Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN UJI PEMOMPAAN METODE STEP TEST

Disusun Oleh:
RIOMAS HARJUNO AJI
111.150.132
PLUG 02

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2017
Laboratorium Hidrogeologi 2017

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Hidrogeologi


Uji Pemompaan Metode Step Test
Yogyakarta, 5 November 2017

Disusun Oleh:
Nama : Riomas Harjuno Aji
NIM : 111.150.132
Plug : 02

Mengetahui,
Asisten Hidrogeologi

( )

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 i
Laboratorium Hidrogeologi 2017

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas perkenan-NYA Laporan Pumping
Test Step Drawdown Test dengan tepat waktu pada Kegiatan prkatikum Pumping Test
dapat diselesaikan.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk menyelesaikan tugas Praktikum
Hidrogeologi, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017.
Laporan Pumping Test ini tentunya masih terdapat beberapa kekurangan dalam
penyusunan , baik dalam secara penyajian maupun yang lainnya, yang kurang
memuaskan di hati para pembaca. Oleh karena itu, saya mohon maaf kepada para
pembaca semua.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga tugas Praktikum Hidrogeologi ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.

Yogyakarta, 5 November 2017


Penyusun,

Riomas Harjuno Aji


111.150.132

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 ii
Laboratorium Hidrogeologi 2017

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ....................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian ............................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................................... 2
1.4 Alat dan Bahan ........................................................................................................ 2
BAB II DASAR TEORI .................................................................................................. 3
2.1 Konsep Dasar Step Test .......................................................................................... 3
2.2 Metode Step Test ..................................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................ 8
3.1 Uraian Pengerjaan ................................................................................................... 8
BAB IV KESIMPULAN ............................................................................................... 12
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 13
LAMPIRAN ................................................................................................................... 14

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 iii
Laboratorium Hidrogeologi 2017

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik hubungan s dan t ................................................................................ 5


Gambar 2.2 Kurva hubungan Q dan Sw/Q ....................................................................... 5
Gambar 2.3 Grafik Hubungan Sw dan Q ......................................................................... 7

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 iv
Laboratorium Hidrogeologi 2017

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabulasi data hasil step test .............................................................................. 8


Tabel 3.2 Tabulasi data hasil Metode Jacob ..................................................................... 8
Tabel 3.3 Tabulasi data hasil Metode Logans ................................................................. 9

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 v
Laboratorium Hidrogeologi 2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Menurut liasley et al,(1949) Hidrologi adalah cabang geografi fisis yang
berurusan dengan air dibumi. Sorotan khusus pada propertis, fenomena dan distribusi
air didaratan. Hidrogeologi adalah suatu studi interaksi antara kerja kerangka batuan
dan airtanah yang dalam prosesnya menyangkut aspek-aspek kimia dan fisika yang
terjadi di dekat atau di bawah permukaan bumi (Kodoatie, 1996). Salah satu
pengaplikasian ilmu hidrogeologi adalah perhitungan debit aliran sungai. Debit air
adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS).
Hidrogeologi merupakan perpaduan antara ilmu geologi dengan ilmu
hidrolika yang kajiannya dititikberatkan pada gerakan air tanah dalam secara
hidrolik. Gabungan dua kata hidro dan geologi menunjukkan secara implisit
pengertian geologi dan air, atau dengan kata lain adalah merupakan suatu studi
tentang interaksi antara kerangka unsur batuan dengan air tanah. Dalam istilah
hidrolika maka istilah gerakan dalam tanah dikenal dengan hidrolika dalam media
porus, karena air tanah mengalir diantara sela-sela butiran tanah yang sekaligus
sebagai media. Salah satu pengaplikasian ilmu hidrogeologi adalah Desain
Konstruksi Sumur.
Desain Konstruksi Sumur atau yang sering dikenal dengan DKS
merupakan sebuah desain debit sumur yang direncanakan terutama untuk sumur
produksi yang akan dibuat, dengan memperhatikan data-data yang diperoleh pada
daerah yang bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui potensi airtanah pada
suatu daerah. Jika potensi air tanah pada suatu daerah belum diketahui, maka
pemboran dan konstruksi sumur tersebut dilakukan dengan tujuan eksplorasi sumur
uji.
Salah satu tahap akhir dari rangkaian pekerjaan pemboran adalah menguji
kuantitas air yang akan dieksploitasi. Kuantitas air dapat ditentukan berdasarkan uji
pemompaan, sasaran utama dari pekerjaan ini adalah mengetahui parameter hidrolika
sumur dan akuifer yang diturap. Parameter ini akan menentukan kapasitas sumur,
debit maksimum sumur dan debit optimum pemompaan yang diperkenankan agar
sumur mempunyai umur penggunaan (life time) yang maksimum. Uji pemompaan

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 1
Laboratorium Hidrogeologi 2017

ini dilaksanakan dengan pompa selam (submersible pump) dan penakar debit
(fhomson/V noth). Selama pemompaan dilakukan pengamatan penurunan muka
airtanah di dalam sumur akibat pemompaan (drawdown).

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian


Maksud dari uji pemompaan metode Step Test adalah untuk menentukan
parameter hidraulik akuifer atau sumur dan tujuannya adalah
agar mengetahui kesempurnaan sumur
menentukan besaran kapasitas jenis sumur
Efisiensi sumur

1.3 Batasan Masalah


Dalam penelitian ini dibatasi pada beberapa masalah, yaitu :
1. Metode yang digunakan adalah step test
2. Penelitian ini lebih difokuskan untuk mengetahui kesempurnaan rekonstruksi
sumur, menentukan besaran kapasitas jenis sumur, efisiensi sumur serta
menentukan parameter hidrolik akuifer atau sumur

1.4 Alat dan Bahan


1. Lembar kerja
2. Data Uji Pemompaan bertahap step test
3. Milimeter blok
4. Kalkulator
5. Penggaris
6. Alat Tulis
7. Diagram log

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 2
Laboratorium Hidrogeologi 2017

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Konsep Dasar Step Test


Step test pada dasarnya dilaksanakan setelah pelaksanaan konstruksi sumur dan
setelah pembersihan/penyempurnaan sumur atau dengan kata lain tahap akhir dari
rangkaian pekerjaan pemboran airtanah. Step test dilakukan dengan cara mengukur
penurunan muka airtanah di dalam sumur uji dengan debit pemompaan yang ditambah
secara bertahap.
Jacob menyatakan bahwa drawdown pada sumur akibat pemompaan terdiri atas
dua komponen, yang pertama adalah aquifer loss yaitu drawdown pemompaan
disebabkan oleh macam akuifernya (hambatan yang terjadi didalam aliran pada
akuifernya sendiri = BQ ), yang kedua adalah well loss yaitu drawdown pemompaan yang
disebabkan oleh konstruksi sumur (CQ2). Sumur yang efisien adalah sumur yang
mempunyai well loss kecil.
Bierschenk (dalam Suharyadi) menyatakan bahwa efisiensi sumur itu tergantung
besarnya pemompaan yang terdiri atas efisiensi pemompaan (Ep) dan Faktor
development (Fd).
Efisiensi pemompaan dinyatakan :
Ep = BQ/Sw x 100%
Dimana :
Ep = Efisiensi pemompaan (l/det.s-1)
BQ = hambatan yang terjadi didalam aliran pada akuifernya sendiri
Sw = (l/det)
total penurunan muka airtanah (s)
Besarnya pemompaan yang efisien apabila harga Epnya minimal 50%
Faktor development dinyatakan dengan :
Fd = C/B
Dimana:
Fd = Faktor development
C = Harga koefisien Well Loss

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 3
Laboratorium Hidrogeologi 2017

B = Harga koefisien Aquifer loss

Tabel 2.1 Klasifikasi sumur berdasarkan Factor development


(Bierschenk, 1964)

Factor Development Klas


(Hari/m3)
< 0,1 Sangat baik
0,1 0,5 Baik
0,5 1 Sedang
>1 Jelek

Tabel 2.2 Klasifikasi kondisi sumur berdasarkan harga Coefisient well Loss
(Walton, 1970)
Coeficient Well Loss
Kondisi Sumur
C (m2/m5)

< 0,5 Baik


0,5 1 Mengalami penyumbatan sedikit
14 Penyumbatan dibeberapa tempat
>4 Sulit dikembalikan seperti semula

2.2 Metode Step Test


1. Metode I (Metode Jacob)
1) Dari data uji step test dibuat grafik hubungan antara s (drawdown) dan t (waktu
pemompaan).
2) Dari grafik hubungan antara s dan t di atas tentukan harga s (tambahan
penurunan muka airtanah) pada setiap step.
3) Berdasarkan data Q, s, Sw (total penurunan muka airtanah), hitung Sw/Q.
4) Buat tabel data tersebut.

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 4
Laboratorium Hidrogeologi 2017

Sw1

s(m)
Sw2

Sw3

t ( menit )

Gambar 2.1 Grafik hubungan s dan t


5) Untuk menentukan harga-harga C dan B, plot pada kertas milimeter harga-harga
Q (l/detik) lawan Sw/Q (m/l/detik), tarik garis berat (lurus) yang melalui titik-titik
hasil pengeplotan, selanjutnya menentukan harga a dan b.

Gambar 2.2 Kurva hubungan Q dan Sw/Q


Keterangan :
B: harga koefisien Aquifer loss
C: harga koefisien well loss
6) Menghitung harga BQ dan CQ2
7) Menentukan harga Sw dapat berdasarkan kurva atau dengan rumus Sw = BQ+CQ2
8) Membuat tabulasi data.
9) Menentukan efisiensi pemompaan (Ep)
10) Menentukan faktor development (Fd)

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 5
Laboratorium Hidrogeologi 2017

11) Menentukan kelas dan kondisi sumur

2. Metode II
Pada metode ini dilakukan dengan cara membandingkan setiap kapasitas jenis pada
setiap step pemompaan:
Q1/Sw1 : Q2/Sw2 : .. Qn /Swn (m3/jam/l)
Apabila harga mendekati kesamaan dengan perbedaan < 1, maka kontruksi sumur
sempurna.
Q1/Sw1 Q2/Sw2 Q3/Aw3
=a =b =c (nilai terkecil)
a/c b/c c/c
a/c b/c b/c c/c a/c c/c

3. Metode III (Metode Logans)


1) Dari data pengamatan step test dan perhitungan, dibuat tabulasi data.
2) Membuat gambar kurva dalam kertas milimeter, antara EP (Efisiensi
Pemompaan) pada ordinat dan Q pada absis untuk mencari Q optimum.
3) Menentukan Q optimum dengan cara menarik garis dari titik harga EP = 50 searah
dengan absis hingga memotong kurva.
4) Dari perpotongan antara garis EP = 50 dan kurva, tarik garis tegak lurus ke arah
absis.
5) Titik hasil perpotongan antara garis tegak lurus dan garis absis dibaca sebagai
nilai Q optimum.
6) Untuk seterusnya dihitung T (keterusan) dengan metode Logans.
1,22.Q.86,4
T .....m 2 / hari
Sw
Q = Q optimum
Sw = (harga Sw pada saat Q optimum) = Q optimum x 50
7) Menghitung harga k = permeabilitas dengan rumus T = k.D,
dimana D = Tebal akuifer, k = T/D

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 6
Laboratorium Hidrogeologi 2017

4. Metode Grafis (Metode Sichardt)


1) Data pemompaan dievaluasi dengan metode uji sumur muka air bertahap (step
drawdown test) untuk mendapatkan persamaan garis Sw = BQ + CQ2.
2) Gambar persamaan garis tersebut pada kertas grafik dengan memasukkan nilai Q
sebagai absis (X) dan nilai Sw sebagai ordinat (Y).
3) Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum
(Qmaks) dengan persamaan Huisman sebagai berikut:
Qmaks = 2 x rw x D x ( K)
15
dimana:
Qmaks = debit maksimum (m3/dt)
rw = jari-jari konstruksi sumur (m)
D = tebal akuifer (m)
K = koefisien kelulusan air
4) Hitung penurunan maksimum (Sw maks) dengan persamaan sebagai berikut:
Swmaks = BQ maks + CQ2 maks
5) Dari titik potong di atas didapat harga kapasitas optimum (Q opt) dan penurunan
muka air optimum (Sw opt).
6) Hubungkan titik kapasitas maksimum (Qmaks) dengan penurunan muka air
(Swmaks) sehingga berupa garis lurus yang berpotongan.

Gambar 2.3 Grafik Hubungan Sw dan Q

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 7
Laboratorium Hidrogeologi 2017

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Uraian Pengerjaan


Metode I (Metode Jacob)
Tabel 3.1 Tabulasi data hasil step test
Q s Sw Sw/Q
Step
(m3/detik) (m) (m) (m/m3/detik)
1 0,0214 1,1 1,1 51,402
2 0,0421 1,4 2,5 59,382
3 0,0543 2,93 5,43 100
Berdasarkan grafik Sw/Q vs Q, didapat nilai :
a = 27,8
b = 0,02
B = 13,3

C = = 1390

Total Penurunan Muka Airtanah (Sw):


Sw = BQ + CQ2
Sw1 = 13,3 x 0,0214 + 1390 x (0,0214)2 = 0,92
Sw2 = 13,3 x 0,0421 + 1390 x (0,0421)2 = 3,02
Sw3 = 13,3 x 0,0543 + 1390 x (0,0543)2 = 4,82

Tabel 3.2 Tabulasi data hasil Metode Jacob


Q
Step 3
B C BQ CQ2 Sw
(m /det)
1 0,0214 0,284 0,636 0,92
2 0,0421 13,3 1390 0,559 2,463 3,02
3 0,0543 0,722 4,098 4,82
Efisiensi Pemompaan (EP):
EP = BQ / Sw x 100%
EP1 = 0,284 / 0,92 x 100% = 30,93%

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 8
Laboratorium Hidrogeologi 2017

EP2 = 0,559 / 3,02 x 100% = 18,50 %


EP3 = 0,772 / 4,82 x 100% = 14,97%
EPrata-rata = (EP1 + EP2 + EP3) / 3 = 21,46 %

Factor Development (Fd):


1390
Fd = C / B = = 104,511 s/m3 = 1,209 x 10-3 hari/m3 (sangat baik)
13,3

Coefisient Well Loss:


C = 1390 s2/m5 = (1390/3600) menit2/m5 = 0,386 (baik)

Metode II
Sw matematis:
Q1/Sw1 Q2/Sw2 Q3/Aw3
0,023 0,013 0,011
2,09 1,181 1
0,909 0,62 1,09
Sw grafis:
Q1/Sw1 Q2/Sw2 Q3/Aw3
0,0194 0,03007 0,0185
1,04 1,62 1
0,58 0,62 0,04
Harga perbandingan setiap kapasitas jenis pada setiap step pemompaan rata-rata bernilai
kurang dari 1, maka konstruksi sumur sempurna.

Metode III (Metode Logans)


Tabel 3.3 Tabulasi data hasil Metode Logans
Step Q B C BQ CQ2 Sw EP
1 0,0214 0,284 0,636 0,92 30,93%
2 0,0421 13,3 1390 0,559 2,463 3,02 18,50%
3 0,0543 0,722 4,098 4,82 14,97%
EP = 50% maka,
Q optimum = -0,012 m3/s

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 9
Laboratorium Hidrogeologi 2017

SW grafis = -0,012 x 50 = -0,6 m


T = (1,22 x Q x 86400 / Sw) m2/hari
= (1,22 x (-0,012) x 86400 / (-0,6)) m2/hari
= 2108,16 m2/hari
K = T/D = (2108,16 / 35) m/hari = 60,23 m/hari = 6,97 x 10-4 m/s

Metode Grafis (Metode Sichardt)


Qmaks = ((2 x x rw x D x K )/15) (m3/s)

= (2 x (22/7) x 10,16 x 10-2 x 35 x 6,97 x 104 / 15) (m3/s)


= 0,039 m3/s
Y = 103,84x 1,5237
Y = Sw maks
X = Qmaks
Sw maks = 2,52606 m
Berdasarkan perpotongan kurva garis Sw dengan garis yang dihubungkan antara Qmaks
dengan Swmaks, maka:
Q optimum = 0,0221 m3/s
Sw optimum = 1,09 m

Aplikatif
Luas Kapasitas (A)
A = Q optimum / (R x 24/n)
= (0,0221 x 86400) (m3/hari) / (151,2 x 2,4) (m3/hari/Ha)
= 5,2619 Ha
Jumlah Pompa (JP)
JP = LA / A = 150 Ha / 5,2619 Ha = 28,5 29 unit
Radius of Influence
Swgrafis = Q optimum x ln (ro/rw) / (2 x T)
1,09 x 2 x 3,14 x 0,0244 = 0,0211 x (ln ro ln 10,16 x 10-2 m)
0,167/0,0211 = ln ro + 2,287
ln ro = 7,914 2,287
ln ro = 277,910 m
Nama : Riomas Harjuno Aji
Plug : 2
Nim : 111.150.132 10
Laboratorium Hidrogeologi 2017

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 11
Laboratorium Hidrogeologi 2017

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Dari uji pemompaan metode step test pada lokasi Kaligetuk, didapatkan hasil sebagai
berikut.
Didapatkan nilai C adalah 0,9657 menit2/m5. Berdasarkan klasifikasi kondisi
sumur dengan harga Coefficient well loss (C) menurut Walton (1975), kondisi
sumur termasuk penyumbatan sedikit.
Perhitungan berdasarkan factor development (Fd) didapatkan nilai 1,209 x 10-3
hari/m3 dan berdasarkan tabel klasifikasi menurut Bierschenk (1964), kondisi
sumur sangat baik.
Niali rata-rata efisiensi pompa adalah 21,46%, maka pompa tersebut tersebut
tidak efisien.
Dari hasil perhitungan menggunakan metode II, sumur di Kaligetuk memiliki nilai
rata-rata < 1, sehingga konstruksi sumur di daerah tersebut termasuk dalam
kategori sempurna.
Nilai Q optimum, didapatkan dari kurva Ep vs. Q dengan nilai -0,012 m3/detik.
Nilai keterusan akuifer adalah 2108,16 m3/hari.
Nilai konduktivitas hidraulik adalah 60,233 m/hari (litologi pasir kasar).
Luas Kapasitas adalah 5,2619 Ha.
Jumlah pompa yang dibutuhkan adalah 29 sumur.
Nilai Radius of influence adalah 277,910 m.

Nama : Riomas Harjuno Aji


Plug : 2
Nim : 111.150.132 12
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen. 2017. Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi. Yogyakarta: UPNVY.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai