PANAS BUMI
MAKALAH
Disusun Oleh :
LT 1C
2013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Selama proses penyusunan
makalah, penulis mengalami berbagai kendala dan hambatan, namun berkat dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangannya, maka dari
itu segala kritik dan saran yang membangun akan selalu di terima dengan senang
hati.Semoga laporan yang sederhana ini bermanfaat bagi Almamater, Civitas
Politeknik Negeri Semarang, maupun para pembaca pada umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Pembatasan Makalah 4
1.3 Metode Pengumpulan Data 5
1.4 Sistematika Penulisan Makalah 5
BAB II ISI 7
2.1 Energi Panas Bumi di Bumi 7
2.2 Energi Panas Bumi di Indonesia 7
2.3 Sistem Hidrothermal 12
2.4 Jenis Panas Bumi di Indonesia 15
1. Energi Panas Bumi Uap Panas 16
2. Energi panas Bumi Air Panas 17
3. Energi Panas Bumi Batuan Panas 18
2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi 18
2.6 Prinsip Kerja PLTP 19
2.7 Peralatan pada PLTP 22
BAB III PENUTUP 29
3.1 Kesimpulan 29
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
4. Pengertian, Prinsip Kerja serta Peralatan pada Pembangkit Listrik Tenaga
panas Bumi
2. BAB II ISI
Pada bab II berisi mengenai, Energi Panas Bumi di Bumi, Energi Panas Bumi
di Indonesia, Sistem Hidrothermal, jenis Energi Panas Bumi, Pembangkit
5
Listrik tenaga Panas Bumi, Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi, Peralatan pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.
6
BAB II
ISI
7
Gambar 2.1 Kawah Kamojang
Kegiatan eksplorasi panas bumi di Indonesia baru dilakukan secara luas pada
tahun 1972. Direktorat Vulkanologi dan Pertamina, dengan bantuan Pemerintah
Perancis dan New Zealand melakukan survey pendahuluan di seluruh wilayah
Indonesia. Dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 217 prospek
panas bumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian barat Sumatera,
terus ke Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan kemudian membelok ke arah utara
melalui Maluku dan Sulawesi. Survey yang dilakukan selanjutnya telah berhasil
menemukan beberapa daerah prospek baru sehingga jumlahnya meningkat
menjadi 256 prospek, yaitu 84 prospek di Sumatera, 76 prospek di Jawa, 51
prospek di Sulawesi, 21 prospek di Nusa Tenggara, 3 prospek di Irian, 15 prospek
di Maluku dan 5 prospek di Kalimantan. Sistem panas bumi di Indonesia umumnya
merupakan sistem hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>225oC),
hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang (150225oC).
8
Gambar 2.2 Survey Energi Panas Bumi Di Indonesia
9
Gambar 2.3 Lempeng Tektonik Di Indonesia
10
Gambar 2.4 Plate Tectonic Processes
11
yang bersifat lokal dan oleh sistem depresi kaldera yang terbentuk karena
pemindahan masa batuan bawah permukaan pada saat letusan gunung api yang
intensif dan ekstensif. Reservoir panas bumi di Sumatera umumnya menempati
batuan sedimen yang telah mengalami beberapa kali deformasi tektonik atau
pensesaran setidaktidaknya sejak Tersier sampai Resen. Hal ini menyebabkan
terbentuknya porositas atau permeabilitas sekunder pada batuan sedimen yang
dominan yang pada akhirnya menghasilkan permeabilitas reservoir panas bumi
yang besar, lebih besar dibandingkan dengan permeabilitas reservoir pada
lapanganlapangan panas bumi di Pulau Jawa ataupun di Sulawesi.
12
Gambar 2.5 Arus Konveksi Air
13
Berdasarkan pada jenis fluida produksi dan jenis kandungan fluida
utamanya, sistem hidrotermal dibedakan menjadi dua, yaitu sistem satu
fasa atau sistem dua fasa. Sistem dua fasa dapat merupakan sistem
dominasi air atau sistem dominasi uap. Sistem dominasi uap merupakan
sistem yang sangat jarang dijumpai dimana reservoir panas buminya
mempunyai kandungan fasa uap yang lebih dominan dibandingkan dengan
fasa airnya. Rekahan umumnya terisi oleh uap dan poripori batuan masih
menyimpan air. Reservoir air panasnya umumnya terletak jauh di
kedalaman di bawah reservoir dominasi uapnya. Sistem dominasi air
merupakan sistem panas bumi yang umum terdapat di dunia dimana
reservoirnya mempunyai kandungan air yang sangat dominan walaupun
boiling sering terjadi pada bagian atas reservoir membentuk lapisan
penudung uap yang mempunyai temperatur dan tekanan tinggi.
Dibandingkan dengan temperatur reservoir minyak, temperatur
reservoir panas bumi relatif sangat tinggi, bisa mencapai 3500C.
Berdasarkan pada besarnya temperatur, Hochstein (1990) membedakan
sistem panas bumi menjadi tiga, yaitu:
14
Sistem panas bumi sering kali juga diklasifikasikan berdasarkan
entalpi fluida yaitu sistem entalpi rendah, sedang dan tinggi. Kriteria yang
digunakan sebagai dasar klasifikasi pada kenyataannya tidak berdasarkan
pada harga entalpi, akan tetapi berdasarkan pada temperatur mengingat
entalpi adalah fungsi dari temperatur. Pada tabel di bawah ini ditunjukkan
klasifikasi sistem panas bumi yang biasa digunakan.
Sistem panas
bumi entalpi <90oC <100oC <150oC <125oC
rendah
Sistem panas
bumi entalpi 90150oC 100200oC - 125225oC
sedang
Sistem panas
bumi entalpi >150oC >200oC >150oC >225oC
tinggi
Energi panas bumi adalah termasuk energi primer yaitu energi yang
diberikan oleh alam seperti minyak bumi, gas bumi, batubara dan tenaga air.
Energi primer ini di Indonesia tersedia dalam jumlah sedikit (terbatas)
dibandingkan dengan cadangan energi primer dunia. Sedangkan cadangan energi
panas bumi di Indonesia relatif lebih besar bila dibandingkan dengan cadangan
15
energi primer lainnya, hanya saja belum dimanfaatkan secara optimal. Selain dari
pada itu panas bumi adalah termasuk juga energi yang terbarukan, yaitu energi non
fosil yang bila dikelola dengan baik maka sumberdayanya relatif tidak akan habis,
jadi amat sangat menguntungkan.
Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat
dikelompokkan menjadi:
Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas
bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi
kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat
memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan
antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin
untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali
ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah.
16
2. Energi panas bumi "air panas"
17
3. Energi panas bumi batuan panas
18
Gambar 2.10 Prinsip Kerja PLTU
19
pengumpul uap. Steam Receiving Header dilengkapi dengan Rupture
Disc yang berfungsi sebagai pengaman terakhir unit .Bila terjadi
tekanan berlebih (over pressure) di dalam Steam Receiving maka uap
akan dibuang melaluiVent Structure.Vent Structure berfungsi
untuk warming-up di pipe line ketika akan start unit dan sebagai katup
pengaman yang akan membuang tekanan bila sudden trip terjadi.
b. Dari Steam Receiving Header uap kemudian dialirkan
ke Separator (Cyclone Type) yang berfungsi untuk memisahkan uap
(pure steam) dari benda-benda asing seperti partikel berat (Sodium,
Potasium, Calsium, Silika, Boron, Amonia, Fluor dll).
c. Kemudian uap masuk ke Demister yang berfungsi untuk memisahkan
moisture yang terkandung dalam uap, sehingga diharapkan uap bersih
yang akan masuk ke dalam Turbin.
d. Uap masuk ke dalam Turbin sehingga terjadi konversi energi dari
Energi Kalor yang terkandung dalam uap menjadi Energi Kinetik yang
diterima oleh sudu-sudu Turbin. Turbin yang dikopel dengan generator
akan menyebabkan generatkut berputar saat turbin berputar sehingga
terjadi konversi dari Energi Kinetik menjadi Energi Mekanik.
e. Generator berputar menghasilkan Energi Listrik (Electricity)
f. Exhaust Steam (uap bekas) dari Turbin dikondensasikan di dalam
Condensor dengan sistemJet Spray (Direct Contact Condensor).
g. NCG (Non Condensable Gas) yang masuk kedalam Condensor dihisap
oleh First Ejectorkemudian masuk ke Intercondensor sebagai media
pendingin dan penangkap NCG. Setelah dari Intercondensor, NCG
dihisap lagi oleh Second Ejector masuk ke
dalam Aftercondensorsebagai media pendingin dan kemudian dibuang
ke atmosfir melalui Cooling Tower.
h. Dari Condensor air hasil condensasi dialirkan oleh Main Cooling
Water Pump masuk keCooling Tower. Selanjutnya air hasil
pendinginan dari Cooling Tower uap kering disirkulasikan kembali ke
dalam Condensor sebagai media pendingin.
20
i. Primary Cooling System disamping sebagai pendingin Secondary
Cooling System juga mengisi air pendingin
ke Intercondensor dan Aftercondensor.
j. Overflow dari Cold Basin Cooling Tower akan ditampung untuk
kepentingan Reinjection Pump.
k. River Make-Up Pump beroperasi hanya saat akan mengisi Basin
Cooling Tower.
21
Gambar 2.14 Diagram Prinsip Kerja PLTP
22
Disamping itu ada juga yang dilengkapi dengan Ball Floatt Valve yang
merupakan Valve pengaman dari kemungkinan terbawanya air ke dalam
aliran pipa uap. Bila ada air yang terbawa, bola akan naik dan
menghentikanaliran. Kenaikkan tekanan akan menyebabkan Bursting Disc
pecah dan mengalihkan aliran ke Silincer.
23
berputar menimbulkan gaya sentrifugal. Air akan terlempar ke dinding,
sedangkan uap akan mengisi bagian tengah pipa, dan mengalir keatas. Uap
yang keluar dari separator jenis ini mempuyai tingkat kekeringan (dryness)
yang sangat tinggi, lebih dari 99%. Effisiensi dari jenis ini akan berkurang
bila kecepatan masuk lebih dari 50 m/detik.
24
yang akan disemburkan untuk dibuang, akan menimbulkan kebisingan
yang luar biasa hingga dapat memekakkan telinga dan bahkan bila tanpa
perlindungan telinga, dapat menyebabkan rusaknya pendengaran. Maka
diperlukan Silencer untuk mengurangi kebisingan dan biasanya juga
mengontrol aliran fluida yang akan dibuang. Apabila fluida dari sumur
berupa uap kering, silincer yang digunakan biasanya berupa lubang yang
diisi dengan batuan yang mempunyai ukuran dan bentuk beragam.
25
Turbin dengan tekanan keluaran sama dengan tekanan udara
luar (Atmospheric Exhaust / Back Pressure Turbine) atau disebut juga
turbin tanpa condenser. Pada jenis ini uap keluar dari turbin langsung
dibuang ke udara.
Turbin dengan condenser (Condensing unit Turbine). Pada jenis ini
uap keluar dari turbin dikondensasikan lagi menjadi air di condenser.
26
besar adalah uap bercampur dengan air dingin, di kondensor akan
mencapai kesetimbangan massa dan energi. Pada volume yang sama, air
akan mempunyai massa ratusan kali lipat dibandingkan dengan uap.
Sehingga jika uap dalam massa tertentu mengisi seluruh ruangan dalam
kondensor, kemudian disemprotkan air maka uap akan menyusut
volumenya, karena sebagian atau seluruhnya berubah menjadi air
(tergantung jumlah air yang disemprotkan) yang memiliki volume jauh
lebih kecil. Akibat penyusutan volume uap dalam kondensor inilah akan
mengakibatkan kondisi ruangan dalam kondensro menjadi vakum.
27
bentuk fisik menara yang berbentuk corong tinggi terbuka ke atas. Saat ini
Mechanical Draft Cooling Tower lebih umum digunakan dibandingkan
Natural Draught Cooling Tower.
j. Reinjection Pump
Reinjection pump adalah pompa yang digunakan untuk mngalirkan air
hasil pemisahan dan air kondensat kembali ke dalam perut bumi.
k. Gas Extraction
Untuk menjaga agar kondisi di dalam kondensor tetap vacuum, maka
Non Condensable Gas (NCG) harus dikeluarkan dari kondensor, dengan
cara dihisap oleh Ejector .
28
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
29
c. Dapat diandalkan
PLTP dirancang untuk beroperasi 24 jam sehari sepanjang tahun.
Suatu pembangkit listrik geothermal terletak diatas sumber bahan
bakarnya. Hal ini membuat resisten terhadap hambatan penghasilan
listrik yang diakibatkan oleh cuaca dan bencara alam yang bias
mengganggu transportasi bahan bakar.
d. Fleksibel
Suatu PLTP bisa memiliki rancangan moduler, dengan tambahan
dipasang sebagai peningkatan yang diperlukan untuk memenuhi
permintaan listrik yang meningkat.
e. Mengurangi pengeluaran
Uang tidak perlu dikeluarkan untuk mengimpor bahan bakar untuk
PLTP, selalu terdapat dimana pembangkit itu berada.
f. Pembangunan
PLTP dilokasi terpencil bisa miningkatkan standar kualitas hidup
dengan cara membawa listrik ke orang yang bertempat tinggal jauh
dari sentra populasi listrik.
g. Dengan ratifikasi kyoto protocol menunjukkan komitmen negara
maju terkait global warming untuk insentif atau carbon credit
terhadap pembangunan ( clean development mechanism )
berdasarkan seberapa besar pengurangan CO2 dibandingkan
dengan base line yang telah ditetapkan.
30
Grafik Emisi Gas dari Bermacam-macam Pembangkit
31
f. Terganggunya kelimpahan dan keanekaragaman jenis biota air
karena diperkirakan akan tercemar zat-zat kimia SO2, CO2, CO,
NO2 dan H2S.
32