Anda di halaman 1dari 11

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
c. Riwayat Kesehatan.
1) Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan
tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
2) Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
3) Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
4) Riwayat psikososial
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang
berkepanjangan.
5) Riwayat pemakaian obat
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien
tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat
d. Pola Fungsional
1) Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan penyakit. Apakah pasien langsung
mencari pengobatan atau menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi, siang dan malam )
Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah, pantangan atau alergi
Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang
mengandung vitamin antioksidant
3) Pola eliminasi
Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan karakteristiknya
Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan alat bantu untuk miksi
dan defekasi.
4) Pola aktivitas/olahraga
Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan pada kulit.
Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan ototnya karena yang
terganggu adalah kulitnya
Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
5) Pola istirahat/tidur
Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur yang berhubungan
dengan gangguan pada kulit
Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa segar atau tidak?
6) Pola kognitif/persepsi
Kaji status mental klien
Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam memahami sesuatu
Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien. Identifikasi
penyebab kecemasan klien
Kaji penglihatan dan pendengaran klien.
Kaji apakah klien mengalami vertigo
Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah pada kulit.
7) Pola persepsi dan konsep diri
Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri, apakah kejadian yang
menimpa klien mengubah gambaran dirinya
Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas, depresi atau takut
Apakah ada hal yang menjadi pikirannya
8) Pola peran hubungan
Tanyakan apa pekerjaan pasien
Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti: pasangan, teman, dll.
Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan penyakit klien
9) Pola seksualitas/reproduksi
Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan penyakitnya
Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait dengan menopause
Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks
10) Pola koping-toleransi stress
Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial atau perawatan diri )
Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi kecemasannya
(mekanisme koping klien ). Apakah ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau klien sering
berbagi masalahnya dengan orang-orang terdekat.
11) Pola keyakinan nilai
Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam beragama serta seberapa
taat klien menjalankan ajaran agamanya. Orang yang dekat kepada Tuhannya lebih berfikiran
positif.
3.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan jaringan inflamasi
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan spasme oto-otot pernapasan, kerusakan
neurologis
3. Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak-bercak merah pada kulit
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perasaan malu terhadap penampakan diri dan
persepsi diri tentang ketidakbersihan.
5. Defisiensi pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan kurangnya informasi

3.3. RENCANA KEPERAWATAN

Dx 1 : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan jaringan inflamasi


Definisi : Perubahan epidermis dan dermis

Faktor yang berhubungan :


Eksternal (lingkungan)
Zat kimia, kelembaban, hipertermia, hipotermia, faktor mekanik ( terpotong, terkena tekanan,
dan akibat restrain), obat, kelembaban kulit, imobilisasi fisik, radiasi.
Internal (somatik)
Perubaan status cairan, perubahan pigmentasi, perubahan turgor, faktor perkembangan,
ketidakseimbangan nutrisi, defisit imunologis, gangguan sirkulasi, gangguan status metabolik,
gangguan sensasi, penonjolan tulang
Faktor Perkembangan
Usia ekstrem muda atau tua

Batasan Karakteristik :
Objektif
Kerusakan pada lapisan kulit (dermis)
Kerusakan pada permukaan kulit (epidermis)
Invasi struktur tubuh

Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)


1. Menunjukkan integritas jaringan kulit dan membran mukosa, yang dibuktikan oleh indikator
berikut ( sebutkan 1-5 : gangguan ekstrem, berat, edang, ringan, atau tidak ada gangguan) :
a. Suhu,elastisitas, hidrasi, sensasi
b. Perfusi jaringan
c. Keutuhan Kulit

2. Menunjukkan Penyembuhan luka: primer, yang dibuktikan oleh indikator gangguan berikut
(sebutkan 1-5 : gangguan ekstrem, berat, edang, ringan, atau tidak ada gangguan) :
a. Penyatuan kulit
b. Penyatuan ujung luka
c. Pembentukan jaringan parut

Contoh lain :
a. Pasien/keluarga menunjukkan rutinitas perawatan kulit/perawatan luka yang optimal
b. Drainase purulen
c. Tidak ada lepuh atau maserasi kulit
d. Eritema kulit dan eritema disekitar luka minimal

Intervensi NIC
a. Pemeliharaan akses dialisis : Memelihara akses pembuluh darah
b. Kewaspadaan lateks : Menurunkan resiko reaksi sistemik terhadap lateks
c. Pemberian obat : Mempersiapkan, memberikan, dan mengevaluasi keefektifdan obat resep dan
obat non resep
d. Manajemen pruritus : Mencegah dan mengobati gatal

Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
Kaji fungsi alat-alat, seperti alat penurunan tekanan, meliputi kasur udara statis,terapi low air-
loss

Aktivitas Kolaboratif
Konsultasikan pada ahli gizi tentang makanan tinggi protein, mineral kalori, dan vitamin

Aktivitas lain
a. Lakukan perawatan luka atau perawatan kulit secara rutin yang dapat meliputi tindakan berikut:
b. Ubah dan atur posisi pasien secara sering
c. Pertahankan jaringan sekitar terbebas dari drainase dan kelembaban yang berlebihan

Dx 2 : Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan spasme oto-otot pernapasan, kerusakan


neurologis
Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat

Faktor yang berhubungan


Ansietas, posisi tubuh, deformitas tulang, deformitas dinding dada, penurunan energi dan
kelelahan, hiperventilasi, sindrom hipoventilasi, kerusakan muskuloskeletal, imaturitas
neurologis.

Batasan Karakteristik
Subjektif
Dispnea, napas pendek
Objektif
Perubahan ekskursi dada, mengambil posisi tiga titik tumpu, bradipnea, penurunan tekanan
inspirasi-ekspirasi, penurunan kapasitas vital, napas cuping hidung, ortopnea, takipnea,
penggunaan otot bantu pernapasan, nyeri, disfungsi neuromuskular.

Tujuan/Kriteria Hasil (NOC):


1. Menunjukkan pola pernapasan efektif, yang dibuktikan oleh status pernapasan: status ventilasi
dan pernapasan yang tidak terganggu: kepatenan jalan napas; dan tidak ada penyimpangan tanda
vital dari rentang normal

2. Menunjukkan status pernapasan : ventilasi tidak terganggu, yang dibuktikan oleh indikator
gangguan berikut (sebutkan 1-5 : gangguan ekstrem, berat, edang, ringan, atau tidak ada
gangguan) :
a. Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernapas
b. Ekspansi dada simetris

3. Menunjukkan tidak adanya gangguan status pernapasan: ventilasi, yang dibuktikan oleh
indikator berikut (sebutkan 1-5 : gangguan ekstrem, berat, edang, ringan, atau tidak ada
gangguan) :
a. Penggunaan otot aksesori
b. Suara napas tambahan
c. Pendek napas

Contoh lain
Pasien akan:
a. Menunjukkan pernapasan optimal pada saat terpasang ventilator mekanis
b. Mempunyai kecepatan dan irama pernapasandalam batas normal
c. Mempunyai fungsi paru dalam batas normal untuk pasien
d. Meminta bantuan pernapasan saat dibutuhkan
e. Mampu menggambarkan rencana untuk perawatan dirumaMengidetifikasi faktor ( mis: alergen)
yang memicu ketidakefektifan pola napas, dan tindakan yang dapat dilakukan untuk
menghindarinya

Intervensi NIC
Manamen jalan napas : memfasilitasi kepatenan jalan napas
Pengisapan jalan napas : mengeluarkan sekret jalan napas dengan cara memasukkan kateter
penghisap ke dalam jalan napas oral atau trakea pasien
Manajemen anafilaksis : meningkatkan ventilasi, dan perfusi jaringan yang adekuat untuk
individu yang mengalami reaksi alergi berat
Manajemen asma : mengidentifikasi, mengobati, dan mencegah reaksi inflamasi/kontriksi jalan
napas
Bantuan ventilasi : meningkatkan pola pernapasan spontanyang optimal sehingga
memaksimalkan pertukaran oksigen dan karbondioksida didalam paru

Aktivitas Keperawatan :
a. Pantau adanya pucat dan sianosis
b. Pantau efek obat pada status pernapasan
c. Tentukan lokasi dan luasnyakrepitasi disangkar iga
d. Kaji kebutuhan insersi jalan napas
e. Pemantauan pernapasan (NIC)
Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan upaya pernapasan
Perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan oto bantu
Pantau pola pernapasan : bradipnea;takipnea;hiperventilasi;pernapasan kussmaul; dan
pernapasan apneastik
Aktivitas kolaboratif
a. Konsultasi dengan ahli terapi pernapasan untuk memastikan keadekuatan fungsi ventilator
mekanis
b. Laporkan perubahan sensori, bunyi napas, pola pernapasan
c. Berikan obat (misalnya: bronkodilator)
d. Berikan terapi nebulizerultrasonik dan udara atau oksigen yang dilembabkan sesuai program

Aktivitas lain
a. Hubungkan dan dokumentasikan semua data hasil pengkajian
b. Bantu pasien untuk menggunakan spirometer insentif jika perlu
c. Tenangkan pasien selama periode gawat napas
d. Anjurkan napas dalam melalui abdomen
e. Minta pasien untuk mengubah posisi, batuk dan napas dalam setiap__
f. Pertahankan oksigen dengan aliran rendah dengan kanula nasal
g. Atur posisi pasien untuk mengoptimalkan pernapasan

Dx 3 : Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak-bercak merah pada kulit


Definisi : Berisiko terhadap invasi organisme pathogen
Faktor risiko
Penyakit kronik, penekanan sistem imun, ketidakadekuatan sistem imunitas dapatan, pertahanan
primer tidak adekuat,peningkatan pemajanan lingkungan terhadap patogen, prosedur invasif,
agens farmasi, kerusakan jaringan, trauma

Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)


1. Faktor resiko infeksi akan hilang, dibuktikan oleh pengendalian risiko komunitas: -penyakit
menular; status imun; penyembuhan luka : primer dan sekunder

Contoh lain :
a. Pasien dan keluarga akan:
b. Terbebas dari tanda dan gejalan infeksi
c. Memperlihatkan hygiene personal yang adekuat
d. Mengindikasikan status gastrointestinal, pernapasan, genitourinaria, dan imun dalam batas
normal
e. Menggambarkan faktor yang menunjang penularan infeksi
f. Melaporkan tanda dan gejala infeksi serta mengikuti prosedur skrining atau pemantauan

Intervensi NIC
Perawatan sirkulasi: insufisiensi arteri: meningkatkan sirkulasi arteri
Skrining kesehatan: Mendeteksi risiko atau masalah kesehatan dengan memanfaatkan riwayat
kesehatan, pemeriksaan kesehatan, dan prosedur lainnya
Pengendalian infeksi: meminimalkan penyebaran dan penularan agens infeksius
Perlindungan infeksi: mencegah dan mendeteksi dini infeksi pada pasien berisiko

Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
a. Pantau tanda dan gejala infeksi (misalnya, suhu, tubuh, denyut jantung, drainase, penampilan
luka, sekresi, suhu kulit, lesi kulit, malaise)
b. Kaji faktor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi (misalnya, luluh imun,
malnutrisi)
c. Amati penampilan praktik hygiene personal untuk perlindungan terhadap infeksi

Aktivitas Kolaboratif
a. Ikuti protokol institusi untuk melaporkan suspek infeksi atau kultur positif
b. Pengendalian infeksi (NIC) :
c. Ajarkan pasien teknik mencuci tangan dengan benar
d. Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan meninggalkan ruangan
pasien

Aktivitas lain
a. Lindungi pasien terhadap kontaminasi silang dengan tidak menugaskan perawat yang sama
untuk pasien lain yang mengalami infeksi dan memisahkan ruang perawatan pasien dengan
pasien yang terinfeksi
b. Pengendalian infeksi (NIC)
Bersihkan lingkungan dengan benar setelah digunakan masing-masing pasien
Pertahankan teknik isolasi
Terapkan kewaspadaan universal
Dx. 4 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perasaan malu terhadap penampakan diri dan
persepsi diri tentang ketidakbersihan
Definisi : Konfusi pada gambaran mental fisik diri seseorang
Faktor yang berhubungan
Biofisik, kognitif/persepsi, kultural/spiritual, perubahan perkembangan, penyakit, perseptual,
psikososial, trauma/cedera

Batasan Karakteristik
Subjektif
Depersonalisasi bagian tubuh, penekanan pada kekuatan yang tersisa, rasa takut terhadap
penolakan atau reaksi dari orang lain, berfokus pada kekuatan, fungsi atau penampilan dimasa
lalu, perasaan negatif tentang tubuh, fokus pada perubahan atau kehilangan, mengungkapkan
secara verbal perubahan gaya hidup
Objektif
Perubahan aktualpada struktur atau fungsi tubuh
Perilaku menghindar, memantau, atau mencari tahu tentang tubuh individu
Perubahan pada kemampuan untuk memperkirakan hubungan spasial tubuh terhadap lingkungan
terhadap lingkungan
Perubahan dalam keterlibatan sosial

Tujuan/Kriteria Hasil (NOC):Contoh lain


Pasien akan:
1. Gangguan citra tubuh berkurang yang dibuktikan oleh selalu menunjukkan adaptasi dengan
ketunadayaan fisik
2. Menunjukkan citra tubuh yang dibuktikan oleh indikator gangguan berikut (sebutkan 1-5 : tidak
pernah, jarang, kadang-kadang, sering atau sering ditampilkan) :
3. Kesesuaian antara realitas tubuh, ideal tubuh, dan perwujudan tubuh
4. Kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh

Intervensi NIC
Bimbingan antisipasi: Mempersiapkan pasien terhadap krisis perkembangan atau krisis
situasional
Peningkatan citra tubuh: Meningkatkan persepsi sadar dan tak sadar pasien serta sikap terhadap
tubuh pasien
Peningkatan koping: membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stresor, perubahan,
atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup

Aktivitas Keperawatan :
a. Kaji dan dokumentasikan respon verbal dan non verbal pasien terhadap tubuh pasien
b. Identifikasi mekanisme kopingyang biasa digunakan pasien
c. Peningkatan citra tubuh (NIC):
Tentukan harapan pasien tentang citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
Tentukan apakah persepsi ketidaksukaan terhadap karakteristik fisik tertentu membuat disfungsi
paralisis sosial bagi remaja dan pada kelompok resiko lainnya
Tentukan apakah perubahan fisik saat ini telah dikaitkan ke dalam citra tubuh pasien

Aktivitas kolaboratif
a. Rujuk ke layanan sosial untuk merencanakan perawatan dengan pasien dan keluarga
b. Rujuk pasien untuk mendapat terapi fisik untuk latihan kekuatan dan fleksibilitas , membantu
dalam berpindah tempat dan ambulasi
c. Tawarkan untuk menghubungi sumber-sumber komunitas yang tersedia untuk pasien dan
keluarga

Aktivitas lain
a. Dengarkan pasien dan keluarga secara aktif dan akui realitas kekhawatiran terhadap perawatan,
kemajuan, dan prognosis
b. Beri dorongan kepada pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan untuk berduka,
jika perlu
c. Dukung mekanisme koping yang biasa digunakan pasien untuk mengeksplorasi perasaannya jika
pasien tampak enggan melakukannya

Dx 5: Defisiensi pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan kurangnya informasi


Definisi : Tidak ada atau kurang informasi kognitif tentang topik tertentu

Faktor yang berhubungan


Keterbatasan kognitif, kesalahan dalam memahami informasi yang ada, kurang pengalaman,
kurang pengetahuan dalam belajar, kurang kemampuan mengingat kembali

Tujuan/Kriteria Hasil (NOC)


CATATAN : karena merupakan diagnosis yang luas dan tidak spesifik, tujuan yang
bermanfaatakan mrefleksikan defisit pengetahuan pasien yang spesifik.
Contoh lain :
Mengidentifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan tentang program terapi ( misalnya,
informasi tentang diet)
Memperlihatkan kemampuan__(sebutkan)

Intervensi NIC
Perlindungan infeksi: Mencegah dan melakukan deteksi dini infeksi pada pasien beresiko
Penyuluhan individual: Membuat perencanaan, imokementasi, dan evaluasiprogram penyuluhan
yang dirancang dan untuk memenuhi kebutuhan khusus pasien

Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
Periksa keakuratan umpan balik untuk memastikan bahwa pasien memahami program terapi dan
informasi lainnya

Aktivitas Kolaboratif
Beri informasi tentang sumber-sumber komunitas yang dapat menolong pasien dalam
mempertahankan program terapi
Buat rencana pengajaran multidisipliner yang terkoordinasi, sebutkan perencanaannya
Rencanakan penyesuaian dalam terapi bersama pasien dan dokter untuk memfasilitasi
kemampuan pasien mengikuti program terapi

Aktivitas lain
Berinteraksi dengan pasien dengan cara tidak menghakimiuntuk memfasilitasi pembelajaran
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-resensi
polimorfik (eritema, edema,papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal).
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh :
detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri,
jamur) dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik.
3.2 Saran
Dalam penulisan ini tentunya banyak kurang dan tentunya ada lebihnya juga, untuk itu
penulis atau penyusun mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca.
Dengan adanya makalah ini penulis mengaharapkan agar para pembaca bisa memahami
apa yang sudah dijelaskan sehingga dapat bermanfaat bagi semuanya dan agar lebih dapat
mengaplikasikan dalam merawat pasien dan mampu dalam pembuatan asuhan keperawatan yang
tepat yang banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari keluarga, kerabat sampai teman
pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda S, Sularsito. (2005). SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dan kelamin.
Edisi III. Jakarta: FK UI: 126-31.

Johnson, M., et all. 2002. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 2002. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.
Price, A. Sylvia.2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit edisi 4. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku ajar medikal bedah Brunner Suddarth/Brunner Suddarths
Texbook of Medical-surgical. Alih Bahasa:Agung Waluyo..(et.al.). ed 8 Vol 3 Jakarta: EGC.

Nurarif, Amin huda. 2013.

Anda mungkin juga menyukai