Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Introduksi
1
Kecakapan keguruan mempunyai banyak aspek yang berkaitan, yang
harus dilatihkan secara bertahap dan terintegrasi. Keseluruhan kecakapan
keguruan di atas perlu dilandasi dengan nilai serta sikap keguruan yang
positif.
2
B. Tempat dan Waktu Program Pengalaman Lapangan
1. Tempat Program Pengalaman Lapangan
Program Pengalaman Lapangan yang dilaksanakan di SMA/SMK
baik negeri maupun swasta diizinkan oleh Depdikbud DIY, Pengurus
Yayasan, dan Kepala Sekolah yang bersangkutan. Berdasarkan pembagian
tempat pelaksanaan PPL yang ditentukan oleh koordinator PPL, maka
praktikan melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di:
3
menempuh dan lulus beberapa mata kuliah yang merupakan syarat PPL
dengan nilai minimal C, kecuali untuk mata kuliah Pengajaran Mikro (Micro
Teaching) yang nilai minimal harus B.
4
5) Sejarah Asia Barat Madya
6) Sejarah Asia Barat Baru
7) Sejarah Asia Selatan I: Masa Hindu-Buddha sampai Moghul
8) Sejarah Asia Selatan II: Masa Kolonial
9) Sejarah Asia Selatan Pasca Kolonial
10) Sejarah Asia Tenggara Kuno
11) Sejarah Asia Tenggara Madya
12) Sejarah Asia Tenggara Baru
c) Sejarah Eropa
1) Sejarah Eropa Klasik
2) Sejarah Eropa Abad Pertengahan
3) Sejarah Eropa Baru I
4) Sejarah Eropa Baru II
5
3) Analisis sosial dan interaksi sosial yang disampaikan oleh Bapak
YR. Subakti, M.Pd
b. Pembekalan Tingkat Fakultas
Pembekalan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta juga memberikan pembekalan yang
dilaksanakan hari Senin tanggal 17 Juni 2015 bertempat di Ruang
Kunjono lantai IV Kampus I Mrican Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.Yang dihadiri oleh mahasiswa dari 8 Program Studi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Pada pembekalan PPL tingkat Fakultas banyak diberikan
gambaran kepada para mahasiswa tentang tugas, kewajiban, dan hak-
hak guru maupun praktikan sebagai calon guru. Pada kesempatan
tersebut oleh Ibu Christina Kristiyani, S.Pd., M.Pd. selaku koordinator
PPL tingkat Fakultas memberikan gambaran-gambaran kepada
mahasiswa mengenai tugas, kewajiban, tanggung jawab seorang guru
profesional, dan hak-hak guru. Hadir pula Bapak Rohandi, Ph.D.
Selaku Dekan FKIP, beliau juga menekankan pentingnya membangun
komunikasi dan kerja sama yang baik antar sesama mahasiswa
praktikan dan juga dengan pihak sekolah tempat praktikan menimba
pengalaman PPL bapak Rohandi menekankan bahwa kehadiran
praktikan di sekolah bukan hanya membawa nama pribadi masing-
masing, tetapi lebih dari itu membawa nama Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Oleh karena
itu, setiap mahasiswa peserta PPL diharapakan untuk tetap menjaga
nama baik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah dikenal unggul secara akademik dan
humanis. Pada kesempatan ini, mahasiswa dari 8 Program Studi yang
mendapat tugas PPL di sekolah yang sama, dipertemukan mahasiswa
satu dengan mahasiswa lainnya, untuk merencanakan berbagai hal yang
berkaitan dengan kegiatan PPL.
6
2. Persiapan di Sekolah
a. Penyerahan Program Pengalaman Lapangan (PPL)
Sebelum praktikan melaksanakan praktik mengajar di kelas, ketua
kordinator pratikan menghubungi pihak sekolah kunjungan awal untuk
mengetahui situasi awal di sekolah dan mengantarkan surat dari
Fakultas (Dekan) ke kordinator Mahasiswa PPL di SMA BOPKRI 2
Yogyakarta, untuk menetapkan tanggal serah terima PPL. Setelah
berkordinasi antara ketua kordinator praktikan dan pihak sekolah maka
disepakati tanggal 10 Juli 2015 merupakan waktu resmi penerimaan dan
pelaksanaan PPL di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta diadakan penyerahan
praktikan dari pihak Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kepada sekolah SMA BOPKRI
2 Yogyakarta.
Penyerahan mahasiswa PPL Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dilakukan tanggal
10 Juli 2015 pukul 12:00 WIB bertempat di ruang tamu kepala sekolah
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Acara tersebut dihadiri oleh beberapa
dosen pembimbing PPL dari berbagai bidang studi sebagai wakil dari
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yaitu: Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum, Drs. Sukarjono,
M.Pd, Christina Kristiyani, S. Pd., M.Pd, dan kepala sekolah SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta yaitu Ibu Sri Sulastri, M. Pd.
Pada kesempatan ini, beberapa guru-guru SMA BOPKRI 2
Yogyakarta juga turut hadir dalam acara serah terima tersebut.
Kemudian, mahasiswa PPL dan pihak sekolah saling berkenalan lalu
dilanjutkan dengan pengarahan mengenai tugas dan tata tertib oleh Ibu
Dra. J. Ambarningrum selaku Koordiantor PPL SMA BOPKRI 2
Yogyakarta. Setelah acara penyerahan, praktikan bertemu dengan guru
pembimbing PPL masing-masing guna untuk berkoordinasi mengenai
pembuatan minggu afektif, program semester, dan program tahunan
serta berkonsultasi tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
7
silabus dan Kompetensi Dasar (KD) yang berkaitan dengan pengajaran,
seperti jadwal observasi dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
b. Observasi
Sebagai suatu kegiatan awal setelah penyerahan, selanjutnya
praktikan melakukan agenda observasi. Kegiatan ini merupakan
langkah awal mahasiswa sebelum mengajar di SMA BOPKRI 2
Yogyakarta. Dalam kegiatan observasi praktikan memiliki 3 bagian
yang harus di observasi yakni meliputi: observasi lingkungan fisik
sekolah, sarana dan prasarana sekolah, dan aktivitas siswa di kelas.
Kegiatan observasi mengajar dilakukan praktikan sebanyak lima (5)
kali, yaitu di kelas X IIS I, X IIS II, X MIA I, X MIA II, dan X IBBu.
8
BAB II
HASIL OBSERVASI
9
NILAI, MOTTO DAN TUJUAN PENDIDIKAN
NILAI:
a. KASIH
b. INTEGRITAS
c. PELAYANAN YANG TULUS
MOTTO:
BERSEMANGAT UNTUK SELALU BERPRESTASI
TUJUAN SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA:
a. Menjadi sekolah yang unggul dalam pengetahuan dan teknologi.
b. Menghasilkan lulusan yang cerdas, intelektual, dan budi pekerti luhur.
c. Menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan kebangsaan, kepekaan
sosial dan mampu berkompetisi secara global.
d. Menghasilakn lulusan yang memiliki ketrampilan dan kemandirian.
10
1. Prinsip-prinsip kurikulum:
a. Kurikulum 2006 memiliki prinsip-prinsip:
1) Proses pembelajaran intra-kurikuler adalah proses pembelajaran
yang berkenaan dengan pelajaran dalam struktur kurikulum
dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
2) Proses pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang dikembangkan guru.
3) Proses Pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa
aktif untuk menguasai suatu Kompetensi Dasar dan Kompetensi
Inti pada tingkat yang memuaskan.
4) Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten
kompetensi yaitu pengetahuan yang merupakan konten yang
bersifat Mastery dan diajarkan secara langsung (Direct teaching),
Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang
bersifat developmental yang dapat dilatih dan diajarkan secara
langsung (Direct teaching). Sedangkan sikap adalah konten
deveplopmental dan dikembangkan melalui proses pendidikan
yang tidak langsung (Indirect teaching).
5) Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat
developmental dilaksanakan berkesinambungan anatara satu
pertemuan dengan pertemuan lainnya dan saling memperkuat
antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya.
6) Proses pembelajaran tidak langsung (Indirect) terjadi pada setiap
kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah rumah dan
masyarakat.
7) Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran
siswa aktif melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca,
mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis), menganalis
(menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun
cerita/konsep), mengkomunikasikan (lisan, tulis, gambar, grafik,
tabel, chart, dan lain-lain).
11
8) Pembelajaran remidial dilaksanakan untuk membantu peserta didik
menguasai kompetisi yang masih kurang. Pembelajaran remidial
dirancang dan dilaksanakan berdasarkan kelemahan yang
ditemukan berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan tugas setiap
peserta didik. Pembelajaran remidial dirancang untuk individu,
kelompok atau kelas sesuai dengan analisis jawaban peserta didik.
9) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi,
bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran
remidial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat
memuaskan.
b. Kurikulum KTSP memiliki prinsip-prinsip
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan
peserta didik serta lingkungannya.
2) Beragam dan terpadu
3) Tangggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni.
4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5) Menyeluruh dan berkesinambungan
6) Belajar sepanjang hayat.
7) Seimbang antara kepentingan Nasional dan kepentingan daerah.
12
D. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
1. Struktur Organisasi Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta bernaung di bawah Yayasan BOPKRI
(Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia). SMA BOPKRI 2
Yogyakarta memiliki personil yang mendukung, seperti karyawan dan
guru yang profesional dalam bidangnya. Dari segi organisasi yang
bernaung di bawah Yayasan BOPKRI secara struktur tampak: satu orang
kepala sekolah, kepala tata usaha, dan empat orang wakil kepala sekolah.
Selain itu, guru-guru turut berperan aktif sehingga semua aturan sekolah
dapat terwujud dengan baik. Saat ini, SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
dipimpin oleh Ibu Sri Sulastri, M.Pd. Adapun bagan struktur organisasi
sekolah terlampir.
13
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, mempunyai 39 guru, yang terdiri
dari guru Yayasan BOPKRI, guru tidak tetap dan PNS. Selain bertugas
sebagai pengajar, ada beberapa guru yang menjadi wali kelas dan secara
bergantian bertugas piket. Wali kelas dapat membantu TU dalam
mengatur administrasi kelas, membantu BP dalam mengelola siswa dan
terutama mempersiapkan siswa dalam proses kenaikan kelas dan
penjurusan program.
Sebagai bentuk perwujudan visi yang telah diemban oleh SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta, terutama untuk menjadikan guru-guru sebagai
tenaga pendidik yang mampu mendidik siswa secara lahir dan bathin
dalam pendewasaan diri mereka, setiap pagi hari diadakan renungan
bagi segenap guru-guru dan segenap karyawan SMA BOPKRI 2
Yogyakarta bertempat di kantor guru. Selain sebagai perwujudan visi,
renungan ini sebagai sarana komunikasi dan untuk mempererat
hubungan antara guru dan karyawan.
d. Wali kelas
Wali Kelas bertugas menyusun laporan keadaan kelas pada akhir
tahun ajaran, menyusun jadwal pelajaran siswa, mencatatan jumlah
kehadiran siswa mingguan dan bulanan, mengisi daftar nilai siswa,
mendata alamat siswa, dan membuat catatan khusus mengenai siswa.
Wali kelas juga dapat membantu TU dalam mengatur administrasi
kelas, membantu BP dalam mengelola siswa dan terutama
mempersiapkan siswa dalam proses kenaikan kelas.
e. Bimbingan dan Konseling
Tugas-tugas bimbingan dan konseling yaitu merencanakan
program bimbingan bersama kepala sekolah, melaksanakan program-
program bimbingan sesuai dengan kebijaksanaan sekolah, bekerjasama
dengan guru dan staff sekolah dalam melaksanakan program pendidikan
di sekolah, melaksanakan program bimbingan dan konseling disamping
tugas sebagai guru, membantu konselor dalam melaksanakan tugas.
14
f. Kepala Tata Usaha (TU)
Kepala tata usaha memiliki tugas mengkoordinir tugas masing-
masing staf TU sesuai bagiannya, menandatangani surat-surat sebatas
kewenangannya, membuat daftar gaji guru dan karyawan, memonitor
dan mengadakan koordinasi keperluan sekolah ke masing-masing
bagian, menangani administrasi keuangan.
15
Jumlah Peserta Didik Tahun Pelajaran 2015/2016
JUMLAH
X 70 64 134
XI 62 51 113
XII 55 45 100
16
Ukuran halaman SMA BOPKRI 2 Yogyakarta cukup luas. Meskipun
letak sekolah berdekatan dengan jalan raya, tetapi suara bising kendaraan
cukup tidak mengganggu proses belajar mengajar, karena penempatan kelas-
kelas tidak terlalu dekat dengan pintu utama sekolah, sehingga proses belajar
mengajar siswa dan guru di kelas bisa berjalan dengan baik.
1. Ruang Teori/Kelas
Jumlah ruang kelas untuk kelas X ada 6 kelas, kelas XI ada 5 kelas
(Bahasa, MIA 1/2 IIS 1/2) dan XII ada 5 kelas (Bahasa, MIA 1/2 dan IIS
1/2). Jumlah seluruhnya ada 16 kelas dengan fasilitas :
17
3. Ruang dan Alat Penunjang Pendidikan
Alat penunjang pendidikan meliputi :
a. Foto copy dan pengganda
b. Ruang data
c. Studio Musik
d. Ruang OSIS
e. Gudang
f. Km/WC putra dan putri
g. Peta
h. Jadwal Pelajaran
i. Gambar Pahlawan
j. Papan Pengumuman
k. Papan Presensi
l. Ruang Pembimbing Konseling
m. Ruang Kecantikan
4. Laboratorium
SMA BOPKRI 2 memiliki 7 laboratorium, yaitu :
a. Laboratorium Bahasa
b. Laboratorium Fisika
c. Laboratorium Kimia
d. Laboratorium Biologi
e. Laboratorium Audio Visual
f. Laboratorium TI dan K
g. Laboratorium Internet
5. Perpustakaan
Perpustakaan terletak di lantai satu, buku-buku yang tersedia juga
cukup lengkap dan terbaru serta pelayanan di perpustakaan sudah cukup
baik. Dalam pelayanan sirkulasi buku terdapat empat orang petugas
perpustakaan yang melayani setiap pengunjung perpustakaan, didalam
perpustakaan terdapat ruang alpha, yaitu ruangan yang bisa digunakan
sebagai ruang pembelajaran multimedia.
18
6. Usaha Kesehatan Sekolah
Melayani siswa yang kesehatannya terganggu pada saat kegiatan
belajar di sekolah. Pelayanan dilakukan setiap hari dan dijaga oleh
seorang petugas kesehatan. Tersedia obat-obatan sebagai pertolongan
pertama, di ruangan juga tersedia 4 tempat tidur yang bisa digunakan
oleh siswa yang membutuhkan istirahat untuk pemulihan sementara,
namun bila sakit yang diderita cukup mengkhawatirkan maka pihak
sekolah segera memberitahu orang tua/wali siswa untuk segera
mengambil tindakan selanjutnya.
7. Kantin dan Koperasi Sekolah
Koperasi dan Kantin sekolah menyediakan kebutuhan siswa seperti
alat tulis, makanan, minuman, dan lain-lain. Adanya fasilitas tersebut
akan mempermudah siswa dan guru dalam memenuhi kebutuhannya.
8. Lapangan Olah Raga
Lapangan ini biasa digunakan untuk berbagai kegiatan. Misalnya:
untuk olah raga, upacara, pramuka atau acara-acara intern lainnya yang
menyangkut kegiatan sekolah.
9. Parkir Kendaraan
Area parkir kendaraan terletak disisi halaman sekolah, sebagian
telah menggunakan atap, penataan kendaraan juga sudah cukup rapi
berkat pengaturan petugas. Seluruh guru, siswa serta karyawan SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta dapat menggunakan tempat parkir tersebut
karena areanya yang cukup memadai.
10. AULA
Aula sekolah terletak di lantai 2 gedung selatan berukuran cukup
luas. Aula indoor ini biasa digunakan sebagai tempat pertemuan
kegiatan-kegiatan tertentu yang di selenggarakan sekolah.
19
H. Proses Belajar Mengajar Satuan Pendidikan SMA BOPKRI 2
Yogyakarta
20
harus melapor pada guru piket. Dan setiap istirahat guru piket ke kelas
untuk mencatat nama- nama siswa yang tidak hadir di kelas dan meng-
input ke komputer nama-nama siswa yang tidak hadir dengan alasan
alpha untuk didata point pelanggarannya.
21
Selama PPL, praktikan didampingi oleh Ibu Dra. Maria Gorreti SN.
M,Pd. selaku guru sejarah kelas X dan kelas XII SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
3. Kegiatan siswa
Kegiatan siswa secara umum adalah mengikuti kegiatan
pembelajaran akademik dan non-akademik (ekstrakurikuler) di sekolah
setiap harinya.
Praktikan mengobservasi satu kelas, dengan tujuan agar praktikan
mengenal dan mengetahui secara langsung aktivitas-aktivitas siswa
selama guru melakukan proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan
praktikan adalah sebagai berikut :
22
I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan
Untuk menunjang proses pembelajaran di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta,
maka sekolah dilengkapi fasilitas-fasilitas pendidikan yang mendukung
pembelajaran antara lain :
1. Perpustakaan
Ruang perpustakaan dilengkapi dengan;
23
b. Laboratorium Komputer TI dan K
Laboratorium ini dilengkapi dengan 40 unit komputer untuk siswa, 2
unit komputer untuk operator, LCD, papan tulis, almari arsip, dan
sebagainya.
c. Laboratorium Bahasa
Laboratorium ini dilengkapi oleh multimedia yang mendukung
proses pembelajaran. Seperti misalnya, setiap meja terdapat headset
untuk listening, komputer, dvd player, tape dan sebagainya.
3. Fasilitas ruang
Fasilitas ruang-ruang di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta meliputi;
a. Ruang kelas
b. Studio musik
c. Ruang ketrampilan
d. Ruang audio visual
e. Ruang kantor
f. Kamar mandi
g. Ruang fotokopi
h. Ruang pramuka
i. Ruang OSIS
j. Ruang UKS
k. Ruang koperasi
l. Kantin
4. Fasilitas dalam ruang kelas
Setiap ruang kelas dilengkapi dengan papan tulis, meja dan kursi untuk
siswa dan guru, LCD Viewer, almari, papan pengumuman, jadwal piket
kelas, hiasan dinding, gambar presiden, wakil presiden, dan burung
garuda.
24
5. Alat penunjang pendidikan
Alat penunjang pendidikan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta antara lain
gambar pahlawan, peta, papan pengumuman, papan presensi, alat-alat
musik, alat-alat praktek di laboratorium dan alat-alat olahraga.
6. Fasilitas olahraga
Fasilitas olahraga yang dimiliki SMA BOPKRI 2 Yogyakarta adalah
lapangan basket, lapangan volly, lapangan futsal dalam 1 tempat,
gawang, ring basket, dan alat olahraga lainnya.
25
mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar sesuai kurikulum maka
pihak Dinas Pendidikan mengirimkan petugas untuk memeriksa kegiatan
akademik maupun kegiatan administratif dan apabila sekolah
menyimpang dari apa yang sudah diterapkan, maka Kepala Sekolah akan
mendapatkan teguran/sanksi dari Dinas.
2. Hubungan Sekolah dengan Orang Tua Siswa
Kerjasama dengan orangtua peserta didik dilaksanakan melalui
komite sekolah, alumni, perguruan tinggi dan instansi terkait. Ada lima
peran orangtua dalam pengembangan sekolah yaitu sebagai:
a. Donatur dalam menunjang kegiatan dan sarana sekolah.
b. Mitra sekolah dalam pembinaan
c. Mitra dalam membimbing kegiatan peserta didik.
d. Mitra dialog dalam peningkatan kualitas pendidikan.
e. Sumber belajar.
3. Hubungan Sekolah dengan Sekolah Lain
Dalam hubungan ini lebih berfokus pada hubungan siswa dengan
guru dari SMA BOPKRI 2 Yogyakarta maupun dengan sekolah lain dan
hubungan ini bisa dalam bentuk olah raga maupun pertandingan
persahabatan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat bermanfaat untuk
menggalang kebersamaan antar sekolah agar terbina kerukunan dan
kekompakan.
4. Hubungan Sekolah dengan Alumni
Kerjasama antar sekolah dan alumni dapat berjalan dengan baik,
terutama dalam pengembangan program keterampilan. Misalnya untuk
kegiatan ekstrakurikuler TONTI, pihak sekolah menjalin kerjasama
dengan alumni dalam melakukan pendampingan proses ekstra kurikuler
dengan tujuan agar terjadinya transfer dalam bidang pengetahuan yang
lebih kreatif dan berbobot sehingga siswa lebih senang dalam melakukan
kegiatan.
26
L. Usaha-Usaha Peningkatan Kualitas Lulusan
Usaha yang dilakukan oleh SMA BOPKRI 2 Yogyakarta untuk dapat
meningkatkan kualitas lulusan antara lain dilakukan dengan:
b. Bimbingan penjurusan
Hal ini dialakukan mulai siswa baru saat daftar ulang untuk memulai
menentukan penjurusan kelas penjurusan MIA, IIS, dan BAHASA.
Peserta didik diberikan bimbingan penjurusan ini agar peserta didik
tidak merasa salah jurusan dan dapat memilih jurusan sesuai dengan
keinginannya.
c. Bimbingan persiapan UN
Hal ini dilakukan khusus untuk siswa/i kelas XII untuk
mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional maupun ujian masuk
perguruan tinggi. Sekolah mengadakan pelajaran tambahan dan tryout
secara berkala sebulan sekali yang dimulai dari bulan September
sampai dengan menjelang Ujian Nasional.
27
dilakukan dapat berbagai macam tergantung dari niat peserta didik. Setelah
itu, peserta didik diminta untuk membuat laporan yang nantinya akan
menjadi nilai bagi peserta didik.
4. Pengembangan bidang kepribadian
Di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, BP masuk ke dalam jam pelajaran.
Guru BP di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ada 3 orang yaitu Bapak Dwi
Winarto, M.Th, Bapak Drs. Edi Sutrisna, dan Bapak Drs. Risman
Purwanto. Di dalam kelas mereka mengajarkan tentang bagaimana
mengenal kepribadiann diri sendiri. Selain itu BP bekerjasama dengan
Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan sekolah SMA BOPKRI 2
Yogyakarta untuk mengadakan dialog atau penyuluhan mengenai
kepribadian, seksualitas, narkoba, tata tertib berlalu lintas dan sebagainya
dengan mengundang tamu atau tokoh dari luar sekolah.
5. Pengembangan bidang bakat minat
a. OSIS
Kegiatan OSIS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dibawah tanggung jawab
Bapak Drs. Fx. Catur Setya dan Ibu Dra. Purwantini selaku Pembina
OSIS. Di dalam OSIS terdapat banyak kegiatan termasuk latihan dasar
kepemimpinan bagi para calon OSIS yang baru dan untuk kegiatan-
kegiatan intra sekolah yang melibatkan siswa, di sini OSIS berperan
membantu guru dalam mempersiapkan kegiatan-kegiatan tersebut.
b. Ekstrakurikuler
Di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta terdapat 11 ekstrakurikuler yang
meliputi tonti, pramuka, modern dance, basket, futsal/sepak bola,
karate, KIR, teater, jurnalistik, batik, dan paduan suara. Penanggung
jawab ekstrakurikuler di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta adalah Ibu Dra.
J. Ambarningrum.
28
BAB III
A. Kegiatan Pembelajaran
1. Mengenal Proses pembelajaran dan aktivitas siswa-siswi
29
3) Guru harus menguasai setiap karakteristik setiap kelas
dikelas agar ketika mengajar dikelas dapat mengatasi
perbedaan setiap karakteristik kelas tersebut.
4) Seorang guru harus mengetahui situasi dan kondisi kelas
yang ramai, sehingga membutuhkan keahlian yang khusus
untuk mengelolanya. Apakah kelas tersebut heterogen,
maksudnya adalah ada yang pandai dan ada yang kurang
pandai sehingga perlu perhatian khusus. Dengan
mengetahui keadaan kelas guru bisa melakukantindakan
tertentu agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
5) Mengetahui tingkat kecepatan pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan sehingga guru dapat memilih
metode yang tepat dalam memberikan materi agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
6) Guru harus dapat menguasai dan mengelola kelas, dalam
arti seorang guru dapat mengambil tindakan apabila ada
sesuatu yang menghambat proses belajar mengajar. Dalam
hal ini seorang guru bijaksana dalam mengambil setiap
keputusan dan harus dipertanggungjawabkan.
b. Observasi sesama praktikan pendidikan sejarah
30
2) Mempersiapkan materi dengan sebaik-baiknya dan memilih
metode yang tepat dengan kondisi lingkungan, sehingga materi
dan tujuan pemebalajarn dapat tercapai.
3) Dalam penyampaian materi yang paling penting adalah suara,
maka suara harus jelas dan dapat didengar oleh siswa yang
duduk dibelakang. Pada artikulasi juga perlu diperhatikan agar
siswa-siswi dapat mendengarkan dengan jelas.
4) Seorang guru harus bisa mengelola kelas dengan baik sehingga
siswa-siswi menjadi berminat untuk mendengarkan dan belajar.
c. Observasi peserta didik di kelas
Praktikan melakukan observasi di kelas tempat praktikan
mengajar, yaitu kelas X MIA I. X MIA II, X IIS I, X IIS II, dan X
IBBu. Observasi dilakukan pada saat guru pamong yakni Ibu Dra.
Maria Gorreti SN. M, Pd. mengajar maupun pada saat praktikan
mengajar. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru/praktikan
dan aktif dalam proses pembelajaran. Apabila guru/praktikan
sedang tidak di kelas, peserta didik cenderung ramai dan ribut
tetapi bila guru/praktikan sudah masuk ke kelas mereka, mereka
bisa mengendalikan diri dan mulai serius untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Ada beberapa anak di satu kelas yang kurang bisa
serius dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena mereka
cenderung untuk melakukan aktifitas lainnya seperti mengganggu
teman sebangkunya ataupun mengajak teman yang lain berbicara
mengenai hal-hal diluar materi yang diberikan. Selain itu terkadang
siswa-siswi bermain Hp (HandPhone) ketika proses pembelajaran
berlangsung.
31
2. Persiapan dan Pelaksanaan Mengajar
a. Persiapan
32
inti, pengembangan yang berisi pengembangan kompetensi dasar
dan indikator dan penerapan dimana tertulis semua kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di kelas.
(terlampir)
2) Program tahunan
Program tahunan merupakan kegiatan pembelajaran selam satu
tahun dan disertai waktu yang telah disediakan untuk proses
pembelajaran.(terlampir)
3) Program Semester
Di dalam program semester waktu yang telah disediakan di
program tahunan diperinci lagi untuk tiap sub pokok bahasan
selama satu semester.(terlampir)
4) Perhitungan minggu/jumlah jam efektif
Dalam perhitungan minggu/jam efektif adalah merancang jumlah
minggu efektif dan jam pelajaran untuk proses belajar
mengajar.(terlampir)
5) Evaluasi
Dalam evaluasi ini guru menguji pemahaman siswa terhadap
materi yang telah dijelaskan dengan menggunakan berbagai macam
alat misalnya ulangan harian, yang pada akhirnya memperoleh nilai
sebagai hasil dari pemahaman siswa.(terlampir)
6) Analisis hasil test (tingkat kesukaran)
Dalam analisis hasil tes ini, yang diperhatikan oleh guru adalah
tingkat kesukaran soal yaitu sebagai proporsi jumlah peserta tes
yang menjawab benar yaitu perbandingan jumlah peserta tes yang
menjawab benar dengan jumlah peserta tes seluruhnya.(terlampir)
33
B. Praktek Mengajar
Jam Mengumpulkan
Mengajar Sejarah di
ke-6- informasi: Siswa dibagi
kelas X A dengan
7 menjadi 6 kelompok
memberikan materi
untuk berdiskusi,
Pengertian Sejarah
kemudia siswa diberikan
Menurut Para Ahli
kesempatan untuk
mencari informasi
melalui buku dan
internet terkait dengan
tugas yang sudah
diberikan oleh praktikan.
Presentasi: Setelah
berdiskusi
mengumpulkan
informasi dari berbagai
sumber, siswa
mempresentasi hasil
diskusinya secara
berurutan.
Penguatan: Praktikan
memberikan penguatan
34
tentang materi yang
pengertian para ahli,
kemudia memberikan
kesimpulan.
Presentasi: Setelah
berdiskusi
mengumpulkan
informasi dari berbagai
sumber, siswa
mempresentasi hasil
35
diskusinya secara
berurutan.
Penguatan: Praktikan
memberikan penguatan
tentang materi sejarah
sebagai peristiwa dan
kisah
Presentasi: Setelah
berdiskusi
mengumpulkan
36
informasi dari berbagai
sumber, siswa
mempresentasi hasil
diskusinya secara
berurutan.
Penguatan: Praktikan
memberikan penguatan
tentang materi sejarah
sebagai peristiwa dan
kisah
Kegiatan belajar
mengajar meliputi:
Penjelasan: Praktikan
Praktiakan menjelaskan
tentang Bapak Ilmu
Sejarah.
Mengumpulkan
informasi: Siswa dibagi
menjadi 6 kelompok
untuk berdiskusi,
kemudia siswa diberikan
kesempatan untuk
mencari informasi
melalui buku dan
internet terkait dengan
tugas yang sudah
diberikan oleh praktikan.
Presentasi: Setelah
berdiskusi
mengumpulkan
informasi dari berbagai
37
sumber, siswa
mempresentasi hasil
diskusinya secara
berurutan.
Penguatan: Praktikan
memberikan penguatan
tentang materi yang
pengertian para ahli,
kemudia memberikan
kesimpulan.
38
memberikan materi
Hakekat dan Pengertian
Sejarah, Konsep
Kronologis dalam Ilmu
Sejarah.
39
Indonesia
40
materi- materi yang
sudah diajarkan dan
memberikan kisi-kisi
untuk bahan ulangan
minggu depan.
41
Dalam praktek mengajar banyak hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Apersepsi
Kegiatan belajar mengajar pagi hari diawali dengan berdoa,
kemudian praktikan membuka dengan salam perkenalan.
Seterusnya dilanjutkan dengan presensi siswa. Pelajaran diawali
dengan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas
dan biasanya menanyakan materi yang akan dibahas dan biasanya
menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya sebagai bukti
pemahaman. Tujuan dari apersepsi adalah untuk menumbuhkan
motivasi, minat atau keterkaitan siswa terhadap materi yang
diajarkan. Apersepsi ini juga berhubungan dengan masalah yang
aktual atau berhubungan dengan kehidupan sehari- hari.
2) Kegiatan Inti
i. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru memberikan
kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan
melalui melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan,
melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca,
mendengar) hal yang penting dari suatu objek dan benda.
ii. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai
apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru
perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan
pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya maka rasa ingin tahu
siswa semakin dapat dikembangkan.
iii. Mengumpulkan informasi
Tindak lanjut dari bertanya adalah mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk
itu peserta didik dapat mencari sumber referensi yang lebih
42
banyak melalui buku dan internet. Dari kegiatan itulah
terkumpul sejumlah informasi.
iv. Menalar
Informasi yang sudah didapat oleh peserta didik
kemudian menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu
memproses infromasi untuk menemukan keterkaitan satu
informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari
keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai
kesimpulan dari pola yang ditemukan.
v. Mengkomunikasikan
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau
mempresentasikan apa yang ditemukan dalam kegiatan
mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.
Hasil tersebut disampaikan di depan kelas dan dinilai oleh
guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok
peserta didik tersebut.
c. Kegiatan Penutup
43
yang mendukung pembelajaran Sejarah. Siswa-siswi lebih banyak
menggunakan sumber internet dalam proses pengumpulan informasi.
Beberapa siswa maupun siswi sering ditemukan bermain HP
(handphone) pada saat kegiatan pembelajaran di dalam kelas dengan
alasan sedang mencari informasi tentang diskusi sehingga beberapa
dari mereka menjadi kurang terfokus, malas mencatat dan rebut
sendiri. Selain itu akibat dari minimnya buku referensi ini, siswa-siswi
menjadi malas untuk mengerjakan tugas karena beralasan tidak
memiliki buku referensi. Praktikan berusaha untuk menanamkan pada
diri siswa bahwa tugas dapat membantu siswa agar lebih memahami
materi.
C. Kegiatan Ekstrakurikuler
44
D. Kegiatan Administrasi
E. Kegiatan Lain-lain
Selain mengajar dan melaksanakan tugas diatas, praktikan juga
melakukan kegiatan lain yaitu :
1. Tugas Piket
Apabila praktikan sedang tidak mengajar, maka praktikan
membantu guru piket. Untuk praktikan sudah ada jadwal piket tersendiri
yang telah disusun oleh koordinator PPL. Kegiatan yang dilakukan oleh
praktikan sebagai berikut :
a. Mencatat guru yang hadir maupun tidak hadir
b. Mencatat siswa yang yang terlambat
c. Mencatat siswa yang tidak hadir
d. Mencatat siswa yang izin meninggalkan pelajaran
e. Mencatat siswa yang izin masuk maupun keluar sekolah
f. Menyampaikan tugas yang diberikan oleh guru ke kelas karena guru
yang bersangkutan tidak dapat hadir
g. Melayani tamu yang datang ke sekolah baik untuk urusan dengan
siswa atau berurusan dengan guru
h. Memanggil siswa ketika ada pihak keluarga yang datang untuk
bertemu
45
i. Menjaga barang milik siswa yang dititipkan ke petugas piket ketika
jam olahraga sedang berlangsung
6. Upacara Bendera
46
Pada kegiatan upacara bendera yang dilaksanakan oleh SMA BOPKRI 2
Yogyakarta, praktikan selalu mengikuti kegiatan upacara bendera tersebut.
Baik pada upacara bendera rutin maupun pada saat perayaan HUT Republik
Indonesia yang ke 69 tahun yang jatuh pada hari Minggu, 17 Agustus 2015.
8. Menyusun Laporan
47
48
BAB IV
REFLEKSI
49
5. Praktikan juga belajar bagaimana menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), minggu efektif, program semester dan program
tahunan yang harus dikuasai.
6. Praktikan juga diajak untuk semakin menyadari pentingnya mengikuti
perkembangan teknologi, agar semakin maju dan tidak tertinggal.
7. Praktikan juga belajar bagaimana cara mengatasi permasalahan di
dalam kelas, termasuk siswa yang mempunyai permasalahan pribadi.
8. Praktikan juga dapat memberikan teori-teori yang mereka dapat di
kuliah serta juga dapat mereka kembangkan dalam kehidupan sehari-
hari sehingga dapat memberikan ilmu tambahan bagi para siswa.
9. Praktikan dapat mengetahui menjadi seorang guru yang selalu dapat
dingat oleh siswa bukan hanya dari cara berpakaian atau seberapa
besar ilmu yang mereka miliki akan tetapi dari bagaimana seorang
guru dalam membawakan pelajaran dengan cara yang menyenangkan
sehingga semua siswa dapat merasa senang dan nyawan, sehingga
apabila guru tersebut tidak masuk maka akan menjadi kerinduan
tersendiri bagi para siswa.
10. Praktikan mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa dimana
biasanya proses pembelajaran hanya dialami diruang kuliah, kini
praktikan dapat benar-benar mempraktikan dikehidupan yang nyata
yaitu menjadi seorang guru dan pengalaman ini tak akan pernah
terlupakan karena ini adalah pengalaman pertama mereka dapat
langsung berhadapan dengan para siswa.
50
2. Masih banyak siswa yang kurang bisa diajak serius, inginnya hanya
bermain dan bercanda saja. Selain itu banyak siswa yang suka
mengobrol dan bermain hp (handphone) sehingga pembelajaran
menjadi kurang efektif.
3. Siswa-siswi belum memiliki buku referensi sendiri, sehingga harus
meminjam ke perpustakaan dan jumlahnya pun sedikit sehingga
banyak siswa yang menggunakan internet.
51
2. Praktikan kurang bisa tegas dalam menanggapi siswa yang menyontek
ketika ulangan harian berlangsung.
3. Praktikan terkadang perhatiannya hanya tertuju pada siswa-siswa yang
duduk didepan.
4. Metode-metode yang dipakai praktikan hanya itu-itu saja terkadang
dapat menimbulkan kejenuhan bagi siswa.
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan
oleh praktikan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang dimulai dari tanggal
10 Juli hingga 27 September ini merupakan pengalaman yang berharga
dan memiliki makna yang mendalam bagi praktikan. Pada kegiatan PPL
ini praktikan menjadi terlatih untuk mempersiapkan diri sebagai seorang
pendidik, selain itu praktikan juga menerapkan berbagai ilmu pengetahuan
yang didapat diperkuliahan yang terkit dengan tugas-tugas sebagai seorang
guru.
Dalam melakukan observasi di beberapa kelas, praktikan
memperoleh pengalaman mengenai karakteristik atau sifat yang berbeda-
beda pada setiap diri siswa. Oleh karena itu kegiatan observasi ini dapat
menambah wawasan praktikan tentang cara mengatasi perbedaan
karakteristik tersebut. Praktikan menyadari bahwa menjadi seorang
pendidik tidaklah mudah karena selama praktikan mengajar, banyak
hambatan yang timbul dalam proses pembelajaran. Namun hambatan-
hambatan itu pada akhirnya dapat teratasi karena praktikan selalu berusha
berkonsulatsi dengan guru pamong dan dosen pembimbing agar
mendpatkan solusi atas hambatan tersebut.
Dari pengalaman yang praktikan rasakan selama kegiatan ini baik
pengalaman manis maupun pengalaman pahit, terdapat banyak manfaat
yang bisa dijadikan bekal untuk menjadi calon guru yang professional di
masa yang akan datang.
53
B. Saran-saran
54