PENDAHULUAN
2.1 Interferensi
Interferensi merupakan superposisi dua gelombang
atau lebih. Apabila dua gelombang yang berfrekuensi dan
berpanjang gelombang sama tapi berbeda fase bergabung,
maka gelombang yang dihasilkan merupakan gelombang
yang amplitudonya tergantung pada perbedaan fasenya.
Interferensi adalah Interferensi adalah penjumlahan
superposisi dari dua gelombang cahaya atau lebih yang
menimbulkan pola gelombang yang baru. Interferensi dapat
bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika
beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru
yang terbentuk adalah enjumlahan dari kedua gelombang
tersebut (Tien, 2011). Jika beda fasenya adalah 0 atau
kelipatan 360, maka gelombang akan sefase dan
berinterferensi saling menguatkan (konstruktif). Amplitudo
yang dihasilkan merupakan penjumlahan dari masing-masing
gelombang. Jika perbedaannya 180 maka gelombang yang
dihasilkan akan saling melemahkan (destruktif). Amplitudo
yang dihasilkan merupakan perbedaan amplitudo masing-
masing gelombang. Perbedaan fase antara dua gelombang
sering disebabkan oleh adanya perbedaan panjang lintasan
yang ditempuh oleh kedua gelombang.
Gambar 2.1 Interferensi konstruktif dan destruktif
Interferensi
4.2 Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan ini dapat ditarik suatu kesimpulan
sebagai berikut:
Interferometer Michelson merupakan interferometer
yang memanfaatkan interferensi dari pemisahan satu
gelombang cahaya menjadi 2 gelombang yang
berbeda sedikit frekuensi penjalarannya.
Penggeseran cermin mempengaruhi jumlah
pergeseran frinji yang dihasilkan, semakin besar
pergeseran yang terjadi, maka semakin besar jumlah
pergeseran frinji yang dihasilkan dan semakin
mudah diamati pergeserannya.
Daftar Pustaka
a b c d
e f g h
i j k l
Figure 3.- Consecutive interferograms for 304 stainless steel
sample into a distilled water and 3% NaCl solution.
a) 13 sec; b) 2 min; c) 3.30 min; d) 4.40 min; e) 5 min; f)
6.13 min; g) 8.24 min; h) 9.40 min;
i) 14.30 min; j) 17 min; k) 19 min; l) 20 min.
Ramsey Interferometry
The aim of Ramsey interferometry is to measure an
unknown relative phase picked up by two orthogonal
states (|a , |b ) of an atomic probing system. This
procedure can be generalized to other interferometric
measurements such as frequency-standards,
magnetometry and optical phase2. a, In a conventional
set-up, 'probe preparation' consists of producing each
atom in the superposition |in = (|a + |b )/2, which
yields the output state | = (|a + ei|b )/2 after the
probing stage (shown as grey boxes). 'Readout' consists
of checking whether | is still in the initial state |in
, which occurs with probability p = | in | |2 = (1
cos)/2. Thus, by taking the ratio between the number of
successes and the total number of readouts, we can
recover the phase . If we repeat this measurement n
times, the associated error on our estimation of can
then be evaluated using the standard deviation on the
determination of p and by error propagation theory to
obtain an SQL scaling of n1/2. b, The quantum-enhanced
case. A simple quantum strategy consists of dividing the
n probes into groups of N, prepared in an entangled state
(|a N + |b N)/2. Because each of the N vectors |b
acquires a relative phase , the final state is (|a N +
eiN|b N)/2. The probability that this state is equal to
the initial one is now pent = (1 cosN)/2. Because we
have = n/N groups of probes, we can repeat this
procedure times with the same resources to obtain an
error of n = 1/(nN), which is an N1/2 increase in
precision over the previous case, namely the Heisenberg
bound, which scales as 1/(N) (refs 3,4).