Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Keasaman tanah
akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya. Kualitas air juga dapat ditentukan
dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan asam akan mengalami
kerusakan lingkungan yang cukup buruk.
Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di alam berupa liquid
(larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa lainnya. Meskipun asam
dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan seperti makanan dan sabun, namun pada
akhrinya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan atau dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap
atau digunakan. Dari hal itulah, penyusun membuat makalah ini dengan judul Larutan Asam dan
Larutan Basa.Alasan lainnya adalah agar sesuai dengan tema yang diberikan oleh dosen, yaitu asam dan
basa.
Asam sering dikenali sebagai zat berbahaya dan korosif. Hal ini benar untuk beberapa jenis asam
yang digunakan di laboratorium, seperti asam sulfat dan asam klorida. Tetapi asam yang tidak
berbahaya juga banyak ditemui dalam kehidupan sehari hari. Misalnya pada cuka dan buah buahan.
Seperti halnya asam, basa juga sering digunakan dalam kehidupan sehari hari. Misalnya dalam pasta
gigi, deterjen, atau cairan pembersih. Secara umum, asam dapat dikenali dari bau dan rasanya yang
tajam / asam. Sedangkan basa bersifat licin dan rasanya pahit. Bila diteteskan pada kertas litmus, asam
akan memberikan warna merah dan basa akan memberikan warna biru.
Teori Arrhenius
Menurut Arrhenius (1884), asam adalah zat yang melepaskan ion H+ atau H3O+ dalam air.
Sedangkan basa adalah senyawa yang melepas ion OH- dalam air.
HA + aq H+(aq) + A-(aq)
Di dalam air, ion H+ tidak berdiri sendiri, melainkan membentuk ion dengan H2O.
Berdasarkan jumlah ion H+ yang dapat dilepaskan, asam dapat terbagi menjadi
Bila asam dan basa direaksikan, maka produk yang akan terbentuk adalah senyawa netral (yang
disebut garam) dan air. Reaksi ini disebut sebagai reaksi pembentukan garam atau reaksi penetralan,
yang akan mengurangi ion H+ dan OH- serta menghilangkan sifat asam dan basa dalam larutan secara
bersamaan. Jika asam yang bereaksi dengan basa adalah asam poliprotik, maka akan dihasilkan lebih
dari satu jenis garam. Misalnya pada rekasi antara NaOH dengan H2SO4.
Teori Arrhenius ternyata hanya berlaku pada larutan dalam air. Teori ini tidak dapat
menjelaskan fenoena pada reaksi tenpa pelarut atau dengan pelarut bukan air. Pada tahun 1923,
Brnsted Lowry mengungkapkan bahwa sifat asam basa ditentukan oleh kemempuan senyawa untuk
melepas / menerima proton (H+). Menurut Brnsted Lowry, asam adalah senyawa yang memberi
proton (H+) kepada senyawa lain.
Sedangkan basa adalah senyawa yang menerima proton (H+) dari senyawa lain.
Dalam larutan, asam / basa lemah akan membentuk kesetimbangan dengan pelarutnya. Misalnya HF
dalam pelarut air dan NH3 dalam air.
HF + H2O H3O+ + F-
a1 b2
b1 a2
Asam konjugasi : asam yang terbentuk dari basa yang menerima proton
Basa konjugasi : basa yang terbentuk dari asam yang melepas proton
Teori Brnsted Lowry memperkenalkan adanya zat yang dapat bersifat asam maupun basa,
yang disebut sebagai zat amfoter. Contohnya adalah air. Di dalam larutan basa, air akan bersifat asam
dan mengeluarkan ion positif (H3O+). Sedangkan dalam larutan asam, air akan bersifat basa dan
mengeluarkan ion negatif (OH-).
Teori Lewis
Lewis mengelompokkan senaywa sebagai asam dan basa menurut kemampuannya melepaskan
/ menerima elektron. Menurut Lewis :
Nitrogen mendonorkan pasangan elektron bebas kepada boron. Pasangan elektron bebas yang
didonorkan ditandai dengan tanda panah antara atom nitrogen dan boron.
Kelebihan teori Lewis ini adalah dapat menjelaskan reaksi penetralan yang dilakukan tanpa air.
Misalnya pada reaksi antara Na2O dan SO3. Menurut Arrhenius, reaksi penetralan ini harus dilakukan
dalam air.
Konsep pH
Air memiliki sedikit sifat elektrolit. Bila terurai, air akan membentuk ion H+ dan OH-. Kehadiran
asam atau basa dalam air akan mengubah konsentrasi ion ion tersebut. Untuk suatu larutan dalam air,
didefinisikan pH dan pOH larutan untuk menunjukkan tingkat keasaman.
[ H 3O ].[ A ]
Ka =
[ HA]
Nilai pH asam lemah dinyatakan sebagai:
pH = Ka.M
M adalah nilai konsentrasi larutan yang akan ditentukan derajat keasamannya.
Basa lemah terurai dalam air dengan reaksi
NH3 + H2O = NH4+ + OH-
Tetapan kesetimbangan untuk asam lemah (Ka) dinyatakan sebagai :
[ NH 4 ].[OH ]
Kb =
[ NH 3 ]
Nilai pOH basa lemah dinyatakan sebagai :
pOH = Kb.M
Bila garam bereaksi dengan air, maka akan terurai dan melepaskan asam atau basa bebas.
BA + H2O = BOH + HA
Proses ini disebut sebagai hidrolisa. Salah satu produk reaksi ini (HA atau BOH) akan terurai
kembali bila asam atau basa tersebut merupakan elektrolit kuat. Tetapan kesetimbangan reaksi hidrolisa
(Kh) dinyatakan sebagai
Kw
Kh = ( bila garam terbentuk dari basa kuat dan asam lemah )
Ka
Kw
atau Kh = ( bila garam terbentuk dari asam kuat dan basa lemah )
Kb
Perbandingan antara bagian yang terhidrolisa dengan kadar garam semula disebut derajat hidrolisa ().
KESIMPULAN
Asam dalam pelajaran kimia adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang
dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa. Asam terbagi atas dua maca yaitu asam kuat dan asam lemah. Asam
mempunyai rasa asam dan bersifat korosif.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa
memiliki pH lebih besar dari 7. Seperti hal-nya asam, basa juga terbagi dua macam yaitu basa kuat dan
basa lemah.
Basa mempunyai rasa pahit dan merusak kulit, terasa licin seperti sabun bila terkena kulit. Dan
dapat menetralkan asam.
Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral. Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam. Jika pH > 7,
maka larutan bersifat basa.
DAFTAR PUSTAKA
www.chem-is-try.org