ISSN: 2087-9946
Akhmad Fadholi
akhmad.fadholi@bmkg.go.id
Staff Analisa Cuaca
Stasiun Meteorologi Depati Amir Pangkalpinang
Abstrak
Dalam operasi penerbangan ada tiga tingkat (fase) yang sangat penting dan berhubungan dengan
meteorology yaitu lepas landas (take off), penerbangan, dan mendarat (landing). Dalam hal ini
sejumlah unsur meteorologi dapat berpengaruh terhadap kemampuan pesawat terbang pada saat-saat
kritis. Diantara unsur yang dapat menunjang kelancaran ketiga fase di atas adalah suhu dan tekanan
udara, dimana unsur cuaca tersebut harus dimengerti dan diperhitungkan yang selanjutnya akan
menentukan kerapatan udaranya dan selanjutnya akan menentukan daya angkat pesawat terbang.
Menggunakan metode regresi linier sederhana trend suhu maksimum tahun 1980-2010 di Bandara
Hananjoeddin Belitung cenderung naik 1,17o dan tekanan udara cenderung turun 0,47oC.
Menggunakan rumus density height didapatkan nilai terendah tahun 1988 sebesar 1878,39 feet dan
tertinggi tahun 2006 sebesar 2118,22 feet. Hasil penelitian ini dipandang perlu untuk mengetahui
mengenai pengaruh unsur cuaca khususnya bagi dunia penerbangan sehingga ICAO (International
Civil Aviation Organization) membuat satuan standar yang diperuntukkan bagi pelayanan dan
keselamatan penerbangan.
Abstract
There are three levels of operation in aviation, it is very important and related to meteorology that is
take off, flight, and landing. In this case, meteorological elements influence the ability of the aircraft
at critical moments. Among the elements, the temperature and air pressure must be understood and
taken into account in order to find lift value of aircraft. Using linier regression method, maximum
temperature tend in Hananjoeddin Belitung Airport in 1980-2010 rise up to 1,17oC and air pressure
trend down to 0,47mb. Using density height formula, the lowest value is 1878,39 feet in 1988 and the
highest is 2118,22 feet in 2006. The result of this research is very important to know about the effect
of weather elements. Especially for aviation, ICAO (International Civil Aviation Organization) made
the standard units dedicated to service and flight safety.
Akhmad Fadholi 1
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013
ISSN: 2087-9946
Akhmad Fadholi 2
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013
ISSN: 2087-9946
Akhmad Fadholi 3
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013
ISSN: 2087-9946
Akhmad Fadholi 4
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013
ISSN: 2087-9946
karakteristik daya kerja yang sama dengan untuk mendapatkan data ketinggian yang
pendaratan dengan elevasi 5229 feet. benar.
Tekanan udara yang dipergunakan
2.5 Hubungan Pengamatan Unsur Cuaca sebagai patokan dan di setel pada skala
dan Penerbangan tekanan, umumnya dinyatakan dalam
Terdapat perbedaan yang penting antara bentuk sandi internasional. Adapun sandi
pengamatan synoptik dengan pengamatan tersebut adalah sebagai berikut:
untuk penerbangan. Pengamatan synoptik QFE Tekanan udara pada permukaan
bertujuan untuk mendapatkan data unsur lapangan terbuka yang didapat dari
meteorologi yang representatif untuk suatu tekanan yang diamati pada
daerah yang agak luas. Sedangkan ketinggian induk barometer,
pengamatan untuk penerbangan bertujuan kemudian dijabarkan ke tekanan
memperoleh data meteorologi yang permukaan lapangan terbang.
representatif di atas suatu daerah yang QFF : Tekanan udara pada suatu stasiun
terbatas, khususnya diatas lapangan terbang dijabarkan ke tekanan permukaan
yang digunakan pada saat mengudara dan laut sesuai dengan konvensi
mendarat. meteorologi.
Oleh karena suhu udara mempengaruhi QNE : Ketinggian tekanan (Pressure
daya kerja pesawat terbang, maka dunia Height) terhadap tekanan lapangan
penerbangan harus sangat berkepentingan terbang.
akan suhu udara. Khususnya suhu udara QNH : Tekanan udara pada lapangan
pada level-level di atas landasan. Karena terbang dijabarkan ke tekanan
sukarnya pengamatan suhu udara pada permukaan laut sesuai dengan
tempat tersebut, maka biasanya digunakan spesifikasi atmosfer standar ICAO.
data pengamatan dari Thermometer yang Dalam praktek operasi penerbangan,
diletakkan pada sangkar meteo. Dengan jika QFE ini di setel pada skala maka jarum
demikian maka pemilihan letak sangkar akan menunjukkan ketinggian nol dan ini
meteo menjadi sangat penting untuk dipergunakan untuk keperluan landing.
memperoleh hasil pengamatan suhu udara, Tetapi jika QNH yang kita setel, jarum akan
sedekat mungkin dengan syarat yang menunjukkan elevasi stasiun pada tempat
diharuskan dalam penerbangan. Selanjutnya pendaratan. Umumnya cara ini sering
diadakan penilikan adanya perbedaan yang dipergunakan. QNE biasanya dipergunakan
menyolok antara suhu dalam sangkar dan dalam hubungannya dengan suhu udara
suhu diatas landasan segera dapat diketahui. untuk memperoleh ketinggian kerapatan
Hubungan antara tekanan dan ketinggian udara (density height) yang merupakan
sangat berguna di dalam hal Altimeter petunjuk yang baik terhadap daya kerja
tekanan. Altimeter tekanan adalah alat suatu pesawat.
pengukur tekanan yaitu aneroid barometer,
skalanya dibuat untuk menunjukkan satuan 3. METODOLOGI PENELITIAN
ketinggian maupun tekanan udara. Data yang digunakan dalam penelitian
Hubungan antara tekanan dan ketinggian ini berupa data rata-rata suhu udara
tersebut berbeda-beda, tergantung suhu maksimum dan tekanan udara Stasiun
udara permukaan sampai dengan suhu udara Meteorologi H.A.S. Hananjoeddin Buluh
pada ketinggian yang bersangkutan dan Tumbang Belitung dengan indikator WIOD
pada faktor tersebut selalu mengalami yang terletak pada 02 44' 42,00" LS dan
perubahan sepanjang ruang dan waktu. 107 45' 11,01" BT dengan elevasi 164
Adanya penyimpangan atau perubahan pada meter. Data diambil secara bulanan selama
keadaan tekanan maupun suhu udara, periode waktu 31 tahun (1980-2010).
diperlukan penyetelan terhadap altimeter
Akhmad Fadholi 5
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013
ISSN: 2087-9946
Akhmad Fadholi 6
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013
ISSN: 2087-9946
Akhmad Fadholi 7
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013
ISSN: 2087-9946
Akhmad Fadholi 8
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013
ISSN: 2087-9946
memperlihatkan suatu harga yang berkisar dan suhu udara yang saling berkaitan akan
antara 1010 mb - 1012 mb. Kisaran tekanan berpengaruh pada daya kerja mesin pesawat
udara yang demikian tersebut akan terbang atau panjang landasan yang
membantu terutama dalam hal daya angkat digunakan untuk take off dan landing.
pesawat. Jika misalkan tekanan udara pada Dari hasil perhitungan yang dapat,
suatu waktu dapat berubah dari kisaran density height terendah pada tahun 1988 dan
tersebut, maka kita sudah barang tentu akan maksimum tahun 2006, pada saat harga
mengantisipasi peran kerja dari mesin density height mencapai maksimum akan
pesawat terutama untuk lepas landas (take membuat lift (daya angkat) pesawat akan
off) dan mendarat (landing ). bertambah dan kenaikan suhu akan
mengikuti hal tersebut. Tetapi pada saat
Ketinggian Kerapatan Udara density height rendah, maka daya angkat
(Density Height) pesawat tersebut akan berkurang pula. Hasil
Density height yang didapat dengan perhitungan Density height ini dapat dilihat
perhitungan dari data tekanan udara (QFE) dari grafik berikut:
Akhmad Fadholi 9
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013
ISSN: 2087-9946
DAFTAR PUSTAKA
[3] Swarinoto, Y. & Widiastuti, M. 2003.
[1] Fadholi, A. 2012. Pola Angin Uji Statistika Terhadap Persamaan
Permukaan di Bandara Depati Amir Eksperimental Untuk Menghitung Nilai
Pangkalpinang Periode Januari 2000 - Suhu Udara Permukaan Rata-rata Harian,
Desember 2011. Jurnal Statistika Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 3.
Universitas Islam Bandung. Vol. 12 No. 1. No.3 Juli-September
[5] Fadholi, A. 2013. Pengaruh Suhu dan [4] Soepangkat. 1994. Pengantar
Tekanan Udara Terhadap Operasi Meteorologi. Badan Diklat Meteorologi dan
Penerbangan di Bandara Depati Amir Geofisika. Jakarta.
Pangkalpinang. Buletin Balai Besar
Meteorologi dan Geofisika Wilayah II [7] Soeyitno dan Soeharsono. 1981.
Ciputat. Vol. 3 No. 2. Meterologi Penerbangan . Badan Diklat
Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.
[6] Utama, C. 2008. Pengaruh Suhu dan
Tekanan Udara Terhadap Daya Angkat [8] Soejoeti, Z. 2008. Modul Metode
Pesawat di Bandara Hasanuddin Statistik I (SATS4121). Universitas
Makassar . Skripsi Universitas Negeri Terbuka. Jakarta
Makassar. Makassar.
[9] Hernowo, B. 2002. Diktat Statistika
[2] Soeharsono. 1994. Meteorologi Dasar. Badan Diklat Meteorologi dan
Penerbangan. Balai Diklat Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.
Geofisika. Jakarta.
Akhmad Fadholi 10