Anda di halaman 1dari 9

Pada proses terjadinya pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, tumbuhan mengalami

periode lamban yaitu dengan ciri adanya sedikit pertumbuhan atau tidak ada pertumbuhan yang
sebenarnya. Periode ini terjadi pada saat tumbuhan sedang mempersiapkan diri untuk tumbuh,
misalnya sebutir biji yang sedang menyerap air untuk persiapan perkecambahan.
Proses Terjadinya Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan

Periode lamban ini akan diikuti dengan periode eksponen (logaritma). Pada periode ini dimulailah
suatu pertumbuhan yang pada awalnya lambat tetapi kemudian semakin cepat. Fase ini tidak akan
terjadi terus menerus. Dalam beberapa waktu pertumbuhannya akan menurun dan segera memasuki
periode perlambatan. Pertumbuhannya akan berlangsung lebih lambat dan akhirnya akan berhenti
sama sekali, misalnya terjadi pada pohon yang tumbuh terus menerus sampai suatu ketika terkena
suatu penyakit dan akhirnya akan mati.

Jenis Proses Terjadinya Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan

Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder.

1. Pertumbuhan Primer

Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan primer? Terbentuknya bunga, dimulai dari alat kelamin
betina atau putik yang mengandung sel telur (ovarium) lalu dibuahi oleh alat kelamin jantan atau
benang sari yang mengandung sel sperma dan akhirnya membentuk lembaga atau zigot. Sel induk
lembaga atau zigot ini mengalami proses perkembangan yang ditandai dengan adanya periode
perlambatan pertumbuhan atau tidak ada sama sekali pertumbuhan, sehingga bentuk zigot tidak
mengalami perubahan atau tidak mengalami pertambahan ukuran panjang.

Proses perkembangan zigot dimulai dari sel induk yang membelah secara meiosis menghasilkan
empat sel haploid, artinya satu sel besar dan tiga sel kecil yang melebur/melarut ke dalam sel besar.
Selanjutnya sel haploid itu menyusun atau mengumpulkan energi dari zat-zat makanan untuk
melakukan pembelahan berikutnya secara mitosis.

Pembelahan mitosis sebenarnya adalah awal dimulainya proses pertumbuhan embrionik yang
ditandai dengan adanya periode percepatan pertumbuhan akibat terjadinya pembelahan sel bertahap
secara cepat dan terus menerus menghasilkan dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan
seterusnya, sehingga terjadi penambahan/pemanjangan ukuran selnya. Selanjutnya membentuk
kumpulan/kelompok yang tumbuh menjadi embrio atau jaringan meristem atau jaringan embrional,
kemudian jaringan meristem ini tumbuh dan berkembang menjadi embrio yang tersimpan dan
terlindungi di dalam biji, kemudian tumbuh menjadi kecambah hingga mencapai dewasa.
Pertumbuhan pada embrio atau jaringan meristem dari hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem
primer ini disebut dengan pertumbuhan primer. Pertumbuhan primer ini terjadi pada embrio, ujung
akar, dan ujung batang.

A. Pertumbuhan Primer pada Embrio


Proses pertumbuhan dan perkembangan embrio
pada tumbuhan sering disebut sebagai perkecambahan. Perkecambahan merupakan permulaan atau
awal pertumbuhan embrio di dalam biji. Biji yang berkecambah dapat membentuk planula karena di
dalamnya mengandung embrio. Embrio atau lembaga mempunyai tiga bagian, yaitu radikula (akar
lembaga), kotiledon (daun lembaga), dan kaulikalus (batang lembaga).
Di dalam biji ada beberapa bagian-bagian, yaitu plumula, epikotil, hipokotil, radikula dan kotiledon. Di
dalam kegiatan yang kita lakukan akan menemukan calon individu baru (embrio) yang dilengkapi

dengan cadangan makanan.


a. Pada biji kacang (tumbuhan dikotil) yang disebut embrio adalah kuncup embrionik yang
memanjang dan melekat pada kotiledon, pada biji ini terdapat dua kotiledon. Bagian bawah
pangkal (aksis) yang melekat pada kotiledon dinamakan hipokotil dan bagian ujungnya
(terminal) disebut radikula. Bagian atas pangkal adalah epikotil, dan bagian ujungnya adalah
plumula yang terlihat sepasang daun dengan pucuknya.
b. Pada biji jagung (tumbuhan monokotil) hanya terdapat satu kotiledon yang sering dinamakan
dengan skutelum. Pada saat terjadinya proses perkecambahan, akar akan diselubungi oleh
koleoriza dan pada ujung embrio diselubungi oleh koleoptil.
Di dalam biji terdapat tumbuhan kecil, ini merupakan hasil perkecambahan. Dua macam jenis
perkecambahan biji dapat dibedakan atas perkecambahan hipogeal dan epigeal.

1) Perkecambahan Hipogeal Pada Pertumbuhan Primer Embrio

Gambar diatas memperlihatkan terjadinya


pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga menyebabkan plumula keluar dan menembus pada
kulit bijinya yang nantinya akan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledonnya masih tetap berada di
dalam tanah. Contoh perkecambahan ini terjadi pada kacang kapri.
2) Perkecambahan Epigeal Pada Pertumbuhan Primer Embrio

Tampak pada gambar diatas hipokotil tumbuh


memanjang yang mengakibatkan kotiledon dan plumula sampai keluar ke permukaan tanah,
sehingga kotiledon terdapat di atas tanah. Contoh perkecambahan ini terjadi pada kacang tanah,
kacang hijau.

Untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhannya, embrio memperoleh makanan yang berasal dari
cadangan makanan di dalam keping biji (kotiledon). Berdasarkan jumlah kotiledonnya tumbuhan
berbiji dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tumbuhan yang memiliki satu keping biji
(kotiledon) disebut tumbuhan monokotil (bijinya tidak berbelah dan berakar serabut), contohnya biji
jagung dan kelapa, sedangkan tumbuhan yang memiliki dua keping biji (kotiledon) disebut tumbuhan
dikotil (bijinya berbelah dan berakar tunggang), contohnya biji kacang dan mangga.

Ada tiga macam bagian penyusun embrio yang penting pada proses perkecambahan, yaitu sebagai
berikut.
Tunas embrionik, sebagai calon batang dan daun yang dapat tumbuh dan berkembang
menjadi bunga dan buah.
Akar embrionik, sebagai calon akar yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi akar.
Kotiledon atau keping biji, merupakan cadangan makanan untuk pertumbuhan embrio hingga
mencapai terbentuknya daun, karena embrio tersebut belum menghasilkan makanan sendiri
melalui fotosintesis.

Apabila biji-biji tersebut berada di lingkungan yang cocok, maka embrionya akan segera tumbuh yang
ditandai dengan perkecambahan. Saat biji mulai berkecambah, sebenarnya adalah awal
pertumbuhan pasca embrionik yang dimulai dari pembelahan sel terus menerus secara cepat
merupakan periode percepatan pertumbuhan jaringan meristem embrio. Dari proses ini dibagikan sel-
sel jaringan baru dengan bentuk, susunan, dan fungsi berbeda, kemudian tumbuh menjadi berbagai
organ jaringan seperti tunas embrionik, akar embrionik, dan kotiledon yang selanjutnya membentuk
organ tumbuhan.

Pada awalnya, organ yang terbentuk adalah akar, batang, daun. Setelah pertumbuhan mencapai
tanaman muda, maka pertumbuhan selanjutnya yaitu dari pertumbuhan tanaman muda menjadi
dewasa. Proses pertumbuhannya digantikan oleh aktivitas jaringan meristem primer pada titik tumbuh
yang terletak di ujung akar maupun di ujung batang, yang memungkinkan pertumbuhan tanaman
menjadi bertambah tinggi atau panjang yang disebut pertumbuhan primer.

B. Pertumbuhan Primer pada Ujung Akar

Setelah proses perkecambahan, akan terbentuk tanaman muda dan pertumbuhan selanjutnya akan
ditentukan oleh aktivitas dari jaringan meristem yang terdapat pada titik tumbuh. Jaringan meristem
primer ini terdapat pada ujung akar dan ujung batang yang sangat memungkinkan bertambah tinggi
atau panjangnya tanaman.

Pada masing-masing bagian ujung akar yang digaris


atau ditandai dengan skala (mm) ukuran sama, setelah beberapa hari ditumbuhkan dan
berkecambah ternyata jarak antara garis atau tanda tinta satu dengan yang lainnya makin berjauhan.
Hal ini menunjukkan bahwa pada bagian akar kecambah kacang hijau dan kacang panjang
mengalami pertumbuhan yaitu bertambah panjang atau tinggi. Kecepatan pertumbuhan dari berbagai
bagian akar ternyata tidak sama.
Bagian yang paling cepat tumbuh terletak pada daerah bagian belakang ujung akar, karena pada
bagian ujung akar tersebut terdapat tiga macam daerah titik tumbuh yaitu daerah pembelahan,
daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Semakin jauh dari ujung akar maka pertumbuhannya
akan semakin lambat, seperti tampak pada gambar diatas.

Pada gambar disamping terlihat terdapat daerah


pembelahan sel, daerah ini terdapat di bagian ujung. Selsel pada daerah ini aktif membelah dan
sifatnya tetap meristematik. Di belakang daerah pembelahan merupakan daerah yang tiap selnya
memiliki aktivitas untuk membesar dan memanjang, daerah ini dinamakan daerah pemanjangan sel.

Setelah sel-selnya membelah dan memanjang maka sel-selnya akan terdiferensiasi menjadi sel-sel
yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus. Daerah ini disebut sebagai daerah diferensiasi.
Kemudian sel-sel di belakang titik tumbuh akan membentang dan terdiferensiasi menjadi jaringan-
jaringan akar, yaitu epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat.

C. Pertumbuhan Primer pada Ujung Batang

Sama seperti halnya akar, pada ujung batang juga terdapat titik tumbuh. Titik tumbuh pada batang
dilindungi oleh balutan bakal daunnya. Pertumbuhan dan perkembangan sama dengan yang terjadi
pada akar, yaitu terdapat daerah pembelahan (meristematik), daerah pemanjangan, dan daerah
diferensiasi.

Gambar dibawah memperlihatkan pada daerah meristematik terdapat titik tumbuh (meristem apikal)
dan bakal daun. Pada bagian atas daun tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan permukaan
bawah daun, sehingga daun yang muda akan melengkung di atas titik tumbuh.
Pada daerah pemanjangan, sel-selnya akan
tumbuh membesar dan memanjang serta jaringan pembuluh sudah mulai tampak. Pada daerah
diferensiasi akan membentuk beberapa jaringan yaitu epidermis, korteks, dan silinder pusat.

Setelah pertumbuhan tanaman muda hingga mencapai tanaman dewasa, proses pertumbuhan
tanaman tersebut melambat atau disebut periode perlambatan yang ditandai dengan
pertumbuhannya menjadi lambat atau bahkan sama sekali tidak terjadi pertumbuhan. Pada periode
tersebut, sebenarnya tumbuhan itu sedang memasuki masa perkembangan menuju tanaman dewasa
yang ditandai dengan tidak adanya penambahan panjang atau ukurannya, tetapi sedang berkembang
menuju pada kedewasaannya.

Ciri-ciri suatu tumbuhan dikatakan sudah dewasa yaitu ditandai dengan terbentuknya bunga. Pada
bunga inilah terdapat alat kelamin betina berupa putik maupun alat kelamin jantan berupa benang
sari yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan suatu tumbuhan. Setelah terjadi persarian
(penyerbukan), putik oleh benang sari akan dihasilkan buah berbiji dan biji inilah yang nantinya akan
tumbuh menjadi tanaman baru.

Beberapa teori tentang titik tumbuh adalah sebagai berikut.

1) Teori Histogen dari Hanstein

Teori Histogen menyatakan bahwa titik tumbuh batang seakan-akan dapat dibedakan menjadi tiga
lapisan yang membentuk jaringan/histogen seperti terlihat pada tabel 1.4 berikut.

Dermatogen, adalah lapisan luar biasanya setebal satu sel dan akan membentuk epidermis.
Periblem, adalah lapisan tengah setebal beberapa lapisan sel dan dianggap membentuk
korteks
Plerom, adalah lapisan dalam dianggap pembentuk silinder pusat
2) Teori Tunika dan Korpus dari Schmidt

Teori Tunika menyatakan bahwa titik tumbuh hanya dapat dibedakan menjadi dua bagian saja.

Tunika, yaitu lapisan pinggir, terdiri atas sel-sel yang membelah mengakibatkan bertambah
luasnya permukaan titik tumbuh.
Korpus, adalah bagian yang terdapat di sebelah dalam tunika, terdiri atas sel-sel yang
membelah ke segala arah.
2. Pertumbuhan Sekunder
Setelah mengalami pertumbuhan primer, tumbuhan akan mengalami pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.

Pada tumbuhan dikotil, selain terdapat jaringan meristem


primer juga terdapat jaringan meristem sekunder. Pertumbuhan sekunder terjadi pada jaringan
meristem sekunder berupa kambium gabus atau gabus. Fungsi kambium gabus adalah sebagai
perlindungan pada pertumbuhan sekunder yaitu pertumbuhan organ tumbuhan menjadi bertambah
besar ukurannya. Contoh tumbuhan yang melakukan pertumbuhan sekunder adalah pohon jati yang
banyak terdapat di daerah Blora, Cepu, Jawa Tengah, seperti tampak pada gambar disamping.
Pada awal pertumbuhan, kambium hanya terdapat pada jaringan ikat pembuluh (vasis) yang disebut
kambium intravaskuler atau kambium vasis, kambium ini dapat tumbuh dengan arah yang
berlawanan, yaitu yang tumbuh ke arah luar akan menjadi xilem dan yang tumbuh kearah dalam akan
membentuk floem. Selanjutnya pada pertumbuhan sel jaringan parenkim yang berada di antara
kambium intravaskuler akan tumbuh dan berubah menjadi kambium baru yang disebut kambium

intervaskuler.

Di dalam perkembangannya, kambium intervaskuler akan tersambung dengan kambium intravaskuler


yang membentuk suatu lingkaran konsentris, bentuk lingkaran konsentris pada tumbuhan dikotil
sering disebut dengan lingkaran tahun. Contoh batang tumbuhan dikotil yang mempunyai lingkaran
tahun adalah pohon jati. Perhatikan bentuknya pada gambar disamping.

Bagaimanakah proses terjadinya lingkaran tahun pada tumbuhan dikotil seperti pohon jati? Lingkaran
tahun pada pohon jati terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan sekunder (kambium gabus) yang
berlangsung/berjalan tidak sepanjang tahun. Pertumbuhan sekunder berlangsung hanya pada musim
penghujan karena pada musim penghujan kebutuhan air dan unsur hara cukup banyak tersedia untuk
pertumbuhan tanaman tersebut, dengan proses pertumbuhan seperti ini akan terbentuk suatu
lingkaran yang disebut lingkaran tahun.

Pada umumnya tumbuhan dikotil seperti pohon jati memiliki kulit batang pecah-pecah atau rusak.
Mengapa kulit batang tumbuhan dikotil seperti pohon jati tampak pecah-pecah atau rusak? Kulit
batang jati mengalami pecah-pecah, karena adanya aktivitas kambium yang membentuk jaringan
xilem dan floem lebih cepat dari pertumbuhan kulit, sehingga akan mengakibatkan jaringan kulit
paling luar seperti epidermis dan korteks menjadi rusak atau pecah-pecah. Untuk mencegah
terjadinya kerusakan kulit terluarnya lebih lanjut, maka jaringan yang berada di sebelah dalam kulit
membentuk jaringan pelindung dari kerusakan berupa kambium gabus atau felogen. Felogen
membentuk jaringan yang tumbuh ke arah dalam disebut feloderm yang selselnya hidup sedangkan
jaringan yang tumbuh ke arah luar disebut felem yang sel-selnya mati.

Sebenarnya apakah fungsi dari felogen itu? Felogen


berfungsi sebagai pelindung dari kerusakan sel-sel jaringan bagian dalam yang berada di bawah kulit.
Kerusakan dapat terjadi karena banyaknya ruang terbuka yang menyebabkan air dan oksigen keluar
masuk secara bebas.

Lapisan felogen tidak semuanya tertutup rapat, tetapi ada beberapa tempat sel kambium gabus di
epidermis kulit yang membentuk suatu lubang/celah menyerupai lensa yang disebut dengan lentisel.
Bentuk lentisel pada kulit batang terlihat tampak seperti pada gambar disamping.

3. Alat Pengukur Kecepatan Pertumbuhan Tumbuhan

Sekarang kita sudah mengetahui yang dimaksud dengan pertumbuhan pada tanaman. Pertumbuhan
merupakan pertambahan jumlah volume, panjang, massa, dan bersifat berubah-ubah. Kecepatan
pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan menggunakan alat-alat sebagai berikut.
a. Mistar

Dengan menggunakan alat ini kita dapat


mengetahui kecepatan pertumbuhan. Cara mengukur mula-mula kecambah diberi tanda dengan
menggunakan tinta tahan air dengan jarak tertentu. Alat ini juga untuk mengetahui bagian yang
mengalami pertambahan panjang paling cepat.

Anda mungkin juga menyukai