BAB I
PENDAHULUAN
1
2
yang kurang atau tidak mengandung bahan aktif hingga kosmetik yang
mengandung bahan-bahan berbahaya.
Adapun serangkaian tahap pemeriksaan dan pengawasan sediaan tersebut
telah dilimpahkan tanggung jawabnya pada Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan Daerah yang sering disingkat BBPOM. Sebagai mahasiswa farmasi
yang harus mengetahui tentang seluk-beluk sediaan farmasi, serangkaian
proses hingga tempat / lokasi pengwasan tersebut harus diketahui dan
dipahami dengan baik dan benar. Oleh karena itu, kita dituntut untuk
melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan di Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan Daerah yang dalam hal ini adalah daerah Nusa Tenggara Barat.
BAB II
TINJAUAN UMUM BADAN PENGAWAS
OBAT DAN MAKANAN
Berikut merupakan sajian gambar bagan struktur organisasi Badan POM Republik
Indonesia:
BAB III
TINJAUAN TENTANG BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
7
8
Berdasarkan peta tersebut, yang termasuk wilayah kerja BBPOM Provinsi Nusa
Tenggara Barat meliputi :
1. Kota Mataram
2. Kabupaten Lombok Barat
3. Kabupaten Lombok Tengah
4. Kabupaten Lombok Timur
5. Kabupaten Lombok Utara
6. Kabupaten Sumbawa
7. Kabupaten Sumbawa Barat
8. Kabupaten Dompu
9. Kabupaten Bima
10. Kota Bima.
Berikut merupakan sajian gambar bagan struktur organisasi Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan Provinsi Nusa Tenggara Barat :
Gambar 4. Bagan struktur organisasi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
9
BAB IV
PEMBAHASAN
11
12
terdaftar serta uji Ganja, Extasi dan Shabu untuk beberapa sampel NAPZA
(Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif). Instrumen-instrumen dalam
laboratorium ini meliputi :
1. HPLC
2. Spektrofotometer
3. KLT (Kromatografi Lapis Tipis)
4. Alat Disolusi untuk menentukan laju pelarutan sediaan tablet agar sesuai
dengan persyaratan disolusi yang tertera pada masing-masing
monografi. Pengujian disolusi tablet merupakan pengujian terhadap
pelepasan zat berkhasiat obat dalam suatu media yang sesuai dengan
keadaan di dalam tubuh. Misalnya cairan lambung menggunakan media
asam dan cairan usus menggunakan media basa. Alat ini diletakkan pada
ruang tersendiri.
5. Desintegrator yaitu alat yang digunakan untuk mengukur waktu hancur
sediaan tablet agar sesuai dengan yang tertera pada masing-masing
monografi. Alat ini diletakkan pada ruang tersendiri bersamaan dengan
dengan alat disolusi.
4. Laboratorium Mikrobiologi
Dalam laboratorium ini dilakukan pengujian terhadap sampel obat seperti
pengujian potensi antibiotika, pengujian terhadap sampel pangan yakni
pengujian cemaran mikroba seperti ALT (Angka Lempeng Total), E. coli,
angka kapang / khamir, Salmonella, Vibrio cholera, Chlostridium
perfringens dan Staphylococcus aureus. Adapun instrumen-instrumen dalam
laboratorium ini adalah meliputi :
1. Autoclave untuk mensterilkan media dan alat-alat plastik atau karet
mengunakan sterilisasi uap pada suhu 121C.
2. Oven untuk mensterilkan alat-alat dari gelas menggunakan sterilisasi
panas kering pada suhu 200C.
3. Inkubator untuk menginkubasi bakteri pada suhu 37C dan
menginkubasi jamur pada suhu 22C.
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Kuliah Kerja Lapangan di Balai Besar Pengawas
Obat dan Makanan Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi Nusa
Tenggara Barat adalah suatu unit pelaksana teknis Badan POM pusat
di daerah Nusa Tenggara Barat yang terletak di kota Mataram.
2. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi Nusa
Tenggara Barat memiliki empat bidang sperti bidang pengawasan
produk terapeutik, narkotik, obat tradisional, kosmetik, dan produk
komplement (TERANAKOKO), bidang pengujian pangan, bahan
berbahaya dan mikrobiologi, bidang pemeriksaan dan penyidikan,
bidang sertifikasi dan layanan informasi konsumen.
3. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi Nusa
Tenggara Barat telah memiliki visi, misi, tugas pokok dan fungsi yang
jelas yang mana telah memiliki berbagai laboratorium pengujian
seperti laboratorium pangan dan bahan berbahaya, terapetik dan
NAPZA (TERANA), obat tradisional dan kosmetik (OTEKTOS)
mikrobiologi lengkap dengan instrument-instrumen canggih
didalamnya.
17
5.2 Saran
Melalui laporan Kuliah Kerja Lapangan di Balai Besar Pengawas
Obat dan Makanan Provinsi Nusa Tenggara Barat, penyusun ingin
21
menyampaikan saran yaitu :
1. Kepada para pelajar khususnya mahasiswa Program Studi Farmasi
diharapkan agar dapat membaca laporan ini sehingga dapat
memperkaya wawasan dan pengetahuan mengenai Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan khususnya yang terletak di Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
20
2. Kepada pihak Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Provinsi
Nusa Tenggara Barat agar terus dikembangkan khususnya mengenai
bangunannya agar ruang laboratoriumnya lebih dilengkapi serta
kebersihan dan ketenangannya tetap dijaga.
18
18
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Fungsi BPOM sebagai Pengawas Obat dan Makanan dan Balai
Besar Pengawas Obat dan Makanan Prov. NTB. Mataram.
LAMPIRAN