. /

TENTANG

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PANITIA


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RS JEUMPA HOSPITAL

DIREKTUR RS JEUMPA HOSPITAL

Menimbang : a. bahwa rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
layanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
b. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan mutu pelayanan kesehatan
yang prima dan professional, khususnya dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi di RS JEUMPA HOSPITAL diperlukan suatu
pedoman;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir a dan b, perlu menetapkan Buku Pedoman Pengorganisasian Panitia
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS JEUMPA HOSPITAL dengan
Keputusan Direktur RS JEUMPA HOSPITAL

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tertanggal 13


Oktober 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tertanggal 28
Oktober 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1996
tertanggal 22 Mei 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1165A
/ MENKES / SK / X / 2004 tertanggal 15 Oktober 2004 tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1045 / Menkes /
PER / XI / 2006 tertanggal 28 Nopember 2006 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
270/MENKES/2007 tentang Pedoman Manajerial PPI di RS dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan lainnya.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 382/Menkes/2007
tentang Pedoman PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya;
ii
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RS JEUMPA HOSPITAL TENTANG
BUKU PEDOMAN PENGORGANISASIAN PANITIA
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RS JEUMPA
HOSPITAL.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di ...........................
Pada Tanggal ...

Direktur RS JEUMPA HOSPITAL

dr. Hulaimi

iii
DAFTAR ISI

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN


PANITIA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ............................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

BAB II GAMBARAN UMUM RS JEUMPA HOSPITAL................................... 3


BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, TUJUAN, MOTO, PERAN DAN NILAI RS
JEUMPA HOSPITAL...............................................................

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RS JEUMPA HOSPITAL................................ 7

BAB V VISI, MISI, FALSAFAH DAN TUJUAN PANITIA PENCEGAHAN


DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT DI RS
JEUMPA HOSPITAL ...................................................
8

BAB VI STRUKTUR ORGANISASI PANITIA PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT DI RS JEUMPA
HOSPITAL............................................................................................
11

BAB VII URAIAN JABATAN ORGANISASI PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) ................................................
14

BAB VIII TATA HUBUNGAN KERJA PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN INFEKSI .................................................
19

BAB IX POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) ......
23

BAB X KEGIATAN ORIENTASI .........................................................


27

BAB XI PERTEMUAN RAPAT.... .........................................................


28

BAB XII PELAPORAN ......................................................................................


29

iv
v
PEDOMAN PENGORGANISASIAN PANITIA
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

BAB I
PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini banyak bermunculan berbagai macam penyakit


infeksi yang bersifat emerging, new emerging maupun re-emerging. Cara
penularan penyakit-penyakit infeksi yang dikategorikan dalam kasus
emerging, new emerging dan re-emerging tersebut telah diketahui namun
apabila pelayanan pada saat perawatan di rumah sakit tidak dilakukan
sesuai standar prosedur operasional akan menyebabkan malapetaka yang
besar. Oleh karena itu, program pencegahan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit yang melibatkan berbagai unsur mulai dari pimpinan sampai
petugas kesehatan itu sendiri menjadi sangat penting.
Seperti kita ketahui rumah sakit harus mampu memberikan
pelayanan yang bermutu akuntabel dan transparan terhadap pasien,
keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit. Berbagai dasar hukum baik
yang bersifat perdata maupun pidana memiliki peran dalam rumah sakit
berkaitan dengan rumah sakit sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan
masyarakat sebagai penerimaan pelayanan kesehatan.
Dan dengan adanya teknis pencegahan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit yang disusun oleh Panitia Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi RS Jeumpa Hospital dapat dijadikan sebagai suatu Pedoman yang
diterapkan secara optimal dilingkungan RS Jeumpa Hospital.
RS Jeumpa Hospital sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran
yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

1
oleh karena itu RS Jeumpa Hospital dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan
dan pengunjung di RS Jeumpa Hospital dihadapkan pada risiko
terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di
RS Jeumpa Hospital, baik karena perawatan atau datang berkunjung ke
RS Jeumpa Hospital.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di RS Jeumpa
Hospital perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan - pelaksanaan - pembinaan -
pendidikan dan pelatihan - monitoring dan evaluasi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi RS Jeumpa Hospital
sangat penting karena menggambarkan mutu pelayanan di RS Jeumpa
Hospital Apalagi akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit infeksi yang
bersifat new emerging, emerging disease dan re-emerging disease.
Wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit infeksi sulit
diperkirakan datangnya, sehingga kewaspadaan melalui surveilans dan
tindakan pencegahan serta pengendaliannya perlu terus ditingkatkan.
Selain itu infeksi yang terjadi di RS Jeumpa Hospital tidak saja dapat
dikendalikan tetapi juga dapat dicegah dengan melakukan langkah-
langkah yang sesuai dengan Standar Prosedur Operasional yang berlaku.
Berdasarkan dokumen yang tersedia, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada serta
kemampuan sumber daya manusia yang ada dilingkungan RS Jeumpa Hospital maka Panitia
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS Jeumpa Hospital mencoba menyusun Buku Pedoman
Pengorganisasian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang dapat diterapkan di RS Jeumpa
Hospital.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM RS X

Menurut Persi (2013) jumlah rumah sakit yang tersebar di 32 (tiga puluh dua) provinsi
wilayah Republik Indonesia sebanyak 1488 rumah sakit. Khusus provinsi Sumatera Utara
terdapat 71 (tujuh puluh satu) rumah sakit. RS X merupakan salah satu rumah sakit yang ada di
provinsi Sumatera Utara.
RS X terletak di Jalan Pelita No. 20 A Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Medan Barat.
Rumah Sakit tersebut berdiri di atas lahan seluas 26,5 x 24,2 m2 .
Sejarah berdirinya RS JEUMPA HOSPITAL pada tanggal 20 MEI 2016 terletak di Jalan
Pelita No.1 Medan. Pada tahun 1967 klinik bersalin tersebut pindah ke Jalan Merbabu disebabkan

3
masa sewa bangunan sudah habis masa berlakunya. Pada tahun 1973 klinik bersalin mulai
mengembangkan diri menjadi Rumah Sakit Umum. Pengembangan rumah sakit senantiasa
dilakukan hal tersebut dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan tidak sebatas pada penyakit
kebidanan dan kandungan akan tetapi juga terdapat pelayanan gawat darurat, praktek dokter
umum, dokter gigi dan dokter spesialis sehingga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
menetapkan RS X sebagai Rumah Sakit Umum Kelas C sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. HK.03.05/ I/ 1014/ 2011 pada tanggal 18 April 2011.
Seiring dengan perkembangan zaman, RS X terus melakukan pembenahan diri dengan
perubahan badan hukum dari Yayasan RS X menjadi PT. C.D pada tahun 2008, dari segi
infrastruktur pengembangannya seperti penambahan gedung di belakang rumah sakit dilakukan
sejak tahun 2009 untuk penempatan penampungan sementara limbah medis padat, gudang
logistik, unit kerja Pemeliharaan Sarana Prasarana dan Peralatan Rumah Sakit (PSP2RS), kantor
manajemen administrasi dan ruang rapat. Ekspansi bangunan juga dilakukan di sebelah kanan
rumah sakit pada tahun 2012 sehingga ada ruang untuk penambahan poliklinik spesialis, ruang
rawat inap khusus untuk anak dan pengadaan High Dependency Unit (HDU) serta penambahan
alat endoskopi yang baru dilaksanakan pada tahun 2013.
Pelayanan medik umum yang tersedia adalah dokter jaga Unit Gawat Darurat dan dokter
jaga ruangan yang stand by 24 jam, Unit Kamar Bersalin, selain itu pelayanan medik spesialis
dasar on call dan pelayanan medik spesialis lain dan subspesialis on call dari berbagai disiplin
ilmu. Untuk mendukung pelayanan tersebut perlu fasilitas penunjang klinik dan non klinik.
Fasilitas penunjang klinik antara lain Unit Rawat Inap dengan kapasitas 72 TT, Unit Rawat Jalan,
Unit Kamar Operasi, Unit Rawat Intensif, Unit Radiologi (Rontgen, CT Scan, Ultrasonografi),
Unit Laboratorium, Unit Farmasi, Unit Fisioterapi, Instalasi Rekam Medis dan Pendaftaran.
Fasilitas penunjang non klinik antara lain Unit Gizi dan Dapur, Unit Sanitasi, Unit Linen dan
Laundry, Unit Pemeliharaan Sarana Prasarana dan Peralatan Rumah Sakit (PSP2RS), Unit
Ambulance, Unit Kamar Jenazah, Unit Satpam, Bidang Umum dan Keuangan.
Selain penambahan fasilitas, sarana dan prasarana, program pengembangan Sumber Daya
Manusia di RS X juga dilaksanakan dengan pengadaan pendidikan dan pelatihan (diklat) berupa
pelatihan internal secara berkala baik kepada dokter, perawat/bidan, tenaga kesehatan lainnya
maupun tenaga non kesehatan. Program diklat yaitu pelatihan internal tersebut dilaksanakan
bertujuan untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu khususnya di RS X.
Salah satu wujud pembenahan diri dalam upaya peningkatan mutu adalah terlaksananya
Akreditasi Rumah Sakit Versi 2007 pada tanggal 11-13 Juni 2012 dengan predikat lulus tingkat
dasar 5 (lima) pelayanan sesuai dengan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit No. KARS-SERT/ 572/
VI/ 2012 dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
RS X merupakan salah satu rumah sakit umum swasta yang terletak di daerah pemukiman
padat penduduk secara faktual merupakan suatu industri pelayanan kesehatan yang berbasis pada
prinsip-prinsip ekonomi, akan tetapi dalam penyelenggaraannya juga tidak terlepas pada
4
pelayanan sosial kemanusiaan. Kegiatan sosial yang dilakukan RS X yaitu pengobatan kepada
korban gempa bumi dan tsunami provinsi Aceh secara gratis di tahun 2004 lalu, bekerjasama
dengan berbagai yayasan sosial membantu pelayanan masyarakat kurang mampu dan
berpartisipasi dalam berbagai bakti sosial dan pengobatan gratis.
Selamahampir 50(lima puluh) tahun keberadaannya di Kota Medan diharapkan RS X
mampu memberikan pelayanan kesehatan prima dan dapat menjadi rumah sakit pilihan untuk
masyarakat luas Sumatera Utara khususnya Kota Medan.

5
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, TUJUAN RS X

1. Visi rumah sakit :


Menjadikan RS X sebagai rumah sakit pilihan dan kebanggaan masyarakat
Sumatera Utara.

2. Misi Rumah Sakit :


1. Meningkatkan mutu pelayanan dengan sasaran kepuasan pasien
2. Mengutamakan keselamatan pasien
3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan
kualitas dan pengembangan Sumber Daya Manusia
4. Menjamin tersedianya dan pemanfaatan sarana prasarana yang berkualitas
secara berkesinambungan

3. Falsafah Rumah Sakit :


RS X adalah rumah sakit swasta yang bekerjasama dengan pemerintah dalam upaya
meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dan dilakukan tanpa membedakan
suku, bangsa, agama dan tingkat sosial ekonomi.

4. Tujuan Rumah Sakit :


Tercapainya kualitas pelayanan yang prima melalui pemberdayaan Sumber Daya
Manusia dan penyediaan fasilitas yang memadai.

5. Motto Rumah Sakit :


OKE
O = OBJEKTIF
K = KERAMAHAN
E = EKONOMIS

1) RS X di dalam memberikan pelayanan berpegang pada kedisiplinan di semua


pelayanan dan semua pegawai dan perawat di RS X harus melayani sesuai
dengan standar prosedur operasional.
2) RS X harus menampilkan ciri rumah sakit yang Elegan, dalam arti
berpenampilan kinerja yang baik sehingga menimbulkan rasa bangga bagi
para pegawai / perawat yang bekerja di RS X dan rasa bangga bagi pasien
yang dirawat di RS X .
3) RS X harus luwes di dalam menangani semua masalah medis dan non medis
sehingga kegiatan pelayanan di rumah sakit dapat berjalan dengan luwes
sesuai dengan standar prosedur operasional.
4) RS X selalu Inovatif dalam semua pelayanan khususnya selalu berusaha
mengadakan alat-alat canggih guna menunjang diagnosa penyakit.
6
5) RS X selalu berusaha se Objektif mungkin dalam menentukan diagnosa dan
menentukan jenis tindakan / perawatan yang akan dijalani pasien.
6) RS X selalu menunjukkan Keramahan di semua pelayanan guna menunjang
kesembuhan pasien.
7) RS X didalam menentukan tarif selalu berpedoman terhadap rasa keadilan dan
kemampuan masyarakat.

6. Peran Rumah Sakit :


1. Menyelenggarakan Pelayanan Asuhan Keperawatan
2. Menyelenggarakan Pelayanan Medik
3. Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medik
4. Menyelenggarakan Pelayanan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
5. Menyelenggarakan Pelayanan Rehabilitasi Medik
6. Menyelenggarakan Pelayanan Administrasi dan Keuangan Rumah Sakit.
7. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial bekerjasama dengan beberapa
Yayasan Sosial.

7. Nilai-Nilai Rumah Sakit :


1. Kejujuran
2. Komitmen (satu kata dengan perbuatan)
3. Konsisten (tetap pada pendirian)
4. Kualitas (Disiplin)
5. Akuntabilitas (tanggung jawab)

7
DIREKTUR

PANITIA MUTU & KESELAMATAN PASIEN KOMITE MEDIK KOMITE SATUAN PEMERIKSAAN
PANITIA ETIK & DISIPLIN RS KEPERAWATAN INTERNAL
PANITIA K3
PANITIA PPI RS
PANITIA DOTS TB
PANITIA PONEK SUB
SUB
SUB SUB
SUB
SUB
KOMITE KOMITE
PANITIA REKAM MEDIS KOMITE
KREDENSIA
MUTU
KOMITE ETIKA
&
KOMITE
KREDENSIA
MUTU
KOMITE ETIK &
DISIPLIN
PROFESI PROFESI
PANITIA FARMASI L DISIPLIN L PROFESI
PROFESI
PANITIA AKREDITASI
PANITIA PROMOSI RUMAH SAKIT

BIDANG BIDANG PENUNJANG BAGIAN UMUM &


BIDANG KEPERAWATAN PELAYANAN MEDIK DAN NON MEDIK KEUANGAN
MEDIK

SUB BID I SUB BID II SUB BID III


( Mutu SDM ( Etika Mutu ( Logistik
SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
Pengembangan Asuhan Keperawatan ) UNIT UNIT
UNIT
PERSONALIA URT / KEUANGAN
GAWAT LINEN &
Keperawatan) Keperawatan) DARURAT
RADIOLOGI
LAUNDRY DAN DIKLAT LOGISTIK & AKUNTANSI

UNIT UNIT UNIT


RAWAT LABORAT PSP2RS
JALAN ORIUM

KELOMPOK STAF MEDIS UNIT


UNIT UNIT
RAWAT
FARMASI SANITASI
INAP

UNIT INSTALASI UNIT


KAMAR REKAM KAMAR
BERSALIN MEDIS JENAZAH
HUMAS PENATA
& KASIR BENDAHAR
REKENING A
PEMASARA
UNIT N
RAWAT UNIT UNIT
INTENSIF FISIOTERA AMBULANC
PI E

UNIT
UNIT GIZI UNIT
8
KAMAR PIUTANG PENAGIHA DEPOSIT
& DAPUR SATPAM
OPERASI PERUSAHAA N HUTANG DOKTER
N
BAB V
VISI, MISI, FALSAFAH, DAN TUJUAN
PANITIA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RUMAH SAKIT UMUM DELI

RUMAH SAKIT X
Jl. Telp : ..
MEDAN - INDONESIA
____________________________________________________________

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. X


NOMOR : / SK / DIR / .. /

TENTANG

VISI, MISI, FALSAFAH DAN TUJUAN


PANITIA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RS X

Menimbang : Keputusan rapat Ka. Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada
hari Rabu, 01 Agustus 2012 tentang Penyusunan Falsafah dan Tujuan
dan untuk memenuhi standar mutu pelayanan di rumah sakit maka
dipandang perlu untuk memberlakukannya dengan surat keputusan
Direktur RSU. Deli.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tertanggal 13 Oktober 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No.13 tahun 2003 tertanggal 25
Maret 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tertanggal
28 Oktober 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1996
tertanggal 22 Mei 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1045 /
Menkes / PER / XI / 2006 tertanggal 28 Nopember 2006 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen
Kesehatan.

MEMUTUSKAN

Menetapkan
Kesatu : Pemberlakuan Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan Panitia Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi RS X seperti terlampir.

9
Kedua : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di ...........................
Pada Tanggal ...

Direktur RS X,

dr. X

Lampiran Keputusan Direktur RS X


10
Nomor : . / SK / DIR / VII / 20..
Tanggal : ............

VISI, MISI, FALSAFAH DAN TUJUAN


PANITIA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RS X

Visi :
Mengutamakan pencegahan dan proteksi lingkungan rumah sakit untuk menurunkan angka
infeksi nosokomial.

Misi :
1. Melaksanakan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi disemua bagian / instalasi
yang terkait.
2. Memberikan pelayanan sesuai pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi kepada
pasien, petugas kesehatan, dan pengunjung rumah sakit.
3. Melindungi pasien, petugas kesehatan dan pengunjung dari infeksi rumah sakit.
4. Tersedianya pelatihan dan pendidikan pencegahan dan pengendalian infeksi

Falsafah :
Melakukan pencegahan dan proteksi agar tidak terjadinya infeksi kepada pasien, keluarga, tenaga
medis dan non medis selama berada di lingkungan Rumah Sakit.

Tujuan :
1. Menurunkan angka kejadian Infeksi Nososkomial.
2. Menjadikan proteksi / perlindungan terhadap lingkungan Rumah Sakit.
3. Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian.

Ditetapkan di ...........................
Pada Tanggal ...

Direktur RS X,

dr. X

BAB VI
11
STRUKTUR ORGANISASI PANITIA
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT X
Jl. Telp : ..
MEDAN - INDONESIA
________________________________________________________________

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. X


NOMOR : / SK / DIR / .. /

TENTANG

PANITIA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT


DI RS X

DIREKTUR RS X ,

Menimbang : a. bahwa rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran
yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat;
b. bahwa dalam rangka mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan profesional khususnya pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir a dan b perlu membentuk Panitia Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit di RS X dan ditetapkan dengan Keputusan
Direktur RS X .

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tertanggal 13 Oktober 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang - Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tertanggal
28 Oktober 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1996
tertanggal 22 Mei 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1045 /
Menkes / PER / XI / 2006 tertanggal 28 Nopember 2006 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen
Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755 /
MENKES / PER / IV / 2011 tentang penyelenggaraan Komite Medik
di Rumah Sakit;

12
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 tahun
2014 tertanggal 18 Agustus 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.129 / MENKES / SK / II / 2008
tertanggal 06 Februari 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RS X TENTANG PANITIA


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH
SAKIT DI RS X .
Kesatu : Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit di RS X
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di ...........................
Pada Tanggal ...

Direktur RS X,

dr. X

Lampiran Keputusan Direktur RS X


Nomor : . / SK / DIR / II / 20..
Tanggal : .. 20..

13
STRUKTUR ORGANISASI PANITIA
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT
DI RS X

DIREKTUR

KA. PANITIA PPI

SEKRETARIS (IPCN)

IPCLN TIM PPI

Ditetapkan di ...........................
Pada Tanggal ...

Direktur RS X,

dr. X

BAB VII
URAIAN JABATAN ORGANISASI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

A. Direktur
14
Tugas dan Tanggung Jawab
1. Membentuk Panitia PPIRS dengan Surat Keputusan.
2. Bertanggung jawab dan miliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan
upaya pencegahan dan pengendalian HAIs
3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk
anggaran yang dibutuhkan.
4. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian HAIs
5. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian HAIs berdasarkan
saran dari Panitia PPIRS.
6. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotik yang rasional dan disinfektan
di rumah sakit berdasarkan saran dari Panitia PPIRS.
7. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap berdasarkan saran
dari Panitia PPIRS.
8. Mengesahkan Standar operasional prosedur (SPO) untuk PPIRS.

B. Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit


1. Ketua Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS X
a. Uraian Tugas :
1) Membuat dan mengevaluasi kebijakan Pencegahan Pengendalian Infeksi
2) Melaksanakan sosialisasi kebijakan Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit, agar kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan
rumah sakit.
3) Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
4) Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
5) Mengidentifikasi dan melaporkan kuman pathogen dan pola resistensi
antibiotika.
6) Mengadakan kegiatan konsultasi/penyuluhan masalah infeksi kepada Tenaga
Medik, Non Medik dan Tenaga Lainnya serta pengguna jasa Rumah Sakit Sri
Pamela
7) Menelaah pelaksanaan surveilans infeksi nosokomial, serta memberikan umpan
baliknya kepada pihak yang terkait tentang data surveilans pencegahan dan
pengendalian infeksi yang relevan.
8) Pengembangan program pendidikan dan pelatihan pencegahan dan
penanggulangan infeksi nosokomial bagi staf yang membutuhkan.
9) Mengkoordinasikan pelatihan kewaspadaan universal diseluruh lapisan karyawan
rumah sakit.
10) Bekerjasama dengan anggota dalam melakukan investigasi masalah atau kejadian
luar biasa infeksi nosokomial.
15
11) Berkoordinasi dengan unit terkait lainnya.
12) Menerima laporan dari Tim pencegahan pengendalian infeksi dan membuat
laporan kepada Direktur.

b. Tanggung Jawab :
1) Bertanggung jawab terhadap penyusunan dan pelaksanaan program PPI dan
program pelatihan dan pendidikan PPI
2) Bertanggung jawab terhadap evaluasi, rekomendasi, dan tindak lanjut program
dengan melaksanakan pertemuan & pelaporan berkala setiap 3 bulan sekali
3) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelidikan sewaktu ada indikasi
kejadian luar biasa (KLB) di Rumah Sakit dan mengevaluasi efektivitas dan
dampak dari kebijakan pengendalian infeksi, prosedur dan peralatan.

c. Wewenang :
1) Melakukan pengawasan terhadap kepatuhan staf/pegawai RS X dalam
melaksanakan kebijakan direktur tentang Pencegahan danPengendalian Infeksi
Rumah Sakit.
2) Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan
pengendalian infeksi.
3) Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional
dirumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap
antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi antibiotika.
4) Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam pencegahan pengendalian infeksi.
5) Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip pencegahan
pengendalian infeksi dan aman bagi yang menggunakan.
6) Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial
menyebarkan infeksi.

2. Sekretaris
a. Uraian Tugas :
1) Pengadaan kelengkapan administrasi program pencegahan dan pengendalian
Infeksi.
2) Penyusunan kebutuhan anggaran untuk kegiatan Pencegahan & Pengendalian
Infeksi
3) Melaksanakan kegiatan administrasi umum Panitia Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
16
4) Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi
dilingkungan kerjanya baik rumah sakit dan fasilitas dan pelayanan kesehatan
lainnya.
5) Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Panitia Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
6) Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi yang
terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
7) Memonitor kesehatan lingkungan.
8) Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari
petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.

b. Tanggung Jawab :
1) Bertanggung jawab terhadap pencatatan dan pelaporan kegiatan Panitia
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial
2) Bersama Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi melakukan pelatihan
petugas kesehatan tentang PPI di rumah sakit.
3) Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga
tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan
insiden tinggi.
4) Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit.
5) Melakukan penyelidikan sewaktu ada indikasi kejadian luar biasa (KLB) di
Rumah Sakit dan bersama Panitia memperbaiki kesalahan yang terjadi.

c. Wewenang :
1) Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan Isolasi
2) Memonitor terhadap pengendalian antibiotik yang rasional
3) Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
4) Memberikan saran design ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip PPI
5) Audit pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk terhadap penatalaksanaan
limbah, laundry, gizi dan lain lain dengan menggunakan daftar tilik
6) Sebagai koordinator antar unit kerja dalam mendeteksi, mencegah dan
mengendalikan infeksi di rumah sakit.
7) Menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus yang terjadi di rumah sakit.

3. Tim PPI
a. Uraian Tugas Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit :

17
1. Bersama Ka. Panitia PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di
Rumah Sakit.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di setiap unit rawat inap.
3. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung Rumah Sakit tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit.
4. Melakukan investigasi terhadap KLB dam bersama-sama Ka. Panitia
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
5. Mendesain melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilens yang terjadi
di Rumah Sakit.
6. Berkoordinasi dengan Panitia PPI saat terjadi KLB diruang rawat inap.
7. Konsultasi dengan Panitia PPI dalam pelaksanaan prosedur yang harus
dijalankan bila belum paham.

b. Tanggung Jawab :
1) Bertanggung jawab terhadap penyusunan dan pelaksanaan program PPI dan
program pelatihan dan pendidikan PPI
2) Bertanggung jawab terhadap evaluasi, rekomendasi, dan tindak lanjut program
dengan melaksanakan pertemuan & pelaporan berkala setiap 3 bulan sekali
3) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelidikan sewaktu ada indikasi
kejadian luar biasa (KLB) di Rumah Sakit dan mengevaluasi efektivitas dan
dampak dari kebijakan pengendalian infeksi, prosedur dan peralatan.

c. Wewenang :
1) Melakukan pengawasan terhadap kepatuhan staf/pegawai RS X dalam
melaksanakan kebijakan direktur tentang Pencegahan danPengendalian Infeksi
Rumah Sakit.
2) Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan
pengendalian infeksi.
3) Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional
dirumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap
antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi antibiotika.
4) Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam pencegahan pengendalian infeksi.
5) Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip pencegahan
pengendalian infeksi dan aman bagi yang menggunakan.
6) Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial
menyebarkan infeksi.

4. IPCLN
a. Uraian Tugas :

18
1) Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit rawat inap
masing-masing dan menyerahkannya kepada IPCN ketika pasien pulang.
2) Berkoordinasi dangan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan bagi
pengunjung diruang rawat masing-masing, konsultasi prosedur yang harus
dijalankan bila belum paham.

b. Wewenang :
1) Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI pada
setiap personil ruangan di unit rawatnya masing-masing.
2) Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan standar
isolasi

c. Tanggung Jawab :
Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi pada pasien.

BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA PANITIA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI RUMAH SAKIT DI RS X

Komite
Unit Kamar Medik Unit Gawat
Operasi Darurat
Unit Rawat
Jalan
Unit Rawat Intensif

Unit Radiologi
Unit Kamar Bersalin
Unit Farmasi
Unit Rawat Inap

Bagian Informasi
19
Instalasi Rekam Medis

Unit Fisioterapi Unit Laboratorium


Unit
UnitUnit
Linen
Gizi
Sanitasi
&
& Laundry
Dapur
Unit Kamar Jenazah Unit Ambulance
Bagian Admin

Unit Sarana & Prasarana

IPAL

Unit Satpam

PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH SAKIT


X MELIBATKAN SEMUA UNSUR DARI STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL

Keterkaitan hubungan kerja PPI dengan Unit Kerja Lain di RS X


Pelaksanaan pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS X melibatkan semua unsur dari
struktural dan fungsional. Adapaun keterkaitan hubungan kerja yang dimaksud meliputi :
1. Hubungan kerja PPI dengan Unit Gawat Darurat, Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap,
Unit Rawat Intensif, Unit Kamar Operasi, Unit Kamar Bersalin,
- Menghimbau petugas untuk pemakaian APD
- Mensosialisasikan tentang kebersihan tangan sesuai prosedur dan etika batuk yang
benar
- Mensosialisasikan kepada perawat tentang infeksi nosokomial.
- Mensosialisasikan pembuangan sampah sesuai pada tempatnya.

2. Hubungan kerja PPI dengan Unit Laboratorium


- Menghimbau petugas laboratorium untuk pemakaian APD
- Mensosialisasikan tentang kebersihan tangan sesuai prosedur dan etika batuk yang
benar.
- Mensosialisasikan PPI ke petugas laboratorium
- Mensosialisasikan pembuangan sampah sesuai pada tempatnya.

20
3. Hubungan kerja PPI dengan Unit Gizi dan Dapur
- Mensosialisasikan PPI ke petugas gizi dan dapur
- Melakukan observasi kebersihan di lingkungan gizi dan penyajian makan yang
bersih terhindar dari komunikasi
- Mensosialisasikan tentang kebersihan tangan, etika batuk dan pembuangan sampah
pada tempatnya
Hubungan kerja PPI dengan Unit Radiologi
- Mensosialisasikan PPI ke petugas radiologi
- Mensosialisasikan tentang kebersihan tangan, etika batuk dan pembuangan sampah
pada tempatnya
- Menghimbau petugas radiologi menggunakan APD.

4. Hubungan kerja PPI dengan Unit Farmasi


- Mensosialisasikan PPI ke petugas laboratorium
- Mengobservasi tentang pemakaian obat yang rasional dan pengantaran obat instruksi
dokter
- Pengadaan bahan desinfektan serta fasilitas yang diperlukan di RS X
- Mensosialisasikan tentang kebersihan tangan, etika batuk dan pembuangan sampah
pada tempatnya
5. Hubungan kerja PPI dengan Unit Fisioterapi
- Mensosialisasikan PPI ke petugas laboratorium
- Mensosialisasikan tentang kebersihan tangan, etika batuk dan pembuangan sampah
pada tempatnya

6. Hubungan kerja PPI dengan Instalasi Rekam Medis


- Mensosialisasikan PPI ke petugas radiologi
- Mensosialisasikan tentang kebersihan tangan, etika batuk dan pembuangan sampah
pada tempatnya

7. Hubungan kerja PPI dengan Unit Sanitasi


- Mensosialisasikan PPI ke petugas sanitasi
- Mensosialisasikan tentang kebersihan tangan, etika batuk dan pembuangan sampah
pada tempatnya.

8. Hubungan kerja PPI dengan Unit Linen dan Laundry


- Mensosialisasikan PPI ke petugas Unit Linen dan Laundry.

21
- Mensosialisasikan tentang kebersihan tangan, etika batuk dan pembuangan sampah
pada tempatnya.
- Menghimbau petugas Unit Linen dan Laundry menggunakan APD saat bekerja.
9. Hubungan kerja PPI dengan Sub Bagian URT/Logistik :
Membuat permintaan barang/fasilitas rumah sakit dalam pelaksanaan PPI.

10. Hubungan kerja PPI dengan Bidang Umum dan Keuangan


- Mensosialisasikan PPI ke petugas radiologi.
- Mensosialisasikan tentang kebersihan tangan, etika batuk dan pembuangan sampah
pada tempatnya.

11. Hubungan kerja PPI dengan Administrator Akreditasi,


- Mensosialisasikan PPI ke petugas radiologi.
- Mensosialisasikan tentang kebersihan tangan, etika batuk dan pembuangan sampah
pada tempatnya.

12. Hubungan kerja PPI dengan Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Peralatan Rumah
Sakit
- Mensosialisasikan PPI ke petugas radiologi
- Mensosialisasikan tentang kebersihan tangan, etika batuk dan pembuangan sampah
pada tempatnya.

13. Hubungan kerja PPI dengan Unit Satuan Pengaman


- Mensosialisasikan PPI ke petugas radiologi.
- Mensosialisasikan tentang kebersihan tangan, etika batuk dan pembuangan sampah
pada tempatnya.

14. Hubungan kerja PPI dengan Unit Ambulance


- Mensosialisasikan PPI ke petugas Unit Ambulance.
- Melaksanakan transportasi untuk fasilitas dan kebutuhan pasien.
- Motivasi petugas Unit Ambulance untuk bekerja dan mentransformasi pasien sesuai
standar.

15. Hubungan kerja PPI dengan Unit Pelayanan Kamar Jenazah


- Mensosialisasikan PPI ke petugas Pelayanan Kamar Jenazah
- Mensosialisasikan tentang kebersihan tangan dan penggunaan APD pada saat
bekerja.

22
23
BAB IX
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI
PERSONIL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

1. Pola ketenagaan dan kualifikasi personil Panitia PPI RS X


Kualifikasi
Jumlah
No Nama Jabatan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat Kebutuhan

1 dr. Ketua Panitia PPI Dokter Spesialis Patologi Klinik 6 Tahun 1

2 Zr. . Sekretaris Panitia PPI D-III Keperawatan - IPCN 1


8 Tahun
( IPCN) -
3 dr. Tim PPI Dokter Spesialis Paru 26 Tahun 13

4 dr. Tim PPI Dokter Spesialis Bedah 1 Tahun

5 dr. Tim PPI Dokter Spesialis Obstetri & 14 Tahun


Ginekologi (DSOG)
6 dr. Tim PPI Dokter Spesialis Anak 6 Tahun

7 dr. Tim PPI Dokter Spesialis Anestesi 6 Tahun

8 dr. Tim PPI Kedokteran Umum 21 Tahun

9 Tina Tim PPI AMAK (Ahli Madia Analis 17 Tahun


(Karu Laboratorium) Kesehatan)
10 Rani Tim PPI Apoteker 16 Tahun
(Petugas Farmasi)
11 D. P. T Tim PPI AMR 28 Tahun

24
12 K. T Tim PPI SMA 9 Tahun

13 D. S Tim PPI SMK 8 Tahun

14 Syah Tim PPI SMA 8 Tahun

15 R. Sinaga Tim PPI SMEA 16 Tahun

2. Pola ketenagaan dan kualifikasi personil IPCLN RS X


25
Kualifikasi Jumlah
No Nama Jabatan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat Kebutuhan
1 Zr. . IPCLN S. Kep 22 Tahun
Unit Gawat Darurat
(Perawat Pelaksana)
2 Zr. . IPCLN D-III Keperawatan 4 Tahun
Unit Rawat Intensif
(Perawat Pelaksana)
3 Zr. . IPCLN D-III Keperawatan 6 Bulan
Unit Kamar Operasi
(Perawat Pelaksana)
4 Zr. . IPCLN D-III Kebidanan 14 Tahun
Unit Kamar Bersalin 7
(Perawat Pelaksana)
5 Zr. . IPCLN D-III Keperawatan 6 Bulan
Unit Rawat Inap Lt. III
(Perawat Pelaksana)
6 Zr. . IPCLN D-III Keperawatan 3 Tahun
Unit Rawat Inap Lt. IV
(Perawat Pelaksana)
7 Zr. . IPCLN D-III Keperawatan 6 Bulan
Unit Rawat Inap Lt. V
(Perawat Pelaksana)

26
BAB X
KEGIATAN ORIENTASI

RS X Medan sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif kepada pasien perlu dikelola secara efektif dan efisien.
Kegiatan orientasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dilakukan pada staf/pegawai baru
yang akan bekerja di RS X. Kegiatan orientasi ini bertujuan agar staf/pegawai baru mengenal tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit sehingga dapat melindungi petugas rumah sakit,
dan masyarakat dari penularan penyakit infeksi.

27
BAB XI
PERTEMUAN / RAPAT

Untuk meningkatkan mutu program kerja Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
mengadakan pertemuan / rapat. Setiap pertemuan membahas tentang laporan dari setiap program dan
kegiatan yang ada di dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi guna mengetahui kegiatan apa saja
yang sudah terlaksana dan yang belum terlaksana.

Pertemuan / Rapat Terdiri Dari 2, Yaitu:


1. Rapat Rutin
Adalah pertemuan / rapat yang dilakukan 6 (enam) bulan sekali, dengan tempat dan waktu yang
sudah direncanakan

2. Rapat Insidentil
Adalah pertemuan / rapat yang diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal
yang perlu dibahas segera

BAB XII
28
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring
- Monitoring dilakukan oleh IPCN.
- Dilakukan setiap hari dalam hal pengumpulan data untuk surveilans

B. Evaluasi
- Dilakukan oleh Panitia PPIRS dengan frekuensi minimal setiap bulan.
- Panita membuat evaluasi program PPI kepada Direktur setiap tahun
- Khusus untuk kebijakan dan SPO evaluasi dilakukan setiap 3 tahun sekali oleh Panitia
PPRS dan apabila ada perubahan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

C. Laporan
Pelaporan bisa dalam bentuk bulanan, triwulan, enam bulanan, satu tahunan dan insidentil.

Ditetapkan di .......................
Pada Tanggal ..

Direktur RS X ,

dr. X

29

Anda mungkin juga menyukai