A. Definisi
DHF adalah penyakit menular karena infeksi Virus yang berat dan berpotensi
mematikan yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
(Choudhury, 2011)
Dengue Hemorrhagic Fever is another form of Dengue fever that is caused by the
Headache, Severe Myalgia, Skin rash, Vomiting, and Shock (if the situation
and pulse
C. Etiology
peyebarannya oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. (Kabra, 2010)
D. Patophysiology
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan untuk menskrining penderita demam dengue adalah melalui uji rumpel leede,
pemeriksaan kadar hemoglobin, kadar hematokrit dan hapus darah tepi untuk melihat adanya
limpositosis relatif disertai gambar limfosit plasma biru. Pada DD terdapat Leukopenia padahari
ke-2 atau hari ke-3. Pada DBD terjadi leukopenia dan Hemokonsentrasi. Trombositopenia :
Trombosit < 150.000/mm3, penurunan progresif pada pemeriksaan periodik dan waktu
perdarahan memanjang. Hemokonsentrasi : Hematokrit saat MRS>20% atau meningkat progresif
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (metode cell culture) atau pun
deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reverse Transcriptosi Polymerase
Chain Reachon). Namun ketika teknik yang rumit yang berkembang saat ini adalah uji serologi
(adanya antibodi spesifik terhadap antibodi total, IgM maupun IgG) (Warsidi, E, 2009).
F. Komplikasi
c. Perdarahan luas.
G. Pencegahan
Menurut (Warsidi, E, 2009) upaya pencegahan harus dilakukan dengan cara yang terbaik,
murah, mudah dan dapat pula dilakukan oleh masyarakat umum. Upaya pencegahan tersebut
meliputi:
sekali.
2) Menutup: tempat penyimpanan air agar nyamuk tidak masuk dan berkembang.
3) Mengubur: barang-barang bekas, seperti kaleng bekas yang dapat menampung air
c. Untuk tempat-tempat air yang sulit untuk dikuras, taaburkan bubuk abate kedalam genangan
air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Ulangi 2-3 bulan sekali.
d. Memberantas nyamuk Aedes aegepti, dengan cara: penyemprotan dengan bahan kimia,
2) Bila memerlukan abate kurang dari 10 gram caranya: ambil 1 sdm abate dan
tuangkan pada selembar kertas, lalu bagilah abate menjadi 2,3 atau 4 bagian sesuai dengan
3) Setelah dibubuhkan abate, selama 3 bulan bubuk abate tersebut mampu membunuh
jentik nyamuk, hendaknya jangan menyikat dinding penampungan air selama 3 bulan setelah
dibubuhi abate, dan air yang dibubuhi abate selama takarannya benar tetap aman digunkaan.
Penatalaksanaan
f. Tirah baring
g. Makanan lunak, dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam (susu,
diberikan asetosal karena bahaya perdarahan. Sedangkan pada pasien tanda renjatan dilakukan:
1) Pemasangan infus dan dipertahankan 12-48 jam setelah renjatan teratasi.
2) Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan tiap jam, serta
Hb dan Ht tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam
3) Pada pasien DSS diberikan cairan intravena yang diberikan dengan diguyur, seperti
NaCl, ringer laktat, yang dipertahankan selama 12-24 jam setelah renjatan teratasi. Bila tidak
nampak perbaikan dapat diberikan plasma sejumlah 15-29 ml/kg BB dan dipertahankan selama
12-24 jam. Setelah renjatan teratasi bila kadar Hb dan Ht mengalami penurunan maka diberi
transfusi darah.
Prognosis
Menurut (Meilany, 2010) kematian karena demam dengue hampir tidak ada. Pada DBD/DSS
mortalitasnya cukup tinggi. Penelitian di Surabaya, semarang, dan jakarta menunjukkan bahwa
prognosis dan perjalanan penyakit pada orang dewasa umumnya lebih ringan dibandingkan
anak-anak.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Biodata: Biodata terdiri dari identitas klien, orang tua dan saudara kandung. Identitas klien
meliputi : nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, tanggal masuk rumah sakit, tanggal
pengkajian, nomor register dan diagnosa medik. Identitas orang tua meliputi : alamat, usia, jenis
kelamin, pendidikan agama, pekerjaan, alamat. Sedangkan identitas saudara kandung meliputi
nyeri otot, mual,muntah, nyeri kepala, perut dan sendi disertai perdarahan.
3) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang: Klien menderita nyeri kepala, nyeri perut disertai mual dan
muntah.
b) Riwayat kesehatan masa lalu: Penyakit yang pernah dialami klien seperti demam, tidak ada
riwayat alergi, tidak ada ketergantungan terhadap makanan/ minuman dan obat-obatan.
c) Riwayat kesehatan keluarga: Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang
4) Riwayat imunisasi: Riwayat imunisasi meliputi kelengkapan imunisasi seperti BCG, DPT,
a) Pemberian ASI pertama kali disusui, lama pemberian, waktu dan cara pemberian.
c) Pemberian makanan tambahan terdiri atas usia pertama kali diberikan jenis dan cara
pemberian.
d) Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutris saat : usia 0 6 bulan, 6 12
8) Riwayat spiritual: Apakah anggota keluarga rajin beribadah dan sering mengikuti kegiatan
keagamaan.
9) Reaksi hospitalisasi
(1) Stress
(2) Kecemasan meningkat: kurang informasi tentang prosedur dan pengobatan anak
(3) Takut dan cemas : seriusnya penyakit dan tipe dari prosedur medis.
a) Nutrisi terdiri dari frekuensi makan, waktu makan, makanan yang dikonsumsi, porsi
makan, makanan yang disukai, nafsu makan. Jumlah yang dapat dihabiskan dan cara makan
b) Istirahat, tidur terdiri dari waktu tidur malam dan siang, apakah mudah terbangun,
kesulitan tidur, bagaimana pola tidur, ada perubahan atau tidak sebelum sakit dan saat sakit.
c) Personal hygiene terdiri dari mandi, sikat gigi, kebersihan kuku, genetalia, dan
b) Tanda-tanda vital
c) Antropometri :
1) LLA : 14cm
2) LK : 40 cm
3) LD : 54 cm
4) LP : 52 cm
d) Sistem pernafasan: Tidak terdapat batuk, pernafasan cuping hidung, batuk dada normal
(Normal Chest), tidak ada retraksi, dan tidak ada suara nafas tambahan.
e) Sistem kardiovaskuler: Konjungtiva tidak anemis, bibir pucat dan kering, arteri karotis
tidak teraba, vena jugularis tidak tampak, tidak ada pembesaran jantung, suara jantung S1, S2
kesan murni.
f) Sistem pencernaan: Bibir kering sering merasa mual dan muntah terdapat nyeri tekan
g) Sistem indera
2) Hidung : penciuman baik, tidak ada secret dan tidak terdapat perdarahan pada hidung.
I,II: kesadaran kompos mentis, Dengue Haemorragic Fever (DHF) III :kesedaran apatis,
j) Sistem integumen
1) Adanya petechia pada kulit, turgir kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan lembab.
2) Kuku sianosis/tidak
3) Kepala dan leher: Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam, mata anemia,
hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis), pada grade II, III, IV mulut di dapatkan
bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi,dan nyeri tekan. Sementara tenggorokan
l) Sistem perkemihan: Odema palpebra tidak ada, distensi kandung kemih tidak ada.
m) Sistem reproduksi: Keadaan labia minora dan mayora bersih dan tidak ada bau serta
n) Sistem immune: Tidak ada alergi terhadap cuaca, bulu binatang dan zat kimia.
1) Motorik kasar, aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
2) Motorik halus, aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil,
3) Bahasa, kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan
4) Personal sosial, aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
2 Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang sering dijumpai pada pasien dengan Dengue
Hemorhagic Fever
cairan.
informasi.
3 Intervensi
Kriteria evaluasi :
INTERVENSI RASIONAL
pasien.
b. Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan (defisit volume cairan) tubuh
Kriteria evaluasi:
INTERVENSI RASIONAL
4. Anjurkan klien untuk banyak minum. 4. Asupan cairan sangat diperlukan untuk
Kriteria Evaluasi:
INTERVENSI RASIONAL
selanjutnya
Kriteria Evaluasi:
INTERVENSI RASIONAL
dengan klien
Kriteria Evaluasi:
INTERVENSI RASIONAL
epistaksis, petechiae.
trombositopenia (pada keluarga. hal yang mungkin terjadi pada pasien dan
Kriteria Evaluasi:
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat kecemasan orang tua 1. Mengetahui kecemasan orang tua klien
5.
4 Evaluasi
b. Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi dengan kriteria : klien / keluarga mengetahui
c. Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria : Pasien mampu menghabiskan porsi makan
f. Klien mengetahui tentang proses penyakit diet dan perawatannya dengan kriteria : Klien
DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson, Judith. M. 2011. Buku saku diagnosa keperawatan: diagnosis NANDA, Intervensi