Batasan Karakteristik :
Objektif
Kerusakan pada lapisan kulit (dermis)
Kerusakan pada permukaan kulit (epidermis)
Invasi struktur tubuh
2. Menunjukkan Penyembuhan luka: primer, yang dibuktikan oleh indikator gangguan berikut
(sebutkan 1-5 : gangguan ekstrem, berat, edang, ringan, atau tidak ada gangguan) :
a. Penyatuan kulit
b. Penyatuan ujung luka
c. Pembentukan jaringan parut
Contoh lain :
a. Pasien/keluarga menunjukkan rutinitas perawatan kulit/perawatan luka yang optimal
b. Drainase purulen
c. Tidak ada lepuh atau maserasi kulit
d. Eritema kulit dan eritema disekitar luka minimal
Intervensi NIC
a. Pemeliharaan akses dialisis : Memelihara akses pembuluh darah
b. Kewaspadaan lateks : Menurunkan resiko reaksi sistemik terhadap lateks
c. Pemberian obat : Mempersiapkan, memberikan, dan mengevaluasi keefektifdan obat resep dan
obat non resep
d. Manajemen pruritus : Mencegah dan mengobati gatal
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
Kaji fungsi alat-alat, seperti alat penurunan tekanan, meliputi kasur udara statis,terapi low air-
loss
Aktivitas Kolaboratif
Konsultasikan pada ahli gizi tentang makanan tinggi protein, mineral kalori, dan vitamin
Aktivitas lain
a. Lakukan perawatan luka atau perawatan kulit secara rutin yang dapat meliputi tindakan berikut:
b. Ubah dan atur posisi pasien secara sering
c. Pertahankan jaringan sekitar terbebas dari drainase dan kelembaban yang berlebihan
Batasan Karakteristik
Subjektif
Dispnea, napas pendek
Objektif
Perubahan ekskursi dada, mengambil posisi tiga titik tumpu, bradipnea, penurunan tekanan
inspirasi-ekspirasi, penurunan kapasitas vital, napas cuping hidung, ortopnea, takipnea,
penggunaan otot bantu pernapasan, nyeri, disfungsi neuromuskular.
2. Menunjukkan status pernapasan : ventilasi tidak terganggu, yang dibuktikan oleh indikator
gangguan berikut (sebutkan 1-5 : gangguan ekstrem, berat, edang, ringan, atau tidak ada
gangguan) :
a. Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernapas
b. Ekspansi dada simetris
3. Menunjukkan tidak adanya gangguan status pernapasan: ventilasi, yang dibuktikan oleh
indikator berikut (sebutkan 1-5 : gangguan ekstrem, berat, edang, ringan, atau tidak ada
gangguan) :
a. Penggunaan otot aksesori
b. Suara napas tambahan
c. Pendek napas
Contoh lain
Pasien akan:
a. Menunjukkan pernapasan optimal pada saat terpasang ventilator mekanis
b. Mempunyai kecepatan dan irama pernapasandalam batas normal
c. Mempunyai fungsi paru dalam batas normal untuk pasien
d. Meminta bantuan pernapasan saat dibutuhkan
e. Mampu menggambarkan rencana untuk perawatan dirumaMengidetifikasi faktor ( mis: alergen)
yang memicu ketidakefektifan pola napas, dan tindakan yang dapat dilakukan untuk
menghindarinya
Intervensi NIC
Manamen jalan napas : memfasilitasi kepatenan jalan napas
Pengisapan jalan napas : mengeluarkan sekret jalan napas dengan cara memasukkan kateter
penghisap ke dalam jalan napas oral atau trakea pasien
Manajemen anafilaksis : meningkatkan ventilasi, dan perfusi jaringan yang adekuat untuk
individu yang mengalami reaksi alergi berat
Manajemen asma : mengidentifikasi, mengobati, dan mencegah reaksi inflamasi/kontriksi jalan
napas
Bantuan ventilasi : meningkatkan pola pernapasan spontanyang optimal sehingga
memaksimalkan pertukaran oksigen dan karbondioksida didalam paru
Aktivitas Keperawatan :
a. Pantau adanya pucat dan sianosis
b. Pantau efek obat pada status pernapasan
c. Tentukan lokasi dan luasnyakrepitasi disangkar iga
d. Kaji kebutuhan insersi jalan napas
e. Pemantauan pernapasan (NIC)
Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan upaya pernapasan
Perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan oto bantu
Pantau pola pernapasan : bradipnea;takipnea;hiperventilasi;pernapasan kussmaul; dan
pernapasan apneastik
Aktivitas kolaboratif
a. Konsultasi dengan ahli terapi pernapasan untuk memastikan keadekuatan fungsi ventilator
mekanis
b. Laporkan perubahan sensori, bunyi napas, pola pernapasan
c. Berikan obat (misalnya: bronkodilator)
d. Berikan terapi nebulizerultrasonik dan udara atau oksigen yang dilembabkan sesuai program
Aktivitas lain
a. Hubungkan dan dokumentasikan semua data hasil pengkajian
b. Bantu pasien untuk menggunakan spirometer insentif jika perlu
c. Tenangkan pasien selama periode gawat napas
d. Anjurkan napas dalam melalui abdomen
e. Minta pasien untuk mengubah posisi, batuk dan napas dalam setiap__
f. Pertahankan oksigen dengan aliran rendah dengan kanula nasal
g. Atur posisi pasien untuk mengoptimalkan pernapasan
Contoh lain :
a. Pasien dan keluarga akan:
b. Terbebas dari tanda dan gejalan infeksi
c. Memperlihatkan hygiene personal yang adekuat
d. Mengindikasikan status gastrointestinal, pernapasan, genitourinaria, dan imun dalam batas
normal
e. Menggambarkan faktor yang menunjang penularan infeksi
f. Melaporkan tanda dan gejala infeksi serta mengikuti prosedur skrining atau pemantauan
Intervensi NIC
Perawatan sirkulasi: insufisiensi arteri: meningkatkan sirkulasi arteri
Skrining kesehatan: Mendeteksi risiko atau masalah kesehatan dengan memanfaatkan riwayat
kesehatan, pemeriksaan kesehatan, dan prosedur lainnya
Pengendalian infeksi: meminimalkan penyebaran dan penularan agens infeksius
Perlindungan infeksi: mencegah dan mendeteksi dini infeksi pada pasien berisiko
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
a. Pantau tanda dan gejala infeksi (misalnya, suhu, tubuh, denyut jantung, drainase, penampilan
luka, sekresi, suhu kulit, lesi kulit, malaise)
b. Kaji faktor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi (misalnya, luluh imun,
malnutrisi)
c. Amati penampilan praktik hygiene personal untuk perlindungan terhadap infeksi
Aktivitas Kolaboratif
a. Ikuti protokol institusi untuk melaporkan suspek infeksi atau kultur positif
b. Pengendalian infeksi (NIC) :
c. Ajarkan pasien teknik mencuci tangan dengan benar
d. Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan meninggalkan ruangan
pasien
Aktivitas lain
a. Lindungi pasien terhadap kontaminasi silang dengan tidak menugaskan perawat yang sama
untuk pasien lain yang mengalami infeksi dan memisahkan ruang perawatan pasien dengan
pasien yang terinfeksi
b. Pengendalian infeksi (NIC)
Bersihkan lingkungan dengan benar setelah digunakan masing-masing pasien
Pertahankan teknik isolasi
Terapkan kewaspadaan universal
Dx. 4 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perasaan malu terhadap penampakan diri dan
persepsi diri tentang ketidakbersihan
Definisi : Konfusi pada gambaran mental fisik diri seseorang
Faktor yang berhubungan
Biofisik, kognitif/persepsi, kultural/spiritual, perubahan perkembangan, penyakit, perseptual,
psikososial, trauma/cedera
Batasan Karakteristik
Subjektif
Depersonalisasi bagian tubuh, penekanan pada kekuatan yang tersisa, rasa takut terhadap
penolakan atau reaksi dari orang lain, berfokus pada kekuatan, fungsi atau penampilan dimasa
lalu, perasaan negatif tentang tubuh, fokus pada perubahan atau kehilangan, mengungkapkan
secara verbal perubahan gaya hidup
Objektif
Perubahan aktualpada struktur atau fungsi tubuh
Perilaku menghindar, memantau, atau mencari tahu tentang tubuh individu
Perubahan pada kemampuan untuk memperkirakan hubungan spasial tubuh terhadap lingkungan
terhadap lingkungan
Perubahan dalam keterlibatan sosial
Intervensi NIC
Bimbingan antisipasi: Mempersiapkan pasien terhadap krisis perkembangan atau krisis
situasional
Peningkatan citra tubuh: Meningkatkan persepsi sadar dan tak sadar pasien serta sikap terhadap
tubuh pasien
Peningkatan koping: membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stresor, perubahan,
atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup
Aktivitas Keperawatan :
a. Kaji dan dokumentasikan respon verbal dan non verbal pasien terhadap tubuh pasien
b. Identifikasi mekanisme kopingyang biasa digunakan pasien
c. Peningkatan citra tubuh (NIC):
Tentukan harapan pasien tentang citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
Tentukan apakah persepsi ketidaksukaan terhadap karakteristik fisik tertentu membuat disfungsi
paralisis sosial bagi remaja dan pada kelompok resiko lainnya
Tentukan apakah perubahan fisik saat ini telah dikaitkan ke dalam citra tubuh pasien
Aktivitas kolaboratif
a. Rujuk ke layanan sosial untuk merencanakan perawatan dengan pasien dan keluarga
b. Rujuk pasien untuk mendapat terapi fisik untuk latihan kekuatan dan fleksibilitas , membantu
dalam berpindah tempat dan ambulasi
c. Tawarkan untuk menghubungi sumber-sumber komunitas yang tersedia untuk pasien dan
keluarga
Aktivitas lain
a. Dengarkan pasien dan keluarga secara aktif dan akui realitas kekhawatiran terhadap perawatan,
kemajuan, dan prognosis
b. Beri dorongan kepada pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan untuk berduka,
jika perlu
c. Dukung mekanisme koping yang biasa digunakan pasien untuk mengeksplorasi perasaannya jika
pasien tampak enggan melakukannya
Intervensi NIC
Perlindungan infeksi: Mencegah dan melakukan deteksi dini infeksi pada pasien beresiko
Penyuluhan individual: Membuat perencanaan, imokementasi, dan evaluasiprogram penyuluhan
yang dirancang dan untuk memenuhi kebutuhan khusus pasien
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
Periksa keakuratan umpan balik untuk memastikan bahwa pasien memahami program terapi dan
informasi lainnya
Aktivitas Kolaboratif
Beri informasi tentang sumber-sumber komunitas yang dapat menolong pasien dalam
mempertahankan program terapi
Buat rencana pengajaran multidisipliner yang terkoordinasi, sebutkan perencanaannya
Rencanakan penyesuaian dalam terapi bersama pasien dan dokter untuk memfasilitasi
kemampuan pasien mengikuti program terapi
Aktivitas lain
Berinteraksi dengan pasien dengan cara tidak menghakimiuntuk memfasilitasi pembelajaran
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-resensi
polimorfik (eritema, edema,papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal).
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh :
detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri,
jamur) dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik.
3.2 Saran
Dalam penulisan ini tentunya banyak kurang dan tentunya ada lebihnya juga, untuk itu
penulis atau penyusun mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca.
Dengan adanya makalah ini penulis mengaharapkan agar para pembaca bisa memahami
apa yang sudah dijelaskan sehingga dapat bermanfaat bagi semuanya dan agar lebih dapat
mengaplikasikan dalam merawat pasien dan mampu dalam pembuatan asuhan keperawatan yang
tepat yang banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari keluarga, kerabat sampai teman
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda S, Sularsito. (2005). SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit kulit dan kelamin.
Edisi III. Jakarta: FK UI: 126-31.
Johnson, M., et all. 2002. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 2002. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.
Price, A. Sylvia.2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit edisi 4. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku ajar medikal bedah Brunner Suddarth/Brunner Suddarths
Texbook of Medical-surgical. Alih Bahasa:Agung Waluyo..(et.al.). ed 8 Vol 3 Jakarta: EGC.