Anda di halaman 1dari 7

Nama : M.

Alfian Pratama
NIM : 1613521012
Kelas : MSP 16

ARMADA PERIKANAN
Kapal perikanan didefinisikan sebagai kapal atau perahu atau alat apung
lainnya yang digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan termasuk
melakukan survei atau eksplorasi perikanan. Kapal penangkap ikan adalah kapal yang
secara khusus dipergunakan untuk menangkap ikan termasuk menampung,
menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan. Kapal pengangkut ikan adalah kapal
yang secara khusus dipergunakan untuk mengangkut ikan termasuk memuat,
menampung menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan. Berdasarkan defenisi-
definisi tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa kapal ikan sangat beragam dari
kekhususan penggunaannya hingga ukurannya.
Menurut Kepres nomor 51 tahun 2002, Kapal adalah kendaraan air dengan
bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin, atau
ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah
permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindahpindah.
Menurut Kepmen nomor : KEP. 02/MEN/2002, Kapal Perikanan adalah kapal
atau perahu atau alat apung lainnya yang digunakan untuk melakukan penangkapan
ikan termasuk melakukan survai atau eksplorasi kelautan.
Klasifikasi kapal perikanan baik ukuran, bentuk, kecepatan maupun
konstruksinya sangat ditentukan oleh peruntukkan kapal perikanan tersebut. Demikian
pula dengan kapal penangkap, masingmasing memiliki ciri khas, ukuran, bentuk,
kecepatan dan perlengkapan yang berbeda.

1.1 Klasifikasi berdasarkan Statistik Perikanan Indonesia


Berdasarkan statistik perikanan tangkap Indonesia kategori dan ukuran
perahu/kapal perikanan untuk setiap jenis alat tangkap dibedakan berdasarkan 2 (dua)
kategori, yaitu :
1. Perahu tanpa motor (non-powered boat) dan
2. Perahu/ kapal (powered boat),
Tabel 1. Kategori dan ukuran perahu/kapal
No Kategori Perahu/Kapal
1 Kapal Tanpa Motor Jukung
Perahu Papan Kecil, sedang, besar
2 Perahu/Kapal Motor tempel
Kapal Motor < 5 GT, 510 GT,
10-20 GT, 20-30 GT,
30-50 GT, 50-100 GT,
100-200 GT, 200-300 GT,
300-500 GT, 500-1000 GT,
>=1000 GT

1.2 Klasifikasi Berdasarkan FAO (Food and Agriculture Organization)


Sesuai dengan Standar International Klasifikasi Statistik Kapal Perikanan
(International Standard Statistical Classification of Fishing Vessels, ISSCFV FAO
1985), kapal perikanan terbagi atas 2 (dua) jenis kapal perikanan, yaitu :
1. Jenis kapal penangkap ikan, dan
2. Jenis kapal bukan penangkap ikan (kapal perikanan lainya)
Jenis kapal penangkap ikan terbagi atas 11 (sebelas) tipe kapal dan kapal perikanan
lainya terbagi atas 7 (tujuh) tipe kapal. Klasifikasi kapal dengan menggunakan
singkatan standar sesuai dengan Standar International Klasifikasi Statistik Kapal
Perikanan, seperti terlihat pada tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi kapal perikanan
Singkatan
No. Klasifikasi Kapal Perikanan
Standar
1. Kapal penangkap ikan
Kapal pukat tarik TO
Kapal pukat SO
Kapal penggaruk DO
Kapal jaring angkat NO
Kapal jaring insang GO
Kapal pemasang perangkap WO
Kapal tali pancing LO
Kapal menggunakan pompa untuk penangkapan PO
Kapal serba guna/aneka guna
Kapal penangkapan untuk rekreasi MO
Kapal penangkapan tidak ditetapkan RO
FX
2. Kapal perikanan lainnya
Kapal induk HO
Kapal pengangkut FO
Kapal rumah sakit KO
Kapal survei dan perbandingan BO
Kapal riset perikanan ZO
Kapal latih perikanan CO
Kapal perikanan lainnya VOY

1.3 Kapal Penangkap Ikan


1.3.1 Kapal Pukat Cincin Tuna ISSCFV: 02.28
Gambar 1. Kapal pukat cincin
Kapal pukat cincin umumnya berbentuk ramping dengan geladak kerja di
bagian buritan, ruang kemudi dan akomodasi di bagian haluan, bangunan slipway
di buritan sebagai tempat penyimpan dan peluncuran skiff boat. Kapalkapal ini
merupakan kelompok terbesar yang berukuran kecil hingga kapal yang berlayar ke
samudra (open ocean going vessels). Kapal pukat cincin adalah kapal yang paling
penting dan efektif untuk menangkap sekumpulan (schooling) ikan yang berada di
dekat permukaan. Sebagai sarana pengamatan ikan dibangun tempat panjarwala
(crows nest) di tiang utama, pada kapal. pukat cincin berukuan besar (tuna purse
seine) dibangun bangunan kuhus pengamatan dan helipad.

1.3.2 Kapal Pukat Hela Belakang (Stern Trawl) ISSCFV: 01.10

Gambar 2. Kapal Pukat Hela Belakang


Jenis kapal ini dapat berukuran hingga 200 GT. Kapal-kapal berukuran 300 GT
dilengkapi dengan slip way dan roller di buritan, yang berfungsi sebagai alur pukat
hela dari dan ke kapal.

1.3.3 Kapal Pukat Berbingkai (Beam Trawl) ISSCFV: 01.28


Gambar 3. Kapal Pukat Hela Berpalang
Kapal pukat hela berpalang (Beam trawl) adalah kapal yang mengoperasikan
pukat hela berpalang atau berbingkai dengan menggunakan rig ganda, mirip dengan
kapal pukat hela rig ganda. Kapal ini didisain dapat mengoperasikan dua atau lebih
pukat hela berbingkai.

1.3.4 Kapal Pukat Garuk ISSCFV: 09.10

Gambar 4. Kapal Pukat Garuk


Kapal pukat garuk adalah termasuk dalam kategori kapal pukat hela dasar.
Kapal ini dirancang untuk mengoperasika pukat garuk (dredge) sebagai pengumpul
kerangkerangan di dasar laut dengan cara menghelanya di belakang kapal. Kapal
dredger berukuran besar dilengkapi dengan rig bergallow di setiap sisi kapal.

1.3.5 Kapal Jaring Angkat ISSCFV: 09.20

Gambar 5. Kapal Jaring angkat


Kapal jaring angkat (Lift netter) adalah kapal yang didisain dan dilengkapi
peralatan yang digunakan untuk mengoperasikan lift net berukuran besar. Peralatan
ini ditata di geladak untuk menaikturunkan lift net di lambung kanan dan lambung
kiri kapal secara bergantian. Kapalkapal ini juga dilengkapi dengan lampulampu
penarik perhatian ikan baik untuk di permukaan air maupun di bawah air
(underwater fishing lamp).

1.3.6 Kapal Jaring Insang ISSCFV: 04.10

Gambar 6. Kapal Jaring Insang


Gill netter adalah kapal yang didisain sangat sederhana umumnya
berukuran kecil dan meiliki geladak terbuka, hingga yang berukuran besar yang
beroperasi di lautan terbuka. Oleh karena ukuran kapal sangat variatif, dari yang
berukuran kecil hingga kapal yang dioperasikan di laut terbuka. Jenis kapal ini tidak
banyak memerlukan penataan dan perlengkapan penangkapan. Kapal gillnet kecil
umumnya memiliki kamar kemudi di bagian belakang yang sekaligus berfungsi
sebagai ruang akomodasi, jika menggunakan mesin inboard mesin terletak langsung
dibawah ruang kemudi. Perlengkapan penangkapan yang digunakan hanyalah net
hauler.
1.3.7 Kapal Pancing Joran ISSCFV: 04.0
Gambar 7. Kapal Pole line
Kapal Pancing Joran (Pole & Line Huhate). Tipe kapal Pole and line terdiri
dari dua, yaitu tipe Amerika dan tipe Jepang. Huhate yang dioperasikan di Indonesia
umumya tipe Jepang. Tipe kapal ini dibedakan berdasarkan dimana operasi
pemancingan dilakukan. Tipe amerika pemancingan dilakukan di buritan,
sedangkan tipe Jepang di haluan. Kapal pole & line dilengkapi dengan tangki umpan
hidup dan water sprayer untuk menarik atau memecah perhatian ikan. Kapal pole
& line berukuran besar dilengkapi dengan sistem refrigerasi untuk menyimpan hasil
tangkapan. Sedangkan untuk ikapal berukuran kecil dengan sistem operasi harian
(one day fishing), ikan hasil tangkapan cukup diawetkan menggunakan es.
1.3.8 Kapal Rawai ISSCFV: 06.0.0

Gambar 8. Kapal Long Line Kayu Indonesia


Kapal rawai adalah kapal yang dilengkapi dengan pancing. Tipe kapal long line
dibedakan antara tipe Eropa dan Jepang. Tipe eropa mengoperasikan seluruh
tahapan operasi di buritan, sedangkan jepang setting dari buritan dan hauling di
haluan. Demikian pula dengan kapalkapal yang berasal dari Filipina, Taiwan dan
Thailand. Masingmasing negara memiliki ciri khas. Namun demikian prinsip
pengoperasiannya tidak jauh berbeda.

Anda mungkin juga menyukai