Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/281245803
CITATIONS READS
0 473
8 authors, including:
I Wayan Nurjaya
Bogor Agricultural University
53 PUBLICATIONS 58 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by I Wayan Nurjaya on 26 August 2015.
ABSTRACT
Study on tidal waves and residual currents in Mayalibit Bay was conducted by constructing the 2D
numerical hydrodynamics to find the characteristics of tide and residual currents inside the Bay. The
2D hydrodynamic equations with non-linier terms were solved by finite difference methods explicitly.
M2 and K1 wave propagations were observed and analyzed at 25 observation points. M2 and K1
residual currents were obtained and described spatially. Simulation results of tidal currents were
validated with field measurements. The validation result showed that the tidal currents between the
model results and field measurements were quite fit. Generally, simulation results showed the
significant differences between the tide inside and outside the Bay. This was strongly explained by the
simulation results of M2 and K1 wave propagations. The M2 and K1 amplitudes were 10 times lower
inside than outside the Bay with the phase lags of about 180(M2) and 160(K1). This result indicated
that the tide inside and outside the Bay were in the opposite conditions. The tide had an ebb inside
while the flood was outside and vice versa. M2 residual currents was flowed into the Bay uniformly,
while K1 residual currents flowed out to the open sea in the Northern part and it flowed into the Bay
in the Southern part of the Bay. Eventually, both of them converged in the middle of the Bay.
ABSTRAK
Studi dinamika massa air terkait pasut dan arus residu pasut di Teluk Mayalibit telah dilakukan dengan
membangun sebuah model hidrodinamika 2D untuk mengetahui karakteristik pasut dan arus residu di
dalam teluk. Persamaan Hidrodinamika 2D dengan suku non-liniernya diselesaikan secara eksplisit
melalui metode beda hingga (finite difference). Perambatan gelombang M2 dan K1 diamati dan
dianalisis di 25 titik pengamatan. Arus residu M2 dan K1 ditentukan dan digambarkan secara spasial.
Validasi model dilakukan terhadap arus pasut. Hasil validasi menunjukkan bahwa arus pasut antara
hasil model dan pengukuran sudah cukup bersesuaian, baik amplitudo maupun fasanya. Secara
umum, hasil simulasi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pasang surut di
dalam dan di luar teluk. Hal ini diperkuat dengan hasil simulasi perambatan gelombang pasut M2 dan
K1. Amplitudo M2 dan K1 10 kali lebih rendah di dalam teluk dengan keterlambatan fasa sebesar
180(M2) dan 160(K1). Hasil simulasi model menunjukkan bahwa pasut di dalam dan di luar teluk
berada pada kondisi yang berkebalikan dimana kondisi pasut di dalam teluk akan surut ketika di luar
pasang dan begitupun sebaliknya. Arus residu M2 bergerak ke dalam teluk dengan pola yang seragam
sementara arus residu K1 mengalir ke luar menuju laut terbuka di bagian Utara namun mengalir
masuk ke dalam teluk di bagian Selatan. Namun, pada akhirnya keduanya bertemu di bagian tengah
teluk.
158 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Budiman et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 159
Perambatan Gelombang dan Arus Residu Pasang Surut Teluk . . .
= tekanan permukaan air laut (kg/m.det2) terhadap x dan y yaitu sama dengan nol.
= percepatan gravitasi bumi (m/ det2) Pa Pa
= = 0 ....(4)
= densitas air laut (kg/m3) x y
= koefisien viskositas eddy vertikal atau Pengaruh gaya coriolis terhadap gerak pa-
koefisien pertukaran momentum da massa air diabaikan mengingat daerah
arah vertikal model yang relatif kecil dan berada dekat
dengan khatulistiwa.
Air laut diasumsikan sebagai fluida Diasumsikan tidak ada stratifikasi densitas
incompressible sehingga ditambahkan persa- air laut ( konstan).
maan kontinuitas ke dalam sistem persamaan Tidak ada sumber (source) dan kebocoran
yang ada di atas dalam bentuk (Ramming and (sink) air laut yang terjadi di dalam daerah
Kowalik, 1980): model, artinya evaporasi dan presipitasi
diabaikan serta dasar laut bersifat imper-
u v meable.
+ = 0 .....................................(3)
x y Tidak ada sumber momentum (gaya-gaya
luar) yang terjadi pada area, seperti gerakan
kapal, tsunami dan gempa.
2.3.2. Asumsi Model Hidrodinamika
Pasang Surut 2D Batas tertutup tidak bergeser dengan naik-
Asumsi-asumsi yang diterapkan turunnya permukaan air laut.
dalam persamaan model hidrodinamika Pasang surut merupakan gaya pembangkit
pasang surut 2D ini antara lain (Pond and utama di Teluk Mayalibit. Faktor angin di-
Pickard, 1983): abaikan karena pengaruhnya relatif kecil.
Persamaan hidrodinamika laut yang
Tekanan atmosfer permukaan ( Pa ) adalah
digunakan berdasarkan asumsi-asumsi di atas
konstan, sehingga pada turunan parsialnya adalah (Ramming and Kowalik, 1980):
160 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Budiman et al.
komponen x: komponen x:
u u u U U U
+u +v fv = +U +V = gH
t x y ............. (5) t x y dx ................(10)
s( x ) b( x ) (U 2 + V 2 )1 / 2
g + + Au rU + AU
x H + H + H2
komponen y: komponen y:
v v v V V V
+u +v + fu = +U +V = gH
t x y ..............(6) t x y dy ..........................(11)
s( y ) ( y) (U 2 + V 2 )1 / 2
g + b + Av rV + AV
y H + H + H2
(5)
dimana = elevasi (m), s = gaya gesekan persamaan kontinuitas:
permukaan, dan b = gaya gesekan dasar.
U V
Persamaan (7) dan (8) selanjutnya di- + + =0 ...............................(12)
x y t
integrasikan terhadap kedalaman secara ver-
tikal dari dasar (z = -H) sampai ke permuka-
an (z = ) untuk mendapatkan persamaan
dimana: U = uz
H0
;V = vz =
H0
transpor massa sehingga diperoleh persaman kecepatan tranpor arah sumbu-x dan y
kecepatan rata-rata dalam bentuk transpor : elevasi muka air laut dari muka air laut
pada massa air 2D adalah sebagai berikut
rata-rata (MSL)
(Ramming and Kowalik, 1980).
H : kedalaman total perairan
r : Koefisien gesekan dasar
komponen-x:
Diskritisasi Persamaan Kontinuitas adalah :
U U U
+U +V = gH + ................(7)
t x y dx in, +j 1 = in, j t
(U + V )
2 2 1/ 2
Wx Wx2 + Wy2 rU + AU
H2 U in, j U in, j 1 Vin, j Vin1, j .....................(13)
+
komponen-y: x y
V V V
+U +V = gH + ..............(8)
t x y dx dimana U = H ; V = H adalah kecepatan
W y W x2 + W y2 rV
(U + V )
2 2 1/ 2
+ AV transport arah-x,y (m2/dt). Suku-suku Non-
H2 Linier didiskritisasi dengan metode finite dif-
ference menggunakan skema 2 langkah wa-
persamaan kontinuitas memiliki bentuk: ktu (two-time level scheme) (model GF2 oleh
Crean et al., 2008 dalam Kowalik and Murty,
U V 1993). Seluruh proses diskritisasi numerik
+ + = 0 ................................... (9)
x y t persamaan hidrodinamika 2 dimensi secara
eksplisit tersebut harus memenuhi kriteria
Suku gaya tekanan angin dalam kajian stabilitas Courant-Freiderichs-Lewy (CFL)
mengenai pasang surut dapat diabaikan sebagai berikut:
(Bowden, 1983). Persamaan Hidrodinamika L
2D pasang surut pada akhirnya memiliki t
2gH max
bentuk: (14)
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 161
Perambatan Gelombang dan Arus Residu Pasang Surut Teluk . . .
Dimana: L= min [x,y] dan H max = max sut serta menggambarkannya secara spasial
[d+]. Kriteria kestabilan dipenuhi dengan (Gambar 2).
membuat model hidrodinamika teluk Maya- Validasi dilakukan di titik validasi
libit ini memiliki ukuran sel 55 m x 55 m dengan koordinat 130,92oBT dan 0,31oLS
dengan langkah waktu sebesar 6 detik. (bulatan hitam pada Gambar 3) dengan mem-
bandingkan komponen-komponen harmonik
2.4. Analisis Data arus pasang surut antara hasil model dan pe-
Penelitian ini secara garis besar terba- ngukuran yang melalui metode least square
gi atas beberapa tahap yaitu tahap uji kesta- dengan bantuan yaitu perangkat lunak Ttide
bilan dan validasi model, tahap menggambar- (Pawlowicz et al., 2002).
kan perambatan gelombang pasut secara
spasial, dan tahap penentuan arus residu pa-
162 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Budiman et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 163
Perambatan Gelombang dan Arus Residu Pasang Surut Teluk . . .
Tabel 2. Perbandingan komponen harmonik arus pasut hasil model dan pengukuran
164 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Budiman et al.
Gambar 5. Scatter plot arus pasang surut hasil model dan pengukuran.
Arus bergerak ke Barat Laut sampai komponen tersebut saja yang tersedia. Grafik
Utara saat pasang atau masuk ke dalam teluk dibuat dalam orientasi Utara-selatan karena
dan bergerak ke Tenggara sampai Selatan posisi titik validasi tepat berada di dalam
saat surut. Perbedaan kemiringan grafik yang kanal dalam arah tersebut (Gambar 6).
dihasilkan antara model dan pengukuran ter- Perbedaan kemiringan pada scatter
jadi karena perbedaan komponen arus yang plot arus pasang surut antara hasil model dan
digunakan. Scatter plot arus hasil model di- pengukuran di titik validasi ini masih dapat
plot yang berdasarkan komponen-v (meri- ditolerir karena nilainya masih relatif kecil
dional: Utara-Selatan) dan komponen-v (zo- yaitu sebesar 12,85. Selisih kecepatan arus
nal: Timur-Barat) sedangkan scatter plot saat pasang dan surut antara hasil model dan
arus pada pengukuran diplot berdasarkan pengukuran masih relatif besar (Tabel 3).
komponenv saja karena hanya data dalam
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 165
Perambatan Gelombang dan Arus Residu Pasang Surut Teluk . . .
Pasang Surut
(dalam cm/s) Model Pengukuran Model Pengukuran
Min 10 8,07 10 2,26
Max 57 151,92 59 54,28
Arah Utara Barat Laut-Utara Tenggara-Selatan Selatan
Hal ini dapat diakibatkan oleh posisi surut) dengan keterlambatan sekitar 3 jam
titik validasi yang berada di kanal dimana dari hasil pengukuran. Arus pengukuran me-
dapat terjadi perubahan yang cepat terhadap miliki kecepatan antara 8,07 151,92 cm/s
nilai kecepatan arus disamping data hasil (saat pasang) dan antara 2,26 54,28 cm/s.
pengukuran yang diplot pada kondisi pasang Hal ini menunjukkan bahwa hasil model le-
purnama (10-11 Nopember 2011), sedangkan bih mendekati hasil pengukuran ketika diplot
hasil model diplot selama 20 hari dimana pada waktu yang sama meskipun masih
kondisi pasang purnama dan pasang perbani memiliki keterlambatan fasa. Namun demi-
masuk dalam perhitungan. Validasi kemudi- kian, hasil ini dinilai yang terbaik yang dapat
an dilanjutkan dengan menggambarkan arus diperoleh setelah melalui berbagai proses
pasang surut hasil model dan pengukuran penyesuaian komponen-komponen hidrodi-
dalam bentuk stick plot dimana waktu) dan namika (koefisien gesekan dasar, batimetri
interval dibuat sama (10-11 Nopember 2011, smoothing). Vektor kecepatan hasil model
interval data 20 jam per-30 menit) dengan tampak lebih miring dalam arah Barat Laut
orientasi Utara-Selatan (Gambar 7). dan arah Selatan karena adanya komponen-u
Arus pasang surut pada hasil model sedangkan pada pengukuran tidak digunakan
memiliki kecepatan antara 5 89,4 cm/s karena hanya pada komponen-v saja yang
(saat pasang) dan antara 4,5 75 cm/s (saat ada.
Gambar 7. Stick plot arus hasil model dan pengukuran di titik validasi selama 20 jam.
166 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Budiman et al.
3.2. Pola Perambatan Gelombang M2 ini. Komponen M2 dan K1 diolah dan Diana-
dan K1 lisis lebih lanjut untuk dapat diketahui peri-
Hasil analisis Ttide terhadap data pa- laku atau pola perambatannya di Teluk
sang surut perairan Teluk Mayalibit menun- Mayalibit. Pola perambatan gelombang pasut
jukkan bahwa pada komponen semidiurnal M2 dan K1 dapat dilihat pada Gambar 8. dan
M2 merupakan komponen yang paling do- 9 di bawah ini.
minan (amplitudo paling tinggi) di wilayah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 167
Perambatan Gelombang dan Arus Residu Pasang Surut Teluk . . .
168 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Budiman et al.
3.3. Arus Residu S2, K1, dan O1. Arus residu M2 dan K1
Arus residu komponen pasut M2 dan ditentukan dengan merata-ratakan arus hasil
K1 ditentukan dengan mensimulasikan mo- simulasi selama 10 periode terakhir M2 dan
del selama 30 hari dengan menggunakan 4 K1. Hasil simulasi arus residu untuk masing-
komponen pasut di batas terbuka sebagai masing komponen M2 dan K1 dapat dilihat
forcing atau penggerak arusnya, yaitu M2, pada Gambar 12 dan 13 di bawah ini.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 169
Perambatan Gelombang dan Arus Residu Pasang Surut Teluk . . .
Arus residu M2 di dalam teluk ber- sedimen dan polutan di wilayah pesisir dan
kisar antara 0,01 0,2 cm/s dan pada umum- teluk dalam jangka panjang (Ramming and
nya lebih mengarah ke dalam teluk dengan Kowalik, 1980).
pola yang seragam (Gambar 12). Pola arus
residu M2 seperti ini dalam jangka waktu IV. KESIMPULAN
lama akan membawa masuk materi-materi di
perairan semakin jauh ke dalam teluk. Arus Pada umumnya validasi model terha-
residu K1 di dalam teluk berkisar antara 0,01 dap pengukuran melalui perbandingan kons-
0,15 cm/s dengan pola yang berbeda antara tanta harmonik dan scatter plot belum me-
bagian Utara dan Selatan (Gambar 13). Arus nunjukkan hasil yang cukup baik dan men-
residu K1 mengalir ke luar teluk menuju laut dekati kondisi di lapangan karena perbedaan
terbuka di sebelah Utara namun bergerak interval data yang digunakan, namun validasi
masuk ke dalam teluk di sebelah Selatan melalui stick plot lebih menunjukkan bahwa
hingga keduanya bertemu di bagian tengah model cukup baik dan mendekati pengukur-
teluk. Pola arus K1 ini akan semakin men- an karena selisih rentang kecepatan antara
jaga materi-materi tetap berada di dalam keduanya yang sangat relatif kecil (model: 5-
teluk dan terakumulasi terutama di bagian te- 89,4 cm/s; pengukuran: 8,07-151,92 cm/s)
ngah teluk. Keberadaan arus residu M2 dan meskipun masih terdapat keterlambatan fasa
K1 ini harus diwaspadai bilamana terjadi sekitar 3 jam.
pembuangan materi atau polutan yang ber- Hasil simulasi menunjukkan perbeda-
lebihan akibat aktifitas manusia di sekitar an signifikan antara kondisi pasang surut
teluk karena akan membuat pencemaran yang beserta arus di dalam dan di luar teluk. Jalur
semakin parah di dalam teluk. Hal ini di- teluk yang panjang, sempit, dan berkelok di-
karenakan besar dan arah dari aliran arus re- duga kuat menjadi penyebab perbedaan ini.
sidu pasang surut akan menentukan pertu- Kesimpulan ini diperkuat dengan hasil simu-
karan massa air dan proses penyebaran serta lasi perambatan gelombang pasang surut M2
pengendapan dari berbagai materi, komposisi dan K1 yang datang dari perairan terbuka
170 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71
Budiman et al.
dimana amplitudonya menjadi 10 kali lebih laut Indonesia No. 477. Jakarta.
rendah di dalam teluk dan mengalami keter- 186hlm.
lambatan fasa sebesar 180(M2) dan juga Fuji-Ie, W., T. Yanagi, and F.P. Siringan.
160(K1). Hasil simulasi fasa gelombang M2 2002. Tide, tidal current, and sedi-
dan K1 tersebut menunjukkan bahwa terjadi ment transport in Manila bay. J. La
kondisi yang berkebalikan antara pasut di Mer., 40(1):137-145.
dalam dan di luar teluk, yaitu ketika elevasi Huffard, C.L., J. Wilson, C. Hitipeuw, C. Ro-
di luar teluk pasang maka pada saat keadaan tinsulu, S. Mangubhai, M.V. Erdman,
yang sama di dalam teluk surut dan begitu- W. Adnyana, P. Barber, J. Manu-
pun sebaliknya. Hal ini mengakibatkan kon- putty, M. Mondong, G. Purba, K.
disi yang berkebalikan juga antara pola arus Rhodes, dan H. Toha. 2010. Pengelo-
di dalam dan di luar teluk. laan berbasis ekosistem di bentang
Hasil simulasi arus residu M2 pada laut kepala burung Indonesia: mengu-
umumnya memperlihatkan pola arus yang bah ilmu pengetahuan menjadi tin-
bergerak seragam ke dalam teluk dan dalam dakan. Ecosystem based management
jangka waktu yang lama akan membawa ma- program: conservation international,
suk materi-materi semakin jauh ke dalam te- the nature conservancy, and WWF
luk. Arus residu K1 di dalam teluk memiliki Indonesia. 10hlm.
pola yang berbeda antara bagian Utara dan Kowalik, Z. and T.S. Murty. 1993. Numeri-
Selatan. Arus residu K1 mengalir ke luar te- cal modeling of ocean dynamics.
luk menuju laut terbuka di sebelah Utara World Scientific Publishing Co. Pte.
namun bergerak masuk ke dalam teluk di Ltd. London. 481p.
sebelah Selatan hingga keduanya bertemu di Matsumoto, K., T. Takanezawa, and M. Ooe.
bagian tengah teluk. Pola arus K1 ini akan 2000. Ocean tide models developed
semakin menjaga materi-materi tetap berada by assimilating TOPEX/POSEIDON
di dalam teluk dan terakumulasi terutama di altimeter data into hydrodynamical
bagian tengah teluk. Keberadaan arus residu model: a global model and a regional
M2 dan K1 harus diwaspadai sebagai faktor model around Japan. Oceanography,
yang dapat memperparah kondisi pencemar- 56:567-581.
an di dalam teluk bilamana terjadi pem- McKenna, S.A., GR. Allen, and S. Suryadi.
buangan materi atau polutan yang berlebihan 2002. A marine rapid assesment of
akibat aktifitas manusia. the Raja Ampat island, Papua Provin-
ce, Indonesia. RAP Bulletin of Biolo-
UCAPAN TERIMA KASIH gical Assesment 22. Conservation In-
ternational, Washington. 18p.
Penulis mengucapkan terima kasih ke- Nugraha, R.B.H. dan H. Surbakti. 2004.
pada Dr. Gentio Harsono, M.Si (DISHID- Simulasi pola arus dua dimensi di
ROS TNI AL) atas penyediaan data batimetri perairan teluk pelabuhan ratu pada
Teluk Mayalibit, Kab. Raja Ampat Provinsi bulan September 2004. J. Kelautan
Papua Barat. Nasional, 40(1):48-55.
Pawlowicz, R., B. Beardsley, and S. Lentz.
DAFTAR PUSTAKA 2002. Classical tidal harmonic analy-
sis including error estimates in MAT-
Bowden, K.F. 1983. Physical oceanography LAB using T_TIDE. J. of Computa-
of coastal waters. Ellis Horwood Li- tional Geosciences, 28:929-937.
mited. New York. 302p. Pemerintah Kabupaten Raja Ampat. 2006.
Dinas Hidro Oseanografi TNI AL. 1996. Peta Atlas sumberdaya pesisir kabupaten
Raja Ampat. Papua Barat. 6hlm.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 1, Juni 2015 171
Perambatan Gelombang dan Arus Residu Pasang Surut Teluk . . .
172 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt71