NAMA KELOMPOK :
1. Astutining Kartika Putri (1502048)
2. Cindy Kusumawardani (1502052)
3. Deny Pranabudi (1502053)
4. Sari Hartati (1502077)
JURUSAN D3 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
2015/2016
PROSEDUR PEMASANGAN INFUS
A. Pengertian
Pengertian Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh
melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk
menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh
B. Tipe-tipe cairan
Cairan/larutan yang digunakan dalam terapi intravena berdasarkan
osmolalitasnya dibagi menjadi:
Isotonik
Suatu cairan/larutan yang memiliki osmolalitas sama atau mendekati
osmolalitas plasma. Cairan isotonik digunakan untuk mengganti volume
ekstrasel, misalnya kelebihan cairan setelah muntah yang berlangsung
lama. Cairan ini akan meningkatkan volume ekstraseluler. Satu liter cairan
isotonik akan menambah CES 1 liter. Tiga liter cairan isotonik diperlukan
untuk mengganti 1 liter darah yang hilang.
Contoh:
-NaCl 0,9 %
-Ringer Laktat
-Komponen-komponen darah (Alabumin 5 %, plasma)
-Dextrose 5 % dalam air (D5W)
Hipotonik
Suatu cairan/larutan yang memiliki osmolalitas lebih kecil daripada
osmolalitas plasma.
Tujuan cairan hipotonik adalah untuk menggantikan cairan seluler, dan
menyediakan air bebas untuk ekskresi sampah tubuh. Pemberian cairan ini
umumnya menyebabkan dilusi konsentrasi larutan plasma dan mendorong air
masuk ke dalam sel untuk memperbaiki keseimbangan di intrasel dan ekstrasel,
sel tersebut akan membesar atau membengkak.
Perpindahan cairan terjadi dari kompartemen intravaskuler ke dalam sel. Cairan
ini dikontraindikasikan untuk pasien dengan risiko peningkatan TIK.
Pemberian cairan hipotonik yang berlebihan akan mengakibatkan:
1. Deplesi cairan intravaskuler
2. Penurunan tekanan darah
3. Edema seluler
4. Kerusakan sel
Karena larutan ini dapat menyebabkan komplikasi serius, klien harus dipantau
dengan teliti.
D. Indikasi:
1.Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan pemberian
obat langsung ke dalam IV.
2. Keadaan ingin mendapatkan respon yang cepat terhadap pemberian obat
3. Klien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus
melalui IV
4. Klien yang mendapat terapi obat yang tidak bisa diberikan melalui oral atau
intramuskuler
5. Klien yang membutuhkan koreksi/pencegahan gangguan cairan dan elektrolit
6. Klien yang sakit akut atau kronis yang membutuhkan terapi cairan
7.Klien yang mendapatkan tranfusi darah
8. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada
operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk
persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
9. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko
dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh
darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
H. Fase Orientasi :
1) Beri salam
2) Perkenalkan
3) Jelaskan Tujuan dan Prosedur
4) Kontrak Waktu
5) Persiapan
I.Fase Kerja:
1) Dekatkan Alat
2) Cuci Tangan
3) Posisikan klien
J. Fase Terminasi
1) Bereskan Alat
2) Berpamitan
3) Cuci Tangan
K. Prosedur pemasangan infus:
1. Dekatkan alat
2. Cuci tangan
3. Jelaskan Prosedur
4. Hubungkan cairan dan infus dengan memasukan ke bagian karet atau
akses selang kebotol infuse
5. Isikan ke dalam infus set dengan menekan ruangan tetesan hingga terisi
sebagian dan buka klem selang hingga cairan memenuhi selang dan udara
selang keluar
6. Letakan pengalas di bawah tempat (vena) yang akan di lakukan
penginfusan
7. Lakukan pembendungan dengamtorniquet 10-12cm di atas tempat
penusukan dan anjurkan pasien menggenggam dengan gerakan
sirkulasi(bila sadar)
8. Pakai hanscoon
9. Definisikan daerah ang akan di tusuk dengan kapas alkohol
10. Lakukan penusukan pada vena dengan meletakan ibu jari di bagian bawah
vena di posisi jarum(abocath) mengarah ke atas
11. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum(abocath/surflo) maka tarik
keluar bagian dalam jarum sambil meneruskan tusukan kedalam vena
12. Setelah jarum infus bagian dalam di lepaskan,tahan bagian atas vena
dengan menekan menggunakan jari tengah agar jari tangan agar darah
tidak keluar kemudian bagian infus di hubungkan atau di sambungkan ke
selang infus
13. Buka pengatur tetesan atau kecepatan sesuai dengan dosis yang di berikan
14. Lakukan fikasi dengan kassa steril
15. Bereskan alat
16. Cuci tangan
17. Dokumentasi
Evaluasi: Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikan juga respon klien terhadap
pemberian tindakan.
B. Tujuan:
1) Mencegah terjadinya kolaps kerdiovaskuler dan sirkulasi pada klien
dehidrasi dan syok.
2) Mencegah kelebihan cairan pada klien
C.Persiapan Alat:
Kertas dan pensil dan jam tangan
D.Pelaksanaan:
1. Baca program dokter dan ikuti Lima Benar untuk memastikan larutan
yang benar cairan IV adalah obat,dengan mengikuti lima benar akan
mengurangi kemungkinan salah obat.
2. Cari tahu kalibrasi dalam tetesan permililiter dari infus set (sesuai dengan
petunjuk pada bungkus).
a. Teteasan mikro(mikrodrip), 1cc = 60 tetes.Slang mikrodrip juga
disebutslang pediatri,umumnya memberikan 60 tetes/cc dan digunakan
untuk pemberian dengan volume kecil atau dalam jumlah yang sangat
tepat.
b. Tetesan makro(makrdrip), 1cc = 15 tetes atau 1cc = 20.
c. Tetesan infus di atur sesuai program pengobatan,tidak boleh terlalu
cepat atau terlalu lambat.
3. Pilihlah salah satu rumus berikut.
Adanya dua metode yang digunakan untuk menghitung jumlah tetesan,yakni
sebagai berikut.
a. Jumlah mililiter/jam. Jumlah tetesan di hitung dengan membandingkan
volume cairan yang harus di berikan(ml) dengan lamanya pemberian(jam).
Rumus mililiter perjam
Ex:
Jika cairan infus yang tersedia 3.000 ml cairan RL harus di berikan dalam 24 jam.
Dengan demikian.
Jumlah tetesan= 3.000 ml
24 jam
= 125 ml/jam
b. Tetes/menit.Jumlah tetesan di hitung dengan mengkalikan jumlah cairan
yang di butuhkan(ml) dengan faktor tetes,kemudian membaginya dengan
lama pemberian(menit).faktor tetes di tentukan berdasarkan alat yang
digunakan.Rumus pemberian cairan adalah sebagai berikut.
Tetes per menit = Jumlah total cairan infus(cc) x faktor tetesan
Lama waktu penginfusan(menit)
o Pedoman
- Faktor tetesan makro : 20 tetesan
- Faktor tetesan mikro : 60 tetesan
- 1 kolf : 500 ml
Ex :
1. Seorang klien datang dengan keluhan mual muntah yang terus-
menerus.Dari pengkajian di temukan tanda-tanda dehidrasi
sedang.Berdasarkan pemeriksaan,klien harus mendapatkan terapi cairan
intravena,Dokter menginstuksikan pemberian tiga kolf RL dalam 24
jam.Dengan demikian,jumlah tetesan infus/menit untuk klien tersebut
adalah sebagai berikut.
Answer:
Tetes/menit =(3 x 500 ml) x 20 tetes
24 x 60 menit
= 30.00 tetes
1.440 menit
= 20,8 tetes/menit
= 21 tetes/menit.
2. Jika di butuhkan cairan infus 1.000 cc dalam delapan jam dengan tetesan
20 tetes/cc berapa tetes per menit cairan tersebut harus diberikan?
Tetes/menit= 1.000 cc x 20
8 x 60 menit
= 20.000 tetes
480 menit
= 41 tetes/menit.
3. Tetapkan kecepatan aliran dengan menghitung tetesan pada bilik drip
selama satu menit dengan jam,kemudian atur klem pengatur untuk
menaikan atau menurunkan kecepatan infus.Periksa kecepatan ini setiap
jam.Menentukan apakah cairan yang sedang di berikan terlalu lambat
atau terlalu cepet.
B. Fase orientasi
1. Memberikan salam teraupelik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan ,tanda dan gejala reaksi tranfusi
3. Menayakan persetujuan / kesiapan pasien
4. Minta tanda tangan persetujuan / informan konsen
C. Fase kerja
1. Periksa produk darah yang di siapkan, golongan darah dan kesusaaian cross
math, jumlah darah dan nomor kantong , masa berlaku.
2. Menggunakan hanskun
3. Pemasangan system infus set dengan filter yang tapat terhadap produk darah
4. Memasang cairan dengan cairan isotonic ( Nacl 0,9%)
5. Hindari tranfusi darah lebih dari satu unit darah atau produk darah pada satu
waktu, kecuali diwajibkan oleh kondisi pasien.
6. Monitor temapat Iv terhadap tanda dan gejala dari infiltrasi, phlebritis dan
infeksi local.
7. Monitor tanda-tanda vital (pada awal, sepanjang dan setelah tranfusi)
8. Berikan injeksi anti histamine bila perlu.
9. Ganti cairan Nacl 0,9 % dengan produk yang tersedia.
10. Monitor ada tidaknya reaksi alergi terhadap pemasangan infuse Monitor
kecepatan aliran tranfusi
11. Jangan memberikan medikasi IV atau cairan lain kecuali isotonic dalam darah
atau produk
12. Ganti larutan Nacl 0,9% ketika tranfusi telah lengakap/selesai
D. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang dilakukan
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Kontrak waktu pertemuan selanjutnya.
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
5. Membersihkan peralatan
6. Buka sarung tangan dan cuci tangan.
TRANFUSI DARAH
A. Pengertian
Cairan adalah larutan/air(pelarut/solvent) dan solute (elektrolit dan non
elektrolit) sedangkan Elektrolit adalah senyawa kimia yang terlarut dalam suatu
larutan yang dibentuk oleh ion-ion.
B. Fungsi cairan Tubuh
- Pembentuk struktur tubuh
- Sarana transportasi (Nutrisi,hormon,dan protein)
- Sebagai sarana metabolisme sel
- Membantu mengeluarkan sisa-sisa metabolisme
- Mengatur suhu tubuh
- Memelihara suhu tubuh dengan kulit
C. Distribusi cairan Tubuh
Jumlah cairan tubuh tergantung umur dan jenis kelamin. Pada bayi lebih besar
dari pada orang dewasa. Orang gemuk lebih kurang dari orang kurus dan
perempuan lebih kurang dari pada laki-laki.
1. Total Body Water (TBW)
Pada orang dewasa 60 % dari berat badan dalam kg.
2. Cairan Tubuh dibagi dalam 2 bagian :
a. Cairan Intra seluler
Adalah Cairan dalam semua sel tubuh mengandung 2/3 TBW (40%)
b. Cairan Ekstra seluler
Adalah Cairan yang berada di luar sel tubuh meliputi :
Interstitial 15 %
Intra vaskuler 5%
c. Cairan Transeluler
Cairan yang terdapat dalam rongga badan 1-3 % dari berat badan.
D. Pengaturan Normal Keseimbangan cairan dan Elektrolit
1. Ketentuan Volume cairan
Kebutuhan cairan tubuh yang normal intake dan output
2. Intake cairan normal
Orang dewasa sehat memasukkan cairan 90% dari intake cairan /harinya (2500 cc)
dari 10% intake cairan di hasilkan dari metabolisme
3. Out Put cairan normal
Balance cairan dipertahankan karena: paru-paru, kulit, saluran cerna, ginjal
menekresikan sejumlah cairan sama dengan intake cairan total.
IWL (Insensible water Loss) adalah hilangnya cairan yang tidak dapat dilihat
melalui evaporasi dan respirasi.
-Dewasa : 8-10 cc/kgBB/24 jam
-Anak : 30 cc/kgBB/24 jam
SWL (Sensible Water Loss) adalah hilangnya cairan yang dapat diamati
-Urine : 1-2 CC/kgBB/24 Jam
-Feases: 100-200 cc/kgBB/24 jam
Output urine setiap hari hampir sama dengan intake balance cairan individu
dapat diperkirakan dengan membandingkan intake cairan oral dan output urine.
E. Pergerakan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Difusi
Adalah Peristiwa dimana gas atau Zat dalam larutan tercampur karena gerakan-
gerakan molekulnya, cenderung mengisi ruang yang ada dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah,
Osmosis
Adalah perpindahan suatu larutan melewati membran semipermeabel ke larutan
yang lain yang mempunyai konsentrasi yang lebih rendah.
Transpor Aktif
Adalah
F. Pengaturan Cairan Tubuh secara Endokrin
Anti Diuretik Hormon Diproduksi di hypothalamus yang dikeluarkan oleh kelenjar
pitutary posterior, bekerja terhadap tubulus renalis untuk menahan air dan
menurunkan urine out put,
Aldosteron
Disekresi oleh adrenal kortex bkerja terhadap tubulus renalis untuk reabsorpsi.
Parathormon
Dihasilkan oleh kelenjar paratyroid, melancarkan absorpsi Calsium dari tulang.
G. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Umur
Kebutuhan intake cairan berbeda-beda pada berbagai usia, berhubungan dengan
luasnya permukaan tubuh, kebutuhan metabolik dan berat badan.
Temperatur Lingkungan
Stress
Penyakit
Lemak dalam tubuh
Nutrisi
H. Pengeluaran cairan
Melalui : Urine, feases, keringat dan uap air oleh sistem pencernaan, perkemihan,
pernapasan.
I. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Overhydrasi
Disebut juga oedam, terjadi karena kelebihan cairan pada interstitial sebagai
akibat dari beberapa gangguan sirkulasi cairan tubu seperti infeksi dan kongesti
paru.
Dehidrasi
Terjadi apabila total output cairan melebihi intake bisa di akibatkan : muntah dan
diare serta luka bakar.macam-macam dehidrasi
Dehidrasi Isotonis
Adalah dehidrasi dimana adanya kekurangan pada cairan extraseluler.
Dehidrasi Hipertonik
Adalah kekurangan banyak cairan yang melebihi kekurangan elektrolit dimana
Air keluar dari sel ke ECF.
Dehidrasi Hypotonik
Adalah kebanyakan air dalam tubuh, tanpa peningkatan elektrolit sehingga air
masuk ke dalam sel menyebabkan sel bengkak.
Gangguan keseimbangan asam dan basa
J. Rumus menentukan jumlah cairan dalam 24 jam adalah :
Misalnya : instruksi dokter memberikan 24 tetes/menit
Maka Rumusnya:
Jumlah tetes x 24 jam (dalam menit)
15 tetes
24 tetes x 24 jam x 60 menit
15 tetes
24 tetes x 1440
15 tts
: 2304 CC
K. Rumus menentukan Jumlah jam dalam 1 botol
Misalnya : Instruksi dokter memberikan 28 tetes/menit, faktor tetes 20 tts/m
Maka Rumusnya :
Jumlah cairan dalam 1 botol x faktor tetes
Jumlah tetes instruksi dokter 60 menit
500 x 20
28 60 menit
10000
28 60 menit
CM CK IWL
Ket:
CM : Cairan Masuk
CK: Cairan Keluar
*Rumus IWL
IWL = (15 x BB )
24 jam
Cth: Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37C
UntukIWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 - usia anak dalam tahun) x
cc/kgBB/hari
Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc - 1 cc/kgBB/hari
CONTOH :
An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien
menurut ibunya: "rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih
hangat; gusinya tadi malam berdarah" Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat
data: Keadaan umum terlihat lemah, kesadaran composmentis, TTV: HR 100
x/menit; T 37,3 C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan /24 jam hanya 6
sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus
Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr terakhir: 50.000. Hitunglah
balance cairan anak ini!
Contoh Kasus:
Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari
kedua..akibat appendix perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran
composmentis..Vital sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T
37 C: masih dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning
kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi terpasang drainage
berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip Antrain 1
ampul /kolf : 2000 cc/24 jam., terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700
cc, dan mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat antibiotik Cefat 2 x 1 gram yg
didripkan dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian, Hitung balance cairan Tn Y!
Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL
gunakan rumus :
IWL + 200 (suhu tinggi - 36,8 .C), nilai 36,8 C adalah konstanta
Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 C, berapakah Balance cairannya?