STEP 1
1. Proteinuria :
Sejumlah kadar protein yang di temukan dalam urin.
Kadar normal maks. 3 gr/ hari ( 1 gr/ hari) ? Kalo lebih tanda
proteinuria.
STEP 2
1) Bagaimana struktur anatomi ginjal?
2) Bagaimana Histologi ginjal?
3) Apa saja fungsi ginjal?
4) Fisiologi pembentukan dan pengeluaran urin?
5) Kenapa pasien mengeluh bengkak pada kedua mata sejak 3 bulan yang lalu,
dan kenapa hampir ke seluruh tubuh?
6) Kenapa edem terlihat pertama kali di kedua mata dan kemudian ke seluruh
tubuh?
7) Obat apa yang diberi dokter sehingga bak bertambah banyak dan alasannya?
8) Apakah ciri-ciri urin normal?
9) Derajat proteinuria dan interpretasinya?
10)Bagaimana patofisiologi proteinuria?
11)DD dari keluhan pasien?
12) Pemeriksaan penunjang untuk keluhan?
13) Terapi keluhan?
STEP 3
1) Bagaimana struktur anatomi ginjal? (gambar)
Morfologi :
Merupakan sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga
retropenial bagian atas.
Bentuk menyerupai kacang merah yang sisi cekungnya menghadap ke medial
dan cembung ke lateral. Di cekungan terdapat hilus renalis, terdapat
pembuluh darah, limfe, saraf, pelvis renalis.
Ukuran ginjal bervariiasi , biasanya pada pria lebih besar dari wanita.
Letak ginjal kanan sedikit lebih atas dari yang kiri, karena yang sebelah
kanan bersyntopi dengan hepar.
Struktur secara anatomis, dibagi menjadi 2, yaitu korteks dan medulla ginjal.
Juga terdapat nefron ginjal (unit terkecil ginjal ) dimana terjadi filtrasi.
Di filtrasi di kapsula bowman kemudian di reabsorbsi di tubulus nya,
kemudian di augmentasi,
Glomerulus kapsula bowman tubulus kontortus proksimal ansa
henle tubulus kontortus distal (augmentasi) duktus koligentes
papilla renalis kaliks minor kaliks mayor pelvis renalis ureter.
Lapisan pembungkus ren : kapsula fibrosa, jaringan lemak, fascia gerota.
2) Bagaimana Histologi ginjal?
Parenkim; Ginjal terbagi menjadi dua zona korteks +/- 1cm, dan medulla
berbentuk pyramid pyramis ren
Unit terkecil ginjal nephron, tersusun atas 2 bagian utama korpuskel
renalis (untuk filtrasi) dan tubulus renalis (reabsorpsi dan augmentasi)
Nephron menurut letak
Kortikal (segmen tipis ansa henle ascendens tak ada)
Juxtamedullar
1. Korpuskel renalis
Terdiri dari glomerulus (kapiler berfenestra) dan kapsula bowman (dibagi
menjadi 2 : lamina visceral dan lamina parietal)
Lamina visceralis kapsula bowman disusun epitel squamos simpleks
termodifikasi podosit
Kapiler glomerulus terdapat sel mesangial untuk penyokong glomerulus
secra struktural, endositosis molekul yang terperangkap dalam membran
basalis, punya reseptor natriuretik peptid, peka terhadap kadar Na dalam
darah (penaturan tekanan darah)
2. Tubulus renalis
a. Pengaturan tekanan darah : Macula densa (pengaturan tekanan
darah)
2 kutub :polus urinary dan vaskuler
3) Apa saja fungsi ginjal (dijelaskan)?
FUNGSI GINJAL
Sintesis Glukosa
Ginjal mensintesis glukosa dari asam amino dan prekursor lain selama puasa
yang panjang (glukoneogenesis).
Edema intrasel juga dapat terjadi pada jaringan yang meradang. Peradangan
permeabilitas membran meningkan natrium dan ion ion lain berdifusi
ke dalam sel diikuti osmosi air edema intrasel.
Edema ekstrasel : ada 2 penyebab utama edema ekstrasel, yaitu kebocoran
abnormal cairan dari plasma ke ruang intersisial dan kegagalan sistem
limfatik untuk mengembalikan cairan dari intersisium ke dalam darah.
Edema yang disebabkan oleh Penurunan Ekskresi Garam dan Air oleh
Ginjal
Sebagian besar natrium klorida yang ditambahkan ke darah tetap berada di
ekstrasel, hanya sebagian kecil yang masuk ke sel adanya penyakit pada
ginjal menurunkan ekskresi natrium klorida dan air dalam urin
sejumlah besar NaCl dan air akan ditambahkan ke cairan ekstrasel
sebagian bocor dan masuk ke rongga intersisial, menyebabkan :
Peningkatan volume cairan intersisial yang besar (edema eksrasel)
Hipertensi akibat peningkatan volume darah
Sumber: Price & Wilson. 2005. Patofisiologi edisi 6 volume 2. Jakarta: EGC
a. Kuman streptococcus.
b. Berhubungan dengan penyakit autoimun lain.
c. Reaksi obat.
d. Bakteri.
e. Virus.
(Sandra M. Nettina,2001).
Manifestasi Klinis
Patofisiologi
Imunopatogenesis
Secara garis besar ada 2 mekanisme terjadinya GN.
1. Circulating immune complex
Antigen dari luar memicu terbentuk antibodi spesifik membentuk
kompleks imun Ag-Ab ikut dalam sirkulasi mengkativasi sistem
komplemen dan berikatan dengan kompleks Ag-Ab terjebak dalam
glomerulus mengendap di sub-endotel dan mesangium aktivasi
sistem komplemen terus berjalan kerusakan glomerulus (berbagai
faktor seperti inflamasi dan mediator inflamasi turut berpengaruh)
2. Terbentuknya deposit kompleks imun secara in-situ : antigen yang
berperan dapat berasal dari komponen membran basal glomerulus
sendiri (fixed antigen) atau substansi dari luar yang terjebak di
glomerulus (planted antigen)
Pemeriksaan Diagnostik
a. Urinalisis (UA).
b. Laju filtrasi glomerulus (LFG).
c. Nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum.
d. Pielogram intravena (PIV).
e. Biopsi ginjal.
f. Titer antistrepsomisin O (ASO).
(Sandra M. Nettina, 2001).
Penatalaksanaan
a. Manifestasi diet:
- Pembatasan cairan dan natrium.
- Pembatasan protein bila BUN sangat meningkat.
b. Farmakoterapi
- Terapi imunosupresif seperti agen sitoksit dan steroid untuk
glomerulonefritis progresif cepat.
- Diuretik, terutama diuretik loop seperti furosemid (lasix), dan bumex.
- Dialisis, untuk penyakit ginjal tahap akhir.
(Sandra M. Nettina, 2001).
Komplikasi
a. Hipertensi.
b. Dekopensasi jantung.
c. GGA (Gagal Ginjal Akut).
(Sandra M. Nettina, 2001).
PIELONEFRITIS
Pielonefritis adalah inflamasi atau infeksi akut pada pelvis renalis, tubula
dan jaringan interstisiel. Penyakit ini terjadi akibat infeksi oleh bakteri
enterit (paling umum adalah Escherichia Coli) yang telah menyebar dari
kandung kemih ke ureter dan ginjal akibat refluks vesikouretral. Penyebab
lain pielonefritis mencakup obstruksi urine atau infeksi, trauma, infeksi
yang berasal dari darah, penyakit ginjal lainnya, kehamilan, atau gangguan
metabolik (Sandra M. Nettina, 2001).
Penyebab pielonefritis yang paling sering adalah Escherichia Coli. Tanda dan
gejalanya adalah demam timbul mendadak, menggigil, malaise, nyeri tekan
daerah kostovertebral, leukositosis, dan bakteriuria
(Sylvia A. Price dan M. Willson, 2005).