Anda di halaman 1dari 2

Fasade Bangunan (Selubung Bangunan )

Fasade (facade) secara etimologis berasal dari kata Perancis yang mengadopsi dari
bahasa Italia , yaitu facciata atau faccia, yang berarti wajah. Dalam bidang arsitektur fasade
atau selubung bangunan adalah komponen gedung yang ada di sisi luar atau depan yang
memberikan efek wajah dan karakter dari suatu bangunan. M Suparno, (2013) menjelaskan
bahwa Fasade merupakan ekspresi visual bangunan yang pertama kali di apresiasi oleh
publik, oleh karena itu penilaian terhadap Fasade identik dengan penilaian terhadap suatu
bangunan. Selain menjadi unsur visual bangunan yang pertama diamati, fasade juga memiliki
fungsi penting dalam menciptakan kenyaman termal pada pengguna bangunan.

Fasade sebagai komponen terluar dari suatu arsitektur bangunan akan menjadi bagian
terdahulu yang paling rentan dan riskan terhadap pengaruh keadaan lingkungan disekitarnya,
seperti perubahan cuaca yang ekstrim. Untuk Indonesia sendiri yang beriklim tropis,
ancaman-ancaman yang dihadapi oleh bangunan adalah panas matahari yang bersinar
sepanjang tahun, terpaan air hujan dan kelembapan udara yang tinggi. Hal-hal tersebut dapat
menyebabkan kerusakan pada bangunan, khususnya pada bagian terluarnya, yaitu fasade
bangunan. fasad bangunan akan berlumut, dinding-dinding yang mengalami retak-retak kecil
dan warna bangunan yang memudar. Dengan begitu penentuan fasade bangunan menjadi
salah satu hal penting karena sangat berpengaruh pada performa bangunan itu sendiri.

Perkembangan karakteristik pada fasade sebuah bangunan sangat bergantung dengan


perubahan-perubahan sosial masyarakat di wilayahnya. Perkembangannya dapat berubah dari
waktu ke waktu dalam jangka waktu yang cepat. Dalam merencanakan karakteristik fasade
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu kesehatan, keselamatan, keamanan dan
kenyamanan dengan memicu standarisasi yang telah ada. Hal ini diperlukan agar pengguna
bangunan tetap mampu mendapatkan jaminan keselamatan dan kenyamanan yang optimal
dengan tanpa merusak tujuan dari fasade. Selain itu perencanaan harus mempertimbangkan
pada dampak dari energi yang di konsumsi oleh bangunan itu sendiri. Sukawi (2010)
mengatakan bahwa upaya pemanfaatan selubung bangunan untuk pembahayangan (shading)
merupakan upaya yang sangat bijaksana bagi penghematan energi.
Bio-facade

Bio-facade terdiri dari kata bio yang berarti hidup dan fasad yang berarti selubung
bangunan. Secara harfiah bio-facade berarti selubung bangunan yang salah satu unsurnya
merupakan makhluk hidup. Bio-facade adalah inovasi teknologi dari selubung bangunan
dengan implementasi shading dan kisi-kisi bangunan yang dibuat menyerupai akuarium yang
memungkinkan microalgae berkembang biak di dalamnya dan menghasilkan energi
terbarukan. Teknologi ini telah dikembangkan oleh Arup GMbH dan COLT yang
menghasilkan produk SolarLeaf, dan telah diterapkan di salah sebuah apartemen di Hamburg,
Jerman.

Konsep dari biofacade sendiri adalah memanfaatkan fasad bangunan yang berbentuk
akuarium sebagai bio-reaktor yang memungkinkan alga tumbuh didalamnya. Mengingat fasad
terletak pada luar bangunan yang membuat bio-reaktor terkena intensitas sinar matahari yang
tinggi yang membuat alga dapat melakukan proses fotosintesis dan berkembang biak dengan
baik. Dari proses fotosintesis ini bio-reaktor akan mengubah energi dari sinar matahari dan
memproduksi biomass dan panas yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan energi dalam
gedung.

Menurut Nur Zahrotunnisaa (2013), penggunaan alga hijau sebagai sumber utama, teknologi
terbukti memiliki potensi yang besar untuk ikut andil dalam energi terbarukan sekaligus
sebagai shading bangunan. Merujuk pada eksperimen yang telah dilakukan di apartemen di
Hamburg, yang penggunan bio-facade mampu menghasilkan suplai minyak bagi industri
kosmetik dan air hangat.

Anda mungkin juga menyukai