Anda di halaman 1dari 14

TEORI PERANCANGAN ARSITEKUR II

PENDEKATAN EKOLOGI PADA


RANCANGAN ARSITEKTUR
Disusun oleh :
MUHAMMAD KHUSNUL ANWAR
DBB 113 023
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
TAHUN 2017
LATAR BELAKANG
Konsep Ekologi Arsitektur atau yang sering disingkat dengan Eko-Arsitektur semakin
popular tidak hanya di akademisi, akan tetapi juga menjangkau hingga kalangan praktisi.
Bahkan dalam arsitektur publik, banyak peluang dan prospek yang ditawarkan
berangkat dari prinsip desain yang ekologis, sayembara desain, properti perumahan
berkonsep alam atau bentuk kegiatan lain yang mengapresiasi keberadaan lingkungan
dan alam. Namun demikian, ada beberapa hal yang kurang tepat dalam pemahaman
konsep Eko- Arsitektur ini sehingga sering rancu dengan beberapa konsep senada yang
sangat mirip diantaranya Arsitektur Hijau (Green Architecture), Arsitektur Bioklimatik
(Bioclimatic Architecture), Arsitektur Hemat Energi dan beberapa istilah lain yang
mempunyai satu pandangan.

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
TAHUN 2017
TINJAUN UMUM
Ekologi
Ekologi adalah ilmu mengenai hubungan timbal balik antara mkhluk hidup dan lingkungannya. Kata Ekologi beasal
dari kata Yunani yaitu : oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah kologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834-
1914).

B. Ekologi Arsitektur
Atas dasar pengetahuan dasar-dasar ekologi yang telah diuraikan, maka perhatian pada arsitektur sebagai ilmu teknik
dialihkan kepada arsitektur kemanusiaan yang memperhitungkan juga keselarasan dengan alam dan kepentinagn
manusia penghuninya. Pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam
hubungan timbal balik dengan lingkungan alamnya dinamakan arsitektur ekologis atau eko-arsitektur.
(Krusche, Per et sl. Oekologisches Bauen. Wiesbaden, Berlin 1982. Hlm.7

C.Ekologi Bioklimatik
Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarah asitek untuk mendapatkan penyeleasian desain
dengan memperhatikan hubungan antara bentuk arsitektur dengan lingkunganya dalam kaitanya iklim daerah
tersebut.
A.EKOLOGI PENDEKATAN DESAIN
PENDEKATAN DESAIN BENTUK DAN RUANG
Ada beberapa cara yang dilakukan dari Pendekatan Desain Bentuk dan Ruang pada perancangan arsitektur, tetapi pada
umumnya mempunyai inti yang sama, antara lain: Yeang (2006), mendefenisikan sebagai berikut : Ecological design, is
bioclimatic design, design with the climate of the locality, and low energy design. Yeang menekankan pada : integrasi
kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi tapak, konsep design dan system yang tanggap pada iklim,
orientasi bangunan, vegetasi.

Konsep dasar bangunan ekologis adalah bangunan dengan ciri sebagai berikut:
Bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi dengan baik dengan memperhatikan kekhasan aktivitas manusia pemakainya serta potensi lingkungan sekitarnya dalam membentuk
citra bangunan.

Memanfaatkan sumber daya alam terbaru yang terdapat di sekitar kawasan perencanaan untuk system bangunan, baik yang berkaitan dengan material bangunan maupun untuk
utilitas bangunan (sumber energi, penyediaan air).

Sistem bangunan bentuk yang mudah sehingga dapat dikerjakan dan dipelihara oleh tenaga kerja setempat.

Bangunan yang sehat, artinya yang tidak memberi dampak negatif bagi kesehatan manusia dalam proses, pengoperasian/purna huni, maupun saat pembongkaran. Di dalamnya
juga termasuk lokasi yang sehat, bahan yang sehat, bentuk yang sehat, dan suasana yang sehat.
B.EKOLOGI PENDEKATAN INTEGRASI TANAMAN
Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Emst Haeckel, ahli dari ilmu hewan pada tahun 1869 sebagai ilmu
interaksi dari segala jenis makhluk hidup dan lingkungan. Arti kata ekologi dalam bahasa yunani yaitu oikos adalah
rumah tangga atau cara bertempat tinggal dan logos bersifat ilmu atau ilmiah. Menurut Heinz Frick (1998), Eko diambil
dari kata ekologi yang didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
lingkungannya.

Ekologi Arsitektur adalah :


Holistis, berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai suatu kesatuan yang lebih penting dari pada sekadar
kumpulan bagian
Memanfaatkan pengalaman manusia, (tradisi dalam pembangunan) dan pengalaman lingkungan alam terhadap
manusia
Pembangunan sebagai proses, dan bukan sebagai kenyataan tertentu yang statis
Kerja sama, antara manusia dengan alam sekitarnya demi keselamatan kedua belah pihak
C. EKOLOGI PENDEKATAN MATERIAL

Adapun prinsip-prinsip ekologis dalam penggunaan bahan bangunan :


Menggunakan bahan baku, energi, dan air seminimal mungkin.
Semakin kecil kebutuhan energi pada produksi dan transportasi, semakin kecil pula limbah yang dihasilkan.
Bahan-bahan yang tidak seharusnya digunakan sebaiknya diabaikan.
Bahan bangunan diproduksi dan dipakai sedemikian rupa sehingga dapat Di kembalikan kedalam rantai bahan (didaur ulang).
Menggunakan bahan bangunan harus menghindari penggunaan bahan yang berbahaya (logam berat, chlor).
Bahan yang dipakai harus kuat dan tahan lama.
Bahan bangunan atau bagian bangunan harus mudah diperbaiki dan diganti.

Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut;


Tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut
(misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat
energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
D. EKOLOGI PENDEKATAN TEORI ARSITEKTUR

Dalam eko-arsitektur terdapat dasar-dasar pemikiran yang perlu


diketahui, antara lain :
Conserving Energy (Hemat Energi)
Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak
lingkungan.
Respect for User
Limitting New Recources.
Holistic
E. EKOLOGI PENDEKATAN UTILITAS

Dalam eko pendekatan utilitas dengan konsep ramah lingkungan atau environmental
susteineble design , antara lain :
Orientasi Gedung
Penyerapan air secara alami
Daur ulang air
Pengumpulan air hujan
Minim air kotor yang di salurkan ke pengolahan air limbah
Konstruksi kaca teknologi terkini ( konstruksi kaca ganda )
Menggunakan lampu hemat energy
Pepohonan yang besar dan asri ditanam pada sekitaran area
PENDEKATAN DESAIN

Sebuah bangunan tempat tinggal atau Villa yang dirancang oleh Ibuku. Sharma spring adalah sebuah villa dengan
struktur bambu yang tertinggi dibangun di Bali. Bangunan utama memiliki enam tingkat, empat kamar tidur, ruang tamu
yang luas dengan pemandangan, dan 15 meter pintu masuk terowongan panjang. Struktur di dukung oleh sebuah
menara sentral, yang memegang sebuah menara batin yang lebih kecil. Menara batin adalah struktur untuk ketinggian
megah. Desain ini terinspirasi oleh kelopak bunga teratai. Setiap kamar memiliki tema yang berbeda. Bangunan
mencakup: sebuah hall, ruang tamu, ruang penyimpanan, sebuah paviliun, riverside yoga, spa, ruang terbuka dan kolam
renang barbekyu semua dikelilingi oleh taman-taman permaculture yang indah. Seluruh properti dirancang dan
dibangun oleh Ibuku.
PENDEKATAN MATERIAL

Tanaman bambu memiliki prospek yang sangat menjanjikan di masa depan, ditengah perhatian dunia yang
lebih, terhadap perubahan iklim dan perlindungan hutan. Bambu adalah tanaman sumber penghasil kayu yang dapat
tumbuh dengan cepat di bumi. Dan merupakan tanaman pengganti kayu dari hutan tropis yang saat ini sudah sangat
berkurang akibat dari permintaan yang sangat besar dari industri, oleh karena itu perhatian terhadap produksi bambu
mulai meningkat di semua benua baik Asia, Afrika, maupun Amerika.
Namun, Pada bangunan bambu rentan terhadap rayap dan bubuk yang akan makan bambu. Di sharma spring
Bambu diawetkan dengan cara menekan keluar glukosa di dalam bambu dan menjadikan itu sebagai makanan serangga.
bambu diperlakukan secara alami dengan boron, unsur kimia yang ditemukan dari alam di Great Salt Lake, USA. Hal ini
hanya sedikit lebih beracun dari garam meja dan benar-benar aman untuk digunakan di lingkungan keluarga.
PENDEKATAN INTEGRITAS TANAMAN
Mendesain furniture dan interior dengan cara
menggabungkan keterampilan tradisional dengan teknik
pertukangan modern untuk menghasilkan karya dari material
bambu. ibuku memanfaatkan bambu untuk lantai, dinding,
keranjang, pagar, tempat tidur, kursi, dapur, langit-langit,
tangga, dan meja, dll. mereka percaya pada bambu
mempunyai kekuatan, keindahan, fleksibilitas, dan siklus
pertumbuhan yang cepat, serta material ramah lingkungan.
Meskipun bambu secara tradisional telah digunakan di
seluruh Asia dalam struktur jangka pendek, dengan metode
pengawetan telah memberikan kapasitas untuk ketahanan
lebih lama.
PENDEKATAN TEORI ARSITEKTUR

Arsitek telah mendesain suatu karya Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam
yang memperhatikan alam dan bentuk energi thermal sebagai sumber cahaya
budaya. Bambu tidak hanya baik Penggunaan lampu listrik hanya malam hari.
untuk lingkungan, tetapi juga Mengecat interior bangunan dengan warna alami dan
membantu orang-orang yang tinggal tidak menyilaukan, yang bertujuan Untuk mengexpose
di ruang untuk menghubungkan material alami dan meredam pantulan cahaya masuk
dengan alam. secara berlebihan
Selain itu Bangunan dibuat .Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua
memanjang dan tipis untuk pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari
memaksimalkan pencahayaan dan yang masuk.
menghemat energi listrik.
MENANGGAPI TAPAK PADA BANGUNAN
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini
dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan
pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar.
Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak
yang ada.
Kontur tanah yang menurun, pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.

PENDEKATAN UTILITAS
Selain itu menggunakan teknologi resapan air, pemanfaatan air hujan, proses
daur ulang, sehingga benar-benar ramah lingkungan. Sharma Spring didesain
langsing pipih di bagian timur dan baratnya sehingga mengurangi terik cahaya
dan panas matahari yang langsung menimpa bagianbagian tersebut. Sedangkan
penggunan site, lantai dasar dibuat sekecil mungkin sehingga lebih dari 70
persen dari seluruh luas tanah dapat dipakai sebagai area resapan air hujan.
Pohonpohon besar yang rindang memenuhi areal peresapan di taman taman
sekeliling Sharma spring. Pohon-pohon berfungsi mengurangi panas matahari
dan temperatur di sekeliling gedung, memungkinkan pengunjung beristirahat di
luar bangunan.
KESIMPULAN
Pada pendekatan ekologi, ada berbagai macam sudut pandang dan penekanan, tetapi semua mempunyai arah dan tujuan
yang sama, yaitu konsep perancangan dengan :
Mengupayakan terpeliharanya sumber daya alam, membantu mengurangi dampak yang lebih parah dari pemanasan
global, melalui pemahaman prilaku alam.
Mengelola tanah, air dan udara untuk menjamin keberlangsungan siklus-siklus ekosistim didalamnya, melalui sikap
transenden terhadap alam tanpa melupakan bahwa manusia adalan imanen dengan alam.
Penggunaan sistim-sistim bangunan yang hemat energi, diutamakan penggunaan sistim-sistim pasif (alamiah), selaras
dengan iklim setempat, daur ulang dan menggunakan potensi setempat.
Meningkatkan penyerapan gas buang dengan memperluas dan melestarikan vegetasi dan habitat mahluk hidup

Dari pemikiran pendekatan diatas akan muncul pertimbangan-pertimbangan yang sangat kompleks dan saling
berhubungan secara timbal balik. Oleh karena itu dalam pendekatan ekologis memerlukan pemecahan secara interdisipliner,
yaitu keterlibatan berbagai macam disiplin ilmu untuk mendapatkan hasil perancangan yang optimal bagi manusia dan alam.

Anda mungkin juga menyukai