PENDAHULUAN
masyarakat di zaman modern ini. Penampilan gigi merupakan aspek penting yang
berperan dalam interaksi sosial manusia (Tin-Oo dkk., 2011). Sebuah survei yang
bahwa penampilan gigi ketika tersenyum merupakan aset yang penting dalam
proporsi gigi, warna, ukuran, serta posisi gigi. Faktor lainnya meliputi penampilan
ketika tersenyum, estetika gingiva, keteraturan gigi geligi, dan hubungan garis
tengah gigi terhadap garis tengah wajah dan bibir (Qualtrough dan Burke, 1994).
diantaranya tidak puas dengan penampilan gigi mereka. Pada studi tersebut, dari
yang tidak puas dengan penampilan giginya, sebanyak 56,2% tidak puas dengan
warna gigi mereka (Tin-Oo dkk., 2011). Studi yang dilakukan di Makassar,
sebanyak 54,4% diantaranya tidak puas dengan warna gigi mereka (Aliyah, 2014).
Studi lain yang dilakukan di Ankara, Turki, menunjukkan bahwa dari 1014
pasien, 55,1% diantaranya merasa tidak puas dengan warna gigi mereka (Akarslan
1
2
dua, yaitu stain intrinsik dan stain ekstrinsik. Stain intrinsik merupakan stain yang
berada di dalam permukaan gigi yang dapat disebabkan oleh antibiotik tetrasiklin,
fluorosis gigi, dan proses penuaan (Terezhalmy dkk., 2008). Stain intrinsik
menyebabkan perubahan warna pada bagian dalam struktur gigi atau dentin
selama masa pertumbuhan gigi. Proses penghilangan stain intrinsik relatif sulit
Torabinejad, 1997). Stain ekstrinsik adalah stain yang terdapat pada permukaan
gigi akibat pewarnaan pelikel. Stain ekstrinsik biasanya disebabkan oleh konsumsi
(Terezhalmy dkk., 2008). Meminum teh sudah menjadi kebiasaan dan budaya
bagi penduduk dunia. Rata-rata konsumsi teh penduduk dunia adalah 120 ml/hari
per kapita (Besral dkk., 2007). Jika konsumsi teh dilakukan secara rutin, zat warna
dalam teh akan terdeposit pada plak dan lapisan biofilm pada permukaan email
yang dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi (Lima dkk., 2008). Stain
Stain tidak hanya dapat melekat pada permukaan gigi asli, tetapi juga
dapat melekat pada gigi tiruan dan basis gigi tiruan. Stain yang melekat dapat
berasal dari makanan, minuman, dan tembakau. Stain melekat dan mengendap di
3
gigi tiruan melalui perantara plak yang bertindak sebagai matriks yang melekat
terlebih dahulu pada gigi tiruan (Jagger dkk., 2002). Menurut Anusavice (2003),
salah satu sifat fisik resin basis gigi tiruan adalah porositas. Sifat fisik tersebut
dapat mempengaruhi estetika dan kebersihan basis gigi tiruan. Porositas juga
dapat mengurangi kekuatan dan mendukung terjadinya pewarnaan pada basis gigi
prophylaxis pada gigi asli dan pemolesan kembali gigi tiruan yang dilakukan oleh
dokter gigi di klinik. Cara lain yang dapat digunakan untuk menghilangkan stain
ekstrinsik adalah menyikat gigi asli dengan pasta gigi pemutih dan merendam
serta menyikat gigi tiruan dengan menggunakan bahan pembersih gigi tiruan
setiap hari di rumah. Pasta gigi pemutih yang diproduksi sekarang, sebagian besar
mengandung bahan abrasif, detergen, agen antitartar, dan agen pemutih gigi
Indonesia memiliki manfaat dalam bidang kedokteran gigi, misalnya buah stroberi
ekstrinsik sebagai bahan tambahan dalam pasta gigi. Fungsi penghilangan stain
ekstrinsik pada buah stroberi kemungkinan disebabkan oleh kandungan zat kimia
asam malat sebagai asam yang dominan, asam elagat, dan hidrogen peroksida
(Ashurst dan Dennis, 1998; Yulianti dkk., 2007; Valentines dkk., 2005). Menurut
4
Margaretha dkk. (2009), asam malat dan asam elagat yang terkandung dalam
sehingga menjadi netral dan menimbulkan efek pemutihan (Fauziah dkk., 2012).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Puspasari dkk. (2011), diperoleh hasil bahwa
jus buah apel (Malus sylvestris Mill.) memiliki kemampuan mencerahkan warna
permukaan email gigi yang berubah warna akibat direndam dalam larutan kopi.
Penelitian tersebut menyebutkan bahwa perendaman gigi dengan jus apel mampu
warna asal sebelum direndam dalam larutan kopi. Berdasarkan hal tersebut,
penambahan ekstrak apel (Malus sylvestris Mill.) ke dalam pasta gigi diharapkan
ekstrinsik yang efektif baik pada gigi asli, gigi tiruan, maupun plat resin akrilik
polimerisasi panas.
B. Rumusan Masalah
ekstrak apel (Malus sylvestris Mill.) pada pasta gigi berpengaruh terhadap
efektivitas penghilangan stain ekstrinsik pada permukaan gigi, gigi tiruan, dan
C. Keaslian Penelitian
Buah apel (Malus sylvestris Mill.) sebagai bahan pemutih gigi telah diteliti
yang berjudul Pengaruh pemberian jus apel (Malus sylvestris Mill.) varietas
Anna pada gigi yang telah direndam larutan kopi terhadap pemutihan gigi secara
in vitro yang ditulis oleh Nuzulya Puspasari, M. Chair Effendi, dan Yuli
Nugraeni pada tahun 2011. Penelitian ini berbeda dalam beberapa hal dengan
teh hitam. Selain itu, pada penelitian sebelumnya subjek penelitian yang
digunakan adalah gigi saja, sedangkan pada penelitian ini menggunakan gigi, gigi
tiruan, dan plat resin akrilik polimerisasi panas sebagai subjek penelitiannya.
D. Tujuan Penelitian
apel (Malus sylvestris Mill.) pada pasta gigi terhadap efektivitas penghilangan
stain ekstrinsik pada permukaan gigi, gigi tiruan, dan plat resin akrilik
E. Manfaat Penelitian
penambahan ekstrak apel (Malus sylvestris Mill.) pada pasta gigi terhadap
efektivitas penghilangan stain ekstrinsik pada permukaan gigi, gigi tiruan, dan
6
plat resin akrilik polimerisasi panas (kajian in vitro). Selain itu, diharapkan hasil
penelitian ini dapat membantu produsen pasta gigi untuk dapat mengembangkan
produk pasta penghilang stain ekstrinsik yang efektif pada gigi asli maupun gigi
tiruan.