Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
ANDI ARNITA DWI DESTRINA
D51114030
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Vegetasi merupakan salah satu aspek dari elemen Nature (Alam) dalam
suatu permukiman. Vegetasi diartikan sebagai bagian hidup yang tersusun dari
tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Wilayah permukiman Pantai Bahari
terdiri atas area permukiman segmen daratan dan juga segmen perairan/pesisir
pantai. Vegetasi pantai di kawasan pesisir Pantai Bahari, Jeneponto memiliki
populasi yang menyebar di dua segmen tersebut. Adapun kondisi vegetasi tersebut
cukup mempengaruhi keberadaan bangunan yang ada disekitarnya. Konsep
vegetasi dapat memberikan manfaat untuk kenyamanan termal ataupun sebagai
pelindung bagi bangunan disekitarnya, pengarah jalan ataupun pagar.
Olehnya itu dengan menganalisa pengaruh dari vegetasi tersebut diharapkan
peran vegetasi dapat bermanfaat bagi keberlangsungan permukiman masyarakat
lokal di kawasan pesisir Pantai Bahari tersebut. Selain itu, dibutuhkan rehabilitasi
dan rekonstruksi/perbaikan terkait penataan pola vegetasi yang berkonsep sesuai
tata letak rumah di kawasan tersebut. Dengan adanya penerapan konsep vegetasi
tersebut maka proses pemilihan jenis/macam vegetasi yang ada harus sesuai
kriteria dan fungsinya. Selanjutnya didapatkan hasil prosentasi jenis vegetasi di
beberapa lokasi yang cocok di kawasan pesisir Pantai Bahari.
1
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT/URGENSI
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini ialah data kualitatif
berupa analisis-deskriptif. Analisis merupakan sebuah aktivitas berfikir untuk
menguraikan suatu permasalahan secara menyeruluh dari data-data yang telah di
kumpulkan sehingga dapat ditarik menjadi sebuah informasi baru (berupa
kesimpulan analisis).
2
Sedangkan deskriptif merupakan salah satu kaidah upaya pengolahan data
menjadi sesuatu yang dapat di utarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar
dapat di mengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri. Jadi
metode penelitian analisis-deskriptif adalah sebuah metode penelitian yang
dilakukan dengan cara menguraikan dan menganalisa data dan fakta yang telah di
kumpulkan dan menerangkannya menjadi sebuah paragraf deskripsi agar mudah
dipahami dan di mengerti oleh orang lain.
Adapun data kualitatif yang diperoleh yakni berasal dari data primer yaitu
observasi dan wawancara yang dilakukan di lokasi survey yang bertempat di
Kelurahan Pantai Bahari, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto. Adapun
pengumpulan data sekunder berupa literatur dari studi pustaka, baik buku maupun
internet yang berkaitan dengan vegetasi dan pengaruhnya terhadap tata letak
rumah di kawasan pesisir Pantai Bahari.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk batasan wilayah pesisir itu sendiri, menurut UU No. 27 Tahun 2007
batasan wilayah pesisir, kearah daratan mencakup wilayah administrasi daratan
dan kearah perairan laut sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke
arah laut lepas dan/atau kearah perairan kepulauan.
4
utamanya seperti hutan bakau (mangrove), terumbu karang (coral reefs), padang
lamun (sea grass beds), estuaria, daerah pasang surut dan laut lepas serta sumber
daya yang tak dapat diperbaharui lainnya seperti minyak bumi dan gas alam.
2.1.3 Ciri-Ciri Atau Karakteristik Permukiman Pesisir
5
pulau atau daratan, dimana masih terdapat pengaruh laut. Fungsi dari vegetasi
hutan pantai itu sendiri, yaitu: menjaga stabilitas ekosistem pesisir, seperti
melindungi pantai atau untuk meredam hempasan gelombang tsunami, mencegah
terjadinya abrasi pantai, melindungi ekosistem darat dari terpaan angin dan badai,
mencegah intrusi air laut, pengendali erosi, serta sebagai habitat berbagai satwa
atau flora dan fauna. Selain itu, hutan pantai juga sebagai pengendali pemanasan
global, penghasil bahan baku industry kosmetik, biodiesel dan obat-obatan serta
penghasil bioenergi (Tuheteru dan Mahfudz, 2012).
Formasi Hutan Mangrove sangat baik sebagai peredam ombak dan dapat
membantu proses pengendapan lumpur. Beberapa jenis tumbuhan di ekosistem
mangrove antara lain: Avicenia spp, Sonneratia spp, Rhizophora spp, Bruguiera
spp, Lumnitzera spp, Excoecaria spp, Xylocarpus spp, Aegiceras sp, dan Nypa sp.
6
terutama berlumpur. Ciri khas dari kelompok tumbuhan ini adalah adanya
modifikasi akar yang sangat spesifik untuk mengatasi kekurangan oksigen,
sebagai penopang pada substrat yang labil, memiliki kelenjar khusus untuk
mengeluarkan kelebihan garam serta memiliki daun berkutikula tebal untuk
mengurangi penguapan. Jenis tumbuhan ini didominasi oleh generasi
Rhizophora, Avicenia, Brugueira, Sonneratia.
7
lingkungan seperti suhu, salinitas dan substrat . Jenis tumbuhan yang
tergolong mangrove ikutan misalnya : waru laut, pandan, ketapang, jeruju
dan lain-lain.
Gambar 4 | Jenis Vegetasi Non Mangrove yang umumnya ditemukan rumput angin, pohon kelapa,
ketapang, dan sebagainya
(Sumber: http://ilonghe-jupriadi.blogspot.co.id/2011/02/jenis-jenis-vegetasi.html diakses
05/04/2017)
8
Adapun secara khusus, vegetasi atau kelompok tumbuhan yang hidup di
area pesisir baik wilayah daratan maupun perairan, antara lain yaitu:
9
b. POHON MANGGA
Mangga atau mempelam adalah nama
sejenis buah, demikian pula nama pohonnya.
Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang
terdiri dari 35-40 anggota dan suku Anacardiaceae.
Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica.
Manfaat Biji : Biji mangga ternyata juga bagus untuk pengobatan diare. Hasil
riset Christina Engels, peneliti dari Universitas Alberta di Kanada
menunjukkan biji mangga dapat disulap jadi pengawet makanan alami.
Manfaat Daun: Daun mangga muda, untuk mengatasi asam urat.
Selain itu, juga sebagai obat diabetes.
Manfaat Kulit : sebagai obat cacing bagi anak-anak serta juga untuk
membantu melancarkan peredaran darah manusia, mencerahkan kulit wajah
dan mengusir jerawat plus meremajakan. Selain itu juga sebagai pupuk
kompos dengan meletakkannya di bagian dasar tanah tempat tanaman.
Manfaat Buah : sebagai Antioksidan Tubuh; untuk menjaga kesehatan Gigi
dan Gusi; mengandung Kalium menurunkan resiko stroke; menumpas
Kanker; serta baik untuk pencernaaan, kesehatan mata, mulut, dan
tenggorokan; menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya radang
kulit, influenza, asma, gangguan pengelihatan, gusi berdarah, radang
tenggorokan, dan sebagainya.
10
c. POHON SIRSAK
Sirsak atau nangka belanda, atau durian belanda
(Annona muricata L.) adalah tumbuhan yang berasal
dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Penyebutan "belanda" dan variasinya menunjukkan
bahwa sirsak (dari bahasa Belanda: zuurzak, berarti
"kantung asam") didatangkan oleh pemerintah
kolonial Hindia Belanda ke Nusantara, yaitu pada
abad ke-19, meskipun bukan berasal dari Eropa.
d. POHON SRIKAYA
Srikaya (Annona squamosa), adalah tanaman yang tergolong ke dalam
genus Annona yang berasal dari daerah tropis. Buah srikaya berbentuk bulat
dengan kulit bermata banyak (serupa sirsak). Daging buahnya berwarna putih.
Termasuk semak semi-hijau abadi atau pohon yang meranggas mencapai 8 m
tingginya. Daunnya berselang, sederhana, lembing membujur, 7-12 cm
panjangnya, dan berlebar 34 cm. Bunganya muncul dalam tandan sebanyak 3-4,
11
tiap bunga berlebar 23 cm, dengan enam daun bunga/kelopak, kuning-hijau
berbintik ungu di dasarnya. Buahnya biasanya bundar atau mirip kerucut cemara,
berdiameter 610 cm, dengan kulit berbenjol dan bersisik. Daging buahnya putih,
menyerupai dan memiliki rasa seperti podeng.
Manfaat Pohon Srikaya :
12
e. POHON DELIMA
Delima (punica granatum) adalah tanaman
buah- buahan yang dapat tumbuh hingga 58 m.
Delima berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah
subtropik sampai tropik, dari dataran rendah sampai
di bawah 1.000 m dpl. Tumbuhan ini menyukai tanah
gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah
yang tidak dalam. Delima sering ditanam di kebun
kebun sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau
karena buahnya yang dapat dimakan.
Bentuk pohon perdu atau pohon kecil dengan tinggi 25 m. Batang berkayu,
ranting bersegi, percabangan banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, cokelat
ketika masih muda, dan hijau kotor setelah tua. Daun tunggal, bertangkai pendek,
letaknya berkelompok. Helaian daun bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal
lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, dan
warnanya hijau.
13
Manfaat Akar dan Kulit Kayu : untuk mengatasi cacingan terutama cacing
pita (taeniasis), batuk, diare dan keputihan.
Manfaat Bunga : untuk pengobatan radang gusi, perdarahan, bronkhitis, luka.
Manfaat Biji : untuk menurunkan demam, batuk, mengatasi keracunan dan
mengobati cacingan. Buah delima merupakan salah satu buah yang eksotis.
Manfaat Daun : mengatasi susah tidur (insomnia); mengobati sakit perut;
disentri, penyakit kuning, Eksim, batuk, rektum prolap, sariawan, gangguan
pada telinga, gangguan mata seperti konjungtivitis, mengatasi keriput, serta
menurunkan obesitas.
f. POHON SIWALAN
Siwalan (juga dikenal dengan nama pohon
lon tar atau tala) adalah sejenis palma yang
tumbuh di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Pohon
palma yang kokoh kuat, berbatang tunggal dengan
tinggi 15-30 m dan diameter batang sekitar 60 cm.
Sendiri atau kebanyakan berkelompok, berdekat-
dekatan.
Daun-daun besar, terkumpul di ujung batang
membentuk tajuk yang membulat. Helaian daun
serupa kipas bundar, berdiameter hingga 1,5 m,
bercangap sampai berbagi menjari; dengan taju
anak daun selebar 57 cm, sisi bawahnya
keputihan oleh karena lapisan lilin. Tangkai daun mencapai panjang 1 m, dengan
pelepah yang lebar dan hitam di bagian atasnya; sisi tangkai dengan deretan duri
yang berujung dua. Karangan bunga dalam tongkol, 2030 cm dengan tangkai
sekitar 50 cm. Buah-buah bergerombol dalam tandan, hingga sekitar 20 butir,
bulat peluru berdiameter 720 cm, hitam kecoklatan kulitnya dan kuning daging
buahnya bila tua. Berbiji tiga butir dengan tempurung yang tebal dan keras.
14
Manfaat Pohon Siwalan
g. POHON PISANG
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa
berdaun besar memanjang dari suku Musac eae. Beberapa jenisnya (Musa
acuminata, M. balbisiana, dan M.paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi
yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-
kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang
memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang
berwarna jingga, merah, hijau, ungu, atau bahkan hampir hitam.
15
Tumbuhan ini menyukai iklim tropis panas dan
lembap, terutama di dataran rendah.Di daerah dengan
hujan merata sepanjang tahun, produksi pisang dapat
berlangsung tanpa mengenal musim. Indonesia,
Kepulauan Pasifik, negara-negara Amerika Tengah,
dan Brasil dikenal sebagai negara utama pengekspor
pisang. Masyarakat di negara negara Afrika dan
Amerika Latin dikenal sangat tinggi mengonsumsi
pisang setiap tahunnya.
Manfaat Buah Pisang : sebagai bahan olahan pada makanan; kaya akan zat
gizi dan juga mineral; dapat membantu menahan rasa lapar; makanan balita,
bagi orang yang sedang sakit dan ibu hamil; baik untuk menjaga kesehatan
tubuh.
Manfaat Jantung Pisang : seringkali dimanfaatkan sebagai salah satu bahan
utama dalam pembuatan makanan. Salah satunya adalah tumis jantung
piasng.
Manfaat Daun pisang : sebagai pembungkus makanan; bahan tambahan pada
pembuatan masakan; pengganti payung untuk melindungi diri dari hujan dan
panas matahari; serta untuk sarana bermain anak.
Manfaat Batang / gedebong pisang: sebagai rakit ataupun sebagai bahan
makanan.
h. POHON PEPAYA
Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal
dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini
menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil
buahnya. Papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica. Nama pepaya
dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada
gilirannya juga mengambil dari nama bahasa Arawak, "papaya".
Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh
hingga setinggi 510 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada
16
batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang panjang
dan berlubang di bagian tengah. Bentuknya dapat bercangap ataupun tidak.
Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing.Warna
buah ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning.
17
Aglaonema hibrida telah dikembangkan dengan penampilan tanaman yang sangat
menarik dengan bermacam-macam warna, bentuk, dan ukuran daun sehingga jauh
berbeda dari spesies alami.
j. POHON BAKAU
Bakau adalah nama sekelompok tumb uhan dari
marga Rhizophora, suku Rhizophoraceae. Tumbuhan
ini berciri-ciri yang menyolok berupa akar
tunjang yang besar, berkayu, dan bercabang-cabang.
Pucuk yang tertutup daun penumpu yang meruncing,
serta buah yang berkecambah serta berakar ketika
masih di pohon (vivipar). Tinggi total 4-30 m, dengan
tinggi akar mencapai 0.52 m atau lebih di atas
lumpur, dan diameter batang mencapai 50 cm.
Bentuk daun tunggal, terletak berhadapan
terkumpul di ujung ranting, dengan kuncup tertutup
daun penumpu yang menggulung runcing. Helai daun
18
eliptis, tebal licin serupa kulit, hijau atau hijau muda kekuningan, berujung
runcing, dan bertangkai. Bunga berkelompok dalam payung tambahan yang
bertangkai dan menggarpu di ketiak. Tabung kelopak bertaju sekitar 1,5 cm,
kuning kecoklatan atau kehijauan, melengkung. Daun mahkota putih berambut
atau gundul agak kekuningan, bergantung jenisnya. Perbungaan terjadi sepanjang
tahun. Adapun buah berbentuk telur memanjang sampai mirip buah pir yang kecil,
hijau coklat kotor.
Kayu bakau memiliki kegunaan yang baik sebagai bahan bangunan, kayu
bakar, dan terutama sebagai bahan pembuat arang. Kulit kayu
menghasilkan tanin yang digunakan sebagai bahan penyamak.
Kayu bakau juga digunakan untuk bahan kertas. Kayu bakau biasa dicincang
dengan mesin potong menghasilkan serpihan kayu/wood chips.
Selain itu, manfaat lainnya yaitu menumbuhkan pulau dan menstabilkan
pantai; menjernihkan air; mengawali rantai makanan; melindungi dan
memberi nutrisi; tempat menambat kapal; bahan pembuat obat-obatan;
perlindungan terhadap bencana alam; pengendapan lumpur; penambahan
unsur hara; serta penambatan racun.
k. POHON KELAPA
Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tu
nggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan atau
Arecaceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir
semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap
sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi
masyarakat pesisir. Tumbuhan ini diperkirakan
berasal dari pesisir Samudera Hindia di sisi Asia,
namun kini telah menyebar luas di seluruh
pantai tropika dunia. Kelapa secara alami tumbuh
di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m.
Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1.000
19
m dari permukaan laut, namun seiring dengan meningkatnya ketinggian, ia akan
mengalami pelambatan pertumbuhan.
Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar
serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan
berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak,
khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu.
Daun merupakan daun tunggal dengan pertulangan menyirip, daun bertoreh
sangat dalam sehingga nampak seperti daun majemuk. Buah besar, diameter 10-
20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun
dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi
bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air;
20
sebagai: arang untuk memasak, bahan kerajinan. Serta manfaat sabut kelapa
sebagai scrubber yang dapat digunakan sebagai pembersih alami, sebagai
bahan kerajinan; serta sebagai pupuk organik cair dan media tanam organik.
Manfaat Bunga : Hasil fermentasi dari getah bunga kelapa dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan alkohol dan cuka; sebagai bahan
obat-obatan tradisional; dan bahan kerajinan.
l. PALEM KIPAS
Nama latin atau nama ilmiah dari tumbuhan
dengan nama Palem Kipas adalah Livistona chinensis.
Palem kipas memiliki daun b erbentuk setengah
lingkaran mirip kipas terbuka. Ga ris tengah daun 30-
50 cm. Di habitatnya, tinggi palem kipas dapat
mencapai 10m. Namun keindahannya justru terlihat
saat tingginya baru mencapai dua meter.
Pada umumnya jenis ini merupakan palem
rendah sampai sedang, jarang yang tinggi. Sebagian
besar jenis-jenisnya tumbuh di hutan dataran
rendah tropis.. Marga ini tumbuh dalam strata bawah,
kadang-kadang mendominasi hingga membentuk
semacam belukar palem, biasanya tumbuh ditempat-tempat yang ternaung rapat
(terlindung) dan jarang ditemukan ditempat yang terbuka.
21
m. POHON KETAPANG
Ketapang atau katapang (Terminalia catappa)
adalah nama sejenis pohon tepi pantai yang rindang.
Lekas tumbuh dan membentuk tajuk indah
bertingkat-tingkat, ketapang kerap dijadikan pohon
peneduh di taman-taman dan tepi jalan. Pohon besar,
tingginya mencapai 40 m dan gemang batang sampai
1,5 m. Bertajuk rindang dengan cabang-cabang yang
tumbuh mendatar dan bertingkat-tingkat; pohon
yang muda sering nampak seperti pagoda. Pohon-
pohon yang tua dan besar sering kali berbanir (akar
papan), tingginya bisa hingga 3 m.
Daun-daun tersebar, sebagian besarnya berjejalan di ujung ranting,
bertangkai pendek atau hampir duduk. Bunga-bunga berukuran kecil, terkumpul
dalam bulir dekat ujung ranting, panjang 825 cm, hijau kuning. Buah batu bulat
telur gepeng, bersegi atau bersayap sempit, hijau-kuning-merah, atau ungu
kemerahan jika masak. Pohon ini cocok dengan iklim pesisir dan dataran rendah
hingga ketinggian sekitar 400 m dpl.
22
BAB III
ISI/PEMBAHASAN
Berikut ialah peta lokasi objek observasi terkait permukiman yang akan
dianalisis pengaruh vegetasi terhadap tata letak rumah :
Gambar 5 | Peta lokasi Kelurahan Pantai Bahari, Kecamatan Bangkala, Kecamatan Jeneponto
(Sumber: google earth diakses 15/03/2017)
Kelurahan Pantai Bahari merupakan salah satu dari 14 kelurahan yang ada
di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Wilayah kelurahan ini merupakan
wilayah yang letaknya berada disepanjang kawasan pesisir pantai Bahari. Letak
geografisnya terbagi atas 2 daratan yang dipisahkan oleh sungai yang terhubung
ke laut. Adapun objek surveinya itu wilayah pesisir sebelah kiri pada peta.
Kelurahan dapat diakses dari Kota Makassar melalui jalan poros Takalar-
Jeneponto yaitu Jalan Mallombasang dan menerus ke jalan lingkungan yaitu Jalan
Jalante menuju ke permukiman dengan jarak 2 km.
23
Tapak perumahan pesisir yang disurvei memiliki luasan 176.408 m2 atau
17,6 ha. Adapun dari peta dapat dilihat terdapat beberapa rumah dengan tipe
berbeda-beda, yakni ada permanen, semi permanen, dan darurat. Untuk tata letak
rumah di segmen peralihan daratan dan perairan di kawasan pesisir pantai terlihat
seperti pola linier atau memanjang disepanjang garis pantai dan posisi rumah
mengikuti pola akses jalan utama.
24
a. POHON KAYU CINA
Hasil Analisis :
Dari peta persebaran vegetasi berikut terlihat bahwa pohon kayu cina
umumnya terdapat di area sepanjang jalan. Dimana letaknya berada di depan
rumah sepanjang jalan sebagai akses permukiman tersebut. Jarak antar satu jenis
pohon kayu cina rata-rata berkisar 1 m untuk pohon berukuran kecil dan 10 m
untuk pohon berukuran besar. Ketinggian pohon berkisar 5-7 m. Adapun dari
letak dan penyebaran populasinya, pohon ini berfungsi sebagai tanaman pengarah
jalan karena letaknya di sepanjang area jalan serta sebagai pagar dan pelindung
seperti pada gambar tersebut karena letaknya berada di area batas rumah satu dan
lainnya. Pohon ini juga sering dijadikan sebagai vegetasi penghijau di area jalan
karena sifatnya yang mudah tumbuh dan diperbanyak hanya dengan menancapkan
potongan batang atau cabang pohon dari tanaman kayu jaran ini. Selain itu, pohon
ini juga berfungsi sebagai vegetasi pelengkap kebutuhan warga karena fungsinya
yang beragam.
25
b. POHON MANGGA
Hasil Analisis :
Dari peta persebaran vegetasi tersebut terlihat bahwa pohon mangga pada
umumnya terdapat di sekitar rumah. Dimana letaknya berada di depan atau
belakang rumah. Jarak antar satu jenis pohon mangga tidak menentu (random)
rata-rata penyebarannya berkisar 2 unit rumah terdapat 1 pohon mangga dengan
jarak 12 m. Ketinggian pohon berkisar 4-6 m. Adapun dari letak dan penyebaran
populasinya, pohon ini berfungsi sebagai tanaman pelindung karena ukurannya
yang besar cukup menaungi warga bila ingin beristirahat. Ataupun sebagai
vegetasi pelengkap kebutuhan warga dikarenakan manfaat dari pohon ini yang
sangat banyak.
c. POHON SIRSAK
Hasil Analisis :
Dari peta persebaran vegetasi tersebut terlihat bahwa pohon sirsak yang di
data hanya terdapat di beberapa rumah saja. Dimana letaknya berada di depan
rumah. Jarak antar satu jenis pohon sirsak tidak menentu (random) rata-rata jarak
penyebarannya cukup besar dan jarang ditemukan. Ketinggian pohon berkisar 2-3
26
m. Adapun dari letak dan penyebaran populasinya, pohon ini berfungsi sebagai
vegetasi pelengkap kebutuhan warga untuk dikonsumsi dikarenakan manfaat dari
pohon ini terutama pada buahnya
d. POHON SRIKAYA
Hasil Analisis :
Dari peta persebaran vegetasi tersebut terlihat bahwa pohon srikaya yang di
data hanya terdapat di beberapa rumah saja. Dimana letaknya berada di depan dan
belakang rumah. Jarak antar satu jenis pohon srikaya tidak menentu (random)
rata-rata jarak penyebarannya cukup besar dan jarang ditemukan. Ketinggian
pohon berkisar 2 m. Adapun dari letak dan penyebaran populasinya, pohon ini
berfungsi sebagai vegetasi pelengkap kebutuhan warga untuk dikonsumsi
dikarenakan manfaat dari pohon ini terutama pada buahnya.
27
Gambar 11 | Lokasi Penyebaran Vegetasi Pohon Srikaya
(Sumber: data survey tanggal 11/03/2017)
e. POHON DELIMA
Hasil Analisis :
Dari peta persebaran vegetasi tersebut terlihat bahwa pohon delima yang di
data hanya terdapat di beberapa rumah saja. Dimana letaknya berada di depan dan
belakang rumah. Jarak antar satu jenis pohon delima tidak menentu (random) rata-
rata jarak penyebarannya cukup besar dan jarang ditemukan. Ketinggian pohon
berkisar 3 m. Adapun dari letak dan penyebaran populasinya, pohon ini
berfungsi sebagai vegetasi pelengkap kebutuhan warga untuk dikonsumsi
dikarenakan manfaat dari pohon ini terutama pada buahnya serta sebagai vegetasi
penghias karena buah dan bunganya yang terkesan menarik.
28
Gambar 12 | Lokasi Penyebaran Vegetasi Pohon Delima
(Sumber: data survey tanggal 11/03/2017)
f. POHON SIWALAN
Hasil Analisis :
Dari peta persebaran vegetasi tersebut terlihat bahwa pohon siwalan yang di
data juga hanya terdapat di beberapa area saja. Ada beberapa yang di wilayah
pesisir namun sangat jarang dan umumnya berada di area ruang terbuka. Jarak
antar satu jenis pohon siwalan tidak menentu (random) rata-rata jarak
penyebarannya cukup besar dan cukup banyak ditemukan di area sekitar
pertambakan (empang) dan sawah. Ketinggian pohon berkisar 6-10 m. Adapun
dari letak dan penyebaran populasinya, pohon ini berfungsi sebagai vegetasi
pelindung karena ukurannya yang tinggi dan besar serta sebagai vegetasi
pelengkap kebutuhan warga karena beragam manfaat dari pohon ini.
29
Gambar 13 | Lokasi Penyebaran Vegetasi Pohon Siwalan
(Sumber: data survey tanggal 11/03/2017)
g. POHON PISANG
Hasil Analisis :
Dari peta persebaran vegetasi tersebut terlihat bahwa pohon pisang yang di
data cukup tersebar diberbagai wilayah. Umumnya berada di segmen daratan.
Dimana letaknya berada di depan dan belakang rumah. Jarak antar satu jenis
pohon pisang 5-10 m antara 2 unit rumah. Dan juga cukup banyak populasinya
di area ruang terbuka (seperti kebun). Ketinggian pohon berkisar 2-3 m. Adapun
dari letak dan penyebaran populasinya, pohon ini berfungsi sebagai vegetasi
pelengkap kebutuhan warga untuk dikonsumsi karena manfaat dari pohon ini
terutama pada buahnya serta sebagai vegetasi penghias karena tersebar hampir di
tiap rumah.
30
Gambar 14 | Lokasi Penyebaran Vegetasi Pohon Pisang
(Sumber: data survey tanggal 11/03/2017)
h. POHON PEPAYA
Hasil Analisis :
Dari peta persebaran vegetasi tersebut terlihat bahwa pohon pepaya yang di
data hanya terdapat di beberapa rumah saja. Dimana letaknya berada di depan
rumah. Jarak antar satu jenis pohon pepaya tidak menentu (random) rata-rata jarak
penyebarannya cukup besar dan jarang ditemukan. Ketinggian pohon berkisar 2-4
m. Adapun dari letak dan penyebaran populasinya, pohon ini berfungsi sebagai
vegetasi pelengkap kebutuhan warga untuk dikonsumsi dikarenakan manfaat dari
pohon ini terutama pada buahnya serta sebagai vegetasi penghias karena
bentuknya yang menarik.
31
Gambar 15 | Lokasi Penyebaran Vegetasi Pohon Pepaya
(Sumber: data survey tanggal 11/03/2017)
Hasil Analisis :
Dari peta persebaran vegetasi tersebut terlihat bahwa bunga sri rejeki yang
di data hanya terdapat di beberapa rumah saja. Dimana letaknya berada area depan
rumah. Jarak antar satu jenis tanaman ini tidak menentu (random) rata-rata jarak
penyebarannya cukup besar dan jarang ditemukan. Ketinggiannya berkisar 1-1,5
m. Adapun dari letak dan penyebaran populasinya, tanaman ini berfungsi sebagai
vegetasi penghias karena letaknya di area pekarangan rumah serta bentuk dan
warnanya yang menarik dan bertindak sebagai unsur penghijau.
32
Gambar 16 | Lokasi Penyebaran Vegetasi Bunga Sri Rejeki
(Sumber: data survey tanggal 11/03/2017)
a. POHON BAKAU
Hasil Analisis :
Dari peta persebaran vegetasi tersebut terlihat bahwa pohon bakau tersebar
di area sekitar pantai dengan pasir tempat pertumbuhannya. Dimana vegetasi ini
masih jarang ditemukan padahal manfaatnya bagi area pesisir sangat penting.
Jarak antar satu jenis pohon bakau tidak menentu (random) rata-rata jarak
penyebarannya cukup besar. Ketinggian pohon berkisar 2-3 m. Adapun dari letak
dan penyebaran populasinya, pohon ini berfungsi sebagai vegetasi pelindung
untuk area pantai dari tekanan ombak dan pasang-surut air laut olehnya lokasinya
berada di area depan rumah pesisir pantai.
33
Gambar 17 | Lokasi Penyebaran Vegetasi Pohon Bakau
(Sumber: data survey tanggal 11/03/2017)
b. POHON KELAPA
Hasil Analisis :
Dari peta persebaran vegetasi tersebut terlihat bahwa pohon kelapa cukup
banyak tersebar di sekitar pantai. Dimana letaknya berada di depan dan belakang
rumah serta sepanjang garis sempadan pantai. Jarak antar satu jenis pohon kelapa
tidak menentu (random) rata-rata penyebarannya berkelompok dengan jarak 5-
20 m. Ketinggian pohon berkisar 8-15 m. Adapun dari letak dan penyebaran
populasinya, pohon ini berfungsi sebagai vegetasi pelengkap kebutuhan warga
untuk dikonsumsi dikarenakan manfaat dari pohon ini terutama pada buahnya
serta sebagai vegetasi pengarah jalan dan pelindung untuk area pesisir karena
ukurannya yang besar dan kuat untuk mencegah terjadinya abrasi pantai.
34
Gambar 18 | Lokasi Penyebaran Vegetasi Pohon Kelapa
(Sumber: data survey tanggal 11/03/2017)
c. PALEM KIPAS
Hasil Analisis :
Dari peta persebaran vegetasi tersebut terlihat bahwa tanaman palem kipas
yang di data hanya terdapat di beberapa rumah saja. Dimana letaknya berada
samping (pekarangan) rumah. Jarak antar satu jenis tanaman ini tidak menentu
(random) rata-rata jarak penyebarannya cukup besar dan hanya ditemukan di area
sekitar perairan (seperti sekitar tambak, sawah, dan genangan air). Ketinggiannya
berkisar 1-2.5 m. Adapun dari letak dan penyebaran populasinya, tanaman ini
berfungsi sebagai vegetasi penghias karena letaknya di sekitar pekarangan rumah.
Serta sebagai tanaman semak atau perdu yang tumbuh liar di sekitaran sawah
ataupun tambak.
35
Gambar 19 | Lokasi Penyebaran Vegetasi Palem Kipas
(Sumber: data survey tanggal 11/03/2017)
d. POHON KETAPANG
Hasil Analisis :
Dari peta persebaran vegetasi tersebut terlihat bahwa pohon ketapang yang
di data hanya terdapat di beberapa wilayah sekitar pantai. Dimana letaknya berada
di sepanjang garis pantai. Jarak antar satu jenis pohon ini tidak menentu (random)
rata-rata jarak penyebarannya cukup besar dan jarang ditemukan. Ketinggian
pohon berkisar 3-5 m. Adapun dari letak dan penyebaran populasinya, pohon ini
berfungsi sebagai vegetasi pelindung dan pengarah jalan di sekitaran pantai
karena ukurannya yang besar dan kuat sebagai pelindung area pantai.
36
Gambar 18 | Lokasi Penyebaran Vegetasi Pohon Ketapang
(Sumber: data survey tanggal 11/03/2017)
Dilihat dari peta persebaran vegetasi di kawasan pesisir Pantai Bahari, dan
hasil analisis dari jenis vegetasi serta manfaatnya, maka untuk mengetahui
pengaruh dari masing-masing vegetasi terhadap tata letak rumah dibuatkan
beberapa sampel untuk memudahkan analisis data vegetasi berdasarkan letak
rumah. Terdapat 3 sampel rumah yang akan dianalisis, antara lain yaitu :
a. Sampel 1
Rumah berikut merupakan tipe permanen karena materialnya dari bata dan
beton serta genteng sebagai atapnya. Lokasi rumah ini berada di segmen daratan
yang rata-rata tipe ini cukup mendominasi karena kestabilan tanahnya. Adapun
vegetasi yang ada pada area tersebut ialah jenis pohon pelindung seperti kayu
cina, siwalan yang berada di depan dan belakang rumah yang fungsinya juga
sebagai tanaman pagar; pohon penghasil buah seperti pisang, mangga, dan sirsak
berada di pekarangan rumah yang dibatasi oleh pagar beton; serta jenis vegetasi
penghias seperti bunga sri rejeki, palem kipas dan bunga lainnya yang letaknya di
pot atau ditanam langsung di depan rumah.
37
Gambar 19 | Letak Rumah tipe Permanen dan Vegetasi di sekitarnya
(Sumber: data survey tanggal 11/03/2017)
b. Sampel 2
Rumah berikut merupakan tipe semi permanen karena materialnya dari kayu
dan seng sebagai atapnya, serta beberapa material seperti beton untuk bagian
kolong dan pondasi rumah. Lokasinya berada di segmen daratan dan lebih
dominan karena pengaruh kebudayaan yang tetap mempertahankan konstruksi
rumah panggung di daerah ini. Selain itu juga terdapat dibeberapa segmen
perairan. Adapun vegetasi yang ada pada area tersebut ialah jenis pohon
pelindung seperti mangga, kayu cina, dan siwalan juga sebagai tanaman pagar;
untuk jenis pohon penghasil buah seperti delima, papaya, dan sirsak; serta
tanaman hias seperti bunga sri rejeki yang di tanam secara langsung dan dibuatkan
pagar pembatas.
38
Gambar 20 | Letak rumah tipe Semi Permanen dan vegetasi disekitarnya
(Sumber: data survey tanggal 11/03/2017)
c. Sampel 3
Rumah tersebut merupakan tipe non-permanen atau darurat karena material
yang sangat minim seperti bambu, kayu dan seng sebagai atapnya dan terkesan
tidak layak huni dengan ukuran yang kecil. Lokasinya berada di segmen perairan
karena umumnya hanya sebagai tempat tinggal untuk para pekerja (nelayan laut,
atau petani tambak) sehingga dekat dengan pantai. Adapun vegetasi yang ada
pada area tersebut ialah jenis tanaman pelindung pantai seperti bakau, ketapang,
siwalan, dan kelapa yang juga sebagai tambatan perahu; untuk jenis pohon
penghasil buah seperti pisang dan kelapa; serta pohon kayu cina yang juga
dimanfaatkan oleh warga sebagai tambatan perahu dan tempat menggantung alat
ikat rumput laut.
39
Gambar 21 | Letak rumah tipe Semi Permanen dan vegetasi disekitarnya
(Sumber: data survey tanggal 11/03/2017)
Dari beberapa sampel yang telah dianalisis pengaruh tata letak rumahnya
berdasarkan jenis vegetasi di kawasan pesisir, maka berikut ialah :
Tabel Klasifikasi dari Hasil Analisis Pengaruh Vegetasi terhadap Tata Letak
Rumah Kawasan Pesisir Pantai Bahari :
WILAYAH/ JUMLAH
JENIS JENIS VEGETASI
SEGMEN FUNGSI VEGETASI POPULASI
RUMAH YANG ADA
VEGETASI (PROSENTASE)
Mangga 3%
Sirsak 1%
Srikaya Penghasil Buah 1%
Delima 1%
DARATAN PERMANEN Pisang 1%
Kayu Cina Pelindung 4%
Siwalan Pengarah Jalan 3%
Sri Rejeki 1%
Penghias
Palem Kipas 1%
40
Delima 1%
Pisang Penghasil Buah 2%
Pepaya 2%
SEMI
Mangga 3%
PERMANEN Pelindung
Kayu Cina 4%
Pengarah Jalan
Siwalan 5%
Sri Rejeki Penghias 1%
Mangga 5%
Penghasil Buah
Pisang 2%
Kayu Cina 7%
Pelindung
RUANG Kelapa 5%
Pagar (Kebun)
TERBUKA Ketapang 1%
Palem Kipas 1%
Semak & Perdu Pelengkap
3%
(Tanaman Liar)
Mangga 1%
Penghasil Buah
Pisang 1%
SEMI Kayu Cina Pelindung 3%
PERMANEN Pagar &
Kelapa Tempat Gantungan Alat Ikat 3%
Rumput Laut
Pisang Penghasil Buah 1%
Kayu Cina Pelindung 3%
DARURAT Kelapa Pagar & 2%
PERAIRAN
Ketapang Tempat Gantungan Alat Ikat 1%
Bakau Rumput Laut 2%
Kayu Cina 4%
Pelindung (Area Pantai)
Kelapa 10%
Pagar (Tambak & Sawah)
Ketapang 3%
RUANG Pencegah Abrasi
Bakau 3%
TERBUKA Tempat Tambatan Perahu
Siwalan 2%
Semak & Perdu
Pelengkap 2%
(Tanaman Liar)
Dari tabel tersebut maka dibuatkan diagram prosentase populasi vegetasi sesuai
tata letak rumah yang terdapat di kawasan tersebut seperti berikut:
41
DIAGRAM PROSENTASE POPULASI VEGETASI
DI WILAYAH DARATAN
MANGGA
5% SIRSAK
3%
3% 19% SRIKAYA
2% DELIMA
9% PISANG
2% PEPAYA
2%
3% KAYU CINA
SIWALAN
14% 9% KELAPA
KETAPANG
3%
SRI REJEKI
PALEM KIPAS
26% TANAMAN LAIN
42
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil analisis mengenai pengaruh vegetasi terhadap tata letak rumah
yang terdapat di kawasan pesisir Pantai Bahari dan tabel serta diagram
prosentasinya, maka dapat disimpulkan bahwa keadaan vegetasi ditiap jenis
rumah dan ruang terbuka cukup bervariasi. Dimana, pada rumah permanen yang
dominan tata letaknya di segmen daratan, jenis vegetasi yang ada seperti pohon
sirsak, delima, srikaya, dan bunga sri rejeki. Untuk rumah semi permanen yang
tata letaknya cukup tersebar baik di segmen daratan maupun perairan, jenis
vegetasi yang ada seperti mangga, kayu cina, siwalan, kelapa, pisang, pepaya, dan
palem kipas. Adapun untuk rumah darurat yang dominan tata letaknya berada di
segmen perairan, jenis vegetasi yang ada seperti kayu cina, kelapa, ketapang dan
bakau. Sedangkan untuk area ruang terbuka atau lahan kosong umumnya
ditempati oleh beberapa vegetasi yang sesuai dengan peruntukannya seperti
vegetasi sekitaran tambak/empang, vegetasi sekitaran persawahan, serta vegetasi
area rawa-rawa dan kebun.
Keberadaan vegetasi jenis pohon yang letaknya di segmen pesisir umumnya
lebih duluan ada sebelum dibangun perumahan. Hal ini dapat dilihat dari populasi
pepohonan yang cukup menurun disebabkan lahan-lahan vegetasi yang dijadikan
hunian. Olehnya itu sisa-sisa dari lahan vegetasi tersebut kemudian dijadikan
sebagai lahan terbuka dengan jenis vegetasi yang memang sudah ada ataupun baru
dikembangkan untuk tujuan lahan produktif (seperti tambak, sawah, dan kebun).
Kecuali pada beberapa vegetasi jenis pohon penghasil buah yang letaknya di
segmen daratan umumnya baru ditanam atau keberadaan rumah lebih duluan ada
dibandingkan vegetasi. Karena fungsi vegetasi lebih banyak sebagai pelengkap
kebutuhan. Olehnya itu banyak warga yang baru mulai menanam tanaman
penghasil buah untuk dikonsumsi. Begitu juga dengan vegetasi penghias
keberadaan rumah lebih duluan ada dikarenakan fungsinya yang mengikuti
keinginan pemilik rumah.
43
Dari beberapa jenis vegetasi tersebut berkaitan dengan fungsinya masing-
masing telah sesuai. Seperti jenis pohon ketapang, kayu cina, kelapa, dan siwalan
sebagai tanaman pengarah jalan; untuk jenis pohon mangga, srikaya, pepaya,
kelapa, pisang, delima dan sirsak sebagai tanaman penghasil buah (untuk
dikonsumsi); untuk jenis pohon bakau, ketapang, juga kelapa dan siwalan sebagai
tanaman pelindung dari abrasi pantai ataupun angin kencang dan peneduh dari
sinar matahari; serta vegetasi seperti sri rejeki, palem kipas, delima, dan jenis
bunga lainnya sebagai tanaman penghias untuk landscape rumah agar lebih
menarik.
Olehnya itu dari beberapa penjelasan tersebut pengaruh vegetasi terhadap
tata letak rumah yang di segmen darat maupun perairan (sekitar pantai) sangat
mendominasi baik dari segi klasifikasi (pengelompokan) vegetasinya maupun
berdasarkan fungsinya yang sangat beragam.
Amri Nurmaida, Idawarni. 2014. Laporan Penulisan Buku Ajar Mata Kuliah
Permukiman Pesisir. Prodi Arsitektur, Universitas Hasanuddin.
Desai, K. N. 2000. Dune vegetation : need for reappraisal. Coastin. A Coastal Policy
Research Newsletter. No. 3 September : 2000.
Noor, Y. R., M. Khazali dan I. N. N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan
Mangrove di Indonesia. Ditjen PKA dan Wetlands International. Indonesia
Programme.
Samin, dkk. 2016. Jurnal Biocelebes Vol.10 No.2 (hlm.32-42). ISSN 1978-6417
Sumber internet:
https://eckoeffendi.wordpress.com/2012/05/29/vegetasi-pantai-2/
http://www.sakadoci.com/2016/01/pohon-kayu-jaran-pohon-penghijauan-yang.html
http://ferrytheexplorer.blogspot.co.id/2012/07/hu1tan-bakau-atau-hutan-
mangrove.html
http://mangrovejogjakarta.com/mengenal-lebih-dekat-ekosistem-mangrove-baros-
bantul/
http://www.kompasiana.com/su.he/manfaat-pohon-
kudo_54f76562a333119e348b4744
https://id.wikipedia.org/wiki/
http://tatikbahar.blogspot.com/2011/02/tinjauan-wilayah-pesisir.html
44
LAMPIRAN
45